Anda di halaman 1dari 46

Overview Pemeriksaan

Sektor Publik

Drs. Sugeng Praptoyo,SH,MM,MH,CPA,Ak.,CA,CIFRS L, SAS, CPI

Pertemuan ke 1
REFERENSI:
Badan Pemeriksa Keuangan RI, Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara, BPK, 2017
SISTEMATIKA SPKN (2007)
PENDAHULUAN
TUJUH PERNYATAAN STANDAR

1 UMUM
PELAPORAN PEMERIKSAAN
2 PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN KEUANGAN 3 KEUANGAN

PELAKSANAAN PELAPORAN PEMERIKSAAN


4 PEMERIKSAAN KINERJA 5 KINERJA

PELAKSANAAN
6 PEMERIKSAAN DENGAN
TUJUAN TERTENTU
7 PELAPORAN PEMERIKSAAN
DENGAN TUJUAN TERTENTU
SPKN (2007) SPKN (2017)

1. LAMPIRAN I (PENDAHULUAN 1. LAMPIRAN I KERANGKA


STANDAR PEMERIKSAAN)
KONSEPTUAL PEMERIKSAAN
2. LAMPIRAN II (PSP 01 STANDAR
UMUM) 2. LAMPIRAN II PSP 100 -
STANDAR UMUM
3. LAMPIRAN III (PSP 02 STANDAR
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN 3. LAMPIRAN III PSP 200 -
KEUANGAN) STANDAR PELAKSANAAN
4. LAMPIRAN IV (PSP 03 STANDAR PEMERIKSAAN
PELAPORAN PEMERIKSAAN 4. LAMPIRAN IV PSP 300 -
KEUANGAN) STANDAR PELAPORAN
5. LAMPIRAN V (PSP 04 STANDAR PEMERIKSAAN
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
KINERJA)
6. LAMPIRAN VI (PSP 05 STANDAR
PELAPORAN PEMERIKSAAN
KINERJA)
7. LAMPIRAN VII (PSP 06 STANDAR
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
DENGAN TUJUAN TERTENTU)
8. LAMPIRAN VIII (PSP 07 STANDAR
PELAPORAN PEMERIKSAAN DENGAN
STANDAR PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA (2017)
LAMPIRAN I KERANGKA KONSEPTUAL
PEMERIKSAAN

LAMPIRAN II PSP 100 - STANDAR UMUM

LAMPIRAN III PSP 200 - STANDAR PELAKSANAAN


PEMERIKSAAN

LAMPIRAN IV PSP 300 - STANDAR PELAPORAN


PEMERIKSAAN
LAMPIRAN I

KERANGKA KONSEPTUAL
PEMERIKSAAN
KERANGKA KONSEPTUAL
PEMERIKSAAN
Kerangka Konseptual Pemeriksaan ini, yang selanjutnya disebut
Kerangka Konseptual, mendasari pengembangan SPKN.
Kerangka Konseptual bertujuan sebagai acuan dan dasar bagi:
a. BPK, Pemeriksa, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang
melaksanakan audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu, serta
akuntan publik yang melaksanakan pemeriksaan keuangan negara
berdasarkan ketentuan undang-undang;
b. penyusun standar pemeriksaan; dan
c. pengguna Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK dan pihak-
pihak lain yang terkait dengan standar pemeriksaan dan/atau
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Kerangka Konseptual bukan merupakan standar dan/atau
prosedur pemeriksaan. Kerangka Konseptual menjadi
acuan bagi pengembangan standar pemeriksaan. Dalam
hal terdapat permasalahan yang belum diatur dalam
standar pemeriksaan, maka Pemeriksaan mengacu kepada
Kerangka Konseptual.

Kerangka Konseptual meliputi:


a. Gambaran umum pemeriksaan keuangan negara;
b. Unsur-unsur pemeriksaan keuangan negara;
c. Prinsip-prinsip pemeriksaan keuangan negara;
d. Pengembangan standar pemeriksaan; dan
e. Hubungan antara Kerangka Konseptual, ketentuan
peraturan perundangundangan, standar pemeriksaan, dan
ketentuan lain.
Pemeriksaan Keuangan Negara
Pemeriksaan keuangan negara adalah proses identifikasi
masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara
independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan,
kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan
negara.

