Anda di halaman 1dari 23

Peraturan di Desa

…………………………
Disampaikan pada:
Pelatihan Peningkatan Kapasitas Lembaga Desa
Desa ParerejaKecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes
Parereja, Mei 2023
JENIS DAN MATERI MUATAN
 Jenis Peraturan dan Keputusan pada tingkat Desa meliputi:
 Peraturan Desa;
 Peraturan Kepala Desa;
 Peraturan bersama Kepala Desa; dan
 Keputusan kepala Desa.
 Materi muatan Peraturan Desa  adalah seluruh materi muatan dalam
rangka penyelenggaraan Pemerintahan, Pembangunan dan Pemberdayaan
masyarakat serta penjabaran lebih lanjut dari ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi
 Materi muatan Peraturan Kepala Desa dan Peraturan Bersama Kepala
Desa  adalah Penjabaran Pelaksanaan Peraturan Desa yang bersifat
Pengaturan.
 Materi Muatan Keputusan Kepala Desa  adalah Penjabaran Pelaksanaan
Peraturan Desa dan Peraturan kepala Desa yang bersifat penetapan.
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN
PERATURAN

1. Kejelasan tujuan;
2. Kelembagaan/organ pembentuk yang tepat;
3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4. Dapat dilaksanakan;
5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6. Kejelasan rumusan; dan
7. Keterbukaan.
HIRARKI PERATURAN
PERUDANG-UNDANGAN
Materi/isi Peraturan di Desa
1. Peraturan Desa berisi materi pelaksanaan
Kewenangan Desa dan penjabaran
peraturan yang lebih tinggi;
2. Peraturan Bersama Kepala Desa berisi
materi kerjasama Desa;
3. Peraturan Kepala Desa berisi materi
pelaksanaan Peraturan Desa, Peraturan
Bersama Kepala Desa atau Peraturan yang
lebih tinggi.
LANDASAN PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
 Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan
dasar atau ideologi negara., yaitu nilai-nilai (cita hukum)
yang terkandung dalam Pancasila.

 Landasan sosiologis adalah landasan yang berkaitan


dengan kondisi atau kenyataan empiris yang hidup dalam
masyarakat, sehingga mempuyai daya mengikat secara
efektif (living law)

 Landasan Yuridis adalah yang menjadi dasar kewenangan


pembuatan peraturan perundang-undangan.
Materi yang dapat ditetapkan
dengan Peraturan Desa
Materi yang dapat ditetapkan dengan Peraturan Desa antara lain ;
• Kewenangan Desa;
• Susunan Organisasi Pemerintahan Desa;
• Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa;
• Tata cara Pemilihan, Pelantikan dan Pemberhentian Perangkat Desa;
• Tata cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, dan Penetapan serta
Pengesahan Anggota BPD;
• Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Des);
• Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Des);
• Pungutan Desa;
• Pengadaan Tanah Kas Desa; Lembaga Kemasyarakatan;
• Perjanjian dengan Pihak Ketiga.
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD);
• Rencana Pembangunan Jangka Panjang Desa (RPJPD);
• Pembentukan dan Pemecahan Desa ;
• Pengelolaan Keuangan Desa.
Substansi UU 6/2014 Tentang Desa Berkenaan
Dengan Pembentukan Peraturan Desa
(1) Jenis peraturan di Desa terdiri atas Peraturan Desa, peraturan bersama
Kepala Desa, dan peraturan Kepala Desa.
(2) Peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang bertentangan
dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
(3) Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
(4) Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa harus
mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diserahkan oleh
Bupati/Walikota paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan tersebut oleh Bupati/Walikota.
(6) Dalam hal Bupati/Walikota telah memberikan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), Kepala Desa wajib memperbaikinya.
Substansi UU 6/2014 Tentang Desa Berkenaan
Dengan Pembentukan Peraturan Desa…..LANJUTAN

