REPUBLIK INDONESIA
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
APARAT PENGAWASAN INTERNAL PEMERINTAH
(APIP)
BIRU
HITAM
HIJA
U UNGU
MERAH
KUNING
Otak kanan dan otak kiri Anda telah mengalami konflik.
Otak kanan berusaha untuk mengatakan warna, sementara otak
kiri memaksa Anda untuk membaca.
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
KEMENTERIAN/LEMBAGA KEMENTERIAN/LEMBAGA
URUSAN ABSOLUT URUSAN KONKUREN
GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA/ CAMAT
DIBANTU INSTANSI
VERTIKAL
POVINSI/ KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN
UU 5/ 1974 UU 22/ 1999 UU 32/ 2004
Ttg Ttg UU 23/ 2014
Ttg Pokok- Ttg
Pokok Pemerintaha Pemerintaha
Pemerintahan
Pemerintaha n Daerah n Daerah Daerah
n di Daerah (Otonomi (Otonomi (Otonomi
(Sentralistik) seluas- luwes/ terbatas)
luasnya) terbatas)
JABFUNG P2UPD ADALAH
UU 15 TAHUN 2004
(P EMERI K S AAN P EN G EL OLA AN D AN T A N GG UN G JAW AB KEUAN GAN N EGA RA )
TUPOKSI P2UPD
(Pemenpan No. 15 Tahun 2009)
UNSUR DAN SUB UNSUR
KEGIATAN P2UPD (PASAL 6)
UNSUR DAN SUB UNSUR
KEGIATAN P2UPD (Lanjutan)
Beberapa perubahan penting penyelenggaraan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan berdasarkan UU 23/2014 :
11
LANJUTAN....
d. Dekon kepada Instansi Vertikal adalah pelaksanaan tugas dan fungsi
instansi vertikal melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan K/L.atasnya. Dalam arti: urusan pemerintahan yang dilimpahkan dari k/l
atasnya kpd instansi vertikal sbg pelaksanaan tugas dan fungsi instansi vertikal tersebut inilah
yg disebut berdasarkan asas dekonsentrasi.
3. Pengaturan pendanaan:
DESENTRALISASI didanai APBD
DEKONSENTRASI didanai APBN
TUGAS PEMBANTUAN didanai APBN
DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
(berdasarkan UU No. 23/2014 ttg Pemda)
PENGERTIAN UMUM :
Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada GWPP, Instansi Vertikal di
wilayah tertentu dan kepada Gubernur serta Bupati/Walikota sebagai
penganggung jawab penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.
17
TUJUAN PENYELENGGARAAN DKTP
18
Arah Kebijakan
Penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
(UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah dan RPP ttg DKTP)
Psl 91 ayat (1), (2), (3), (4) UU 23/2014 dan Psl 1 ayat (1), (2) dan (3) PP 33/2018 ttg
Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat.
Dekonsentrasi kepada GWPP
(UU No. 23/2014 dan PP No. 33/2018)
D. Selain itu melaksanakan tugas & wewenang:
1. menyelaraskan perencanaan pembangunan antardaerah kab/kota dan
antara daerah provinsi dan daerah kab/kota di wilayahnya;
2. mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara
daerah prov dan daerah kab/kota dan antardaerah kab/kota yang ada di
wilayahnya;
3. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Pusat atas usulan DAK pada
daerah kab/kota di wilayahnya;
4. melantik bupati/wali kota;
5. memberikan persetujuan pembentukan instansi vertikal di wilayah provinsi
kecuali pembentukan instansi vertikal urusan absolut dan pembentukan
instansi vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam UUD 1945;
6. melantik kepala instansi vertikal dari K/L yang ditugaskan di wilayah daerah
provinsi yang bersangkutan kecuali untuk kepala instansi vertikal yang
melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala instansi vertikal
yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam UU 1945; dan
7. melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan
Dekonsentrasi kepada GWPP
(PP No. 33/2018 ttg Pelaksanaan Tugas dan Wewenang GWPP)
Perangkat GWPP
GWPP dalam menyelenggarakan tugas dan wewenang sebagai wakil Pemerintah Pusat
dibantu oleh perangkat gubernur, terdiri atas: sekretariat dan paling banyak 5 (lima)
unit kerja.
