Anda di halaman 1dari 46

SPKN

2017
KERANGK A
KONSEPTUAL
PEMERIKSA AN
1. TUJUAN KERANGKA KONSEPTUAL
Sebagai acuan, rujukan, dan dasar bagi:
1. BPK, Pemeriksa, Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang melaksanakan audit kinerja dan
audit dengan tujuan tertentu, serta akuntan publik yang melaksanakan pemeriksaan keuangan
negara berdasarkan ketentuan undang-undang;;
2. penyusun standar pemeriksaan;
3. pengguna laporan hasil pemeriksaan BPK dan pihak-pihak lain yang terkait dengan standar
dan/atau pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Kerangka Konseptual bukan merupakan standar dan/atau prosedur
pemeriksaan. Kerangka Konseptual menjadi acuan bagi pengembangan
standar pemeriksaan. Dalam hal terdapat permasalahan yang belum
diatur dalam standar pemeriksaan, maka Pemeriksaan mengacu kepada
Kerangka Konseptual.
2. SISTEMATIKA
KERANGKA KONSEPTUAL PEMERIKSAAN
• Pendahuluan
• Gambaran Umum Pemeriksaan Keuangan Negara
• Unsur-unsur Pemeriksaan Keuangan Negara
• Prinsip-Prinsip Pemeriksaan Keuangan Negara
• Pengembangan Standar
• Hubungan KK, Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan, Standar
Pemeriksaan, dan Ketentuan Lain
3. GAMBARAN UMUM
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
1. Mandat, kemandirian dan kewenangan BPK
2. Definisi pemeriksaan keuangan negara
3. Lingkup pemeriksaan keuangan negara
4. Jenis pemeriksaan keuangan negara
5. Manfaat pemeriksaan keuangan negara
6. Transparansi dan akuntabilitas pemeriksaan keuangan negara
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

a. Hubungan tiga pihak, yang terdiri atas:


1) Pemeriksa keuangan negara,
2) Pihak yang bertanggung jawab,
3) Pengguna laporan hasil pemeriksaan;
b.Hal Pokok (Subject Matter) & Informasi Hal Pokok (Subject
Matter Information);
c. Kriteria Pemeriksaan;
d.Bukti Pemeriksaan;
e.Laporan Hasil Pemeriksaan;
f. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan.
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
HUBUNGAN TIGA PIHAK

• Pemeriksa BPK
• Tenaga ahli dan/atau tenaga
pemeriksa dari luar BPK yang Pemeriksa
bekerja untuk dan atas nama BPK
• Akuntan Publik berdasarkan
ketentuan undang-undang

• Lembaga Perwakilan
• Pemerintah
• Pihak lain yang
• Pihak yg diperiksa berkepentingan
• Bertanggung jwb atas
informasi hal pokok dan Pihak yang Pengguna
mengelola hal pokok bertanggung Laporan Hasil
• Bertanggung jwb jawab Pemeriksaan
menindaklanjuti hasil
7
pemeriksaan
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
HAL POKOK DAN INFORMASI HAL POKOK

Informasi Hal
Hal Pokok
Hal Pokok
pokok
Informasi Kondisi keuangan
Asersi pada laporan
keuangan

Hal Kinerja atau kondisi non


keuangan
Indikator ekonomis, efisiensi
dan efektivitas

Pokok Karakteristik fisik Dokumen spesifikasi fisik

Kriteria Pernyataan efektivitas suatu


Sistem dan proses pengendalian atau sistem
teknologi informasi

Perilaku seperti tata kelola Pernyataan mengenai


perusahaan kepatuhan
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
KRITERIA PEMERIKSAAN
Tujuan Relevan

Pemeriksaan Lengkap

Kriteria Andal

Netral
Jenis
Pemeriksaan Dapat Dipahami
Sumber:
1. ketentuan peraturan perundang-undangan,
2. standar yang diterbitkan organisasi profesi
tertentu,
3. kontrak,
4. kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh
entitas yang diperiksa,
5. atau kriteria yang dikomunikasikan oleh Pemeriksa
kepada pihak yang bertanggung jawab.
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
BUKTI PEMERIKSAAN

