6. Extraordinary Items
1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi yang telah
tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi
yang diperoleh dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi.
2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed
dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun sebagian
investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi mungkin akan
menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk (downward).
3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada harga
sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan melakukan
sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan munculnya
informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar
dengan semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap upward
dengan yang bersikap downward.
Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB
menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai
1965.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan
lebih dahulu melalui media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan
secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan
BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar
(good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi
BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam
bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan abnormal positif (keuntungan
di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di
Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231,
menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.
Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan
Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan.
Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window,
yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan
pengumuman).
dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan
Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi karena
dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar, kecuali
informasi laba.
Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam wider window berkurang
karena dalam waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman
Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider
window.
Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window,
dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah cause (penyebab) reaksi pasar. Alasannya
adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang masuk ke pasar.
Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split,
maka perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat
dikategorikan sebagai causation.
Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider
window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return
pasar.
Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang
masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window
dikategorikan sebagai association.
ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas
keuangan.
berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon
lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan
1. Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa
depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.
informasi laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang
saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3. Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan
berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat
pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan
pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi
Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang
Extraordinary Items :
Pengertian yang tegas tentang extraordinary item harus dibuat. Jangan sampai
operasi normal.
karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila
Kalau tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin
earningsnya akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak
hanya permanent earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara)
meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1 karena
peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau
penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk
net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan
mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk
3. Teori Prospek
4. Beta
Namun demikian, perspektif pengukuran juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value
yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak
mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.
Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan menyebabkan
laporan keuangan tidak bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan ujung tombak profesi
akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak bisa diaudit. Karena itu, batasan
measurement perspective adalah berusaha untuk menggunakan pengukuran yang berorientasi
pada fair value terhadap laporan keuangan pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan
pokok tersebut tidak berkurang.
Measurement perspective bukan untuk mengganti historical cost. Apabila suatu measurement
tidak reliabel, maka tetap menggunakan historical cost.
Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas.
Batasannya adalah, kita menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama
reliabilitas tidak terganggu. Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit
oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung
tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan pada posisi yang berisiko karena
dituntut.
Mengapa Perspektif Pengukuran mengusulkan untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih
relevan (more value-relevant information) dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar
modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup?
Berdasarkan information perspektif, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan
mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi
investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa diasumsikan banyak
rasional investor dan informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi akuntansi. Riset
empiris tentang efisiensi pasar modal telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba
bermanfaat bagi pasar. Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan informasi
perspektif, seperti :
Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa perspektif pengukuran dapat
meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi
akuntansi tersebut.
Teori Prospek :
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan
individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.
Reference point.
Utility function.
Loss aversion.
Beta :
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan
perubahan harga pasar.
Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, beta pasar
dapat diestimasi dengan
CAPM :
Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan
pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini
menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang
ada.
Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas
tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan
risiko pasar.
Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta
fundamental.
Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti data return menjadi data
laba (earnings).
Beta fundamental dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout,
pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.
Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap dinyatakan
terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini sesuai dengan
prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga berorientasi pada
measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan penilaian
tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi daripada investor.
Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar dalam decision usefulness.