Dengan demikian, pemeriksaan keuangan negara memberikan


keyakinan yang memadai. Proses pemeriksaan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan pemantauan tindak
lanjut hasil pemeriksaan.
Tujuan Pemeriksaan Keuangan
Negara

Pemeriksaan dilakukan dalam rangka untuk


mendorong tata kelola keuangan negara
yang baik melalui perolehan keyakinan
bahwa pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan
dan/atau prinsip-prinsip tata kelola yang
baik.
JENIS PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA
1. PEMERIKSAAN KEUANGAN

2. PEMERIKSAAN KINERJA

3. PDTT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN PDTT
KEUANGAN KINERJA

bertujuan untuk bertujuan untuk bertujuan untuk


memberikan opini memberikan memberikan
atas kesimpulan atas kesimpulan sesuai
kewajaran laporan aspek ekonomi, dengan tujuan
keuangan efisiensi dan/atau pemeriksaan yang
efektivitas ditetapkan. PDTT
pengelolaan dapat berbentuk
keuangan negara, pemeriksaan
serta memberikan kepatuhan
rekomendasi untuk dan pemeriksaan
memperbaiki aspek investigatif.
Tersebut
PEMERIKSAAN KEUANGAN
(FINANCIAL AUDIT)

” Tujuan pengujian atas laporan


keuangan oleh auditor independen
adalah untuk memberi opini yang
jujur mengenai posisi keuangan, hasil
operasi, dan arus kas yang
disesuaikan dengan Standart
Akuntansi Keuangan.”
PEMERIKSAAN KINERJA
(PERFORMANCE AUDIT)

Pemeriksaan Kinerja (UU No.15 Th 2004 Pasal 4 (3)


adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung
jawab Keuangan Negara, yang meliputi pemeriksaan
aspek ekonomi, efisiensi dan efektifitas dengan tujuan
untuk perbaikan.

Tujuan Pemeriksaan Kinerja


adalah memperoleh keyakinan bahwa kegiatan telah
dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif serta
tidak bertentangan dengan peraturan per Undang-
undangan
Mereview Kinerja

Fungsi Audit Kinerja


Menilai Kinerja

Pasal 4 (3) UU No. 15 th 2004 Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara. Pemeriksaan Kinerja adalah Pemeriksaan Keuangan Negara yang Terdiri dari
Aspek Ekonomi, Efisiensi, dan Efektifitas.

Karakteristik Audit Kinerja

Apakah sesuatu yang benar telah Apakah sesuatu telah dilakukan dengan
dilakukan (Doing the Right Things) cara yang benar (Doing the Things Right)

Ya Tidak Ya Tidak

Efektif Tidak Efektif Efektif Tidak Efektif


PEMERIKSAAN KINERJA
(PERFORMANCE AUDIT) LANJUTAN....

Pencapaian Keluaran (output)

Kinerja
Pencapaian tujuan (outcome)

Output
dan Dalam bentuk angka / nilai
outcome
Perbandingan Pemeriksaan Keuangan & Pemeriksaan Kinerja

Pemeriksaan Keuangan Pemeriksaan Kinerja

Objek : Laporan Keuangan Objek : organisasi, program, aktivitas/kegiatan, atau


fungsi (seluruh fungsi manajemen)

Tujuan audit menguji kewajaran laporan keuangan Menguji tingkat ekonomi, efisiensi dan efektifitas
dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum tujuan → menemukan kelemahan & menentukan
perbaikan
Lebih bersifat kuantitatif keuangan Lebih bersifat kualitatif

Tidak terlalu analitis Sangat analitis

Tidak menggunakan indikator kinerja, standar dan Membutuhkan indikator, standar dan target kinerja
target kinerja untuk mengukur kinerja

Biasanya tidak mempertimbangkan analisis biaya Biasanya mempertimbangkan analisis biaya


manfaat manfaat
Waktu pelaksanaan pemeriksaan tertentu Pemeriksaan bisa dilakukan sewaktu-waktu

Pemeriksaan dilakukan untuk peristiwa keuangan Mempertimbangkan masa lalu, sekarang, dan yang
masa lalu akan datang

Tidak dimaksudkan untuk membantu melakukan Dimasksudkan untuk memperbaiki alokasi sumber
alokasi sumber daya secara optimal daya secara optimal dan memperbaiki kinerja.

