Anda di halaman 1dari 28

SISTEM PERENCANAAN &

PENGANGGARAN
DI INDONESIA
TINJAUAN NORMATIF & EMPIRIK
Pokok bahasan
1. Tinjauan Normatif Sistem Perencanaan dan Penganggaran di Indonesia
 Kerangka regulasi perencanaan dan penganggaran
 Implikasi dari peraturan perundangan perencanaan & penganggaran
 Keterpaduan perencanaan dan penganggaran (pusat dan daerah)
 Proses perencanaan dan penganggaran tahunan daerah (kalender
tahunan)

2. Proses Penyusunan APBD di Indonesia

3. Isu dan permasalahan dalam perencanaan dan penganggaran di Indonesia

4. Topik – topik khusus :


 Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
 Perilaku birokrat dalam penganggaran
 Penganggaran partisipatif
TATA URUTAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
(Berdasarkan TAP MPR-RI No:III/MPR/2000)

1. UUD-RI 1945
2. TAP-MPR RI
3. Undang-undang
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(PERPU)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah
Instrumen Hukum Perencanaan dan Penganggaran Daerah
• UNDANG-UNDANG
– UU-17/2003 tentang Keuangan Negara (terutama pasal 16– 20 & pasal 34).
– UU-1/2004 tentang Perbendaharaan Negara, terutama psl. 9 dan psl 15
– UU-15/2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara
– UU-25/2004 tentang SPPN, terutama pasal 21 – 27.
– UU-32/2004 ttg Pemerintahan Daerah, terutama psl 150 – 154 dan psl 179 – 199.
– UU-33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, terutama
pasal 66 – 86.
• PERATURAN PEMERINTAH:
– PP-20/2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah
– PP-21/2004 tentang Penyusunan RKA-Kementerian Negara dan Lembaga
– PP-37/2005 tentang Kedudukan Keuangan DPRD sebagai pengganti PP-24/2004
– PP-55/2005 tentang Dana Perimbangan
– PP-58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
– PP-65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM
– PP-72/2005 tentang Desa
– PP-73/2005 tentang Kelurahan
– PP-79/2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan di Daerah
• PERATURAN PRESIDEN
– PERPRES No.7/2005 tentang RPJM Nasional Tahun 2004-2009.
– PERPRES No.39/2005 tentang RKP Tahun 2006 & Lampiran Buku 1 dan Buku 2
– PERPRES No.74/2005 tentang DAU Daerah Provinsi dan Kab/Kota Tahun 2006

• Ketentuan Penunjang :
– SE Mendagri No.050/2020/SJ tentang Petunjuk Penyusunan Dokumen RPJP
Daerah dan RPJM Daerah Kab/Kota.
– SEB Meneg PPN/Kepala Bappenas-Mendagri No.1181/M.PPN/02/2006 –
050/244/SJ tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang 2006
– SE Mendagri No 903/2429/SJ tentang Pedoman Penyusunan APBD 2006 dan
Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2005
– SE Mendagri No.140/640/SJ tentang Pedoman Alokasi Dana Desa
– Kepmenkes No.1457 tentang SPM Bidang Kesehatan untuk Kabupaten/Kota
– Kepmendiknas No.129a/U/2004 tentang SPM Bidang Pendidikan
– Kemen LH No.197/2004 tentang SPM Bidang Lingkungan Hidup di Daerah
Kabupaten dan Daerah Kota.
Keterkaitan Antara Undang-undang dalam proses
Perencanaan dan Penganggaran Daerah

UU Keuangan Negara (KN) UU Sistem Perencanaan Pemb. Nasional (SPPN)


