Anda di halaman 1dari 11

KEBERMANFAATAN INFORMASI AKUNTANSI

THE INFORMATION PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS

1. Pengertian Perspektif Informasi

2. Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi

3. Temuan tentang Respon Pasar

4. Causation dan Association

5. Earnings Response Coefficients (ERC)

6. Extraordinary Items

Pengertian Perspektif Informasi :

- Information perspective berkaitan dengan penyamaan kegunaan (usefulness)


informasi dengan kandungan informasi (information content).
- Information perspective pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan yang
mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan perusahaan
yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebut.
Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat
dari manapun sumbernya, termasuk laporan keuangan.

Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi :

Apa alasan pasar bereaksi terhadap informasi keuangan?

1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi yang telah
tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh besar-kecilnya informasi
yang diperoleh dan kemampuan untuk menginterpretasi informasi.
2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi lebih informed
dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita baik ini. Namun sebagian
investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi mungkin akan
menginterpretasikan informasi laba tersebut sebagai berita buruk (downward).
3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli sekuritas pada harga
sekarang, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya downward akan melakukan
sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan munculnya
informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume perdagangan akan semakin besar
dengan semakin besarnya perbedaan ekspektasi antara investor yang bersikap upward
dengan yang bersikap downward.

Temuan tentang respon pasar :

 Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB

menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai

1965.

 Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan

keuangan. Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan

lebih dahulu melalui media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan

secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan

Desember terbit sekitar bulan Februari tahun berikutnya.

 BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar

(good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi

ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi.

 BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam
bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan abnormal positif (keuntungan

di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di

bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.

 Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231,

menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.

Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan

kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.

 Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan.

 Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window,

yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan

pengumuman).

 Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal cenderung berkurang dengan bertambahnya

dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan

sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh

keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan pengumuman BN


yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman
memperoleh kerugian 9% di bawah pasar.

 Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu.

 Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi karena

dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar, kecuali

informasi laba.

 Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam wider window berkurang
karena dalam waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman

laba yang terkait dengan saham.

Causation dan Association :

 Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider
window.

 Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window,
dapat diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah cause (penyebab) reaksi pasar. Alasannya
adalah karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang masuk ke pasar.
Seandainyapun ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split,
maka perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat
dikategorikan sebagai causation.

 Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider
window, dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return
pasar.

Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang
masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window
dikategorikan sebagai association.

Earnings Response Coefficients (ERC) :

ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas

sebagai respon terhadap komponen tidak diharapkan (unexpected component) informasi

keuangan.

Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif terhadap

berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon
lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan

perusahaan lain? Penyebab hal ini adalah ERC yang berbeda.

 Faktor yang menentukan perbedaan ERC:

1. Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa

depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.

2. Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman

informasi laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang

saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan

dengan tingkat leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.

3. Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan

berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat

sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena

pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.

4. Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi

ERC. Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam

kaitannya dengan informasi.

5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan

pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi

pasar (semakin tinggi ERC).

6. The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya


adalah firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba.

Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang

sering muncul dalam perberitaan dan media massa.

Extraordinary Items :

 Karakteristik extraordinary item:

 Tidak diharapkan sering terjadi sepanjang tahun.

 Tidak merupakan aktivitas normal perusahaan.

 Tidak tergantung pada keputusan dan determinasi manajemen atau pemilik.

 Pengertian yang tegas tentang extraordinary item harus dibuat. Jangan sampai

manajemen melakukan classificatory smoothing, yaitu melakukan income smoothing

dengan mengklasifikasi extraordinary item sebagai unsur earnings dari aktivitas

operasi normal.

 Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba

karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila

tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi earnings perusahaan.

 Kalau tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin

earningsnya akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak

hanya permanent earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara)

yang berasal dari extraordinaty item tersebut.


 High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan mengumumkan telah berhasil

mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk

meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1 karena

diharapkan net income masa depan akan lebih besar.

 Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya

peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau

penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk

mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.

 Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan meningkatnya

net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan

mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk

bereaksi terhadap GN ini.

THE MEASUREMENT PERSPECTIVE ON DECISION USEFULNESS :

1. Konsep Perspektif Pengukuran

2. Alasan Perspektif Pengukuran

3. Teori Prospek

4. Beta

5. Auditors’ Legal Liability


Konsep Perspektif Pengukuran :

 Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah suatu


pendekatan yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai
wajar terhadap laporan keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti
meningkatnya tanggungjawab akuntan untuk membantu investor dalam memprediksi kinerja
masa depan perusahaan.

 Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan


meninggalkan reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.

 Perspektif Pengukuran dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya


informasi akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor terhadap
informasi tersebut akan semakin besar.

 Namun demikian, perspektif pengukuran juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value
yang dapat dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak
mengakibatkan menurunnya reliabilitas laporan keuangan tersebut.

 Perspektif pengukuran berusaha untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan


mengambil tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran
fair value terhadap laporan keuangan pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan
bahwa ada dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan reliabilitas, yang harus dijaga
keseimbangannya.

 Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan menyebabkan
laporan keuangan tidak bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan ujung tombak profesi
akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan keuangan tidak bisa diaudit. Karena itu, batasan
measurement perspective adalah berusaha untuk menggunakan pengukuran yang berorientasi
pada fair value terhadap laporan keuangan pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan keuangan
pokok tersebut tidak berkurang.

 Measurement perspective bukan untuk mengganti historical cost. Apabila suatu measurement
tidak reliabel, maka tetap menggunakan historical cost.
 Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas.
Batasannya adalah, kita menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama
reliabilitas tidak terganggu. Mengapa? Unsur reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit
oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok akuntansi dan menjadi ujung
tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan pada posisi yang berisiko karena
dituntut.

Alasan Perspektif Pengukuran :

Mengapa Perspektif Pengukuran mengusulkan untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih
relevan (more value-relevant information) dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar
modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan pengungkapan lain sudah cukup?

 Berdasarkan information perspektif, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan
mengandalkan pengungkapan penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi
investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting adalah bahwa diasumsikan banyak
rasional investor dan informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi akuntansi. Riset
empiris tentang efisiensi pasar modal telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba
bermanfaat bagi pasar. Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan informasi
perspektif, seperti :

 Laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%

 Pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga

 Tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat.

Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa perspektif pengukuran dapat
meningkatkan relevansi informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi
akuntansi tersebut.

Teori Prospek :
Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan

dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan

individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.

Aksioma-aksioma dalam teori prospek meliputi:

 Reference point.

 Utility function.

 Loss aversion.

Beta :

 Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan
perubahan harga pasar.

 Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, beta pasar
dapat diestimasi dengan

CAPM :

 Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan
pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar

 Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini
menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang
ada.

 Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas
tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan
risiko pasar.
 Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi dan beta
fundamental.

Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti data return menjadi data
laba (earnings).

Beta fundamental dihitung dengan berbagai variabel fundamental seperti: dividend payout,
pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset size, dan earnings variability.

Auditors’ Legal Liability :

 Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap dinyatakan
terlalu tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini sesuai dengan
prinsip konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga berorientasi pada
measurement perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan penilaian
tentang risiko karena perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi daripada investor.
Pengungkapan risiko ini memiliki potensi yang besar dalam decision usefulness.

 Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan measurement perspective dengan


mengadopsi fair value seperti mark-to-market. Akuntan dapat secara eksplisit menjawab
tuntutan hukum masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan keuangan telah mengantisipasi
perubahan nilai instrumen keuangan apakah akan mengarah ke kelangsungan hidup atau ke
kebangkrutan. Dalam hal ini estimasi dan judgment banyak digunakan. Karena itu, akuntan
dapat mengadopsi fair value hanya apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi
keuangan tidak berkurang.

Anda mungkin juga menyukai