Pusdiklat BPK RI
Excellence Learning Center
Medan, 14 s.d. 16 Agustus 2019
1. Kebijakan Pengelolaan
Keuangan Daerah
Pusdiklat BPK RI 2
DASAR HUKUM
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
Pasal 1 ayat (1):
Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan
hak dan kewajiban tersebut.
UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara
Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
Pusdiklat BPK RI 3
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Pusdiklat BPK RI 4
Peraturan Pengelolaan KeuDa
UU 23/2014 UU 32/2004
UU 17/2003
UU 33/2004 UU 33/2004
UU 1/2004
PP 58/2005 UU 15/2004
PERMENDAGRI
13/2006
PP 71/2010
PERDA
DIRUBAH PKD
DENGAN PP 58/2005
Peraturan KDH PERMENDAGRI
59/2007 dan
21/2011
Permendagri 64/2013
Pusdiklat BPK RI 5
Ruang Lingkup KeuDa
Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta
melakukan pinjaman;
Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan
daerah dan membayar tagihan pihak ketiga;
Penerimaan daerah;
Pengeluaran daerah;
Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
daerah;
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam
rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dan/atau
kepentingan umum
Pusdiklat BPK RI 6
Asas Umum Pengelolaan KeuDA
1. Asas Terintegrasi
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem
yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap
tahun ditetapkan dengan peraturan daerah
2. Asas Tanggungjawab
Keuangan Daerah dikelola secara tertib, taat peraturan,
efektif, efisien, ekonomis, transparan dan
bertanggungjawab
Pusdiklat BPK RI 7
KEUDA DIKELOLA scr
1. Tertib – bukti transaksi bisa dipertgjwbkan
2. Taat pada peraturan per-UU-an – berpedoman
peraturan
3. Efektif – m’hasilkan output dgn outcome terbaik
4. Efisien – output terbaik dgn input rendah
5. Ekonomis – kualitas dan kuantitas terbaik dgn
tingkat harga terendah
6. Transparan
7. Bertanggungjawab
Pusdiklat BPK RI 8
Asas Pengelolaan KeuDa
1. Keadilan
2. Kepatutan
Pusdiklat BPK RI 9
Perbedaan Pengelolaan APBN dan APBD
APBN APBD
1. Kekuasaan Pengelola Keuangan 1. Kekuasaan Pengelola Keuangan
Negara – Presiden Daerah – Gub/Bupati/Walikota
2. Bendahara Umum Negara – Menkeu 2. Bendahara Umum Daerah – Kepala
Badan/Dinas/Biro/Bagian Keuangan
Daerah*)
3. Wakil Pemerintah Dalam Kepemilikan 3. Wakil Pemerintah Dalam Kepemilikan
Kekayaan Negara Yang Dipisahkan – Kekayaan DaerahYang Dipisahkan –
Menkeu Gubernur/Bupati/Walikota
4. Pengguna Anggaran – Menteri/Kepala 4. Pengguna Anggaran – Kepala
Lembaga Dinas/Badan/Kantor
5. Pejabat Pembuat Komitmen – 5. Pejabat Pembuat Komitmen –
Pejabat Yang Ditunjuk Oleh Melekat pada Pengguna Anggaran
Pengguna Anggaran
6. Entitas Pelaporan – K/L 6. Entitas Pelaporan – Pemda
Entitas Akuntasi – Unit Kerja K/L Entitas Akuntasi – SKPD
CATATAN :