UU No. 17 tahun 2003 UU No. 25 tahun 2004

UU No. 32/2004 dan UU No. 33/2004


UU Pemerintahan Daerah UU Perimbangan Keuangan Pusat & Daerah

Peraturan Pemerintah

Peraturan Daerah
APBD RPJPD, RPJPMD,RKPD
Implikasi dari Instrumen Hukum Perencanaan
dan Penganggaran
 Fungsi Bappeda sangat kuat dan merupakan satu-satunya SKPD
yang mengkoordinasikan proses perencanaan di daerah
 DPRD terlibat mulai dari proses Musrenbang (kecamatan), penetapan
KU-APBD, Penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran.
 Kalender Perencanaan dan Penganggaran diatur lebih tegas
 Posisi kuat SKPD dan DPRD dalam proses anggaran. (UU-17/2003
pasal 19 & UU-33/2004 pasal 71 dan pasal 72)
 Fungsi administratif BPKD sangat signifikan dalam proses
penyusunan dan pengendalian anggaran APBD. (UU17/2003 pasal 19,
UU-1/2004 pasal 9 dan UU-32/2004 pasal 72)
 Adanya ketentuan RKA-SKPD disertai prakiraan belanja tahun
berikutnya/MTEF. (UU17/2003 pasal19 dan UU-33 pasal 72).
 Proses pembahasan RAPBD menjadi APBD lebih singkat
Keterpaduan Perencanaan dan Penganggaran di Indonesia
(pusat dan daerah)
Pedoman Pedoman
Renstra Rincian
Renja - KL RKA-KL
KL APBN

Pemerintah
Pusat
Pedoman Diacu

Dijabar
Pedoman Pedoman
RPJP RPJM kan
RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

Pedoman Pedoman
RPJP RPJM Dijabar RKP
kan
RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pemerintah
Daerah
Pedoman Diacu

Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN
Proses Perencanaan & Penganggaran Daerah
(Kalender Tahunan)
RPJPD

Rancangan
MUSRENBANGNAS RKP Mei
RPJMD Des APBD
Apr

MUSRENBANG Rancangan
Rancangan RKPD Prov Mei
PROV
Awal RKPD
• Prioritas pemb, Apr
Okt
• Pagu indiakatif
berdasar fungsi Musrenbang RKPD/ Rancangan Penetapan
Rancangan RAPBD
SKPD, sumber MUSRENBANGDA Ahir RKPD RKPD
RKPD
dana & Wilayah Ahir Mei
Mar
kerja
Mei
KUA &
PPAS
Jun-Jul

Rancangan Forum Renja


Renstra RKA-
Renja SKPD SKPD SKPD SKPD
SKPD
Feb/Mar
Feb. Apr Agt

MUSRENBANG Feb. Pokok-pokok


Kecamatan Pikiran
DPRD

MUSRENBANG Jan
Desa/Kel.
Dokumen Perencanaan Daerah
Dokumen Isi Rujukan Legalitas
RPJP Daerah Visi, Misi dan Arah Pembangunan Mengacu pada RPJP PERDA (UU-25
Daerah (UU-25 pasal 5 & UU-32 Nasional pasal 13 & UU-32
(20 tahun) pasal 150) pasal pasal 150)
RPJM Daerah • Arah kebijakan keuangan • Penjabaran dari visi, •PerKaDa (paling
daerah, misi, dan program KD lambat 3 bulan
(jangka waktu terpilih setelah KD terpilih
• Strategi pembangunan daerah,
5 tahun) • Kebijakan umum, dan • Rancangan Renstra dilantik)
• Program SKPD, lintas SKPD, SKPD UU-25 psl 19
dan program kewilayahan, •Berpedoman pada ayat 3
disertai rencana kerja dalam RPJP Daerah •PERDA
kerangka regulasi dan kerangka • Memperhatikan berpedoman pada
pendanaan indikatif. RPJM Nasional, PP (UU-32 pasal
 (UU-25 psl 5 & UU-32 psl 150) 150 ayat 3)

