Anda di halaman 1dari 25

Kebermanfaatan

Informasi Akuntansi
1. Imron Ramadhani 19201320504
2. Aryo Baskoro 19201320514
3. Nauw Mekselina 19201320508
THE INFORMATION PERSPECTIVE ON
DECISION USEFULNESS

1. Pengertian Perspektif Informasi


2. Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi
3. Temuan tentang Respon Pasar
4. Causation dan Association
5. Earnings Response Coefficients (ERC)
6. Extraordinary Items
Pengertian Perspektif Informasi

Information perspective berkaitan dengan penyamaan kegunaan (usefulness)


informasi dengan kandungan informasi (information content).
Information perspective pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan
yang mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa
depan perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang
bermanfaat untuk tujuan tersebut. Pendekatan ini mengakui bahwa pasar akan
bereaksi terhadap informasi yang bermanfaat dari manapun sumbernya,
termasuk laporan keuangan.
Alasan Pasar Bereaksi terhadap Informasi

Apa alasan pasar bereaksi terhadap informasi keuangan?


1. Keyakinan sebelumnya (prior belief) investor yang didasarkan pada informasi
yang telah tersedia tidak sama. Ketidaksamaan tersebut dipengaruhi oleh
besar-kecilnya informasi yang diperoleh dan kemampuan untuk
menginterpretasi informasi.
2. Dengan masuknya informasi baru berupa laba, sebagian investor menjadi
lebih informed dan merevisi ekspektasinya (upward) dengan datangnya berita
baik ini. Namun sebagian investor lain yang sebelumnya memiliki ekspektasi
yang terlalu tinggi mungkin akan menginterpretasikan informasi laba tersebut
sebagai berita buruk (downward).
Lanjutan

3. Investor yang merevisi ekspektasinya upward akan bersedia membeli


sekuritas pada harga sekarang, sedangkan investor yang merevisi
ekspektasinya downward akan melakukan sebaliknya.
4. Kita dapat mengobservasi jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan
munculnya informasi baru berupa laba ini. Seharusnya volume
perdagangan akan semakin besar dengan semakin besarnya perbedaan
ekspektasi antara investor yang bersikap upward dengan yang bersikap
downward.
Temuan tentang respon pasar

 Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) memulai tradisi riset empiris pasar modal. BB
menguji sampel 261 perusahaan publik yang terdaftar di NYSE dari tahun 1957 sampai
1965.
 Studi ini bertujuan untuk mengetahui respon pasar terhadap kandungan informasi laporan
keuangan. Perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan keuangan
lebih dahulu melalui media massa baru kemudian dikeluarkan laporan keuangan tahunan
secara resmi. Perlu diketahui bahwa laporan keuangan tahunan yang berakhir bulan
Desember terbit sekitar bulan Februari tahun berikutnya.
 BB menguji apakah kandungan laba yang diumumkan lebih besar dari ekspektasi pasar
(good news) atau lebih kecil dari ekspektasi pasar (bad news). Hal ini membutuhkan proksi
ekspektasi pasar. BB menggunakan laba tahun lalu sebagai proksi.
Lanjutan

 BB menemukan bahwa dalam rentang waktu sempit, narrow window, yaitu 1 bulan (dalam
bulan Februari tersebut), investor mendapatkan keuntungan abnormal positif (keuntungan
di atas rata-rata pasar) untuk pengumuman GN dan kerugian abnormal negatif (kerugian di
bawah rata-rata pasar) untuk pengumuman BN.
 Pola tersebut ternyata konsisten. Pengumuman laba GN, dengan sampel 1.231,
menunjukkan keuntungan abnormal positif dalam bulan pengumuman laba yang sama.
Demikian juga dengan pengumuman laba BN, dengan sampel 1.109, menunjukkan
kerugian abnormal negatif dalam bulan pengumuman yang sama.
 Temuan ini menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap informasi laba yang diumumkan.
Lanjutan

 Pengujian kemudian dikembangkan dengan rentang waktu lebih lebar, wider window,
yaitu 18 bulan (11 bulan sebelum bulan pengumuman, dan 6 bulan setelah bulan
pengumuman).
 Tingkat keuntungan dan kerugian abnormal cenderung berkurang dengan bertambahnya
dimensi waktu. Pada kasus ini, saham dengan pengumuman GN yang diperoleh 11 bulan
sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke 6 setelah pengumuman memperoleh
keuntungan 6% di atas keuntungan rata-rata pasar. Sedangkan saham dengan
pengumuman BN yang dibeli 11 bulan sebelum pengumuman dan dijual akhir bulan ke
6 setelah pengumuman memperoleh kerugian 9% di bawah pasar.
 Reaksi investor terhadap pengumuman berkurang dengan bertambahnya dimensi waktu.
Lanjutan

 Reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam narrow window lebih tinggi karena
dalam waktu singkat tidak terjadi kejadian tertentu yang mempengaruhi pasar, kecuali
informasi laba.
 Sedangkan reaksi pasar terhadap informasi akuntansi dalam wider window berkurang
karena dalam waktu yang relatif panjang dapat terjadi hal-hal lain selain pengumuman
laba yang terkait dengan saham.
Causation dan Association

 Dalam studi BB ditemukan bahwa ada perbedaan return antara narrow window dengan wider window.
 Apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam narrow window, dapat
diargumentasi bahwa informasi akuntansi adalah cause (penyebab) reaksi pasar. Alasannya adalah
karena dalam narrow window belum terdapat informasi lain yang masuk ke pasar. Seandainyapun
ada informasi lain yang masuk, misalnya pengumuman dividen dan stock split, maka perusahaan
tersebut dikeluarkan dari sampel. Maka, studi dengan narrow window dapat dikategorikan sebagai
causation.
 Sebaliknya, apabila reaksi pasar terhadap informasi laporan keuangan diamati dalam wider window,
dapat dikatakan bahwa informasi akuntansi berhubungan secara positif terhadap return pasar.
Alasannya adalah karena dalam wider window, dimungkinkan sudah banyak informasi lain yang
masuk ke pasar selain informasi tentang laba. Karena itu, studi tentang wider window
dikategorikan sebagai association.
Earnings Response Coefficients (ERC)

ERC adalah koefisien yang mengukur besarnya keuntungan abnormal sebuah sekuritas
sebagai respon terhadap komponen tidak diharapkan (unexpected component) informasi
keuangan.
Seperti dijelaskan sebelumnya, BB menemukan keuntungan abnormal positif terhadap
berita baik dan negatif terhadap berita buruk secara rata-rata. Mengapa pasar merespon
lebih kuat terhadap berita baik atau berita buruk pada suatu perusahaan dibandingkan
perusahaan lain? Penyebab hal ini adalah ERC yang berbeda.
Lanjutan

 Faktor yang menentukan perbedaan ERC:


1. Beta. Semakin tingi beta (semakin tinggi risiko keuntungan diharapkan masa
depan), semakin rendah reaksi investor terhadap jumlah earnings tidak diharapkan.
2. Capital structure. Apabila tingkat leverage perusahaan tinggi, pengumuman
informasi laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada bagi pemegang
saham. Karena itu, reaksi pasar lebih rendah terhadap berita baik perusahaan
dengan tingkat leverage yang tinggi dibandingkan tingkat leverage lebih rendah.
3. Persistence. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap informasi laba yang diharapkan
berlaku konsisten dalam jangka panjang dibandingkan informasi laba yang bersifat
sementara. Reaksi pasar lebih tinggi terhadap pengumuman laba karena
pengenalan produk baru daripada pengumuman laba karena penjualan aktiva tetap.
Lanjutan

4. Earnings quality. Semakin tinggi kualitas earnings diharapkan semakin tinggi


ERC. Kualitas earnings adalah besarnya probabilitas main diagonal dalam
kaitannya dengan informasi.
5. Growth opportunity. Berita baik dan berita buruk mengimplikasikan prospek akan
pertumbuhan laba. Semakin tinggi pertumbuhan laba akan semakin besar reaksi
pasar (semakin tinggi ERC).
6. The informativeness of price (firm size). Semakin informatif harga (proksinya
adalah firm size), semakin sedikit kandungan informasi tentang pengumuman laba.
Reaksi pasar tidak terlalu besar atas pengumuman laba perusahaan besar yang
sering muncul dalam perberitaan dan media massa.
Extraordinary Items

 Karakteristik extraordinary item:


 Tidak diharapkan sering terjadi sepanjang tahun.
 Tidak merupakan aktivitas normal perusahaan.
 Tidak tergantung pada keputusan dan determinasi manajemen atau pemilik.

