Anda di halaman 1dari 82

“ PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA“

Oleh Sekretariat PABPDSI JAWA TIMUR

IRE ORAT JEN IN ME H N


EM TE IA D L
Mari Memahami dan Mengenal
Desa dari Pengertian Desa

Desa adalah Desa dan Desa Adat atau Syarat untuk pembentukan Desa
yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang
Batas Wilayah Administrasi
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak Kewenangan utk
tradisional yang diakui dan dihormati mengatur dan mengurus
dalam sistem pemerintahan Negara
Lembaga Pemerintahan DI
Kesatuan Republik Indonesia. Desa ( Pemrintah Desa,
BPD dan LKD/LA)
JENIS KEWENANGAN DESA

JENIS KEWENANGAN DESA, meliputi:

1. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul;


2. Kewenangan Lokal Berskala Desa;
3.Kewenangan Yang Ditugaskan Oleh Pemerintah,
Pemerintah
Daerah Provinsi, Atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
Dan
4. Kewenangan Lain Yang Ditugaskan Oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota Sesuai Dengan
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
..lanjutan
KETENTUAN UMUM

Kewenangan berdasarkan hak asal usul


adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan
prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat
Desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
..lanjutan
KETENTUAN UMUM

Kewenangan lokal berskala Desa adalah


kewenangan untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat Desa
yang telah dijalankan oleh Desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh Desa
atau yang muncul karena perkembangan
Desa dan prakarsa masyarakat Desa.
PERINCIAN KEWENANGAN

1. Perincian kewenangan Desa berdasarkan


hak asal-usul, paling sedikit terdiri atas:

1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;


2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa; Dan
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.
PERINCIAN KEWENANGAN

2. Perincian kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul, hasil


identifikasi dan inventarisasi terdiri atas:

a.Menyelesaikan sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-


hak perdata
b. Pembinaan ketenteraman masyarakat.
c. Pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas tanah di
desa
d. Pengamanan penetapan batas pemilikan tanah masyarakat
e. Pengelolaan hutan desa milik Negara
f. Pengembangan lembaga-lembaga keuangan desa
g.Pendayagunaan tanah-tanah desa untuk keperluan masyarakat
desa
h. Peningkatan upaya gotong royong masyarakat
i. Pengamanan kekayaan dan asset desa
PERINCIAN KEWENANGAN
Perincian kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul:

1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;


2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa; Dan
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.
6.Menyelesaikan sengketa antar masyarakat diluar pemilikan hak-hak
perdata
7. Pembinaan ketenteraman masyarakat.
8. Pencatatan dan inventarisasi kepemilikan hak atas tanah di desa
9. Pengamanan penetapan batas pemilikan tanah masyarakat
10. Pengelolaan hutan desa milik Negara
11. Pengembangan lembaga-lembaga keuangan desa
12.Pendayagunaan tanah-tanah desa untuk keperluan masyarakat
desa
13. Peningkatan upaya gotong royong masyarakat
14. Pengamanan kekayaan dan asset desa
KEWE A GA DESA DA E DA AA
YA
1. Hak Asal Usul Desa (merupakan warisan • Penyelenggaraan kewenangan desa berdasarkan
yg masih hidup dan prakarsa Desa atau hak asal usul dan kewenangan lokal berskala desa
prakarsa masyarakat) sesuai dengan didanai dari APBDesa.
perkembangan kehidupan masyarakat • Penyelenggaraan Kewenangan lokal berskala
2. Lokal Berskala Desa (muncul desa selain didanai dari APBDesa dapat didanai
karena perkembangan Desa dan APBD dan APBN
prakarsa masyarakat Desa

• Penyelenggaraan kewenangan Desa yang


ditugaskan oleh pemerintah didanai dari APBN
(dialokasikan pada bagian kementerian/lembaga
dan disalurkan melalui SKPD Kabupaten/Kota.
3. Ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah • Penyelenggaraan kewenangan Desa yang
Propinsi, Kabupaten/Kota: ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai dari
APBD.