Sekretariat bertugas mendukung pelayanan administrasi keuangan, perencanaan, dan
umum.
5 unit kerja bertugas melaksanakan bidang pemerintahan; hukum dan organisasi;
keuangan; perencanaan; dan pengawasan.
Sekretariat dan unit kerja dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi yang tugas dan
fungsinya bersesuaian dengan tugas perangkat GWPP
Perangkat GWPP dipimpin oleh sekretaris gubernur, yang karena jabatannya ditetapkan
sebagai sekretaris GWPP.
Perangkat GWPP dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat.
Susunan perangkat GWPP diatur dengan Permendagri yang ditetapkan setelah mendapatkan pertimbangan
tertulis dari MENPAN RB. (Proses Pembahasan)
Dekonsentrasi kepada GWPP
(PP No. 33/2018 ttg Pelaksanaan Tugas dan Wewenang GWPP)
Pendanaan
Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP dibebankan
pada APBN dari bagian anggaran KEMENDAGRI melalui
mekanisme dekonsentrasi, dengan memperhatikan kemampuan
keuangan Negara.
Pelaporan
GWPP melaporkan pelaksanaan tugas dan wewenang kepada
Presiden melalui MENDAGRI, dan Salinan laporan disampaikan
kepada BAPPENAS, MENKEU dan K/L terkait.
Laporan GWPP berupa laporan tahunan yang disampaikan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir.
MENDAGRI sewaktu-waktu dapat meminta laporan kepada
gubernur sebagai.
Evaluasi
MENDAGRI melakukan evaluasi terhadap laporan gubernur sebagai
wakil Pemerintah Pusat setiap tahun dengan melibatkan K/L
terkait.
Hal Lain : Dekonsentrasi kepada GWPP
Pengelolaan BMN/BMD
25
LANGKAH PASCA DITERBITKAN PP 33 TAHUN 2018
Dit. Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerjasama sedang menyusun Permendagri turunan
dari PP No. 33 Tahun 2018, dengan substansi sebagai berikut:
1. Menyusun Organisasi perangkat GWPP yang terdari dari 5 unit kerja bidang pemerintahan;
hukum dan organisasi; keuangan; perencanaan; dan pengawasan yang melekat pada
perangkat daerah provinsi.
2. Mempetakan setiap tugas 5 unit kerja perangkat GWPP kedalam rincian kegiatan, agar
berjalan saling sinergis antara tugas perangkat GWPP dengan tugas perangkat daerah.
3. Menyusun mekanisme pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang perangkat GWPP
melalui mekanismen dekonsentrasi.
4. Menyusun mekanisme tata kerja, pertanggungjawaban dan pelaporan pelaksanaan tugas
perangkat GWPP.
5. Menyusun mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan
wewenang perangkat GWPP sesuai dengan ketentuan peraturan perUU-an.
6. Menyusun mekanisme evaluasi terhadap pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas dan wewenang perangkat GWPP dengan melibatkan instansi terkait.
7. Menyusun mekanisme perencanaan tugas dan wewenang perangkat GWPP (bersifat bottom
up atau top down).
LANGKAH PASCA DITERBITKAN PP 33 TAHUN 2018
Substansi Permendagri turunan PP 33 Tahun 2018, antara lain meliputi :
Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Memuat kedudukan, susunan organisasi, susunan personil (yang melekap pada Perangkat Daerah
Provinsi), tata kerja, serta tugas dan fungsi unit kerja Perangkat GWPP.
Pelaporan
• Memuat kewajiban pelaporan pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP kepada Presiden melalui
Menteri Dalam Negeri.