(7) Kepala Desa diberi waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak
diterimanya hasil evaluasi untuk melakukan koreksi.
(8) Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam
batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Peraturan Desa
tersebut berlaku dengan sendirinya.
(9) Rancangan Peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada
masyarakat Desa.
(10) Masyarakat Desa berhak memberikan masukan terhadap Rancangan
Peraturan Desa.
(11) Peraturan Desa dan peraturan Kepala Desa diundangkan dalam
Lembaran Desa dan Berita Desa oleh sekretaris Desa.
(12) Dalam pelaksanaan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa sebagai
aturan pelaksanaannya.
PERATURAN DESA

PP 43 TAHUN 2014
Pasal 83
(1) Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa.
(2) Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan rancangan
peraturan Desa kepada pemerintah desa.
(3) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa
untuk mendapatkan masukan.
(4) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.
Pasal 84
(1) Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan
oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk
ditetapkan menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung
sejak tanggal kesepakatan.
(2) Rancangan peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
ditetapkan oleh kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling
lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak diterimanya rancangan
peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.
(3) Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa dan
berita Desa oleh sekretaris Desa.
(4) Peraturan Desa yang telah diundangkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) disampaikan kepada bupati/walikota sebagai bahan pembinaan
dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah diundangkan.
(5) Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.
Tahap Perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, pengundangan
dan penyebarluasan Peraturan Desa
PERENCA
NAAN

PENYUSUNAN KONSULTASI PENYUSUNAN


Perdes OLEH MASY DAN/CAMAT Perdes OLEH
KEPALA DESA BPD

Kecuali
PEMBAHASAN
1.Rancangan Perdes RPJMDes
2.Rancangan Perdes RKPDes
3.Rancangan Perdes APBDes
PENETAPAN 4.RancangnPerdes LPJ APBDes

SESUAI DENGAN PENGUNDANGAN


BERTENTANGAN
KEPENTINGAN UMUM DAN
DENGAN KEPENTINGAN
PERATURAN YG LEBIH KLARIFIKASI UMUM DAN PERATURAN
TINGGI
YANG LEBIH TINGGI
SURAT PEMB. PERDES
KLARIFIKASI DGN
KEP.BUPATI
PENYEBARLUASAN
Proses Penyusunan Rancanagan Peraturan Desa tentang APBDesa, Pungutan,
Tata Ruang, dan Organisasi Pemerintahan Desa

PERENCANAAN

PENYSUNAN PENYUSUNAN
Perdes OLEH PEMBAHASAN Perdes OLEH BPD
KEPALA DESA

DISAMPAIKAN Kecuali
KEPADA BUPATI 1.Rancangan Perdes RPJMDes
MELALUI CAMAT 2.Rancangan Perdes RKPDes
3.Rancangan Perdes APBDes
BUPATI 4.RancangnPerdes LPJ APBDes
SAMPAIKAN HASIL
EVALUASI

KEPALA DESA
PERBAIKAN

PENETAPAN

PENGUNDANGAN

PENYEBARLUASAN
Peraturan Kepala Desa

Pasal 85
Peraturan kepala Desa merupakan peraturan pelaksanaan peraturan
Desa.

Pasal 86
(1) Peraturan kepala Desa ditandatangani oleh kepala Desa.
(2) Peraturan kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diundangkan oleh sekretaris Desa dalam lembaran Desa dan berita
Desa.
(3) Peraturan kepala Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa.
Pembatalan Peraturan Desa dan
Peraturan Kepala Desa

Pasal 87
Peraturan Desa dan peraturan kepala Desa
yang bertentangan dengan kepentingan
umum dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
dibatalkan oleh bupati/walikota.
Peraturan Bersama Kepala Desa

Pasal 88
(1) Peraturan bersama kepala Desa merupakan peraturan
kepala Desa dalam rangka kerja sama antar-Desa.
(2) Peraturan bersama kepala Desa ditandatangani oleh
kepala Desa dari 2 (dua) Desa atau lebih yang
melakukan kerja sama antar-Desa.
(3) Peraturan bersama kepala Desa disebarluaskan
kepada masyarakat Desa masing-masing.
Proses Penyusunan Peraturan Bersama Kepala Desa
PERENCANAAN PENYUSUNANN OLEH 2
KEPALA DESA/LEBIH SETELAH
REKOMENDASI MUSDES