1. Kepala Badan/Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
2. Kepala Badan/Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; atau
3. Kepala Biro/Bagian Keuangan.
Pusdiklat BPK RI 10
Kekuasaan Pengelolaan Keu Da
KEPALA DAERAH
(PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUDA)
SEKRETARIS DAERAH
(KOORDINATOR PENGELOLAAN KEUDA)
BENDAHARA KUASA PA
KUASA BUD
PPTK PPK-SKPD
Pusdiklat BPK RI 1
Bendahara
PENGGUNA
PPKD Selaku BUD
ANGGARAN
BENDAHARA BENDAHARA
PENERIMAAN PENGELUARAN
1. STS 1. SPP-UP/GU/TU/LS
2. RPH 2. BUKU2
3. SPJ - Pendapatan 3. SPJ - BELANJA
Pusdiklat BPK RI 12
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH
BENDAHARA UMUM DAERAH / KUASA BENDAHARA UMUM DAERAH
13
Kuasa Bendahara Umum Daerah
Pusdiklat BPK RI 14
Struktur Pengelolaan SKPD
PENGGUNA ANGGARAN/BARANG
(Kepala SKPD)
Pusdiklat BPK RI 15
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK – SKPD)
PENGGUNA
ANGGARAN
PPK-SKPD
(SEKRETARIS/TATA USAHA/KEUANGAN)
AKUNTANSI &
PENYIAPAN VERIFIKASI
PELAPORAN
SPM SPJ
KEUANGAN
Pusdiklat BPK RI 16
Reviu
Ingat Konsep Perusahaan induk dengan perusahaan anak
INDUK
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKPAD)
selaku SKPD dan SKPKD
SKPD mengelola anggaran kegiatan sendiri, memiliki
bendahara pengeluran – penerimaan, membuat LK SKPD
SKPKD melakukan pembayaran belanja bantuan, hibah,
transfer (bagi hasil , ADD), pembiayaan
Mengkonsolidasikan LK seluruh SKPD di Pemda
ANAK
SKPD selain BPKPAD, membuat LK
Pusdiklat BPK RI 17
Empat Sistem Utama Pengelolaan KeuDA
Pusdiklat BPK RI 18
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pemeriksaan
RPJMD Rancangan Penatausahaan
DPA-SKPD Pendapatan
• Bendahara penerimaan
RKPD wajib menyetor Disusun Sesuai
penerimaannya ke SAP
rekening kas umum
Verifikasi daerah selambat-
KUA/PPAS lambatnya 1 hari kerja
DPA-SKPD Penatausahaan
Nota Belanja
Kesepakatan Laporan Keuangan
• Penerbitan SPM-UP,
SPM-GU, SPM-TU dan Pemerintah Daerah
Pelaksanaan APBD SPM-LS oleh Kepala
SKPD • LRA
Pedoman • Penerbitan SP2D oleh
• Neraca Laporan Keuangan
Penyusunan Pendapatan PPKD
• Lap. Arus Kas diperiksa oleh BPK
RKA-SKPD • CaLK
Belanja Penatausahaan
Pembiayaan
RKA-SKPD
• Dilakukan oleh PPKD
Pembiayaan
Pusdiklat BPK RI 19 19
2. PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH
Pusdiklat BPK RI 20
SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pedoman Pedoman
RENSTRA RENJA RKA - KL RINCIAN
Pemerintah
KL KL APBN
Pusat
Pedoman diacu
Pemerintah
Daerah
Pedoman PPAS
Pedoman PENJABARAN
Pedoman
RENSTRA RENJA RKA – APBD
SKPD SKPD SKPD
DPA –
SKPD
adalah
Pusdiklat BPK RI 22
KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN (KUA) &
PRIORITAS PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)
Pusdiklat BPK RI 23
Mekanisme Pembahasan Rancangan KUA dan Rancangan
PPAS
Pusdiklat BPK RI 24
Surat Edaran KDH TENTANG RKA
Pusdiklat BPK RI 25
Jadwal Penyusunan APBD POKOK
NO URAIAN WAKTU KETERANGAN
A. APBD
1. Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei
2. Penyampaian Rancangan KUA kepada Kepala Awal bulan Juni 1 bulan
Daerah
3. Penyampaian Rancangan KUA dari Kepala Pertengahan bulan Juni 3 minggu
Daerah kepada DPRD
4. KUA disepakati antara Kepala Daerah dengan Minggu pertama bulan Juli
DPRD
5. Penyusunan Rancangan PPAS 1 minggu
6. Penyampaian Rancangan PPAS ke DPRD Minggu kedua bulan Juli 3 minggu
7. PPAS disepakati antara Kepala Daerah Akhir bulan Juli
dengan DPRD
8. Penetapan Pedoman penyusunan RKA-SKPD Awal bulan Agustus 1 minggu
oleh Kepala Daerah
9. Penyampaian Raperda APBD kepada DPRD Minggu pertama bulan Oktober 2 bulan
10. Pengambilan keputusan bersama DPRD dan Paling lama 1 (satu) bulan sebelum
Kepala Daerah terhadap RAPBD tahun anggaran yang bersangkutan
(awal bulan Desember)
15. Penghentian dan pencabutan pelaksanaan Perda 7 hari kerja Awal bulan Januari
tentang APBD bersama DPRD
16. Penetapan keputusan pimpinan DPRD tetang 3 hari kerja setelah keputusan
penyempurnaan Perda APBD dan penyampaian hasil ditetapkan
penyempurnaan berdasarkan hasil evaluasi
17. Penetapan Perda APBD dan Peraturan Kepala Daerah 31 Desember
tentang penjabaran APBD
18. Penyampaian Perda APBD dan Peraturan Kepala 7 hari kerja
Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri
Dalam Negeri/Gubernur
B. DALAM HAL DPRD TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERSAMA TERHADAP RAPERDA TENTANG APBD
1. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah Paling lama 15 hari kerja setelah
kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur dalam hal Raperda tidak disetujui DPRD
DPRD tidak mengambil keputusan bersama terhadap (pertengahan bulan Desember)
Raperda tentang APBD sampai dengan batas waktu
yang ditetapkan undang-undang.