Pertimbangan atas bukti


Bukti pemeriksaan adalah
informasi yang digunakan oleh Kecukupan Ukuran kuantitas
pemeriksa dalam menentukan Bukti
kesesuaian hal pokok dengan
Ketepatan Ukuran kualitas
kriteria. Bukti Relevan, valid, andal

Manfaat

Biaya
4. UNSUR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA
LAPORAN DAN PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL
PEMERIKSAAN
1. Laporan Hasil Pemeriksaan
a. Pemeriksa membuat suatu laporan tertulis yang berisi suatu kesimpulan yang diperoleh
tentang informasi hal pokok.
b. Struktur dan format laporan hasil pemeriksaan ditetapkan lebih lanjut dalam standar.
c. LHP yang telah disampaikan kepada lembaga perwakilan dinyatakan terbuka
untuk umum (dapat diperoleh dan/atau diakses oleh masyarakat sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan)
2. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
a. Laporan hasil pemeriksaan ditindaklanjuti oleh pejabat pengelola keuangan negara.
b. BPK memantau secara periodik pelaksanaan tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan
dan menyampaikan hasil pemantauannya kepada lembaga perwakilan, pihak yang
bertanggung jawab, dan pihak-pihak lain.
5. PRINSIP-PRINSIP
PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA

1.Kode Etik
2.Pengendalian Mutu
3.Manajemen dan Keterampilan Tim Pemeriksa
4.Risiko Pemeriksaan
5.Materialitas dan/atau Signifikansi
6.Dokumentasi Pemeriksaan
7.Komunikasi Pemeriksaan
PENGEMBANGAN STANDAR PEMERIKSAAN
- Melibatkan
SPKN pemerintah dan
organisasi profesi
Penyusunan SPKN Revisi SPKN
Penyusunan serta
Interpretasi SPKN
- Mempertimbangkan
• Pengidentifkasian topik atau
masalah,
• Adanya Multitafsir standar
Revisi Mayor Revisi Minor
• Riset terbatas, atas pernyataan pemeriksaan
• Penulisan draft standar, standar
• Peluncuran exposure draft standar, • Akumulasi revisi • Perubahan istilah • Ketidakjelasan internasional
• Dengar pendapat exposure draft minor kunci klausul di PSP
standar, • Perubahan • Perubahan, - Peninjauan kembali
• Pembahasan tanggapan dan
masukan atas exposure draft
menyeluruh, penambahan, standar perlu
pengurangan suatu
standar, penambahan
kalimat dan/atau dilakukan dalam hal
• Konsultasi draft standar dengan dan/atau
Pemerintah, dan pengurangan suatu
paragraf dalam terjadi perubahan
subbab PSP
• Finalisasi serta penetapan standar. subbab PSP dalam lingkungan
pemeriksaan
keuangan negara.
Proses Baku SPKN 13
HUBUNGAN KK, PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN, STANDAR DAN KETENTUAN LAIN
1. Kerangka ini tidak menggantikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Standar dilengkapi dengan Kode etik pemeriksa sebagai patokan perilaku pemeriksa dalam
menjalankan tugas pemeriksaan;
3. BPK juga menerbitkan antara lain:
a. Kode Etik;
b. Standar Pengendalian Mutu;
c. Ketentuan penggunaan pemeriksa dari luar BPK;
d. Ketentuan tentang tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK;
e. Ketentuan-ketentuan lain.
4. Sebagai penjabaran dari standar pemeriksaan, BPK menerbitkan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis
pemeriksaan, pedoman manajemen pemeriksaan dan ketentuan lain yang bersifat penjabaran.
PSP 100
STANDAR UMUM
TUJUAN STANDAR UMUM

“…Sebagai dasar untuk dapat menerapkan standar


pelaksanaan dan standar pelaporan secara efektif ….”