Renstra SKPD • Visi; Misi; Tujuan; Strategi; •Sesuai tugas dan •Peraturan
Kebijakan; Program dan fungsi SKPD Pimpinan SKPD
(jangka waktu Kegiatan. (UU-25 psl 7 & UU-32 (UU-25 pasal 19)
•Berpedoman kepada
5 tahun) psl 151 ayat 1) RPJM Daerah
Lanjutan …..
Dokumen Isi Rujukan Legalitas
RKPD (jangka  Rancangan kerangka ekonomi •Penjabaran Peraturan
waktu 1 daerah RPJM Daerah Kepala
tahun)  Prioritas pembangunan daerah •Mengacu RKP Daerah (UU-
 Rencana kerja dan 25 psl 26)
pendanaannya (langsung
pemerintah maupun mendorong
partisipasi masyarakat)
 (UU-25 psl 5 & UU-32 psl 150)
Renja SKPD • Kebijakan, program dan •Mengacu
(jangka waktu kegiatan pembangunan, baik Rancangan Awal •Tidak diatur
1 tahun) yang dilaksanakan langsung RKPD dan
oleh Pemda maupun yang berpedoman
ditempuh dengan mendorong Renstra SKPD
partisipasi masyarakat) (Psl 21 UU-25)
 (UU-25 psl 7 & UU-32 psl 151)
Pengendalian • Materi pengendalian tidak diatur, •Tidak diatur •Tidak diatur
dan Evaluasi namun akan dilakukan oleh
Pelaksanaan Kepala SKPD (UU-25 pasal 29)
Rencana • Akan diatur lebih lanjut dengan
PP yang berpedoman pada
perundang-undangan (UU-32
pasal 154)
Dokumen Penganggaran Daerah
Dokumen Isi Rujukan Legalitas
Kebijakan •Tidak diatur dlm UU •RKPD (psl 18 UU-17) Nota
Umum APBD •Kebijakan bidang pendapatan, •PP-58/2005 pasal 34) Kesepakata
(KUA) belanja, dan pembiayaan serta asumsi n Pemda-
yang mendasari untuk periode 1 thn DPRD
Prioritas Dan •Tidak diatur dalam UU •Kebijakan Umum APBD (UU-33 Kesepakata
Plafon •Skala prioritas dalam urusan wajib psl 71 & UU-17 psl 18) n
Anggaran dan urusan pilihan; urutan program •PP-58/2005 pasal 35) Pemerintah-
Sementara dalam setiap urusan dan plafon DPRD
(PPAS) anggaran sementara masing-masing
program
RKA-SKPD Tidak diatur •KU-APBD Tidak diatur
•Prioritas dan Plafon (UU-33/04 psl
72)
•Pedoman penyusunan RKA-
SKPD dari Kepala Daerah
(PP58/05 psl 35)
RAPBD Tidak diatur •RKPD (UU-17 psl-17 & UU-25 psl Tidak diatur
25 )
•Kompilasi RKA-SKPD yang telah
dikonsultasikan dengan DPRD
APBD • Anggaran pendapatan, anggaran Tidak diatur PERDA
belanja dan pembiayaan (psl-16 UU-
17)
• terinci sampai unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja
(UU-17 psl 20 ayat 5).
PROSES PENYUSUNAN APBD DI INDONESIA
Pembahasan Tim Anggaran
Pem. Daerah (TAPD) - SKPD

Musrenbang Jaring Asmara Kemampuan Pedoman


keuangan penyusunan
daerah RKA-SKPD RKA-
Pokok-pokok SKPD
pikiran DPRD

Nota
Kesepakatan
Prioritas dan PEMERINTAH - Rancangan
Kebijakan
Plafon DPRD APBD
RKPD Umum APBD
Anggaran • Strategi dan
(KUA)
Sementara prioritas
(PPAS)
• Penentuan APBD
pagu anggaran
SKPD
Pembahasan Pembahasan
Bersama Bersama
Pemda & Pemda &
DPRD DPRD
Issue dan permasalahan terkait kegiatan perencanaan dan
penganggaran daerah