 Pengertian yang tegas tentang extraordinary item harus dibuat. Jangan sampai
manajemen melakukan classificatory smoothing, yaitu melakukan income smoothing
dengan mengklasifikasi extraordinary item sebagai unsur earnings dari aktivitas
operasi normal.
Lanjutan

 Dengan karakteristik tersebut, persistensi (kemampuan terjadi terus-menerus) laba


karena extraordinary item rendah. Unsur-unsur ini harus diungkapkan karena apabila
tidak, pasar akan salah menafsirkan persistensi earnings perusahaan.

 Kalau tahun ini ada unsur extraordinaty item, maka tahun depan mungkin
earningsnya akan lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh unsur earnings tahun ini tidak
hanya permanent earnings (yang persisten) tetapi juga transitory earnings (sementara)
yang berasal dari extraordinaty item tersebut.
Lanjutan

 High persistence (ERC lebih dari 1). Perusahaan mengumumkan telah berhasil
mengembangkan produk baru. Perusahaan berhasil menemukan metode untuk
meningkatkan efisiensi cukup signifikan. GN ini akan direaksi pasar lebih dari 1 karena
diharapkan net income masa depan akan lebih besar.
 Persistence of 1 (ERC adalah 1). Perusahaan mengumumkan GN dengan adanya
peningkatan net income yang disebabkan oleh laba penjualan aktiva tetap atau
penghentian suatu kegiatan usaha. Hal ini terjadi karena tidak ada alasan untuk
mengharapkan laba seperti ini akan terulang kembali.
 Persistence of 0 (ERC adalah 0). Perusahaan mengumumkan GN dengan meningkatnya
net income yang disebabkan oleh perubahan metode akuntansi, misalnya perusahaan
mengkapitalisasi biaya organisasi atau biaya promosi. Tidak ada alasan bagi pasar untuk
bereaksi terhadap GN ini.
THE MEASUREMENT PERSPECTIVE ON
DECISION USEFULNESS

1. Konsep Perspektif Pengukuran


2. Alasan Perspektif Pengukuran
3. Teori Prospek
4. Beta
5. Auditors’ Legal Liability
Konsep Perspektif Pengukuran

 Perspektif pengukuran (measurement perspective) terhadap pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan
yang menuntut akuntan untuk melaksanakan tanggungjawab memasukkan nilai wajar terhadap laporan
keuangan pokok, dengan reliabilitas yang masih rasional, yang berarti meningkatnya tanggungjawab akuntan
untuk membantu investor dalam memprediksi kinerja masa depan perusahaan.
 Tujuannya adalah untuk meningkatkan relevansi laporan keuangan, tetapi jangan meninggalkan
reliabilitasnya dalam rangka membantu investor mengambil keputusan.
 Perspektif Pengukuran dapat meningkatkan earnings quality dengan semakin relevannya informasi
akuntansi. Apabila informasi akuntansi semakin relevan, maka reaksi investor terhadap informasi tersebut
akan semakin besar.
 Namun demikian, perspektif pengukuran juga dibatasi oleh reliabilitas. Metode fair value yang dapat
dimasukkan dalam laporan keuangan pokok adalah metode yang tidak mengakibatkan menurunnya
reliabilitas laporan keuangan tersebut.
Lanjutan

 Perspektif pengukuran berusaha untuk meningkatkan relevansi informasi akuntansi. Akuntan mengambil
tanggungjawab untuk membantu investor dengan cara menggunakan pengukuran fair value terhadap laporan keuangan
pokok. Akan tetapi, sesuai dengan SFAC 2 menyatakan bahwa ada dua kualitas informasi pokok, yaitu relevansi dan
reliabilitas, yang harus dijaga keseimbangannya.
 Apabila hanya memperhatikan relevansi, maka reliabilitas akan berkurang dan menyebabkan laporan keuangan tidak
bisa diaudit. Akuntan publik yang merupakan ujung tombak profesi akuntansi tidak lagi bisa berjalan karena laporan
keuangan tidak bisa diaudit. Karena itu, batasan measurement perspective adalah berusaha untuk menggunakan
pengukuran yang berorientasi pada fair value terhadap laporan keuangan pokok asalkan kualitas reliabilitas laporan
keuangan pokok tersebut tidak berkurang.
 Measurement perspective bukan untuk mengganti historical cost. Apabila suatu measurement tidak reliabel, maka
tetap menggunakan historical cost.
 Namun demikian, tidak mudah menggunakan fair value tanpa mengurangi reliabilitas. Batasannya adalah, kita
menggunakan fair value untuk meningkatkan relevansi selama reliabilitas tidak terganggu. Mengapa? Unsur
reliabilitas menjadi dasar untuk pelaksanaan audit oleh akuntan publik. Akuntan publik adalah gambaran pokok
akuntansi dan menjadi ujung tombak akuntansi. Akuntan publik jangan ditempatkan pada posisi yang berisiko karena
dituntut.
Alasan Perspektif Pengukuran

