Oleh :
WAKIL PEMERINTAH
REGIONAL DPRD PROV GUBERNUR PUSAT
UNSUR PENYELENGGARA UNSUR PENYELENGGARA
KOORDINASI,
PEMBINAAN,
PENGAWASAN
BUPATI/
DPRD KAB/KOTA
LOKAL WALIKOTA
UNSUR PENYELENGGARA UNSUR PENYELENGGARA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OLEH DPRD DAN KDH
UU 23 TAHUN 2014 ttg PEMDA
PIMPINAN DAERAH
Dibantu SKPD
URUSAN PEMERINTAHAN
7
DOKUMEN PERENCANAAN
DOKUMEN
PERENCANAAN
DAERAH DAPAT RPJM daerah 5 tahun
DILIHAT DARI
DIMENSI WAKTU
DOKUMEN
Sebagai motivator
PERENCANAAN
DAERAH DAPAT
DILIHAT DARI
Merumuskan kembali kebijakan
DIMENSI WAKTU
Kinerja Kebijakan
KINERJA
PEMERINTA Kinerja Program
H DAERAH
Kinerja Kegiatan
LANDASAN HUKUM
1. UU 23 TAHUN 2014
Pasal 1 angka 9 :
“Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah
kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah
laporan yang berupa informasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau
akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah
kepada DPRD.”
Pasal 67 :
Kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah meliputi:
a.Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan
dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b.Menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan.
c.Mengembangkan kehidupan demokrasi.
d.Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah.
e.Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.
f. Melaksanakan program strategis nasional.
g.Menjalin hubungan kerjasama dengan seluruh Instansi Vertikal di Daerah dan
semua perangkat Daerah.
Pasal 69 :
1. Selain mempunyai kewajiban sebagaimana
dimaksud dalam pasal 67 kepala daerah wajib
menyampaikan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, laporan keterangan
pertanggungjawaban, ringkasan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
2. Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
laporan kinerja instansi Pemerintah Daerah.
Pasal 71 :
1. Laporan keterangan pertanggungjawaban memuat hasil
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah.
2. Kepala Daerah menyampaikan laporan keterangan
pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud dalam pasal 69
ayat (1) kepada DPRD yang dilakukan 1 kali dalam 1 tahun
paling lambat 3 bulan setelah tahun anggran berakhir.
3. Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahas oleh DPRD
untuk rekomendasi perbaikan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Pasal 73 :
Ayat (3)
Dalam hal kepala daerah tidak melaksanakan kewajiban
menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban
sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 ayat (2), DPRD Provinsi
dapat menggunakan hak interpelasi kepada gubernur dan DPRD
kabupaten/ kota dapat menggunakan hak interpelasi kepada bupati/
wali kota.
LANJUTAN...
4. Apabila penjelasan kepala daerah terhadap penggunaan hak interpelasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak diterima, DPRD Provinsi melaporkan gubernur kepada
Menteri dan DPRD kabupaten/kota melaporkan bupati/wali kota kepada Gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat.
5. Berdasarkan laporan dari DPRD sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Menteri
memberikan sanksi teguran tertulis kepada gubernur dan gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat, memberikan sanksi teguran tertulis kepada bupati/wali kota.
6. Apabila sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah disampaikan 2 kali berturut-
turut dan tetap dilaksanakan, kepala daerah diwajibkan mengikuti program pembinaan
khusus pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian serta tugas
kewenangannya dilaksanakan oleh wakil kepala daerah atau oleh pejabat yang ditunjuk
Pasal 74 :
“Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, laporan
keterangan pertanggungjawaban dan ringkasan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, serta tata cara
evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 69 ayat (1) dan
pasal 70 ayat (5) diatur dengan peraturan pemerintah.”
2. PP 13 TAHUN 2019
Pasal 18 :
1. Kepala daerah menyusun LKPJ berdasarkan format
yang ditetapkan oleh Menteri.
2. LKPJ disusun berdasarkan pelaksanaan program dan
kegiatan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan
dan anggaran tahunan.
PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH PUSAT LPP EKPPD
D
LKP Rekomendasi
PERTANGGUNGJAWABAN J
DPRD
KEPALA DAERAH PERDA
LPP APBD
Pertanggung-
(LKPD audit
jawaban APBDK
BPK
MASYARAKAT ILPPD
Pasal 19 :
1. Kepala daerah menyampaikan LKPJ kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
dalam rapat paripurna yang dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun paling
lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
2. Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap atau berhalangan sementara, LKPJ
disampaikan oleh wakil kepala daerah selaku pelaksana tugas kepala daerah
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rapat paripurna.
3. Dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah secara bersamaan berhalangan
tetap atau berhalangan sementara, LKPJ disampaikan oleh pejabat pengganti
kepala daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam rapat paripurna.
Pasal 20 :
1. Paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah LKPJ diterima, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah harus melakukan pembahasan LKPJ dengan memperhatikan:
a. capaian kinerja program dan kegiatan; dan
b. pelaksanaan Peraturan Daerah dan/atau Peraturan Kepala Daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah.
2. Berdasarkan hasil pembahasan LKPJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah memberikan rekomendasi sebagai bahan
dalam:
a. penyusunan perencanaan pada tahun berjalan dan tahun berikutnya;
b. penyusunan anggaran pada tahun berjalan dan tahun berikutnya; dan
c. penyusunan Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah, dan/atau kebijakan
strategis kepala daerah.
Pasal 21 :
“Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyusunan dan penyampaian LKPJ diatur
dalam Peraturan Menteri.”
PERAN DPRD TERKAIT LKPJ
1. UU 23/2014 Pasal 101 ayat (1) huruf h (untuk provinsi) dan Pasal
154 ayat (1) huruf h (untuk kab/kota)
DPRD mempunyai tugas dan wewenang:
huruf h. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
PERAN DPRD TERKAIT LKPJ
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup LKPJ mencakup penyelenggaraan:
a. urusan desentralisasi;
b. tugas pembantuan; dan
c. tugas umum pemerintahan.
Agar evaluasi terhadap LKPJ yang dilakukan lebih berkualitas, terdapat beberapa persyaratan yang
diperlukan, diantaranya:
Pertama, LKPJ perlu dievaluasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua bagian atau bab dalam sistematika
LKPJ harus dievaluasi satu persatu, sejak dari pendahuluan hingga penutup. Evaluasi yang hanya difokuskan pada aspek-
aspek tertentu akan mengakibatkan evaluasi tidak utuh dan tidak dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai
kinerja Kepala Daerah dalam melaksanakan program-programnya.
Kedua, tim pembahas yang berkompeten. Untuk kebutuhan ini misalnya dapat dilakukan pembentukan Pansus
Pembahasan LKPJ. Pembentukan tim pembahas ini diperlukan agar evaluasi LKPJ dapat dilakukan secara lebih fokus
sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat lebih berkualitas. Anggota tim pembahas sedapat mungkin berasal dari
seluruh fraksi dan komisi yang ada di DPRD.
Ketiga, dalam melakukan telaah terhadap LKPJ, DPRD harus merujuk pada berbagai dokumen perencanaan daerah,
seperti: RPJMD, RKPD, KUA dan PPAS, APBD, APBD perubahan, dan sebagainya. Hal itu agar penilaian dapat
dilakukan secara obyektif, mengingat berbagai dokumen tersebut pada hakekatnya merupakan kesepakatan bersama
antara Kepala Daerah dan DPRD. Oleh karena itu diperlukan kelengkapan dokumen untuk mengevaluasi LKPJ, seperti
dokumen DPA SKPD, realisasi program dan kegiatan, realisasi anggaran, catatan-catatan hasil kunjungan lapangan,
notulensi rapat pendapat dengan SKPD, LAKIP, dan sebagainya.