Diterapkan dalam ketiga jenis pemeriksaan


DEFINISI DALAM STANDAR UMUM
Kompe Kompeten
Pemeriksa BPK Predikasi
tensi Tenaga Ahli

Hal Informasi Kecura Ketidakpa


Pokok Hal Pokok ngan tutan

Kode Etik BPK Indikasi


• Profesional Profesionali
Faktor Awal
• Skeptisisme Etika Independensi Risiko
sme
Kecurangan Kecura
Profesional Integritas ngan
• Pertimbangan
Profesional Standar Sistem Komuni Dokume
Pengen Pengend kasi ntasi
dalian alian Pemeri Pemeriks
Mutu Mutu ksaan aan
KETENTUAN STANDAR UMUM
Etika
Independensi, Integritas dan Profesionalisme
Kompetensi

Hubungan dengan Standar


Profesi yang Digunakan
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Oleh Akuntan Publik
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Kewajiban APIP dan Akuntan
Publik dalam Pemeriksaan
Keuangan Negara

Pengendalian Mutu
Pertimbangan Ketidakpatuhan, Kecurangan dan Ketidakpatutan
Komunikasi Pemeriksaan
Dokumentasi Pemeriksaan
ETIKA – INDEPENDENSI - INTEGRITAS
Independensi
dalam pemikiran

Pemeriksa memberitahu
Independensi
gangguan independensi

Independensi
dalam penampilan

Prinsip
Kemahiran Profesional
Etika
Skeptisisme Profesional
Pertimbangan Profesional

Integritas Profesionalisme
Kemahiran Profesional Skeptisisme Profesional Pertimbangan Profesional
Cermat dan seksama dalam: Skeptis terhadap Membuat keputusan tentang

menentukan jenis hal pokok/informasi hal


bukti yang bertentangan
pemeriksaan pokok
menentukan lingkup keadaan yang
kriteria
pemeriksaan mengindikasikan kecurangan
menentukan jenis dan kondisi yang memungkinkan
pihak yang terkait
jumlah bukti prosedur tambahan
memilih pengujian dan
tingkat keyakinan
prosedur
melakukan penilaian dan
lingkup pemeriksaan
pelaporan hasil pemeriksaan
risiko pemeriksaan

materialitas
PENGENDALIAN MUTU
Standar
Pengendalian
Mutu Pemeriksaan yang
sesuai dengan standar
pemeriksaan dan
ketentuan peraturan
Sistem
Pengendalian
perundang-undangan
Mutu

“Pemeriksa harus menerapkan sistem pengendalian mutu pada saat penugasan untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa Pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan, dan LHP adalah tepat sesuai dengan kondisinya.”
KOMPETENSI
Pendidikan Pengalaman KOLEKTIF
Latar belakang pendidikan, keahlian
dan pengalaman, serta pengetahuan
Tenaga Pemeriksa
Pemeriksa Tenaga Ahli tentang standar pemeriksaan
di Luar BPK Pengetahuan umum tentang
lingkungan entitas, program, dan
• Sertifikat • Independen • Sertifikat kegiatan yang diperiksa
Profesional • Memenuhi profesional Keterampilan berkomunikasi secara
• Pendidikan kualifikasi • Pendidikan jelas dan efektif
Berkelanjutan • Kompeten berkelanjutan
Keterampilan yang memerlukan
• Pendidikan pengetahuan khusus
berkelanjutan

BPK harus menentukan kompetensi yang dibutuhkan untuk memastikan Pemeriksa


memiliki keahlian yang sesuai untuk melakukan penugasan pemeriksaan.
PERTIMBANGAN KETIDAKPATUHAN,
KECURANGAN, DAN KETIDAKPATUTAN
“Pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna
mendeteksi ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, kontrak, dan
produk hukum lainnya yang berpengaruh langsung dan material terhadap hal pokok/informasi hal
pokok yang diperiksa. “