PENYUSUNAN RANCANGAN DILAKUKAN


OLEH KEPALA DESA PEMRAKARSA

KONSULTASI MASYARAKAT DAN


CAMAT MASING-MASING

PEMBAHASAN OLEH
2 KEPALA DESA/LEBIH

PENETAPAN

PENGUNDANGAN DALAM BERITA


DESA OLEH MASING-MASING
SEKDES

PENYEBARLUASAN KEPADA
MASYARAKAT DESA MASING-
MASING
EVALUASI
• Pasal 69 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa mengamanatkan
Bupati harus melakukan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebelum ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
Aspek Evaluasi
 Aspek administrasi yang meliputi identifikasi kelengkapan data dan informasi yang
disajikan dalam rancangan peraturan desa
 Aspek legalitas yang meliputi identifikasi peraturan-peraturan yang melandasi
penyusunan rancangan peraturan desa
 Aspek kebijakan yang meliputi identifikasi konsistensi substansi dan materi yang
termuat dalam rancangan peraturan desa dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan Rencana Pembangunan
Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa.
 Aspek substansi yang meliputi identifikasi keserasian antara kebijakan nasional,
kebijakan daerah dan Kebijakan desa
 Aspek teknis yaitu identifikasi teknik penyusunan peraturan perundang-undangan
yang baik.
KEPUTUSAN KEPALA DESA
• Keputusan pemerintah adalah salah satu bentuk kegiatan pemerintah
dalam menjalankan peranannya yang tergolong dalam perbuatan
hukum pemerintah. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah
suatu perbuatan hukum publik yang dilakukan oleh alat-alat
pemerintahan berdasarkan suatu kekuasaan istimewa, atau suatu
tindakan hukum sepihak dalam lapangan pemerintahan yang dilakukan
oleh alat pemerintahan berdasarkan wewenang yang ada pada organ
tersebut, atau didefinisikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan
alat-alat pemerintahan, pernyataan pernyataan kehendak alat-alat
pemerintahan itu dalam menyelenggarakan hal hal istimewa dengan
maksud mengadakan perubahan dalam lapangan perhubungan
perhubungan hukum. Dalam sumber lain Keputusan Pamarintah
diartikan sebagai suatu keputusan yang diterbitkan oleh pejabat
administrasi yang bersifat konkret dan khusus, atau keputusan dalam
bidang administrasi negara dilakukan oleh pejabat atau badan
pemerintah yang berwenang dan berwajib khusus untuk itu.
• Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004, menyebutkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara adalah
suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat
konkret, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata. Dari definisi menurut UU Nomor 5 Tahun 1986
tersebut dapat dirumuskan unsur-unsur keputusan sebagai berikut, yaitu;
- penetapan tersebut tertulis dan dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara,
- berisi tindakan hukum dalam bidang Tata Usaha Negara,
- berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
- bersifat konkrit, individual, dan final; dan
- menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.
Kerangka Peraturan Desa
• Kerangka Peraturan Desa terdiri atas:
• A. Judul;
• B. Pembukaan;
• C. Batang Tubuh;
• D. Penutup;
• E. Penjelasan (jika diperlukan);
• F. Lampiran (jika diperlukan).
Kerangka Keputusan Desa
Kerangka Keputusan Kepala Desa, terdiri atas:
a. Judul;
b. Pembukaan;
1. Jabatan pembentuk Keputusan;
2. Konsiderans; (pertimbangan/Pokok pikiran)
3. Dasar Hukum;
c. Diktum;
1. kata Memutuskan;
2. kata Menetapkan;
3. jenis dan nama keputusan; dan
4. batang tubuh.
d. Penutup; dan
e. Lampiran (jika diperlukan).
Batang Tubuh Keputusan
Batang Tubuh : berupa Diktum….KESATU, KEDUA, KETIGA…Dst.
a. Pokok Penetapan;
b. tambahan uraian penetapan;
c. pembebanan Anggaran (jika diperlukan);
d. diktum yang berisi rumusan perintah pemberlakuan

Anda mungkin juga menyukai