4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh


Pemerintah, Pemerintah Daerah sesuai
• Program akselerasi mempercepat pembangunan di
dengan Ketentuan Perundang-undangangan
Desa, seperti BBGRM, PNPM, program Desa siaga,
dll.
PERINCIAN KEWENANGAN

2. Perincian kewenangan lokal berskala Desa, paling sedikit


terdiri
atas:
1. pengelolaan tambatan perahu;
2. pengelolaan pasar Desa;
3. pengelolaan tempat pemandian umum;
4. pengelolaan jaringan irigasi;
5. pengelolaan lingkungan permukiman masyarakat Desa;
6. pembinaan kesehatan masyarakat dan pengelolaan pos pelayanan
terpadu;
7. pengembangan dan pembinaan sanggar seni dan belajar;
8. pengelolaan perpustakaan Desa dan taman bacaan;
9. pengelolaan embung Desa;
10. pengelolaan air minum berskala Desa; dan
11. pembuatan jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian.
Perincian .....lanjutan

B. Selain kewenangan, Pemerintah Daerah Kabupaten/


Kota dapat melakukan identifikasi dan inventarisasi
kewenangan lokal berskala Desa lainnya dengan
mengikutsertakan Pemerintah Desa.

C. Berdasarkan hasil identifikasi dan inventarisasi


kewenangan lokal berskala Desa Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota menetapkan kewenangan lokal
berskala
Desa lainnya dengan memperhatikan situasi, kondisi, dan
kebutuhan.

D. Kewenangan Desa berskala lokal diatur dan diurus


oleh Desa.
Apa Perwujudan Dari Adanya
Kewenangan Desa itu

Produk Hukum di Desa yang Ksepaka Pemerintah


berupa Peraturan Desa tan
Desa +
BPD
Perintah ketentuan Peraturan
Perundang- Undnagan Pemerintahan
Pemberdaayaan
Kewenangan Berdasarkan Hak Pembangunan
Asal Usul , dan Kewenangan
Pembinaan
Lokal Berskala Desa
Kemasyarakatan
UNTUK MELAKSANAKAN KEWENANGAN
DESA ITU MAKA DIBENTUKALAH
PEMERINTAHAN
DESA
Syarat
KEPALADESA Pengangkatan
dan
PERANGKAT DESA pemberhentian
Tugas
Kewenangan
Hal dn
Badan permusyawaratan Desa Kewajiban
larangan
Lembaga kemasyaraktatan
Lembaga adat
BAGAIMANA MENETAPAKAN PERATURAN
DESA YANG SESUAI DENGAN PERATURAN
PERUNDANGAN ?

Peraturan DESA apa saja yang


perlu ditetapkan ?

Siapa saja yang terlibat


PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN DESA
MUSDES/
Pesert
PERENCANAAN RRPJM/RK
a
PENYUSUNAN
P
PENYUSUNAN Mudes
PERATURAN DESA PERATURAN
OLEH KEPALA DESA OLEH BPD
DESA

PEMBAHASAN KECUALI :
1. R .PERDES TTG RPJM DESA
2. R .PERDES TTG RKP DESA
PENETAPAN 3. R .PERDES TENTANG APB DESA
4. R.PERDES TENTANG LPJ
REALISASI PELAKSANAAN APB
PENGUNDANGAN DESA

KLARIFIKASI SPIRASI
MASYARAKAT OLEH
PENYEBARLUASAN PERWAKILAN
MASYRAKAT (
lk /lad)
TAHAP PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PERENCANAAN