Mengapa Perspektif Pengukuran mengusulkan untuk memasukkan informasi yang bernilai lebih relevan (more value-relevant
information) dalam laporan keuangan pokok, padahal teori pasar modal efisien berimplikasi bahwa catatan kaki dan
pengungkapan lain sudah cukup?
 Berdasarkan information perspektif, historical cost digunakan sebagai basis akuntansi dan mengandalkan pengungkapan
penuh untuk meningkatkan manfaat informasi akuntansi bagi investor. Bentuk pengungkapan tidak penting, yang penting
adalah bahwa diasumsikan banyak rasional investor dan informed investor yang bereaksi cepat terhadap informasi
akuntansi. Riset empiris tentang efisiensi pasar modal telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya informasi laba bermanfaat
bagi pasar. Akan tetapi, ada berbagai pertanyaan berkaitan dengan informasi perspektif, seperti :
 Laba hanya direaksi oleh pasar sebesar 2% - 5%
 Pasar modal mungkin tidak seefisien yang diduga
 Tuntutan tanggungjawab hukum oleh masyarakat terhadap akuntan meningkat.
Ketiga alasan tersebut mendasari adanya kemungkinan bahwa perspektif pengukuran dapat meningkatkan relevansi
informasi akuntansi tanpa mengabaikan reliabilitas informasi akuntansi tersebut.
Teori Prospek

Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang mengambil keputusan
dalam kondisi tidak pasti. Substansi teori prospek adalah proses pembuatan keputusan
individual yang berlawanan dengan pembentukan harga yang biasa terjadi di ilmu ekonomi.
Aksioma-aksioma dalam teori prospek meliputi:
 Reference point.
 Utility function.
 Loss aversion.
Beta

 Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta menggambarkan besarnya
perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan perubahan harga pasar.
 Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan pasar, beta pasar dapat diestimasi dengan
CAPM.
 Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis
suatu sekuritas terhadap risiko pasar
 Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko ini menggambarkan faktor
ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas yang ada.
 Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta sekuritas tersebut bernilai 1. Beta
bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama dengan risiko pasar.
Lanjutan

 Selain beta pasar, ada juga beta lain yang dikenal, yaitu: beta akuntansi
dan beta fundamental.
Beta akuntansi dihitung sama dengan beta pasar dengan mengganti
data return menjadi data laba (earnings).
Beta fundamental dihitung dengan berbagai variabel fundamental
seperti: dividend payout, pertumbuhan aktiva, leverage, likuiditas, asset
size, dan earnings variability.
Auditors’ Legal Liability

 Akuntan menghadapi risiko tuntutan hukum yang lebih besar apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu
tinggi dibandingkan apabila aktiva tetap dinyatakan terlalu rendah. Hal ini sesuai dengan prinsip
konservatisme. Pengungkapan terhadap risiko (value at risk) juga berorientasi pada measurement
perspective. Dalam hal ini, perusahaan (bukan investor) menyiapkan penilaian tentang risiko karena
perusahaan lebih mengerti risiko yang mereka hadapi daripada investor. Pengungkapan risiko ini
memiliki potensi yang besar dalam decision usefulness.
 Akuntan dapat memproteksi diri dengan penggunaan measurement perspective dengan mengadopsi
fair value seperti mark-to-market. Akuntan dapat secara eksplisit menjawab tuntutan hukum
masyarakat dengan mengatakan bahwa laporan keuangan telah mengantisipasi perubahan nilai
instrumen keuangan apakah akan mengarah ke kelangsungan hidup atau ke kebangkrutan. Dalam hal
ini estimasi dan judgment banyak digunakan. Karena itu, akuntan dapat mengadopsi fair value hanya
apabila dengan pengukuran tersebut reliabilitas informasi keuangan tidak berkurang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai