Anda di halaman 1dari 2

FENOMENA

Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang paling besar yang


dibayarkan oleh Orang Pribadi maupun Badan Usaha dibandingkan dengan
pendapatan negara lainnya, dalam Undang – undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa pendapatan negara adalah semua
penerimaan yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan
pajak serta penerimaan hibah dari dalam dan luar negri.
Tanggung jawab masyarakat suatu negara akan hal pembayaran pajak tidak
bisa dihindarkan, karena kewajiban membayar pajak adalah pungutan yang
diwajibkan oleh undang – undang, bukan kontribusi yang sifatnya sukarela (taxes
are enforced extractions, not voluntary contributions). Karena itu pungutan pajak
harus dibayarkan dalam bentuk Perorangan maupun Badan Usaha, berbagai pihak
mencoba untuk melakukan berbagai cara dalam menurunkan besarnya
tanggungan beban pajak yang harus dibayarkan ke negara dengan salah satu cara
yaitu Tax Avoidance.
Leverage menurut Sartono (dalam Kurniasih dan Sari, 2013) merupakan
penggunaan hutang untuk membiayai investasi. Leverage merupakan rasio yang
mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang dalam pembiayaan.
Leverage juga menggambarkan hubungan antara total aset dengan modal saham
biasa atau menunjukan penggunaan hutang untuk meningkatkan laba (menurut
Husnan dalam Kurniasih dan Sari,2013). Perusahaan besar lebih cenderung
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya daripada menggunakan
pembiayaan yang berasal dari utang. Perusahaan besar akan menjadi sorotan
pemerintah, sehingga akan menimbulkan kecenderungan bagi para manajer
perusahaan untuk berlaku agresif atau patuh (Maria dan Kurniasih, 2013). Karena
itu untuk perusahaan yang besar akan sangat membutuhkan sumber daya manusia
di bidang perpajakan. Sumber daya manusia yang ahli dalam perpajakan
diperlukan agar dalam pengelolaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan dapat
maksimal untuk menekan beban pajak perusahaan. Perusahaan berskala kecil
tidak dapat optimal dalam mengelola beban pajaknya dikarenakan kekurangan
ahli dalam perpajakan (Nicodeme, 2007 dalam Darmadi 2013).
Tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara pemilik dan
manajer perusahaan dalam menentukan arah kinerja perusahaan disebut corporate
governance (Annisa dan Kurniasih, 2012). Corporate governance ada untuk
meminimalisir konflik keagenan yang terjadi pada perusahaan antara pemegang
saham dengan manajemen dimana pemegang saham menginginkan dividen yang
besar atas dana yang telah mereka investasikan sedangkan pihak manajemen
lebih mementingkan aktivitas operasional agar untuk dialokasikan menjadi laba
ditahan daripada dibagikan menjadi dividen ke para pemegang saham. Sebuah
perusahaan merupakan Wajib Pajak sehingga kenyataannya bahwa suatu aturan
struktur corporate governance mempengaruhi cara sebuah perusahaan dalam
memenuhni kewajiban pajaknya, tetapi di sisi lain perencanaan pajak tergantung
pada dinamika corporate governance dalam suatu perusahaan (Friese, Link dan
Mayer, 2006).
Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan investasi periode
masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan
dating. Menurut Brigham dan Houston dalam Andriyanto (2015). Pertumbuhan
penjualan akan sangat mempengaruhi kebijakan manajemen di masa yang akan
datang. Pertumbuhan penjualan memiliki pengaruh yang strategis terhadap
perusahaan, karena penjualan yang dilakukan oleh perusahaan harus didukung
dengan harta dan aset, bila penjualan ditingkatkan maka aset pun harus ditambah
(Weston dan Brigham, 1991)

Anda mungkin juga menyukai