PENYUSUNAN KONSULTASI PENYUSUNAN


PERATURAN DESA MASYARAKAT PERATURAN
OLEH KEPALA DESA DAN/ATAU DESA OLEH BPD
DESA CAMAT

PEMBAHASAN KECUALI :
1. R .PERDES TTG RPJM DESA
2. R .PERDES TTG RKP DESA
3. R .PERDES TENTANG APB DESA
PENETAPAN
4. R .PERDES TENTANG LPJ
REALISASI PELAKSANAAN APB
DESA
PENGUNDANGAN
SESUAI
KEPENTINGAN
UMUM & BERTENTANGAN DGN
PERATURAN KLARIFIKASI KEPENTINGAN UMUM &
YANG LEBIH PERATURAN YANG LEBIH
TINGGI TINGGI
PEMBATALAN
SURAT KLARIFIKASI PERDES DENGAN
KEPUTUSAN
BUPATI/ WALIKOTA
PENYEBARLUASAN
PERATURAN DESA
Diawali pada proses
Mudes Perencanaan
Desa yang
menghasilkan
RPJMDes, RKP,
APBdes
MUSDES
ADALAH PROSES MUSYAWARAH ANTARA BADAN PERMUSYAWARATAN
DESA (BPD) , PEMERINTAH DESA , DAN UNSUR MASYARAKAT YD
DISELENGGARARAKAN OLEH BPD UNTUK MENYEPAKATI HAL YG BERSIFAT
STRATEGIS. HAL YG STRATEGIS ITU ADALAH :

PENATAAN DESA
PERENCANAAN
DESA KERJASAMA
DESA
PERDE
RENCANA INVESTASI YG MASUK KE S
DESA PEMBENTUKAN BUMDES
PENAMBAHAN DAN PELEPASAN
ASET KEJADIAN LUAR BIASA
Dan pilkades antar waktu
UNSUR MASYRAKAT
Tokoh adat
Tokoh agama
Tokoh masyarakat
Tokoh pendidikan
Perwakilan kelompok tani
Perwakilan kelompok nelayan
Keputusan
Perwakilan kelompok pengrajin
kades
Pperwakilan kelompok perempuan
Perwakilan kelompo perempuan
Perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungn
anak ;
Perwakilan kelompok masyarakat miskin
PERENCANAAN PERATURAN
DESA
Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Desa ditetapkan oleh
Kepala Desa dan BPD dalam rencana
kerja Pemerintah Desa.
Lembaga kemasyarakatan, lembaga
adat dan lembaga desa lainnya di
desa dapat memberikan masukan
kepada Pemerintah Desa dan atau
BPD untuk rencana penyusunan
rancangan Peraturan Desa.
PERATURAN DESA
Peraturan Desa
ditetapkan oleh Kepala
Desa setelah dibahas
dan disepakati
bersama Badan
Permusyawaratan
Desa
PERENCANAAN PERATURAN
DESA
Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Desa ditetapkan oleh
Kepala Desa dan BPD dalam rencana
kerja Pemerintah Desa.
Lembaga kemasyarakatan, lembaga
adat dan lembaga desa lainnya di
desa dapat memberikan masukan
kepada Pemerintah Desa dan atau
BPD untuk rencana penyusunan
rancangan Peraturan Desa.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA
OLEH KEPALA DESA
1. Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh
Pemerintah Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat desa dan dapat
dikonsultasikan kepada camat untuk mendapatkan
masukan.
3. Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan
diutamakan kepada masyarakat atau kelompok
masyarakat yang terkait langsung dengan substansi
materi pengaturan.
4. Masukan dari masyarakat desa dan camat
digunakan
Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan
5. rancangan Peraturan Desa.
Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan
disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan
disepakati bersama.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD
1. BPD dapat menyusun dan mengusulkan
rancangan Peraturan Desa.
Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
2.
dimaksud pada ayat (1) kecuali untuk
rancangan Peraturan Desa tentang rencana
pembangunan jangka menengah Desa,
rancangan Peraturan Desa tentang rencana
kerja Pemerintah Desa, rancangan Peraturan
Desa tentang APB Desa dan rancangan
Peraturan Desa tentang laporan
pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
APB Desa.
3. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan oleh
anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk
ditetapkan sebagai rancangan Peraturan Desa
usulan BPD.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD

4. BPD mengundang Kades untuk membahas


dan menyepakati rancangan perdes.

5. Dalam hal terdapat rancangan perdes


prakarsa Pemerintah Desa dan usulan BPD
mengenai hal yang sama untuk dibahas
dalam waktu pembahasan yang sama,
maka didahulukan rancangan perdes
usulan BPD sedangkan Rancangan perdes
usulan Kepala Desa digunakan sebagai
bahan untuk dipersandingkan.

6. Rancangan perdes yang belum dibahas


dapat ditarik kembali oleh pengusul.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD

7. Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas


tidak dapat ditarik kembali kecuali atas
kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa
dan BPD.
8. Rancangan perdes yang telah disepakati
bersama disampaikan oleh pimpinan Badan
Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa
untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling
lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan.
9. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan
oleh kepala Desa dengan membubuhkan tanda
tangan paling lambat 15 Hari terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan Desa dari
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.
PENETAPAN
 Rancangan Peraturan Desa yang telah dibubuhi tanda tangan
disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.

 Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani Rancangan Peraturan


Desa, Rancangan Peraturan Desa tersebut wajib diundangkan
dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Peraturan Desa.

PENGUNDANGAN

 Sekretaris Desa
mengundangkan peraturan desa dalam
lembaran desa.

 Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan


mempunyai kekuatan hukum yang mengikat
sejak diundangkan.
PENYEBARLUASAN

Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa


dan BPD sejak penetapan rencana penyusunan
rancangan Peraturan Desa, penyusunan Rancangan
Peratuan Desa, pembahasan Rancangan Peraturan
Desa, hingga Pengundangan Peraturan Desa.

Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan


informasi dan/atau memperoleh masukan
masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Bagaimana Pendanaannya

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja


Desa,
Anggaran Pendapatan
2. dan
Belanja Kabupaten/Provinsi
Anggaran Pendapatan dan Belanja
3.
Negara

Lihat lampiran permendagri Nomor


20 tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa
Bagaimana menyusun perdes yg taat
Hukum
Asas Pembentukan Perat Per-UU-an
a. Kejelasan tujuan;
yaitu setiap pembentukan perat-per-uu-an harus
mempunyai tujuan yang jelas yang hendak
dicapai.

b.Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;


yaitu setiap jenis perat per-uu-an harus dibuat oleh
lembaga/pejabat pembentuk yang
berwenang. Apabila dibuat oleh lembaga/pejabat
yang tidak berwenang membentuk, perat per-uu-
an tersebut dapat dibatalkan atau batal demi
hukum.
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
yaitu dalam pembentukan perat per-uu-an harus
benar-benar memperhatikan materi muatan yang
tepat dengan jenis perat per-uu-annya.

d. Dapat dilaksanakan;
yaitu setiap pembentukan perat per-uu-an harus
diperhitungkan efektifitas perat per-uu-an tersebut
di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis
maupun sosiologis.
e. Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
yaitu setiap perat per-uu-an dibuat karena memang
benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

f. Kejelasan rumusan;
yaitu setiap perat per-uu-an harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan pera per-uu-an,
sistematika, dan pilihan kata atau terminologi, serta
bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti,
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam
interpretasi dalam pelaksanaannya.
g. Keterbukaan;
yaitu dalam proses pembentukan perat per-uu-an
mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan,
dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka.
Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat
mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan masukan dalam proses pembuatan
perat per-uu-an.
c. Kebangsaan;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia
yang pluralistik (kebhinekaan) dengan tetap
menjaga prinsip NKRI.

d. Kekeluargaan;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an harus
mencerminkan musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh
wilayah Indonesia, termasuk materi muatan
perat per-uu-an yang dibuat di daerah merupakan
bagian dari sistem hukum nasional yang
berdasarkan Pancasila.
f. Bhinneka tunggal ika;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an harus
memperhatikan keragaman penduduk, agama,
suku, dan golongan, kondisi khusus daerah, dan
budaya khususnya yang menyangkut masalah2
sensitif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
g. Keadilan;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi
setiap warga tanpa kecuali.
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an tidak
boleh berisi hal2 yang bersifat membedakan
berdasarkan agama, suku, ras, golongan, gender,
atau status sosial.
i. Ketertiban dan kepastian hukum;
yaitu setiap materi muatan perat per-uu-an harus
dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat
melalui jaminan adanya kepastian hukum.
j. Keseimbangan, keserasian, dan keselarasan;
yaitu setiap materi muatan peraturan perundang-
undangan harus mencerminkan keseimbangan,
keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan
individu dan masyarakat dengan kepentingan
bangsa dan negara.
 Waktu (tijdsgebied atau temporal sphere)

