Anda di halaman 1dari 10

S o s i a l i s a s i

PMK Nomor 110/PMK.05/2021


tentang
Tata Cara Penetapan Maksimum
Pencairan Penerimaan Negara
Bukan Pajak

Bandung, 22 Juni 2022


Tujuan

1. Satker dapat langsung mencairkan anggaran


sejak awal TA.
Mempercepat realisasi belanja dan
01 capaian output
2. Menghindari penumpukan realisasi pada akhir
TA karena menunggu penerimaan PNBP .
3. Percepatan pencapaian output.

1. MP tahap I, tahap II, dan tahap III berdasarkan


02 Simplifikasi proses pencairan anggaran
usulan.
2. Pengurangan dokumen dalam rangka
pengusulan MP.

1. Konfirmasi dilakukan dengan mekanisme


03 tagging data setoran PNBP melalui aplikasi.
Modernisasi mekanisme pencairan
2. Input setoran dan data MP PNBP diproses
anggaran dengan optimalisasi penggunaan
secara sistem.
sistem teknologi dan informasi
3. Mencegah penerbitan SPM/SP2D melebihi MP
PNBP dengan aplikasi.

04 Penyesuaian terhadap regulasi UU PNBP 1. UU No 9 Tahun 2018 tentang PNBP.


dan PP turunannya 2. PP 58 Tahun 2020 tentang Pengelolaaan PNBP.

2
Prinsip-Prinsip Pencairan Anggaran Sumber dana PNBP

1. Pencairan anggaran yang sumber dananya berasal dari PNBP dilakukan


berdasarkan MP PNBP.
2. MP PNBP tidak dapat melampaui pagu anggaran sumber dana PNBP dalam
DIPA.
3. MP PNBP ditetapkan dengan mempertimbangkan:
a. Realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP tahun anggaran
berjalan;
b. Realisasi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP tahun anggaran
sebelumnya;
c. Proyeksi setoran PNBP dan belanja sumber dana PNBP tahun anggaran
berjalan;
d. Rencana pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran berjalan; dan
e. Hasil monitoring dan evaluasi.
4. Realisasi setoran PNBP memperhitungkan pengembalian PNBP.
5. MP PNBP, diatur dengan ketentuan:
a. Tahap I paling besar 60% dari pagu DIPA sumber dana PNBP.
b. Tahap II paling besar 80% dari pagu DIPA sumber dana PNBP.
c. Tahap III paling besar 100% dari pagu DIPA sumber dana PNBP.

3
Mekanisme Penetapan Pola Penggunaan PNBP (Terpusat/Tidak Terpusat)

Terpusat

Sekretaris Jenderal/Sekretaris
Utama/Sekretaris Kementerian Dirjen Perbendaharaan
Negara/Lembaga atau Pimpinan Unit
Eselon I Penghasil Melakukan penilaian dengan mempertimbangkan:
Mengajukan permohonan penetapan pola 1. Optimalisasi penggunaan dana PNBP; dan Tidak Terpusat
penggunaan PNBP secara terpusat kepada 2. Efektivitas pencapaian kinerja
Direktur Jenderal Perbendaharaan. program/kegiatan Kementerian
Negara/Lembaga
3. Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang
Izin Penggunaan PNBP.

4
Mekanisme Penetapan Maksimum Pencairan PNBP

60%
TAHAP I
1. PNBP Terpusat diajukan oleh Eselon I K/L Maksimal 60%
kepada Dirjen Perbendaharaan. dari pagu DIPA sumber dana PNBP
2. PNBP Tidak Terpusat diajukan oleh KPA (paling cepat bulan Januari)
Satker kepada Kepala Kanwil DJPb.

Optimalisasi penggunaan IT (Aplikasi): 80%


TAHAP II
1. Tagging setoran PNBP. Maksimal 80%
2. Pengajuan MP PNBP. dari pagu DIPA sumber dana PNBP
(paling cepat bulan Juli)
Penilaian pemberian MP PNBP:
1. Realisasi setoran dan belanja TA berjalan;
2. Data realisasi setoran dan belanja PNBP dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun sebelumnya; 100%
TAHAP III
3. Proyeksi setoran PNBP sampai dengan akhir TA Maksimal 100%
berjalan; dari pagu DIPA sumber dana PNBP
4. Rencana pelaksanaan program/kegiatan TA (paling cepat bulan Oktober)
berjalan; dan
5. Hasil monitoring dan evaluasi.

Penguatan Monitoring dan Evaluasi.

5
Perubahan MP PNBP

 MP PNBP yang telah ditetapkan pada tahun anggaran


berjalan dapat dilakukan perubahan dalam hal
terdapat:
1. perubahan target PNBP;
2. perubahan pagu belanja sumber dana PNBP
dalam DIPA;
3. perubahan proyeksi setoran PNBP; dan/atau
4. pengembalian setoran PNBP.
 Perubahan MP PNBP ditetapkan berdasarkan:
1. Permohonan perubahan MP PNBP dari Sekretaris
Jenderal/Sekretaris Utama/ Sekretaris
Kementerian Negara/Lembaga atau Pimpinan unit
eselon I penghasil PNBP; dan/atau
2. Hasil monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan
oleh Kementerian Keuangan.

6
Percepatan Penerbitan MP PNBP

Dalam hal K/L atau Satker Penghasil PNBP memerlukan


kebutuhan dana PNBP lebih cepat dari batas waktu pengajuan
permohonan MP PNBP, K/L atau Satker Penghasil PNBP dapat
mengajukan permohonan percepatan penerbitan MP PNBP
dalam hal realisasi setoran PNBP telah mencapai paling kurang
sebesar:
1. 60% (enam puluh persen) dari target setoran PNBP dalam
DIPA untuk percepatan penetapan MP PNBP tahap II; atau
2. 80% (delapan puluh persen) dari target setoran PNBP
dalam DIPA untuk percepatan penetapan MP PNBP tahap
III.

7
Monitoring dan Evaluasi

Monitoring atas pelaksanaan Hasil monitoring dan evaluasi


rekonsiliasi setoran PNBP digunakan sebagai:
1. Bahan penilaian dalam
penetapan pemberian MP
Evaluasi atas capaian kinerja dan PNBP.
realisasi belanja 2. Bahan pertimbangan
kembali dalam persetujuan
pemberian Izin
Penggunaan PNBP oleh
Evaluasi atas proyeksi penerimaan DJA.
PNBP tahun anggaran berjalan

8
Monitoring dan Evaluasi

1. Petunjuk teknis diatur oleh Dirjen Perbendaharaan.


2. Dirjen Perbendaharaan menetapkan pola penggunaan PNBP
secara terpusat yang sudah berjalan.
3. MP PNBP yang sudah ditetapkan, tetap berlaku sampai dengan
penetapan MP PNBP pertama kali berdasarkan PMK ini.
4. Kelebihan realisasi belanja sumber dana PNBP tahun anggaran
berjalan akan diperhitungkan pada tahun anggaran berikutnya.
5. Ketentuan mengenai tata cara penetapan MP PNBP yang diatur
dalam PMK 190/2012, PMK 160/2015, PMK 109/2016 dan
petunjuk teknisnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

9
TERIMA KASIH

www.djpb.kemenkeu.go.id @ditjenperbendaharaan Direktorat Jenderal Perbendaharaan @DJPbKemenkeu_RI


DJPb.KemenkeuRI
- DJPb Kemenkeu RI

Anda mungkin juga menyukai