 Egoisme sektoral
 Kepentingan individu (dan partai) vs kepentingan masyarakat
 Kontradiksi peraturan perundangan
 Prioritasi
 Perencanaan dan penganggaran partisipatif
 Aspek politik perencanaan dan penganggaran
Topik topik khusus
ANGGARAN BERBASIS KINERJA (ABK)
1. UU 32 Tahun 2004 & UU 33 Tahun 2004 :
 Peluang yang luas bagi daerah untuk mengembangkan dan
membangun daerahnya sesuai dengan kebutuhan dan
prioritasnya masing-masing.
 Perlu pengalokasian dana yang dimiliki dengan cara yang
efisien dan efektif, khususnya dalam upaya peningkatan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat.

2. UU 17 Tahun 2003 :
 Dalam menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja
perangkat daerah (RKA-SKPD) menggunakan pendekatan
berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai.
 Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan
anggaran berbasis kinerja yakni adanya keterkaitan antara
dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan
INDIKATOR KINERJA DAN RENJA SKPD
Indikator Kinerja – INPUT (SDM)

Adalah hari kerja dan biaya satuan personil yang digunakan


untuk menghasilkan keluaran
Contoh :

• Staf Teknik
• Staf Administrasi
• Supervisor
• Mandor
• Pekerja
-----------
• Dokter
• Bidan
• Perawat
• Operator komputer
• Pengemudi Ambulans , dst
Indikator Kinerja – INPUT (PERALATAN)

Adalah macam, klasifikasi, utilisasi dan biaya satuan


peralatan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran.
Contoh :
• Buldozer
• Hand Sprayer
• Dump Truck
• Loader
• Mini Truck Kijang
• Keranjang sampah
• Sapu, dst
Indikator Kinerja – INPUT (MATERIAL)

Adalah macam, klasifikasi, volume dan biaya satuan


material yang digunakan untuk menghasilkan keluaran
(produk).

Contoh :
• Pasir
• Besi Beton
• Bensin
• Solar
• Oli mesin
• Cat
• Kertas A4
• Komputer, dst

BIAYA SDM + PERALATAN + MATERIAL = TOTAL BIAYA INPUT


Indikator Kinerja - OUTPUT

• Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan yang dapat
berupa fisik maupun nonfisik, misalnya: rencana, kebijakan, program,
tersosialisasi. Indikator tersebut diidentifikasikan dengan banyaknya satuan
hasil, produk-produk, tindakan-tindakan, dan lain sebagainya.
• Indikator output harus sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit
organisasi yang bersangkutan.

Contoh:
- Jumlah IMB yang dikeluarkan;
- Jumlah panjang jalan yang diperbaiki;
- Jumlah anggota DPRD yang dilatih;
- Jumlah kasus yang dikelola;
- Jumlah dokumen akta kelahiran yang diproses;
- Jumlah ibu dan balita yang dilayani

Biaya satuan per keluaran (output) kegiatan


Indikator Kinerja - OUTCOME

Adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan atau dampak positif segera (1-2 tahun)
atau short term benefits yang dihasilkan oleh kegiatan. Ini dapat diambil dari tujuan
program Renja- SKPD atau RKPD terkait

Contoh:
% Penegakan PERDA IMB
% Peningkatan pendapatan dari retribusi daerah
% Penataan lokasi perdagangan eceran
% Peningkatan keterlibatan DPRD dalam proses perencanaan daerah
% Peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil
% Peningkatan pelayanan kesehatan remaja
% Penataan ruang hijau dan taman kota
% Peningkatan kesejahteraan keluarga miskin
Indikator Kinerja - BENEFIT

Adalah pernyataan kualitatif tentang perubahan jangka pendek atas penerima


(beneficiaries) kegiatan sebagai akibat pelaksanaan kegiatan. Ini dapat diambil
dari Renstra SKPD atau RPJM-Daerah