Keempat, pelibatan masyarakat dalam evaluasi LKPJ. Pelibatan masyarakat diperlukan agar DPRD memperoleh
berbagai informasi langsung dari sumbernya. Masyarakat memiliki berbagai informasi mengenai implementasi program
dan kegiatan di lapangan hingga kinerja maupun dampak dari program dan kegiatan, yang mencerminkan keberhasilan
maupun kegagalan program tersebut. Pelibatan masyarakat dalam evaluasi LKPJ dapat dilakukan melalui forum-forum
public hearing pada saat pembahasan LKPJ yang dilakukan oleh pansus LKPJ.
Kelima, waktu pembahasan. Sesuai dengan PP No. 13 Tahun 2019, DPRD hanya memiliki waktu 30 (tiga puluh) hari
untuk melakukan evaluasi terhadap LKPJ. Ada baiknya apabila DPRD menyusun langkah-langkah atau tahapan-tahapan
dalam evaluasi LKPJ dengan waktu sesempit itu DPRD harus dapat melakukan evaluasi secara efektif untuk
menghasilkan rekomendasi yang berkualitas.
Keenam, dasar pemberian rekomendasi. Rekomendasi DPRD terhadap LKPJ harus didasarkan pada evaluasi objektif
terhadap seluruh data dan informasi yang tertuang dalam LKPJ. Rekomendasi dapat diberikan untuk mengatasi berbagai
kelemahan, ketidaktercapaian kinerja, ketidakefisienan, dan sebagainya yang ditemukan oleh DPRD setelah
mengevaluasi LKPJ.
Ketujuh, Pemantauan atau pengawasan terhadap implementasi rekomendasi DPRD terhadap LKPJ. Sebaik apapun
rekomendasi yang diberikan oleh DPRD terhadap LKPJ tidak akan berarti apabila tidak diimplementasikan oleh Kepala
Daerah.
EVALUASI PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN DAERAH
PP No. 13 Tahun 2019 mengatur bahwa penyelenggaraan urusan desentralisasi memuat
penyelenggaraan urusan wajib dan urusan pilihan. Oleh karena itu, urusan desentralisasi yang
dilaporkan Kepala Daerah kepada DPRD dalam LKPJ adalah urusan pemerintahan yang
telah diatur perundangan
Pedoman untuk menilai materi penyelenggaraan urusan desentralisasi urusan yang
menjadi kewenangan pemerintah daerah, Perda RPJMD, dan RKPD atau APBD tahun
anggaran bersangkutan. Sedangkan untuk menilai materi permasalahan dan solusi, DPRD
dapat menggunakan logika berpikir atau aspirasi masyarakat.
TATA CARA EVALUASI PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMDA
untuk menilai dalam arti memberikan pendapat berupa saran/masukan/koreksi terhadap LKPJ-ATA, perlu
diperhatikan beberapa hal. Pertama, DPRD harus melihat apakah urusan dan bidang-bidang yang dilaporkan
dalam LKPJ sudah sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerahnya. Jika belum
selesai, misalnya urusan wajib yang dilaksanakan seharusnya 31, tetapi yang dilaporkan hanya 24, maka hal ini
perlu dikoreksi melalui rekomendasi. Demikian pula, urusan pilihan, seharusnya menurut urusan pilihan ada 7,
tetapi yang dilaporkan hanya 4, maka hal itu juga perlu dikoreksi.
Kedua, untuk menilai dari program dan kegiatan yang dilaksanakan, perhatikan RKPD atau APBD
bersangkutan. Jika ada program yang dilaksanakan, tapi tidak dilaporkan maka harus menjadi koreksi.
Ketiga, realisasi program atau kegiatan, baik realisasi fisik maupun realisasi anggarannya, perhatikan
prosentase capaiannya.
