Sulaeman
HP. 0856 838 8920 & 0899 420 2909
E-mail. sulaeman79@gmail.com
REVIEW PERTEMUAN KE-4
2
1. Penurunan standar dari suatu postulat harus
mempertimbangkan kendala para pengguna laporan
keuangan agar informasi akuntansi bermanfaat secara
optimal, sebutkan 5 kendala tersebut?
2. Jelaskan perbedaan entitas akuntansi dengan entitas
pelaporan?
3. Berdasarkan UU No. 15 tahun 2004 dan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), terdapat tiga
jenis audit keuangan Negara, sebutkan dan jelaskan?
4. Sebutkan entitas sektor publik selain pemerintah
(Pemerintah Pusat dan Daerah), dan dalam menyusun
laporan keuangan standar apa yang digunakan ?
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL (SPPN) UU No. 25 TAHUN 2004
4
Nasional
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
5
Renstra Pedoman Renja - Pedoman
Rincian
RKA-KL
Pusat
Pemerintah
KL KL APBN
Pedoman Diacu
Dijabar
Pedoman Pedoman
RPJP RPJM kan
RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional
Pedoman Pedoman
RPJP RPJM Dijabar RKP
kan
RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah
Daerah
Pemerintah
Pedoman Diacu
UU SPPN UU KN
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RPJM
6
(1) Visi, Misi, Program
Presiden/KD Terpilih
Bappenas/da menyusun
Rancangan Awal
RPJM/D
(2) Kement/Lemb / SKPD
a) Visi,Misi Presiden/KD Menyusun
b) Strategi Bangnas/da Renstra-KL / Renstra SKPD
c) Kebijakan Umum (3)
d) Kerangka ekonomi makro/da Program Kement/Lembaga / SKPD
Sulaeman
HP. 0856 838 8920 & 0899 420 2909
E-mail. sulaeman79@gmail.com
FUNGSI ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
10
Pasal 6 (UU No.17/2003)
1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
2. Kekuasaan tersebut, dikuasakan kepada:
Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam
kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
Pasal 9 (UU No.17/2003)
Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas, a.l
1. Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran
3. Melaksanakan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya
4. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga
yang dipimpinnya
PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
SEKTOR PUBLIK
11
Tahap persiapan anggaran
Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia.
Terkait dengan masalah tersebut, yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,
hendaknya terlebih dahulu diulakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat. Selain itu, harus disadari
adanya masalah yang cukup berbahaya jika anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan
pembuatan keputusan tentang angggaran pengeluaran.
Tahap ratifikasi
Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif
dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan
coalition building yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam
tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk
menjawab dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan dan bantahan-
bantahan dari pihak legislatif.
16 Januari:
1. Penetapan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional
2. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan
berjalan
3. Penyusunan rencana inisiatif baru dan indikasi
kebutuhan anggaran
4. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dari
program yang sedang berjalan
Februari - Juni:
8. Penyusunan Renja-K/L
Agustus - Oktober:
15. Pembahasan Nota Keuangan, RAPBN, dan RUU
tentang APBN dalam Sidang Kabinet
18
November - Desember:
20
Konsep Zero Based Budgeting dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada
sistem anggara tradisional. Penyusunan anggaran dengan menggunakan konsep Zero
Based Budgeting dapat menghilangkan incrementalism dan line-item karena anggaran
diasumsikan mulai dari nol (zero-base).
ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini,
namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-
olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali. Item anggaran yang sudah
tidak relevan dibutuhkan dan tidak mendukung pencapaian tujuan organisasi dapat
hilang dari struktur anggaran atau mungkin juga muncul item baru.
ZERO BASED BUDGETING
21
KEUNGGULAN ZBB KELEMAHAN ZBB
o Jika ZBB dilaksanakan dengan baik o Prosesnya memakan waktu lama (time
maka dapat menghasilkan alokasi consuming), terlalu teoritis dan tidak
sumber daya secara lebih efisien. praktis, membutuhkan biaya yang besar,
o ZBB berfokus pada value for money. serta menghasilkan kertas kerja yang
o Memudahkan untuk mengidentifikasi menumpuk karena pembuatan paket
terjadinya inefisiensi dan keputusan.
ketidakefektivan biaya. o ZBB cenderung menekankan manfaat
o Meningkatkan pengetahuan dan jangka pendek.
motivasi staf dan manajer. o Implementasi ZBB membutuhkan
o Meningkatkan partisipasi manajemen teknologi yang maju.
level bawah dalam proses penyusunan o Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah
anggaran. pada proses meranking dan mereview
o Merupakan cara yang sistematik untuk paket keputusan.
menggeser status quo dan mendorong o Untuk melakukan perankingan paket
organisasi untuk selalu menguji keputusan dibutuhkan staf yang memiliki
alternatif aktivitas dan pola perilaku keahlian yang mungkin tidak dimiliki
biaya serta tingkat pengeluaran. organisasi.
KASUS
22
Kasus:
JAKARTA , KOMPAS.com - Kedatangan helikopter AgustaWestlandAW101 (AW
101) berjenis alat angkut berat di hanggar Lanud Halim Perdanakusumah,
Jakarta Timur, belakangan menjadi polemik di tubuh TNI.
Saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (6/2/2017) lalu, Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo
mengaku tidak tahu soal pembelian helikopter buatan Inggris tersebut.