Pelaksana audit adalah auditor eksternal Auditor internal maupun eksternal

Orientasi hasil audit penilaian kinerja masa lalu Perbaikan kinerja masa mendatang

Bentuk laporan : memiliki standar baku (SPAP, SPKN) Belum ada standar baku, tergantung dari
kemampuan auditor
PDTT
(Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu)
SPKN 2007 SPKN 2017

1. Eksaminasi 1. Pemeriksaan
2. Review Kepatuhan
3. AUP ((Agreed Upon 2. Pemeriksaan
Procedure) Investigatif
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU (PDTT)
SPKN 2007
+
Eksaminasi Assurance

-
PDTT Review Assurance

AUP (Agreed
Upon Procedure)
PEMERIKSAAN DENGAN TUJUAN
TERTENTU (PDTT)
SPKN 2017
Pemeriksaan
Kepatuhan

PDTT
Pemeriksaaan
Investigatif
 EKSAMINASI
Pemeriksa melaksanakan pengujian yang
memadai untuk menyatakan simpulan
dengan tingkat keyakinan positif (positive
assurance) bahwa suatu pokok masalah telah
sesuai dengan kreteria, dalam semua hal yang
material, atau bahwa suatu asersi telah
disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kreteria.
 Review
Pemeriksa melaksanakan pengujian yang
memadai untuk menyatakan simpulan dengan
tingkat keyakinan negatif (negatif assurance)
bahwa tidak ada informasi yang diperoleh
pemeriksa dari pekerjaan yang dilaksanakan
menunjukkan bahwa pokok masalah tidak
didasari oleh (atau tidak sesuai dengan) kreteria
atau suatu asersi tidak disajikan (atau tidak
disajkan secara wajar), dalam semua hal yang
material, sesuai dengan kreteria.
Prosedur yang Disepakati

Pemeriksa melaksanakan pengujian


untuk menyatakan simpulan atas hasil
pelaksanaan prosedur tertentu yang
disepakati dengan pemberi tugas
terhadap suatu pokok masalah.
PEMERIKSAAN INVESTIGASI

Audit investigasi adalah kegiatan


pemeriksaan dengan lingkup tertentu,
yang tidak dibatasi periodenya, dan lebih
spesifik pada area pertanggungjawaban
yang diduga mengandung inefisiensi atau
indikasi penyalahgunaan wewenang,
dengan hasil audit berupa rekomendasi
untuk ditindaklanjuti.
UNSUR-UNSUR PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA

a. Tiga pihak Pemeriksaan Keuangan Negara


yang terdiri atas:
1.) Pemeriksa keuangan negara
(BPK dan BPKP)
2) pihak yang bertanggung jawab
yaitu pihak yang diperiksa , yang
bertanggung jawab atas informasi hal pokok
dan/atau bertanggung jawab menindak
lanjuti hasil pemeriksaan antara lain
Presiden, Menteri, dan Kepala Daerah.
3) pengguna LHP

b. Pemerintah c. Pihak lain


a.Lembaga
Adalah yang
Perwakilan
Pemerintah berkepentingan
Yaitu DPR, DPD,
Pusat dan Yaitu
dan DPRD
Daerah masyarakat,
instansi
penegak
hukum, dan
lembaga yang
mempunyai
kepentingan
terhadap LHP.
UNSUR-UNSUR PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA (Lanjutan)