EVALUASI PEMNYELENGGARAAN TUGAS
PEMBANTUAN
Di dalam ketentuan PP No. 13 Tahun 2019 sudah diatur pokok-pokok penyusunan dan evaluasi LKPJ oleh
Kepala Daerah dan DPRD. Akan tetapi, seringkali DPRD menghadapi kendala dalam melakukan proses penilaian
terhadap LKPJ Kepala Daerah. Kendala-kendala itu pada dasarnya disebabkan karena:
1) Ketidaktahuan mengenai apa yang menjadi acuan penilaian;
2) Kriteria apa yang dijadikan pedoman untuk melakukan penilaian;
3) Ke arah mana fokus penilaian dilakukan;
4) Data/informasi apa selain yang disajikan dalam LKPJ yang masih diperlukan untuk melakukan penilaian;dan
5) Bagaimana menarik kesimpulan dan memberikan rekomendasi atas hasil penilaian yang dilakukan.
ACUAN PENILAIAN
Dalam rangka menjalankan fungsinya untuk melakukan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, LKPJ dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan
atau kegagalan kepala daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah.
Ukuran keberhasilan atau kegagalan memiliki berbagai perspektif maupun ukuran, karena penilaian atas suatu
keberhasilan seringkali bersifat subyektif (tergantung pada siapa dan dimana posisi penilainya). oleh karena itu, untuk
mendapatkan penilaian yang objektif perlu disepakati ukuran-ukuran keberhasilan atau kegagalan tersebut.
Penilaian DPRD terhadap LKPJ pada dasarnya adalah kegiatan. Untuk mencocokan atau membandingkan
mengenai program atau kegiatan berikut pagu anggaran yang telah disepakati dengan realisasi atau pelaksanaannya.
Untuk menilai tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu program atau kegiatan, dilakukan dengan cara
membandingkan antara target dan realisasi pelaksanaan suatu program atau kegiatan pada masing-masing indikator,
sebagai berikut;
PENDEKATAN PENILAIAN
Penilaian terhadap LKPJ dapat digunakan 2 (dua) pendekatan, yakni :
1) Pendekatan kelembagaan
2) Pendekatan urusan yang menjadi kewenangan daerah
PENARIKAN KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
PENILAIAN
Berdasarkan data yang disajikan dalam LKPJ, DPRD melakukan analisis atau telahaan dengan menggunakan hasil
survey kepada kelompok sasaran, LAKIP, maupun sumber data lainnya. DPRD kemudian menarik kesimpulan atas kinerja
Kepala Daerah dalam pelaksanaan program atau kegiatan sebagaimana yang tertuang dalam RKA-SKPD. Untuk itu, sesuai
dengan uraian sebelumnnya, DPRD dapat menentukan besaran target yang harus dipenuhi untuk menetapkan apakah
kinerja dalam pelaksanaan program atau kegiatan dapat dikatakan baik, cukup atau kurang. Misalnya, apabila target
kinerja dapat dipenuhi paling rendah 80% maka kinerja dikatakan baik, apabila target kinerja dipenuhi antara 60% hingga
80% maka kinerja dikatakan cukup, sedangkan apabila target kinerja dipenuhi dibawah 60% maka kinerja dikatakan buruk.
Dalam kasus dimana kinerja mendapatkan kategori buruk, diperlukan analisis yang lebih mendalam terhadap faktor-
faktor penyebabnya, sehingga kemudian dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi DPRD kepada Kepala Daerah.
Kemungkinan yang bisa terjadi adalah:
1) Anggaran yang tersedia memang kurang dari yang seharusnya
dibutuhkan untuk melaksanakan program atau kegiatan tersebut.
2) Pelaksana program atau kegiatan kurang cakap atau kurang mampu
untuk melaksanakan program atau kegiatan tersebut.
3) Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan program
atau kegiatan tersebut kurang memadai, atau
4) Pelaksanaan program atau kegiatan terganggu oleh faktor-faktor yang
berada diluar kendali pelaksana program atau kegiatan, seperti bencana
alam, bencana sosial;
5) Dan sebagainya.