2. Pengesahan Menteri Dalam Negeri/Gubernur terhadap Paling lama 30 hari kerja 1 bulan
Rancangan Peraturan Kepala Daerah (pertengahan bulan Januari)
C. APBD bagi daerah yang belum memiliki DPRD
1. Penyampaian rancangan KUA dan PPAS kepada Pertengahan bulan Juni
Menteri Dalam Negeri/Gubernur bagi daerah yang
belum memiliki DPRD
2. Persetujuan Menteri Dalam Negeri/Gubernur Minggu pertama bulan Juli 15 hari
3. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah 30 hari kerja sejak KUA dan PPAS Minggu pertama bulan
tentang APBD disahkan Menteri Dalam Agustus
Negeri/Gubernur
APBD Perubahan
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan
pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar
kegiatan, dan antar jenis belanja;
3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih
tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun
berjalan;
4. Keadaan darurat; dan
5. Keadaan luar biasa.
Pusdiklat BPK RI 28
Struktur APBD
Pusdiklat BPK RI 29
PENDAPATAN DAERAH
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 1,
Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang
diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui Rekening Kas Umum Daerah, yang menambah
ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu
tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh
daerah ( Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 23)
Pusdiklat BPK RI 30
Struktur Pendapatan Daerah
A. Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Derah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
B. Dana Perimbangan:
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah:
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil pajak dari Provnsi dan Pemerintah Daerah lainnya
4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya
Pusdiklat BPK RI 31
Pendapatan Asli Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan
1. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD);
2. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah
3. (BUMN); dan
4. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta
Lain – lain PAD yang Sah, yang meliputi:
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; ex penjualan BMD
2. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
3. Jasa giro;
4. Pendapatan bunga;
5. Penerimaan atas tuntutan ganti rugi daerah;
6. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
7. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah;
8. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
9. Pendapatan denda pajak dan retribusi;
10. Pendapatan dari fasilitas sosial dan fasilitas umum;
11. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; dan
12. Pendapatan dari angsuran/cicilan penjualan
Pusdiklat BPK RI 32
Dana Perimbangan
Terdiri dari
1. Dana Bagi Hasil: terdiri dari bagi hasil pajak dan
bagi hasil bukan pajak yg meliputi: DBH PPh 21,
25,29, DBH Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam
Negeri, DBH pertambangan Panas Bumi dan Dana
Reboisasi
2. Dana Alokasi Umum; formulasinya berdasarkan
kebutuhan dan potensi daerah artinya daerah yang
kebutuhan fiskalnya kecil namun potensi fiskalnya
besar akan mendapatkan DAU lebih kecil dari
daerah dg karakter sebaliknya
3. Dana Alokasi Khusus.
Pusdiklat BPK RI 33
Belanja Daerah
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 1,
Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah
daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 membedakan Belanja Daerah
menjadi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Belanja Langsung : belanja yang dianggarkan terkait secara langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
Belanja Tidak Langsung : belanja yang dianggarkan tidak terkait
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
Pusdiklat BPK RI 34
Struktur Belanja Daerah
Karakteristik Belanja Langsung adalah:
a) Dianggarkan untuk setiap program yg di usulkan oleh
masing-masing SKPD
b) Jumlah anggaran suatu program/kegiatan dpt di
ukur/dibandingkan dengan output program
c) Variabilitas jumlah setiap jeis belanja dpt dipengaruhi oleh
target/tk pencapaian dr program tsb
Belanja Langsung terdiri dari
1. Belanja pegawaiupah, honor terkait program/kegiatan
2. Belanja barang dan jasa, dan
3. Belanja modal.
Pusdiklat BPK RI 35
Struktur Belanja Daerah
Karakteristik Belanja Tidak Langsung:
a) Dianggarkan setiap bulan atau satu tahun anggaran
b) Jumlah anggaran BTL sulit di ukur target dan ouputnya
Pusdiklat BPK RI 36
Pembiayaan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Pasal 1,
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan
yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya.