• Laporan GWPP meliputi aspek manajerial (pelaksanaan tugas dan wewenang) serta aspek akuntabilitas
(keuangan). Laporan GWPP disampaikan paling lambat 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir,
serta disusun berdasarkan format dan instrumen yang telah ditetapkan oleh Menteri.
Evaluasi
Memuat Evaluasi terhadap laporan pelaksanaan tugas GWPP oleh Kemendagri dengan melibatkan K/L
terkait.
Pendanaan (bottom up)
• Memuat pendanaan GWPP melalui APBN dengan mekanisme dekonsentrasi Kemendagri.
• Penyusunan Program, Kegiatan dan Anggaran dimulai dari setiap unit kerja.
• Dokumen perencanaan disampaikan kepada Sekretariat GWPP untuk dikompilasi dan diinventarisir.
• Dokumen perencanaan selanjutnya disampaikan kepada Kemendagri c.q Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan.
► Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan memproses dokumen perencanaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
LANGKAH PASCA DITERBITKAN PP 33 TAHUN 2018
Pembagian TUSI Perangkat GWPP:
Unit Kerja Pemerintahan menyelenggarakan fungsi:
1. Memberikan persetujuan pembentukan instansi vertikal di wilayah provinsi kecuali pembentukan instansi vertikal
untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan pembentukan instansi vertikal oleh kementerian yang
nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam UUD 1945;
2. Melantik kepala instansi vertikal dari Kementerian dan LPNK yang ditugaskan di daerah provinsi yg bersangkutan
kecuali untuk kepala instansi vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala instansi vertikal
yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam UUD1945;
3. Menerima pertanggungjawaban Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum untuk diteruskan
kepada Menteri;
4. Melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
5. Melantik Bupati/Wali Kota;
6. Mengusulkan pemberhentian Bupati/Walikota kepada Menteri atas laporan dari DPRD Kabupaten/Kota;
7. Mengusulkan penjabat Bupati/Wali Kota kepada Menteri apabila Bupati/Wali Kota Kota diberhentikan sementara dan
tidak ada Wakil Bupati/Wali Kota;
8. Menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD Provinsi kepada Menteri dan memberhentikan anggota DPRD
Kabupaten/Kota atas usul pimpinan DPRD Kabupaten/Kota;
9. Menyampaikan nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktu kepada
Menteri, serta meresmikan pemberhentian anggota DPRD Kabupaten/Kota dan pengangkatan pengganti antarwaktu
anggota DPRD Kabupaten/Kota;
10.Meresmikan Ketua, Wakil Ketua dan Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota;
11.Menunjuk penjabat Sekretaris Daerah Provinsi atas persetujuan Menteri dan menyetujui penjabat Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota yang ditunjuk Bupati/Wali Kota;
12.Mengangkat dan/atau melantik Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang ditolak diangkat dan/atau dilantik
oleh Bupati/Wali Kota;
13.Menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1
(satu) daerah Provinsi;
14.Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan daerah Kabupaten/Kota dalam satu
provinsi;
15.Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
LANGKAH PASCA DITERBITKAN PP 33 TAHUN 2018
Pembagian TUSI Perangkat GWPP:
17. melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota;
18. Mengajukan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan kecamatan kepada Menteri untuk mendapat
persetujuan;
19. Membatalkan keputusan Bupati/Wali Kota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan;
20. Memberikan nomor register terhadap Raperda Kabupaten/Kota yang diajukan oleh Bupati/Wali Kota;
21. Menyampaikan laporan Perda Kabupaten/Kota yang telah mendapat nomor register secara berkala kepada Menteri;
32
TP Pusat :
33
TP Provinsi :
1. Sesuai dengan ketentuan
(bukan pelaksanaan binwas, tidak dilaksanakan sendiri, bukan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kab/Kota,
memiliki perangkat daerah yang lingkup tugas dan fungsinya
sama dengan bidang yang ditugaspembantuankan, tersedianya
sarana prasarana, perangkat daerah dan personel yang
menangani, memperhatikan karakteristik daerah, dan tidak ada
biaya pendamping dari daerah.)