Pengaruh Langsung dan Material


Penyebab
• menyebabkan salah saji dalam Menentukan dampak
laporan keuangan
• menyebabkan penyimpangan Kecurangan
Risiko Mengungkapkan
kinerja
• menyebabkan kekurangan yang
penerimaan dan penyimpangan Penyalahgunaan Signifikan Modifikasi prosedur
administrasi
• menyebabkan potensi kerugian Kesalahan
negara/daerah dan/atau kerugian Pemeriksaan investigatif,
keuangan negara/daerah melalui predikasi
KOMUNIKASI
Tujuan pemeriksaan Penghentian pemeriksaan:
– Pemeriksa memberi penjelasan
Lingkup pemeriksaan tertulis kepada pejabat yang
memberikan penugasan.
Isi Waktu pemeriksaan
Bentuk – BPK mengomunikasikan secara
Kriteria pemeriksaan tertulis alasan penghentian
pemeriksaan kepada:
Temuan pemeriksaan • Entitas yang diperiksa,
Intensitas
• Entitas yang meminta dilakukan
Kendala pemeriksaan pemeriksaan,
• Lembaga perwakilan, dan/atau
• Instansi penegak hukum
Pertimbangan
Profesional
Membangun komunikasi yang efektif
di seluruh proses pemeriksaan
DOKUMENTASI
Perencanaan Pelaksanaan Pelaporan Pemeriksa harus menyusun
dokumentasi guna memberikan
informasi yang jelas dan memadai
Prosedur sehingga Pemeriksa lain yang tidak
pemeriksaan yang Pertimbangan
profesional memiliki latar belakang pengetahuan
dilakukan
atas pemeriksaan tersebut dapat
memahami sifat, waktu, lingkup dan
Dokumentasi hasil dari prosedur pemeriksaan yang
Pemeriksaan
dilaksanakan, bukti yang diperoleh
dalam mendukung temuan,
Bukti yang Kesimpulan yang
diperoleh rekomendasi dan simpulan
dibuat
pemerikasan, serta alasan dibalik
semua hal signifikan yang dibutuhkan
BPK harus mengembangkan sistem dokumentasi pemeriksaan dalam mengambil pertimbangan
yang efsien dan efektif profesional dan kesimpulan terkait
HUBUNGAN DENGAN STANDAR PROFESI
YANG DIGUNAKAN OLEH AKUNTAN PUBLIK

“32. Dalam pemeriksaan keuangan, Standar Pemeriksaan ini


memberlakukan standar audit yang dimuat dalam SPAP yang
ditetapkan oleh asosiasi profesi akuntan publik, sepanjang tidak
diatur lain dalam Standar Pemeriksaan ini.”
KEWAJIBAN APIP DAN AKUNTAN PUBLIK
DALAM PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA APIP yang
Akuntan publik
yang memeriksa
melaksanakan audit
keuangan negara
kinerja dan audit
berdasarkan
dengan tujuan
ketentuan undang-
tertentu
undang

Wajib
melaksanakan
seluruh
ketentuan yang
relevan dalam
Standar
Pemeriksaan ini.”
PSP 200
STANDAR
PEL AKSANA AN
TUJUAN STANDAR PELAKSANAAN

1. merencanakan pemeriksaan yang berkualitas agar dapat


dilaksanakan secara efsien dan efektif; dan
2. merancang dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk
memperoleh bukti yang cukup dan tepat.

Diterapkan dalam ketiga jenis pemeriksaan


DEFINISI DALAM STANDAR
PELAKSANAAN
Perencanaan Perencanaan Pengendalian Risiko
strategis penugasan intern pemeriksaan

Tujuan Lingkup
pemeriksaan pemeriksaan Kriteria Uji petik

Risiko uji Kelangsungan


Populasi Supervisi
petik usaha

Indikasi awal
kecurangan
KETENTUAN STANDAR PELAKSANAAN
PEMEROLEHAN PENGEMBANGAN
PERENCANAAN SUPERVISI
BUKTI TEMUAN