Terdiri dari:
1. Penerimaan Pembiayaan
2. Pengeluaran Pembiayaan
Pusdiklat BPK RI 37
Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan mencakup:
a) Silpa Anggaran tahun sebelumnya
b) Penggunaan dana cadangan
c) Penerimaan kembali pemberian pinjaman
d) Hasil pengelolaan/penjualan kekayaan
daerah yg dipisahkan
Pusdiklat BPK RI 38
Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan bersumber dari:
1. Transfer ke dana cadangan
2. Penyertaan modal pemerintah
3. Pembayaran pokok utang
4. Pemberian pinjaman
Pusdiklat BPK RI 39
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA)
Question
Apa perbedaan SiLPA dengan Surplus Defisit?
Pusdiklat BPK RI 40
3. Pelaksanaan Anggaran
Daerah
Pusdiklat BPK RI 41
Penerimaan Daerah
Bendahara
Penerimaan
Rekap
penerimaan Rekap
harian Setoran &
STS
1. Buku KasUmum
2. Buku Pembantu per
rincian objek Bendahara
penerimaan
3. Buku Rekapitulasi
Umum
Penerimaan Harian Daerah
Pusdiklat BPK RI 42
Dokumen P’tanggungjawaban Bend Penerimaan
Pusdiklat BPK RI 43
Belanja Daerah
PENYUSUNAN DPA
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (DPA-SKPD) adalah dokumen yang
memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh
pengguna anggaran/pengguna barang.
Pusdiklat BPK RI 44
Penyusunan DPA
PPKD paling lambat 3 (Tiga) hari kerja setelah
Peraturan Daerah tentang APBD ditetapkan,
memberitahukan kepada semua Kepala SKPD agar
menyusun Rancangan DPA-SKPD. ( Pasal 123 Ayat 1)
Pusdiklat BPK RI 45
Penyusunan DPA
Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, PPKD mengesahkan
Rancangan DPA-SKPD dengan persetujuan Sekretaris
Daerah.
Pusdiklat BPK RI 46
Pencairan Dana
SPD
SPP-UP SPM-UP
SPP-GU SPM-GU SP2D
SPP-TU SPM-TU
DPA
SPJ
Pusdiklat BPK RI 47
Konsep Dasar UP, GU dan TU
Pusdiklat BPK RI 48
Questions
Bisakah permintaan/pencairan GU melebihi
UP?
Apakah sisa UP/GU di akhir periode
anggaran, dapat melebihi UP?
Pusdiklat BPK RI 49
Penatausahaan UP, GU dan TU
Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang
dipersamakan dengan SPD, bendahara pengeluaran
mengajukan SPP kepada pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
Pusdiklat BPK RI 50
Proses Pencairan SP2D UP, GU, TU (Bag.1)
Pusdiklat BPK RI 51
Proses Pencairan SP2D UP (Bag.2)
SURAT PENYEDIAAN DANA - SPD KELENGKAPAN DOKUMEN
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PA
BATAS JUMLAH
SPM UP MAKSIMAL
DITERBITKAN DITETAPKAN
DENGAN PERDA
Proses Pencairan SP2D GU (Bag.3)
SURAT PENYEDIAAN DANA - SPD
KELENGKAPAN DOKUMEN
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PA
PENGGUNA ANGGARAN/
KUASA PA
Untuk pengeluaran
1. Gaji dan tunjangan
Penerbitan dan pengajuan dokumen SPP-LS untuk pembayaran
gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan dilakukan oleh bendahara
pengeluaran guna memperoleh persetujuan pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD
2. Barang dan jasa
PPTK menyiapkan dokumen SPP-LS untuk pengadaan barang dan jasa
untuk disampaikan kepada bendahara pengeluaran dalam rangka
pengajuan permintaan pembayaran.
Dalam hal kelengkapan dokumen yang diajukan tidak lengkap,
bendahara pengeluaran mengembalikan dokumen SPP-LS pengadaan
barang dan jasa kepada PPTK untuk dilengkapi.