2. Pemerintah Provinsi yang memberikan TP kepada daerah
Kab./Kota harus membentuk Peraturan Gubernur.
(Peraturan Gubernur tentang Urusan Pemerintahan yang
ditugaspembantuankan kepada Kab./Kota dan petunjuk
pelaksanaannya).
34
P2UPD & PERKEMBANGANNYA
Hasil Kajian :
• APIP tidak mampu mengawal
• Ekspose Naskah akademis revisi
Urusan Pemerintahan
Ditetapkannya Proses revisi Permpan Permenpan 15/2009
• Paradigma APIP berubah menjadi
Permenpan 15 / 2009 15/2009 • Penambahan jafung P2 melalui inpassing
audit SPJ
2004 2009 2016 2018
1 2 3
P2UPD MASIH PROFESIONALISME MASIH PERLUNYA
BELUM INDIVIDU MASIH PEMAHAMAN SECARA
MENEMUKAN PERLU DITINGKATKAN KONSEPSI MENGAPA
JATIDIRI SEBAGAI P2UPD ITU PENTING DAN
PENGAWAS URUSAN MEMBANGUN POLA
SINERGI PENGAWASAN
DENGAN JAFUNG
AUDITOR SECARA
EFEKTIF
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH
(PP 12 TAHUN 2017 PASAL 10)
LANJUTAN…
KEKUASAAN PEMERINTAHAN
1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan; (Pasal 4 UUD 1945 dan Pasal 5 UU 23
Thn 2014 ttg Pemerintahan Daerah)
2. Kekuasaan Pemerintahan diuraikan dlm berbagai urusan
pemerintahan;
3. Utk penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah,
dilaksanakan berdasarkan azas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan;
4. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, Presiden
dibantu oleh Menteri yg menyelenggarakan urusan
pemerintahan;
5. Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
daerah.
PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN
PENUGASAN BERDASARKAN AZAS
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Kewenangan Pusat
DILAKSANAKAN INSTANSI
PUSAT
Desentralisasi
DISERAHKAN KEPADA DAERAH
WEWENANG Dekonsentrasi
DILIMPAHKAN KEPADA
PEMERINTAH GUBERNUR SELAKU WAKIL
PUSAT PEMERINTAH PUSAT ATAU
INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH
Tugas Pembantuan
DITUGASKAN KEPADA DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
BENTUK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN UMUM
TERHADAP PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
(PASAL 375 UU NOMOR 23 TAHUN 2014 DAN PP 12/2017 TENTANG BINWAS)
GUBERNUR
Koordinasi
DASAR HUKUM
DASAR HUKUM PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
56
PERANGKAT GUBURNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
(BERDASARKAN UU NOMOR 23 TAHUN 2014)
(Perpers 55 efektif
Tahun 2012)
5
KELEMBAGAAN
ANGGARAN
PERSONIL
REKOMENDASI KPK
KEPADA PRESIDEN
Landasan pemikiran & arah perubahan TERDAPAT
DELAPAN PASAL
PERUBAHAN
LANDASAN PEMIKIRAN
• KEBERADAAN APIP SBG PERANGKAT DAERAH YANG MEMBANTU KDH DALAM BINWAS
PERANGKAT DAERAH
• INDEPENDNESI MERUPAKAN SYARAT AGAR APIP DAPAT EFDEKTIF DALAM MELAKUKAN
BINWAS
• PENGUATAN APIP PERLU DILAKUKAN UNTUK MENCEGAH DAN MENGATASI KECENDERUNGAN
PRILAKU KKN PENYELENGGARA PEMDA
ARAH KEBIJAKAN
• PERAN PEMERINTAH DALAM TINDAKLANJUT PELAPORAN DAN PENYELESAIAN HASIL