FOKUS PERHATIAN DALAM EVALUASI LKPJ
Pasal 14
(2) Hasil penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi:
c. capaian pelaksanaan program dan kegiatan, serta permasalahan dan upaya penyelesaian setiap urusan pemerintahan;
d. kebijakan strategis yang ditetapkan oleh kepala daerah dan pelaksanaannya; dan
e. tindak lanjut rekomendasi dewan perwakilan rakyat daerah tahun anggaran sebelumnya.
(3) Hasil pelaksanaan tugas pembantuan dan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, berupa:
a. pemerintah daerah provinsi terdiri atas capaian kinerja:
1. tugas pembantuan yang diterima dari pemerintah pusat; dan
2. tugas pembantuan yang diberikan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
b. pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri atas capaian kinerja:
1. tugas pembantuan yang diterima dari pemerintah pusat; dan
2. tugas pembantuan yang diterima dari pemerintah daerah provinsi.
(4) Hasil pelaksanaan tugas pembantuan dan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), juga memuat permasalahan dan upaya penyelesaian setiap tugas pembantuan
atau penugasan.
(5) Laporan hasil pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15
Penyusunan LKPJ dilakukan oleh kelompok kerja khusus penyusunan LKPJ sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1).
Pasal 16
(1) Data yang digunakan dalam LKPJ merupakan data yang digunakan untuk menyusun LPPD.
(2) Dalam hal data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tersedia, perangkat daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan menyiapkan data sesuai dengan kebutuhan penyusunan LKPJ atau
meminta ke badan pusat statistik.
Pasal 17
LKPJ disusun menggunakan format sistematika sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 18
(1) LKPJ disampaikan oleh kepala daerah dalam rapat paripurna dewan perwakilan rakyat daerah yang
dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
(2) Dalam hal kepala daerah berhalangan tetap atau berhalangan sementara, LKPJ disampaikan oleh wakil
kepala daerah selaku pelaksana tugas kepala daerah.
(3) Dalam hal kepala daerah dan wakil kepala daerah secara bersamaan berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, LKPJ disampaikan oleh pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas
kepala daerah.
Pasal 19
(1) Dewan perwakilan rakyat daerah harus melakukan pembahasan LKPJ paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah LKPJ diterima.
(2) Pembahasan LKPJ oleh dewan perwakilan rakyat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dengan memperhatikan:
a. capaian kinerja program dan kegiatan; dan
b. pelaksanaan peraturan daerah dan/ atau peraturan kepala daerah dalam menyelenggarakan urusan
pemerintahan daerah.
(3) Berdasarkan hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dewan perwakilan rakyat daerah
menerbitkanrekomendasi sebagai bahan:
a. penyusunan perencanaan pada tahun berjalan dan tahun berikutnya;
b. penyusunan anggaran pada tahun berjalan dan tahun berikutnya; dan
c. penyusunan peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan/atau kebijakan strategis kepala daerah.
(4) Rekomendasi dewan perwakilan rakyat daerah terhadap LKPJ provinsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), disampaikan oleh dewan perwakilan rakyat daerah kepada gubernur dengan tembusan kepada
Menteri melalui Direktur Jenderal Otonomi Daerah.
(5) Rekomendasi dewan perwakilan rakyat daerah terhadap LKPJ kabupaten/kota sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), disampaikan oleh dewan perwakilan rakyat daerah kepada bupati/wali kota dengan
tembusan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Otonomi Daerah dan gubernur sebagai wakil
pemerintah pusat.
(6) Hasil rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan (5), ditindaklanjuti oleh kepala daerah.
Pasal 20
(1) Dalam hal kepala daerah atau pejabat pengganti berakhir masa jabatannya sebelum tahun anggaran
berakhir, kepala daerah atau pejabat pengganti yang bersangkutan menyampaikan memori serah terima
jabatan kepada kepala daerah yang baru atau pejabat pengganti.
(2) Memori serah terima jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi bahan penyusunan LKPJ
oleh kepala daerah yang baru atau pejabat pengganti.
(3) LKPJ sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditandatangani dan diserahkan oleh kepala daerah yang
baru atau pejabat pengganti.