Hub. Pemeriksaan Perencanaan •Merancang •Mengembangkan •Pemeriksa


BPK dgn Renstra Penugasan prosedur temuan jika ada harus
pengumpulan bukti ketidaksesuaian disupervisi
• Tujuan pemeriksaan
•Keharusan kondisi dan kriteria dengan baik
Perencanaan • Pemastian kejelasan
setiap penugasan
kecukupan & •Unsur temuan
Tahunan ketepatan bukti •Menindaklanjuti
Pemeriksaan yg • Pemahaman entitas
• Penilaian & respons atas •Modifikasi indikasi awal
selaras Renstra
*) risiko pemeriksaan Prosedur (apabila kecurangan
• Penetapan kriteria bukti tdk dapat
• Pertimbangan diandalkan)
materialitas •Penggunaan uji
• Going concern & petik
subsequent event (Pem.
•Reviu kecukupan &
Keu)
• Pemutakhiran tahap
ketepatan bukti
perencanaan (bila serta relevansi dgn
dipandang perlu) tujuan 31
KETENTUAN STANDAR PELAKSANAAN
SUPERVISI

Perencanaan Pemerolehan Pengembangan


Pemeriksaan Bukti Temuan

Hubungan dengan Kecukupan Ketidaksesuaian Apabila menemukan


Perencanaan Bukti antara kondisi dan
indikasi awal
kriteria
Strategis kecurangan, Pemeriksa
Ketepatan harus menindaklanjuti
Unsur Temuan:
Bukti kondisi, kriteria, indikasi awal
sebab, akibat
Perencanaan kecurangan tersebut
Penugasan sesuai dengan
Sampling Memenuhi tujuan
dalam rangka ketentuan.
menarik
kesimpulan
HUBUNGAN PEMERIKSAAN BPK
DENGAN PERENCANAAN STRATEGIS
• Memenuhi pelaksanaan tugas pemeriksaan dan harapan
pemangku kepentingan
Renstra • Arahan strategis dalam penyusunan rencana pemeriksaan
tahunan, penentuan harapan penugasan, dan tujuan
pemeriksaan

• Berpedoman pada Renstra


Perencanaan • Pemeriksaan kinerja dan PDTT, Pemeriksa harus
Tahunan menentukan hal pokok yang akan diperiksa.

Perencanaan
Penugasan
PERENCANAAN PENUGASAN
1. Menyatakan tujuan pemeriksaan
2. Memastikan kejelasan setiap penugasan pemeriksaan yang
dilakukan 1. Menilai dan
merancang
a. hal pokok/informasi hal pokok yang akan diperiksa, merespons risiko
b. lingkup dan tujuan pemeriksaan, prosedur yang
pemeriksaan
c. akses terhadap data yang dibutuhkan, memadai untuk
2. Mengidentifkasi dan
d. laporan yang akan dihasilkan, memperoleh
mengukur risiko
e. proses pemeriksaan, bukti
f. Pihak yang dapat dihubungi selama pemeriksaan, dan
material sebagai
pemeriksaan
g. Peran dan tanggung jawab seluruh pihak yang terkait akibat dari
yang memadai
dengan pemeriksaan kecurangan
dan layak atas
3. Pemahaman entitas dan/atau hal pokok/informasi hal pokok 3. Menetapkan kriteria
risiko
yang diperiksa 4. Mempertimbangkan
4. Pemahaman Pengendalian Intern kecurangan
materialitas
5. Dalam pemeriksaan keuangan, Pemeriksa harus
mempertimbangkan going concern dan subsequent events

Memutakhirkan penilaian dan respons terhadap risiko


Memutakhirkan penilaian terhadap materialitas
Memutakhirkan rencana pemeriksaan apabila diperlukan
PENETAPAN KRITERIA PEMERIKSAAN

• Dalam pemeriksaan kinerja, apabila tidak tersedia sumber kriteria formal yang sesuai dengan
rancangan tujuan pemeriksaan, maka pemeriksa dapat mengembangkan kriteria pemeriksaan
berdasarkan pada sumber tertentu dan diungkapkan secara transparan
• Pertentangan kriteria
– menganalisis konsekuensi
– merespon dengan:
• memodifikasi tujuan pemeriksaan atau hal pokok yang akan diperiksa
• memutuskan untuk tidak melakukan penilaian atas hal pokok
• melibatkan para ahli untuk memperoleh pandangan atas adanya pertentangan
beberapa sumber kriteria
PERTIMBANGAN MATERIALITAS

• Pemeriksa harus mempertimbangkan materialitas pada seluruh proses pemeriksaan.