Contoh:
 % Peserta pelatihan meningkat kemampuan perencanaannya
 % Anak keluarga miskin yang mengikuti kegiatan belajar
 % Penduduk kecamatan X yang memahami penanganan flu burung
 % Remaja yang sehat dan terhindar dari narkoba
 % Pedagang kaki lima berhasil ditertibkan
Indikator Kinerja - IMPACT

Adalah pengaruh yang ditimbulkan baik aspek ekonomi, sosial, budaya,


ekologi yang bersifat positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator
berdasarkan asumsi yang ditetapkan, yang tercermin dari hasil dan
kelancaran proses pembangunan.

Contoh :
Perubahan terkait aspek kehidupan masyarakat (meningkatnya kualitas kehidupan
masyarakat).
Perubahan terkait aspek lingkungan hidup (meningkatnya kualitas fisik lingkungan hidup,
penataan ruang yang lebih baik)
Peningkatan kapasitas kelembagaan dan penduduk dalam mencapai keadaan yang lebih baik
terkait aspek sosial , ekonomi dan politik (meningkatnya kesejahteraan masyarakat).
Perilaku birokrat dalam penganggaran
(Teori Niskanen, 1975)

 Birokrat cenderung mengajukan anggaran lebih besar


 sehingga terjadi in-efisiensi anggaran
 hasil penelitian juga membuktikan bahwa birokrat relatif lebih
mengeluarkan biaya yg lebih besar untuk tingkat pelayanan yang sama
dibandingkan sektor privat
 Mengapa ?  maksimalisasi fungsi utilitas :
 Mengurangi beban kerja birokrat
 Fringe benefit
 Job security
PARTISIPASI MASYARAKAT
 Asas penting yang membuka peranserta dalam UU 25/2004
 “Kepentingan Umum” (mendahulukan kesejahteraan umum secara
aspiratif, akomodatif dan selektif);
 “Partisipatif” (Masyarakat berperan dalam proses pengambilan
keputusan;
 “Keterbukaan” (akses masyarakat terhadap informasi yang benar);
 ”Akuntabilitas” (dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat)

 Tujuan Partisipasi Masyarakat (UU-32/2004)


 Mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
 Menciptakan rasa memiliki pemerintahan dan pembangunan
 Menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum
 Mendapatkan aspirasi masyarakat dan
 Sebagai wahana untuk agregasi kepentingan dan mobilisasi dana
PARTISIPASI
MASYARAKAT
Pembahasan Tim Anggaran
Pem. Daerah (TAPD) - SKPD

Musrenbang Jaring Asmara Kemampuan Pedoman


keuangan penyusunan
daerah RKA-SKPD RKA-
Pokok-pokok SKPD
pikiran DPRD

Nota Kesepakatan
PEMERINTAH –
Prioritas dan DPRD Rancangan
Kebijakan
Plafon APBD
RKPD Umum APBD
Anggaran
(KUA) • Strategi dan
Sementara
prioritas
(PPAS)
• Penentuan Public hearing
pagu anggaran
SKPD
Pembahasan Pembahasan APBD
Bersama Bersama
Pemda & Pemda &
DPRD DPRD Sosialisasi
Sudah tersedia ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan
dan penganggaran, namun demikian Kualitas partisipasi relatif belum optimal.
Peran Warga, Pemerintah dan DPRD dalam
Perencanaan dan Penganggaran Partisipatif

Eksekutif • Nota Kesepakatan Legislatif


• Penyediaan Dana • Pembahasan RAPBD • Regulasi
dan Informasi • Penetapan APBD • Pengawasan
• Asistensi Teknis
• Pelaksanaan & Monev

• Pengambilan Keputusan • Komunikasi Politik


• Kesepakatan

Masyarakat Sipil
• Konsolidasi partisipan
• Agregasi kepentingan
• Memilih preferensi
• Memilih delegasi
• Monev

Anda mungkin juga menyukai