Bendahara pengeluaran mengajukan SPP-LS kepada pengguna anggaran
setelah ditandatangani oleh PPTK guna memperoleh persetujuan
pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui PPK-SKPD.
Pusdiklat BPK RI 55
Penatausahaan Pembayaran LS (Bag.2)
Questions
Bagaimana penganggaran dan pembayaran utang
belanja/kegiatan proyek atau utang belanja modal?
- Dianggarkan di pembiayaan? SKPKD? Atau di SKPD?
- Mekanisme pembayaran dengan UP/GU, TU atau LS?
Pusdiklat BPK RI 56
Proses Pencairan SP2D LS
Pusdiklat BPK RI 57
Pembiayaan
Penatausahaan dan pembayaran
dilaksanakan oleh SKPKD
Mekanisme pembayaran dengan SP2D LS
Pusdiklat BPK RI 58
SPJ Adm dan Fungsional
Bendahara Penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara administratif
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran
melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Bendahara penerimaan pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban penerimaan kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
Lampiran Dokumen Penerimaan : sama dengan dokumen pertanggungjawaban Bend.
Penerimaan
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib mempertanggungjawabkan
penggunaan UP/GU/TU kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya
Bendahara pengeluaran pada SKPD wajib mempertanggungjawabkan secara fungsional
atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pengeluaran kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
Lampiran Dokumen Pengeluaran
Buku Kas Umum, Ringkasan Pengeluaran Per Rincian Obyek, Bukti Pengeluaran yg sah, bukti
penyetoran PPN/PPh ke kas negara, dan register penutupan kas
Pusdiklat BPK RI 59
Questions
Sebagai pelaksaan pertanggungjawaban
fungsional, apakah bukti pengeluaran perlu
disampaikan Bendahara Pengeluaran kepada
PPKD selaku BUD?
Pusdiklat BPK RI 60
KONSEP DASAR REALISASI BELANJA
Pusdiklat BPK RI 61
4. Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD
Pusdiklat BPK RI 62
Tujuan Pelaporan Keuangan
Pusdiklat BPK RI 63
Jenis LK
1. Lap. Realisasi APBD Semester I
a. Disiapkan PPK SKPD dan disampaikan ke PA, disertai prognosis utk 6 bln
berikutnya (maks 7 hari kerja setelah semester I TA berkenaan)
b. PA menyampaikan ke PPKD, sbg dasar penyusunan Lap. Realisasi APBD
Semester I (maks 10 hari kerja setelah semester I TA berkenaan)
c. PPKD menyusun Lap. Realisasi APBD Semester I – Gabungan (maks Minggu ke 2
Juli TA Berkenaan), disampaikan ke Sekda (koordinator pengelola keuangan
daerah)
d. Maks Minggu ke 3 Juli TA berkenaan disampaikan ke KDH
2. Laporan Keuangan Tahunan
a. PPK SKPD menyiapkan LK SKPD disampaikan ke Kepala SKPD
b. Kepala SKPD menyampaikan kepada PPKD (maks 2 bulan setelah TA berakhir)
c. Gabungan LK, disusun oleh PPKD (maks 3 bulan setelah TA berakhir)
d. LK (unaudited) disampaikan kepada BPK untuk diperiksa.
Pusdiklat BPK RI 64
Laporan Keuangan
1. PELAPORAN - SKPD :
1. Laporan Realisasi Anggaran – SKPD
2. LPSAL - SKPD
3. LO - SKPD
4. Neraca – SKPD
5. Catatan Atas Laporan Keuangan – SKPD
2. PELAPORAN - PEMDA :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. LPSAL
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus KAs
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
Pusdiklat BPK RI 65
PP No.8 Tahun 2006 pasal 1:
ENTITAS PELAPORAN : Unit pemerintah yang terdiri dari
satu atau lebih entitas akuntansi yang wajib menyampaikan
pertanggungjawaban berupa Laporan Keuangan.
Yaitu Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Kementrian
negara/lembaga dan Bendahara Umum Negara
ENTITAS AKUNTANSI : Pengguna Anggaran yang wajib
menyelengarakan akuntansi dan menyususn laporan
keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
Yaitu Kuasa PA di lingkungan Kementrian/ lembaga, BUD
dan PA di lingkungan Pemda
Pusdiklat BPK RI 66
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
AKHIR Penyampai
Review Selesai an
TA Selesai Lap oleh
Keuangan audit Ke DPRD Perda
SKPD sbg Inspekt Laporan Penyampaian BPK oleh ttg PJ
Entitas orat/ Keua-ngan Lap. Keu KDH dlm Pel
Akuntansi Konsolidasia oleh bentuk APBD
Bawas Kepala Daerah Raperda ttg
n oleh
Prov/ Kab/ PPKD-BUD ke BPK PJ Pel
Kota selaku APBD .