PENDANAAN
Pasal 34
(1) Pendanaan penghargaan bersumber pada anggaran pendapatan dan belanja negara.
(2) Pendanaan penyusunan dan penyampaian LPPD, LKPJ, RLPPD dan EPPD provinsi bersumber pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi.
(3) Pendanaan penyusunan dan penyampaian LPPD, LKPJ dan RLPPD kabupaten/kota bersumber pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
SISTEMATIKA LAPORAN KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar Hukum (dijelaskan undang-undang tentang pembentukan daerah yang bersangkutan)
1.2 Visi dan Misi Kepala Daerah
1.3 Data Umum Daerah
Data Umum daerah memuat informasi tentang profil daerah secara umum yang yang meliputi :
1. Data geografis wilayah;
2. Jumlah Penduduk;
3. Pertumbuhan Penduduk;
4. Jumlah PNS;
5. Realisasi pendapatan menurut jenis pendapatan;
6. Realisasi belanja menurut jenis belanja; dan
7. Realisasi pembiayaan menurut jenis pembiayaan.
BAB II PERUBAHAN PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Bab ini menjelaskan perubahan terhadap kegiatan dan alokasi yang terkait dengan pengelolan
pendapatan, pengelolaan belanja dan pengelolaan pembiayaan dalam rangka pencapaian target yang telah
disepakati dalam dokumen anggaran.
BAB III HASIL PENYELENGGARAN URUSAN PEMERINTAH YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
3.1 Capaian Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Capaian pelaksanaan program dan kegiatan memuat :
1. Capaian kinerja program sesuai dengan target kinerja yang diterapkan dalam perjanjian
kinerja;
2. Capaian kinerja keluaran masing-masing kegiatan pada setiap urusan pemerintahan/urusan
penunjang/urusan pendukung pemerintahan sesuai dengan target dalam dokumen anggran
dan masalah yang dihadapi serta solusi pemevahannya;
3. Analisis kesesuaian antara kegaitan dengan target kinerja program yang sudah ditetapkan
dalam perjanjian kinerja.
Capaian kinerja program dan kegiatan tersebut diatas dituangkan menggunakan tabel sebagai berikut:
3.1.1 Pelaksanaan Urusan Wajib yang Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
No URUSAN ORGANISASI KEBIJA URAIAN TARGET REALISAI PERMASAL UPAYA TINJUT
PEMERINTAHAN PERANAKAT KAN PROGRAM AHAN MENGATA REKOMEN
DAERAH /KEG SI DASI DPRD
PERMASAL
AHAN
1. Pendidikan 1. Dinas ..../... ...../.... ............ ........... 1.......... 1............. 1...........
Pendidikan 2.......... 2............. 2 ..........
Dst....... Dst......... Dst.......
2, ..................... ........................ ..../... ...../.... ............ ........... 1.......... 1............. 1...........
2.......... 2............. 2 ..........
Dst....... Dst......... Dst.......
Keterangan :
Target adalah hasil yang dicapai pada tingkat outcome yang segera terlihat setelah output dicapai (immediate outcome)
Contoh: pembanguan jalan, outputnya adalah : panjang jalan yang terbangun, outcomenya adalah peningkatan sosail
Dan/atau ekonomi masyarakat. Sedangkan immediate outcomenya antara lain adalah waktu tempuh atau biaya/ongkos
angkut pada ruas jalan yang dibangun tersebut.
3.1.2 Pelaksanaan Urususan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
No URUSAN ORGANISASI KEBIJA URAIAN TARGET REALISASI PERMASAL UPAYA TINJUT REKOMENDASI
PEMERINTAHAN PERANAKAT KAN PROGRAM/ AHAN MENGATASI DPRD
DAERAH KEG PERMASALAH
AN
1. Kelauatan dan 1. Dinas ....../...... ....../.... ......... ........... 1.......... 1............. 1...........
perikanan Kelauatan dan 2.......... 2............. 2 ..........
perikanan Dst....... Dst......... Dst.......
2. .................
TERIMA KASIH