b. Hal pokok (subject matter) dan informasi hal


pokok (subject matter information);
c. Kriteria pemeriksaan;
d. Bukti pemeriksaan;
e. Laporan hasil pemeriksaan; dan
f. Pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Hal Pokok
Hal pokok adalah hal-hal yang diperiksa dan/atau
hal-hal yang menjadi perhatian dalam suatu penugasan
pemeriksaan, yang dapat berupa informasi, kondisi,
atau aktivitas yang dapat diukur/dievaluasi
berdasarkan kriteria tertentu.
Informasi hal pokok
Informasi hal pokok adalah hasil evaluasi atau hasil
pengukuran hal pokok terhadap kriteria. Hal pokok
dan informasi hal pokok memiliki bentuk yang
beragam dan karakteristik yang berbeda tergantung
tujuan pemeriksaannya.
Hal pokok dan informasi hal pokok dapat berupa, tetapi tidak
terbatas pada, sebagai berikut:
a. Kinerja atau kondisi keuangan
(contoh: posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas historis
atau prospektif)
b. Kinerja atau kondisi non keuangan
(contoh: kinerja suatu entitas)
c. Karateristik fisik
(contoh: kapasitas suatu fasilitas)
d. Sistem dan proses
(contoh: pengendalian internal atau sistem teknologi informasi
atau entitas)
e. Perilaku
(contoh: praktik tata kelola korporasi, kepatuhan terhafap
ketentuan peraturan perundang-undangan, sumber daya manusia)
Hal pokok memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
yang mencakup sampai sejauh mana informasi atas hal
pokok tersebut bersifat kualitatif atau kuantitatif,
objektif atau subjektif, historis atau prospektif, dan
terkait dengan suatu titik waktu atau melingkupi
periode tertentu. Karakteristik tersebut akan
mempengaruhi:
a. tingkat ketepatan dalam mengukur dan
mengevaluasi hal pokok tersebut berdasarkan
kriteria; dan
b. tingkat kemampuan bukti yang tersedia untuk
memberikan keyakinan.
Kapan penentuan hal pokok dapat
dikatakan sudah tepat??
Penentuan hal pokok dapat dikatakan tepat, jika:
a. Dapat diidentifikasi dan memungkinkan evaluasi
dan pengukuran yang konsisten terhadap kriteria
yang telah diidentifikasi
b. memungkinkan untuk diterapkan prosedur dalam
memperoleh bukti yang cukup dan tepat serta
mendukung kesimpulan guna memberikan
keyakinanyang memadai.
KRITERIA PEMERIKSAAN

adalah tolak ukur yang digunakan dalam memeriksa


dan menilai hal pokok, dalam hal ini informasi yang
diungkapkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk tolok
ukur penyajian dan pengungkapan yang relevan.
Apa saja kriteria pemeriksaan yang harus
dipenuhi?
a. relevan, memberikan kontribusi kepada kesimpulan guna
membantu pengambilan keputusan oleh pengguna;
b. lengkap, faktor-faktor relevan yang dapat memengaruhi
kesimpulan tidak ada yang diabaikan;
c. andal, memungkinkan pengevaluasian dan pengukuran yang
konsisten terhadap hal pokok oleh pemeriksa lain yang
mempunyai kualifikasi yang sama;
d. netral, memberikan kontribusi kepada kesimpulan yang
bebas dari keberpihakan; dan
e. dapat dipahami, mudah dipahami oleh pengguna sehingga
pembuatan kesimpulan menjadi jelas, komprehensif, dan
tidak rentan terhadap penafsiran yang berbeda-beda.
BUKTI PEMERIKSAAN

Bukti pemeriksaan adalah informasi yang digunakan


oleh Pemeriksa dalammenentukan kesesuaian hal
pokok dengan kriteria pemeriksaan. Pemeriksa
mempertimbangkan kecukupan dan ketepatan bukti
yang diperoleh.
Cukup berkaitan dengan KUANTITAS
Tepat berkaitan dengan KUALITAS
Kecukupan bukti
pemeriksaan merupakan Ketepatan bukti
ukuran kuantitas bukti pemeriksaan merupakan
pemeriksaan, yang ukuran kualitas
dipengaruhi oleh bukti pemeriksaan yaitu
penilaian Pemeriksa atas relevan, valid, dan andal
risiko pemeriksaan dan untuk mendukung hasil
kualitas bukti pemeriksaan.
pemeriksaan.