- Kapan suatu peraturan perundana-


undangan berlaku
- Beriaku untuk suatu masa tertentu atau
untuk masa tidak tertentu
- Berlaku sejak ditetapkan atau berlaku
surut
Teori Tata Urutan atau
Hirarki Peraturan
a. Perundang-undangan yang rendah derajatnya
tidak dapat mengubah atau
mengenyampingkan ketentuan-ketentuan
perundangundangan yang lebih tinggi;
b. Perundang-undangan hanya dapat dicabut,
diubah atau ditambah oleh atau dengan
perundang-undangan yang sederajat atau yang
lebih tinggi tingkatannya.
c. Ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang
lebih rendah tingkatannya tidak mempunyai
kekuatan hukum dan tidak mengikat apabila
bertentangan dengan perundang-undangan yang
lebih tinggi tingkatannya. Sebaliknya ketentuan-
ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi,
tetap berlaku dan mempunyai kekuatan hukum
serta mengikat, walaupun diubah, ditambah,
diganti atau dicabut oleh peraturan perundang-
undangan yang lebih rendah.
d. Materi yang seharusnya diatur oleh perundang-
undangan yang lebih tinggi tingkatannya tidak
dapat diatur oleh perundng-undangan yang lebih
rendah;
TEKNIK PENYUSUNAN
PERAT PER-UU-AN

DASAR HUKUM
Ketentuan mengenai Teknik Penyus Perat Per-uu-an yang
berlaku pada saat ini adalah Lampiran Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

Dan

Permendagri No 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis


Peraturan di Desa
UU NO. 12 TAHUN 2011
TENTANG PPP

PROSES PERENCANAAN
PEMBENTUKAN
PERATURAN
DESA PERATURAN DESA
PENYUSUNAN
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UUD 1945

TAP MPR

UNDANG-
UNDANG/
PERPU
PERATURAN
PEMERINTA
H
PERATURAN
PRESIDEN
PERATURAN DAERAH
PROVINSI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/
KOTA
• JENIS PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN LAINNYA ANTARA LAIN :
MENCAKUP PERATURAN YANG
DITETAPKAN OLEH KEPALA DESA ATAU
YANG SETINGKAT.

• JENIS PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN LAINNYA DIAKUI
KEBERADAANNYA DAN MEMPUNYAI
KEKUATAN HUKUM MENGIKAT
SEPANJANG DIPERINTAHKAN OLEH
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG LEBIH TINGGI ATAU DIBENTUK
BERDASARKAN KEWENANGAN.
JENIS & HIERARKI / FAKTUAL
1. UUD NKRI TAHUN 1945
2. TAP MPR
3. UU/PERPU
4. PP
5. PERPRES
6. PERAT LAIN (DELEGATIF) & PERAT DLM RGK
MENYEL PEMERINTAHAN NGR (DISKRESI)
7. PERDA PROV
8. PERDA KABUPATEN/KOTA
9. PERAT LAIN (DELEGATIF) & PERAT DLM RGK
MENYEL PEMERINTAHAN DAERAH (DISKRESI)
PERDES
JENIS PERATURAN DI DESA
1. Peraturan Desa
2. Peraturan Bersama Kepala
Desa
3. Peraturan Kepala Desa
4. Keputusan Kepala Desa
MUATAN PERATURAN DI
DESA
1. Dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi
Peraturan Desa berisi materi pelaksanaan
2.
kewenangan Desa dan penjabaran lebih
lanjut dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi
MUATAN PERATURAN DI
DESA
3. Peraturan Bersama Kepala Desa berisi
materi kerja sama Desa
4. Peraturan Kepala Desa berisi materi
pelaksanaan peraturan Desa, peraturan
bersama kepala Desa, dan tindak lanjut
dari peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi
Rancangan Peraturan Desa tentang :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja


Desa,
2. Pungutan
3. Tata ruang
4. Organisasi
Pemerinta
h Desa
Harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/
Walikota sebelum ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
Hasil evaluasi Perdes
diserahkan oleh Bupati/
Walikota paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja terhitung
sejak diterimanya rancangan
peraturan tersebut oleh
Bupati/Walikota.
Rancangan Peraturan Desa tentang :

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja


Desa,
2. Pungutan
3. Tata ruang
4. Organisasi
Pemerinta
h Desa
Harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/
Walikota sebelum ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
Hasil evaluasi Perdes
diserahkan oleh Bupati/
Walikota paling lama 20 (dua
puluh) hari kerja terhitung
sejak diterimanya rancangan
peraturan tersebut oleh
Bupati/Walikota.
• Dalam hal Bupati/Walikota telah
memberikan hasil evaluasi, Kepala Desa
wajib memperbaikinya.