• Material jika pengetahuan mengenai hal tersebut mungkin akan mempengaruhi keputusan pengguna
LHP
• Aspek kuantitatif atau kualitatif.
• Mempengaruhi keputusan mengenai sifat, waktu, dan luas prosedur pemeriksaan dan evaluasi hasil
pemeriksaan + penentuan topik dan kriteria pemeriksaan (Kinerja dan PDTT)
• Pemeriksa harus secara profesional memutakhirkan penilaian dan respons terhadap materialitas
sepanjang proses pemeriksaan
• Hal-hal yang menjadi pertimbangan profesional:
– kebutuhan pengguna LHP dan dampak bagi masyarakat
– karakteristik bawaan pada suatu hal atau sekelompok hal;
– konteks keterjadian suatu hal;
– persyaratan perundang-undangan
PSP 300
STANDAR
PEL APORAN
TUJUAN STANDAR PELAPORAN

1. merumuskan suatu kesimpulan hasil pemeriksaan berdasarkan


evaluasi atas bukti pemeriksaan yang diperoleh; dan
2. mengomunikasikan hasil pemeriksaan kepada pihak-pihak yang
terkait.

Diterapkan dalam ketiga jenis pemeriksaan


DEFINISI DALAM STANDAR
PELAKSANAAN
LHP

Pengguna LHP

Kesimpulan

Rekomendasi
KETENTUAN STANDAR PELAPORAN
Keharusan Menyusun Laporan

Unsur Laporan

Pelaporan Informasi Rahasia

Penerbitan dan Distribusi Laporan

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan


KEHARUSAN MENYUSUN LAPORAN
Tepat waktu
• Pemeriksa harus
menyusun laporan hasil Ringkas Lengkap
pemeriksaan secara
tertulis untuk
mengomunikasikan hasil
pemeriksaannya LHP yang
Berkualitas
Jelas Akurat

Meyakinkan Obyektif
UNSUR LAPORAN
“LHP harus memenuhi unsur laporan sesuai dengan
jenis pemeriksaannya”.

Pernyataan bahwa
pemeriksaan
Tujuan, Lingkup,
dilaksanakan sesuai Metodologi
Temuan Pemeriksaan Kesimpulan
dengan Standar
Pemeriksaan

Tanggapan Pihak yang


Rekomendasi Penandatangan LHP
bertanggung jawab
PELAPORAN INFORMASI RAHASIA

• Apabila informasi tertentu dilarang diungkapkan kepada umum, laporan hasil pemeriksaan harus
mengungkapkan sifat informasi yang dihilangkan tersebut dan ketentuan yang melarang
pengungkapan informasi tersebut
• Pertimbangan pemeriksa mengenai tidak diungkapkannya informasi tertentu tersebut harus
mengacu pada peraturan perundangan
PENERBITAN LAPORAN

• BPK menyerahkan laporan hasil pemeriksaan tepat waktu kepada:


– Lembaga perwakilan,
– Pihak yang bertanggung jawab, dan
– Pihak lain yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Dalam hal yang diperiksa merupakan rahasia negara maka untuk tujuan keamanan
pendistribusian laporan hasil pemeriksaan tersebut dapat dibatasi
• Informasi yang diperoleh melalui PDTT dalam bentuk pemeriksaan investigatif merupakan
informasi rahasia.
PEMANTAUAN TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN
• BPK memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan yang bertujuan untuk:
– meningkatkan efektivitas pelaporan hasil pemeriksaan,
– membantu pemerintah dan legislatif dalam memperbaiki administrasi di sektor publik, dan
– sebagai bahan evaluasi bagi kinerja BPK
• Tata cara pemantauan tindak lanjut diatur tersendiri

Anda mungkin juga menyukai