Kecukupan dan ketepatan bukti pemeriksaan


saling berhubungan satu sama lain.
Kuantitas bukti yang lebih banyak belum tentu
dapat mengompensasi kualitas
bukti yang buruk.
Apa saja bentuk bukti Pemeriksaan?

• catatan transaksi
• elektronis/fisik, komunikasi tertulis atau
elektronis dengan pihak di luar entitas yang
diperiksa
• hasil observasi Pemeriksa
• maupun keterangan lisan/tertulis dari pihak
yang diperiksa.
Metode apa yang digunakan dalam
pemerolehan bukti?

Inspeksi
Observasi
permintaan keterangan
Konfirmasi
rekalkulasi,
prosedur analitis dan/atau teknik lainnya
PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN
KEUANGAN NEGARA
Prinsip-prinsip pemeriksaan keuangan negara adalah
ketentuan yang harus dipahami dan ditaati oleh
pembuat standar dalam menyusun standar pemeriksaan
dan Pemeriksa dalam melakukan Pemeriksaan, yang
meliputi:
a. Kode etik;
b. Pengendalian mutu;
c. Manajemen dan keahlian tim Pemeriksa;
d. Risiko pemeriksaan;
e. Materialitas; (lihat materi pertemuan 2 dan 3)
f. Dokumentasi pemeriksaan; dan
g. Komunikasi pemeriksaan.
Penjelasan …

a. Kode etik
adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh
setiap Anggota BPK dan Pemeriksa Keuangan
Negara selama menjalankan tugasnya untuk
menjaga martabat, kehormatan, citra, dan
kredibilitas BPK.
b. Pengendalian Mutu
Sistem pengendalian mutu BPK harus sesuai
dengan standar pengendalian mutu supaya kualita
pemeriksaan yang dilakukan tetap terjaga.
c. Manajemen dan keahlian tim Pemeriksa;

Tim Pemeriksa harus secara kolektif memiliki


pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi yang
diperlukan dalam Pemeriksaan. Hal ini termasuk
pengetahuan dan pengalaman praktis dari Pemeriksaan
yang dilakukan, pemahaman atas standar dan ketentuan
peraturan perundang-undangan, pemahaman tentang
operasional entitas, serta kemampuan dan pengalaman
untuk mempraktikkan pertimbangan profesional.
d. Resiko Pemeriksaan
Risiko pemeriksaan adalah risiko bahwa hasil
pemeriksaan tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya

e. Materialitas
Konsep materialitas bersifat relevan untuk semua
pemeriksaan. Sesuatu bersifat material jika
pengetahuan mengenai hal tersebut dapat
memengaruhi pengambilan keputusan oleh
pengguna LHP (Penjelasan lebih lanjut pada
pertemuan ke 3)
f. Dokumentasi pemeriksaan

Dokumentasi pemeriksaan dapat berupa


dokumen fisik maupun dokumen elektronis.

g. Komunikasi Pemeriksaan
Komunikasi mencakup proses yang digunakan
oleh BPK atau Pemeriksa dalam pemerolehan
data dan informasi dalam rangka
pengumpulan bukti pemeriksaan dan
penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak
yang bertanggung jawab
Latihan Soal
1. Jelaskan gambaran umum Pemeriksaan Keuangan
Negara?
2. Sebutkan perbedaan SPKN 2007 dengan SPKN 2017?
3. Apa yang dimaksud dengan subject matter dan subject
matter information?
4. Salah satu prinsip-prinsip Pemeriksaan Keuangan
Negara adalah “Dokumentasi Pemeriksaan”. Jelaskan
apa itu dokumentasi pemeriksaan dan berikan contoh!
5. Bukti Pemeriksaan adalah salah satu unsur dalam
Pemeriksaan Keuangan Negara, dimana pemeriksa
harus mempertimbangkan kecukupan dan ketepatan
bukti yang diperoleh. Bagaimana suatu bukti dapat
dinyatakan cukup dan tepat?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai