OTONOMI DAN
PEMBANGUNAN DAERAH
TIU
mampu memahami, menjelaskan makna, konsep, prinsip,
permasalahan dan kebijaksanaan otonomi daerah dan
pembangunan daerah dalam sistem NKRI
TIK
Memahami dan menjelaskan:
• Tujuan, prinsip pelaksanaan dan pokok-pokok kebijakan
otonomi dan pembangunan daerah
• Permasalahan otonomi dan pembangunan daerah
• Keterkaitan otonomi daerah dengan pembangunan
• Keterkaitan antara otonomi daerah dan pembangunan
daerah
MATERI POKOK
• Perkembangan otonomi
• Pembangunan daerah
OTONOMI
• Auto: sendiri
• Nomia (nomy): aturan
• Otonomi: mengatur diri sendiri
• Dalam pemerintahan:
– Pelimpaham sebagian kewenangan, tugas,
kewajiban dan tanggung jawab dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
PERKEMBANGAN OTONOMI
• 1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja
• 1945: UU No 1/1945: penekanan pd dekonsentrasi. Komite
Nasional Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dr
anggota Komite
• 1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2
dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat
oleh Pem Pusat dr calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat
dr Pamong Praja secara langsung
• 1957: UU No 1/1957: penekanan pd desentralisasi
(otonomi seluas2nya) menimbulkan keresahan di kalangan
Pamng Praja
• 1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH
dan DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dr anggota
DPRD dan membantu KDH debagai eksekutif
• 1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sbg Ketua DPRD,
penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya)
PERKEMBANGAN OTONOMI
• Otonomi seluas-luasnya
• Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab
• Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat
• Menjamin keserasian hubungan antara Daerah dg
Daerah lainnya, Daerah dg Pusat
• Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI
• Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi
Pemberian Otonomi Luas
diarahkan untuk:
• Mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat
Evaluasi
Formulasi sasaran
Pengumpulan dan
Analisis data
Implementasi
Identifikasi
alternatif/Pilihan
Perencanaan
implementasi
Penilaian komparasi
Rencana yang
dipublikasikan
Alur Perencanaan dan Penganggaran
Pemerintah
KL KL APBN
Pusat
Pedoman
Diacu
Dijabarkan Pedoman
RPJP Pedoman RPJM RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional
Dijabarkan
RKP Pedoman
RPJP Pedoman RPJM RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah
Pemerintah
Daerah
Pedoman Diacu
Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD
UU SPPN UU KN
LIMA PENDEKATAN PROSES PERENCANAAN
Politik
Teknokratik
Parsitipatif
Top-down
Bottom-up
PENDEKATAN POLITIK
Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah
dilihat sebagai proses perencanaan:
Rakyat memilih berdasarkan program
pembangunan yang ditawarkan calon
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) adalah penjabaran agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan calon pada
saat kampanye
PENDEKATAN TEKNOKRATIK
Menggunakan metode dan kerangka
berpikir ilmiah oleh lembaga yang secara
fungsional bertanggung jawab
PRIORITAS
• REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
– Penataan Peraturan Perundang-undangan
Sinkronisasi dan Harmonisasi Undang-undang Sektoral dan Daerah
– Peningkatan Profesionalisme Aparat Pemerintah Daerah
Aparat Pemda sebagai Pelayan Masyarakat yang Profesional
– Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kelembagaan yang Efektif dan Efisien dengan Manajemen Modern
– Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
Kemandirian Daerah dalam Pendanaan Pembangunan
– Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
Peran Provinsi dan Kerjasama Antar Daerah, terutama Daerah perbatasan
– Penataan Daerah Otonomi
Terhadap keinginan pembentukan Daerah Otonomi baru
AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SASARAN KEDUA adalah berkurangnya kesenjangan pembangunan
– Penataan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan
prinsip pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan
antar fungsi;
– Pengelolaan Pertanahan
Penegakan hukum yang adil dan transparan
Pembuatan peta dasar dan pembangunan sistem pendaftaran tanah
Pengembangan sistem informasi pertanahan
• PEMBANGUNAN PERDESAAN
– Dengan lintas program yang dilaksanakan di kawasan
perdesaan untuk:
meningkatkan kegiatan ekonomi di perdesaan antara lain melalui
pengembangan agribisnis dan KUKM di perdesaan;
meningkatkan sarana dan prasarana perdesaan, antara lain
mencakup pengembangan jaringan irigasi, pembangunan jalan
dan jembatan, pelayanan air minum, serta listrik perdesaan;
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perdesaan melalui
program pendidikan, kesehatan, dan keluarga berencana;
meningkatkan pengelolaan pertanahan dan tata ruang di
perdesaan;
meningkatkan perlindungan sumber daya alam dari kegiatan
pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploitatif di perdesaan,
terutama kawasan-kawasan konservasi dan kawasan lain yang
rentan terhadap kerusakan.
Puas atau Tidak Puas kah Anda dengan kinerja
aparat birokrasi/PNS dalam melayani beberapa
urusan di daerah Anda berikut ini?
Berurusan dengan
PNS makan waktu 59,60% 35,20% 5,20%
lama
PNS gampang
56,50% 36,50% 7,00%
disuap
BIDANG POLITIK
Upaya peningkatan kemampuan untuk mengambil
keputusan sendiri, dari proses perencanaan pemantauan,
evaluasi.
FAKTOR KEBERDAYAAN
2
1. Memperkuat Pendidikan
2. Memperkuat Kesehatan
3. Memperkuat Penguasaan Masyarakat
terhadap Sumber – sumber Ekonomi
4. Mengembangkan nilai-nilai Sosial
Buadaya Masyarakat
UNSUR – UNSUR
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dua alasan
• Pertama, hal itu menjamin bahwa warga bisa
berperan, berkontribusi dan memperoleh
layanan pembangunan yang baik;
• Kedua, partisipasi, transparansi dan
akuntabilitas dapat membangun checks-and-
balance, karena janji-janji pejabat dan anggota
DPRD dapat dikontrol melalui saluran-saluran
organisasi masyarakat yang mewakili aspirasi
konstituennya.
Model yang telah diadopsi
daerah untuk memperbaiki dan mengangkat
kualitas maupun kuantitas partisipasi warga
(1) Model penerbitan kerangka hukum dan
peraturan.
(2) Model perbaikan mekanisme perencanaan
dan penganggaran.
(3) Model fasilitasi dan penguatan forum
deliberatif.
(4) Model ketersediaan sumber daya (dana).
Potensi Pengembangan Partisipasi Masyarakat (1)
• Partisipasi dapat menjadi faktor untuk melakukan
koreksi dari kebijakan daerah yang penting seperti
perencanaan dan alokasi anggaran.
– Efek dari tindakan koreksi ini semakin tinggi di daerah-
daerah dimana masyarakat warganya aktif dan dimana
aturan daerah yang ada mendukung.
• Pelibatan warga dan organisasi masyarakat warga
dalam tata pemerintahan menjadi sumber
munculnya pendekatan dan program
pembangunan yang lebih inventif dan inovatif.
– Hal itu lebih berkembang di dalam situasi dimana
pimpinan daerah dan elit setempat juga memiliki cara
berpikir yang inovatif.
Potensi Pengembangan Partisipasi Masyarakat (2)