PENGAWASAN
• PENYESUAIAN ESELONERING INSPEKTUR DAERAH
• PENAMBAHAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH BINWAS SECARA BERJENJANG TERKAIT KKN
• RUANG KEWENANGAN PEMERINTAH DALAM PROSES PENGANGKATAN DAN/ATAU
PENGISIAN PEJABAT INSPEKTORAT
• PENYESUAIAN KELEMBAGAAN (TIPOLOGI INSPEKTORAT)
PENYESUAIAN ESELONERING INSPEKTUR DAERAH
Pasal 94 & Pasal 95 PP 18/2016 ARGUMENTASI LOGIS
• Sekretaris Daerah provinsi dan inspektur • Pasal 379 UU 23/2014 mengamanatkan
Daerah provinsi merupakan jabatan eselon Inspektorat Daerah melakukan Binwas
Ib atau jabatan pimpinan tinggi madya ke seluruh perangkat daerah, termasuk
• Sekretaris inspektorat Daerah provinsi, dan Sekretaris Daerah
inspektur pembantu merupakan jabatan • Pasal 19 UU 5 Tahun 2014 tidak secara
eselon IIb atau jabatan pimpinan tinggi eksplisit mengatur jabatan Inspektur
pratama Daerah
• Pasal 232 UU 23/2014 mengamantkan
• Sekretaris Daerah kabupaten/kota dan kedudukan, susunan organisasi, tusi,
Inspektur Daerah kabupaten/kota eselon dan beban kerja diatur dalam PP
merupakan jabatan eselon IIa atau jabatan • Pasal 16 PP 12/2017 mengamantkan
pimpinan tinggi pratama APIP wajib menjalankan prinsip
independensi dan obyektif.
PELAPORAN DAN PENYELESAIAN HASIL PENGAWASAN
ARGUMENTASI LOGIS
• Pertanggungjawaban Inspektorat
kepada Kepala Daerah tanpa
melalui Sekda agar menjaga
Pasal 11 & Pasal 33 PP 18/2016 independensi Inspektorat sebagai
• Inspektur Daerah provinsi dalam pembantu KDH Binwas perangkat
melaksanakan tugasnya bertanggung jawab Daerah sesuai Pasal 379 UU
kepada gubernur dan kepada Menteri 23/2014.
• Inspektorat Daerah provinsi • Pasal 16 PP 12/2017
menyelenggarakan fungsi pengawasan mengamantkan APIP wajib
penyelenggaraan daerah kabupaten/kota menjalankan prinsip independensi
• Pertanggungjawaban inspektur daerah dan obyektif
provinsi kepada Menteri dilakukan apabila • Pertanggungjawaban Inspektorat
dalam pelaksanaan fungsi terdapat indikasi kepada Mendagri terkait KKN agar
korupsi, kolusi, dan nepotisme hasil pengawasan Inspektorat
• Pertanggungjawaban inspektur daerah Daerah ditindaklanjuti tanpa ada
provinsi kepada gubernur setelah batasan pemeriksaan atau
berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah intervensi oleh Kepala Daerah.
apabila terkait administrasi perkantoran • Atas laporan tersebut Mendagri
berkoordinasi dengan BPKP
melakukan QA atas LHP dimaksud
PENYESUAIAN KELEMBAGAAN (TIPOLOGI INSPEKTORAT)
72
73
Apakah anda Setuju
2x2=4
4 + 4 =8
½ dari 8 = 0
½ dari 8 = 3
Maksimal 2 batang Korek Api
Berfikir Kreatif Lateral
Seseorang lahir di
1972 dan mati 1952
diumur 25.
Bagaimana ini bisa
terjadi ?
77
Golden:
Treat others as you would like to be treated
Platinum:
Treat others as they would like to be treated
81
and always…
S
M
I
L
E
22
See
You,
When I
See
You.
Agung cp 081320009132 83
Email: agungcandraperkasa@merahputih.id