• Kepala Desa diberi waktu paling lama 20


(dua puluh) hari sejak diterimanya hasil
evaluasi untuk melakukan koreksi.

• Dalam hal Bupati/Walikota tidak


memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu, Peraturan Desa tersebut berlaku
dengan sendirinya.
• Rancangan Peraturan Desa wajib
dikonsultasikan kepada
masyarakat Desa.

• Masyarakat Desa berhak


memberikan masukan terhadap
Rancangan Peraturan Desa.
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

Peraturan Bersama Kepala Desa


berisi materi kerja sama Desa
PERATURAN KEPALA DESA

Dalam pelaksanaan
Peraturan Desa, Kepala Desa
menetapkan Peraturan
Kepala Desa sebagai aturan
pelaksanaannya.
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
 Peraturan bersama Kepala Desa
merupakan peraturan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa dari 2 (dua) Desa
atau lebih yang melakukan kerja sama
antar-Desa.

 Peraturan bersama Kepala Desa


merupakan perpaduan kepentingan
Desa masing-masing dalam kerja
sama antar-Desa.

AS.BPD
. KAB.
PERENCANAAN PERATURAN BERSAMA KEPALA
DESA
 Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Bersama Kepala Desa
ditetapkan bersama oleh dua Kepala
Desa atau lebih dalam rangka kerja sama
antar-Desa.
 Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Bersama Kepala Desa
ditetapkan setelah mendapatkan
rekomendasi dari musyawarah desa.

AS.BPD
. KAB
PENYUSUNAN
1. Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan
oleh Kepala Desa pemrakarsa.
2. Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah disusun,
wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa masing-masing dan
dapat dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk
mendapatkan masukan.
3. Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjut proses
penyusunan rancanan Peraturan Bersama Kepala Desa.

PEMBAHASAN, PENETAPAN DAN PENGUNDANGAN


1. Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala
Desa dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih.

AS.BPD
. KAB.
TEKNIK PENYUSUNAN
PERAT PER-UU-AN

DASAR HUKUM
Ketentuan mengenai Teknik Penyus Perat Per-uu-an yang
berlaku pada saat ini adalah Lampiran Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.

Dan

Permendagri No 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis


Peraturan di Desa
PERATURAN KEPALA DESA

Dalam pelaksanaan
Peraturan Desa, Kepala Desa
menetapkan Peraturan
Kepala Desa sebagai aturan
pelaksanaannya.

AS.BPD
. KAB.
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
 Peraturan bersama Kepala Desa
merupakan peraturan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa dari 2 (dua) Desa
atau lebih yang melakukan kerja sama
antar-Desa.

 Peraturan bersama Kepala Desa


merupakan perpaduan kepentingan
Desa masing-masing dalam kerja
sama antar-Desa.

AS.BPD
. KAB.
PERENCANAAN PERATURAN BERSAMA KEPALA
DESA
 Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Bersama Kepala Desa
ditetapkan bersama oleh dua Kepala
Desa atau lebih dalam rangka kerja sama
antar-Desa.
 Perencanaan penyusunan rancangan
Peraturan Bersama Kepala Desa
ditetapkan setelah mendapatkan
rekomendasi dari musyawarah desa.

Pabpdsi
jatim
PENYUSUNAN
1. Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan
oleh Kepala Desa pemrakarsa.
2. Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah disusun,
wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa masing-masing dan
dapat dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk
mendapatkan masukan.
3. Masukan dari masyarakat desa dan camat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjut proses
penyusunan rancanan Peraturan Bersama Kepala Desa.

PEMBAHASAN, PENETAPAN DAN PENGUNDANGAN


1. Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala
Desa dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih.