Entitas
Telaah Pelapo-ran
• Persetujuan Bersama
• Evaluasi oleh
APIP Gbrn/MDN
Pusdiklat BPK RI 68
Akuntansi Berbasis Akrual
PP No 71 Tahun 2010
Basis akrual adalah basis akuntansi dimana transaksi ekonomi atau peristiwa
akuntansi diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat
terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas diterima atau
dibayarkan.
Dalam konteks daerah, pengakuan dan pencatatan transaksi akuntansi pada
basis akrual adalah sebagai berikut:
• Pendapatan diakui/dicatat pada saat timbulnya hak dan tidak semata-mata
pada saat kas masuk ke kas daerah
• Belanja diakui/dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau tidak selalu pada
saat kas keluar dari kas daerah
• Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan
mempunyai nilai yang dapat diukur dengan andal.
• Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat
kewajiban timbul.
Pusdiklat BPK RI 69
Pendapatan-LRA
1 4 7
Belanja
LRA SAL
Transfer
Pembiayaan
PP Pendapatan-LO 2 5
71/2010
Beban LO LPE
C
Kas & Setara Kas
A
Permen Kebijakan Piutang
dagri Akt & L
Persediaan
64/2013 SAPD 3 K
Investasi Jangka
Panjang Neraca **)
Aset Tetap & 6
LAPORAN KEUANGAN Penyusutan LAK *)
PEMDA BERDASARKAN Dana Cadangan
AKUN Aset Lainnya
Kewajiban Transaksi
Koreksi Kesalahan Transitoris ***)
*) LAK disusun berdasarkan hasil
analisis arus masuk dan keluar
kas.
**) CaLK merupakan penjelasan
deskriptif atas keseluruhan
laporan. Konsolidasi
***) Transaksi Transitoris dapat ReStatement
berupa Potongan Pajak, Laporan Keuangan
Penyetoran Pajak, PPh21, dll. Lap
SKPD
Komponen LK
1. LRA 2. LP-SAL
Pendapatan-LRA; Saldo Anggaran Lebih awal;
Belanja; Penggunaan Saldo Anggaran Lebih;
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran
Transfer; tahun berjalan;
Surplus/Defisit-LRA; Koreksi kesalahan pembukuan tahun
sebelumnya;
Pembiayaan; dan
Lain-lain; dan
Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran Saldo Anggaran Lebih akhir
3. NERACA 4. LO
Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;
Aset
Beban dari kegiatan operasional;
Kewajiban, Surplus/defisit dari kegiatan non operasional;
Ekuitas Pos luar biasa; dan
Surplus/defisit-LO
5. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS:
Ekuitas awal;
Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
Koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, antara lain dampak kumulatif yang
disebabkan oleh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, seperti:
• Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode sebelumnya;
• Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
Ekuitas akhir
Pusdiklat BPK RI 71
Contoh LK Pemda
Lihat buku modul hal 73 - 79
Pusdiklat BPK RI 72
Hubungan LRA dgn LPSAL
Pusdiklat BPK RI 73
Hubungan LO, LPE dan Neraca
Pusdiklat BPK RI 74
Questions
Bagaimana Hubungan antara SilPA LRA
dengan Kas di Neraca?
Pusdiklat BPK RI 75
SIlPA LRA = 150 terdiri dari
Akun AL Neraca:
1. Kas di Kas Daerah (setelah dikurangi utang
PFK) 110 - 0 = 110
2. Kas di Bendahara Pengeluaran (setelah
dikurangi utang PFK) = 10
3. Kas di Bendahara Penerimaan = 15
4. Kas di BLUD = 15
Pusdiklat BPK RI 76
5. Kebijakan Akuntansi
Keuangan Daerah
Pusdiklat BPK RI 77
Kebijakan Akuntansi
prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik spesifik yang
dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam
menyusun dan menyajikan LK pemda untuk memenuhi
kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka
meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap
anggaran, antar periode maupun antar entitas.
Question: Apakah kebijakan akuntansi antar pemda dapat
berbeda?
Pusdiklat BPK RI 78
Kebijakan Akuntansi
Pendapatan
Pendapatan - LRA VS Pendapatan – LO
Cash VS Accrual basis
1. Pendapatan LRA (cash basis)
Semua penerimaan di RKUD, menambah SAL, hak
pemda dan tidak perlu dibayar kembali
2. Pendapatan LO
• Diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
(accrual) dan/atau pendapatan direalisasi (cash)
• Atau diterima oleh entitas lain atas nama BUD
Pusdiklat BPK RI 79
Kebijakan Akuntansi
Beban dan Belanja
Belanja LRA ; Beban LO
Cash VS Accrual Basis
1. Belanja (Cash Basis)
Semua pengeluaran, mengurangi SAL, tidak akan diperoleh
pembayaran kembali
2. Beban
• Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, dapat
berupa pengeluaran atau konsumsi aset (ex. Beban
penyisihan piutang, depresiasi)
• atau timbulnya kewajiban (ex. beban listrik desember per 31
Des belum dibayar)
Pusdiklat BPK RI 80
Kebijakan Akuntansi
Pembiayaan
1. Penerimaan Pembiayaan
Semua penerimaan RKUD : Penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi
permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan
2. Pengeluaraan Pembiayaan
Semua pengeluaran RKUD : Pemberian pinjaman kepada pihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman
dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan
Pusdiklat BPK RI 81
Kebijakan Akuntansi
ASET TETAP
Kriteria:
a. berwujud;
b. mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
c. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
d. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
e. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
f. merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara; dan
g. nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk
pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi
aset tetap yang telah ditetapkan.
Pusdiklat BPK RI 82
Kebijakan Akuntansi
Pengukuran Aset Tetap
1. Dinilai dengan biaya perolehan, jika tidak ada nilai wajar saat perolehan;
2. Aset yang dikonstruksi/dibangun sendiri biaya transaksi dgn pihak eksternal
ex. Biaya bahan baku, tenaga kerja dan biaya konstruksi lainnya;
3. Aset diperoleh dengan swakelola biaya langsung (tenaga kerja dan bahan
baku) dan biaya tidak langsung (biaya perencanaan, pengawasan,
perlengkapan, sewa peralatan) serta biaya lainnya;
4. Memperhatikan satuan minimum kapitalisasi aset tetap; apabila dibawah maka
tidak dicatat sebagai AT, dapat dicatat sebagai persediaan atau aset lainnya atau
dicatat sebagai aset tetap ekstrakomptabel
5. Metode Penyusutan; apakah bulanan atau tahunan beban penyusutan LO
6. Aset bersejarah dicatat dalam unit tanpa nilai Rp.
7. Aset Tetap dieliminasi dari Neraca dilepaskan atau scr permanen dihentikan
penggunaannya diungkapkan dlm CaLK
8. Aset teap yang dihentikan penggunaan aktif pemda, tidak memenuhi definisi
aset tetap dipindahkan ke Aset Lainnya
Pusdiklat BPK RI 83
Kebijakan Akuntansi
Kewajiban
a. Kategorisasi : Berdasarkan waktu jatuh tempo, jk pendek (s.d. 12 bln) dan
jk panjang (lebih 12 bln)
b. Pengukuran : dicatat sebesar nilai nominal, bila dengan mata uang asing
maka dinyatakan dlm Rp brdasarkan kurs tengah BI;
c. Utang kepada Pihak ke3, berupa utang proyek pekerjaan, dicatat
berdasaran realisasi fisik kemajuan pekerjaan BA kemajuan pekerjaan
d. Utang transfer dicatat sesuai dengan ketentuan per-UU-an. Ex utang
Daerah Induk kepada Daerah Pemekaran berdasarkan UU Pemekaran;
e. Utang bunga dicatat sebesar nilai bunga yang terjadi dan belum
dibayar;
f. Utang PFK dicatat sebesar pungutan/potongan yang belum disetorkan
ke pihak lain
g. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dicatat sejumlah nilai yang akan
jatuh tempo dalam 12 bulan setelah 31 Desember
Pusdiklat BPK RI 84
Kebijakan Akuntansi
Koreksi Kesalahan
Koreksi merupakan tindakan pembetulan
secara akuntansi agar akun/pos yang tersaji
dalam laporan keuangan entitas menjadi
sesuai dengan yang seharusnya
Pusdiklat BPK RI 85
Terima kasih
Pusdiklat BPK RI 86