Pabpdsi
jatim
2. Kepala Desa yang melakukan kerja sama
antar-Desa menetapkan Rancangan Peraturan
Desa dengan membubuhkan tanda tangan
paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal disepakati.
3. Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa
yang telah dibubuhi tanda tangan
diundangkan dalam Berita Desa oleh
Sekretaris Desa masing-masing desa.
4. Peraturan Bersama Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mulai
berlaku dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sejak tanggal diundangkan dalam
Berita Desa pada masing-masing Desa.
5. Peraturan Bersama Kepala Desa
disebarluaskan kepada masyarakat Desa
masing-masing.

Pabpdsi
PERATURAN KEPALA
DESA
 Penyusunan rancangan Peraturan Kepala
Desa dilakukan oleh Kepala Desa.

 Materi muatan Peraturan Kepala Desa


meliputi materi pelaksanaan Peraturan di
Desa dan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.

 Peraturan Kepala Desa diundangkan


dalam Berita Desa oleh Sekretaris Desa.

Pabpdsi
jatim
PEMBIAYAAN
PERATURAN DIDESA

Pembiayaan pembentukan
Peraturan di Desa dibebankan
pada APB Desa.

Pabpdsi
jatim
C ontoh
Peraturan Desa
BENTUK RANCANGAN PERATURAN DESA

KEPALA DESA ….. (Nama Desa)


KECAMATAN … (Nama Kecamatan)
KABUPATEN/KOTA........ (Nama Kabupaten/Kota)
PERATURAN DESA… (Nama Desa)
NOMOR … TAHUN …
TENTANG
(Nama Peraturan Desa)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA (Nama Desa),

Menimbang: a. bahwa …;
b. bahwa …;
c. dan seterusnya …;
Mengingat: 1. …;
2. …;
3. dan
seterusnya …;

D
en
ga
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG ... (Nama Peraturan Desa).
BAB I
KETENTUAN UMUM
P
asal 1
BAB II

Pasal …
BAB …
(dan
seterusnya)
Pasal . . .
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini


dengan penempatannya dalam Lembaran Desa … (Nama Desa).

Ditetapkan di
… pada tanggal

KEPALA DESA…(Nama
Desa) tanda tangan
NAMA

Diundangkan di …
pada tanggal …
SEKRETARIS DESA … (Nama Desa),
Pabpdsi jatim

Contoh
Peraturan Bersama Desa
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

KABUPATEN/KOTA... (Nama Kabupaten/Kota)

PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa)


DAN KEPALA DESA... (Nama Desa)
NOMOR ... TAHUN ...
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
(Judul Peraturan Bersama)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA ... (Nama Desa) DAN
KEPALA DESA ..., (Nama Desa)
Menimbang: a. bahwa.................................................................;
b. bahwa.................................................................;
c. dan seterusnya....................................................;
Mengingat : 1. ...........................................................................;
2. ...........................................................................;
3. dan seterusnya...................................................;
MEMUTUSKAN:
Menetapka : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa) DAN KEPALA
n DESA... (Nama Desa) TENTANG ... (Judul Peraturan Bersama).
Peraturan Bersama

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud
dengan:

BAB II
Bagian Pertama
............................................
Paragraf 1

asal ..

BAB ...
Pasal ..

BAB ...
KETENTUAN PERALIHAN (jika
diperlukan)

BAB ..
KETENTUAN PENUTUP

Pasal ...
Ditetapkan di ...
pada tanggal
KEPALA DESA..., (Nama Desa) KEPALA DESA..., (Nama Desa)
(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) (Nama Tanpa Gelar dan Pangkat

Diundangkan di ... Diundangkan di ...


pada tanggal ... pada tanggal ...
SEKRETARIS SEKRETARIS
DESA DESA
..., (Nama Desa) ..., (Nama Desa)

(Nama) (Nama)

BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN ... NOMOR ...


BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN ...
NOMOR ...
Pabpdsi jatim

Contoh
Peraturan Kepala Desa
KEPALA DESA … (Nama Desa)
KECAMATAN … (Nama Kecamatan)
KABUPATEN/KOTA...... (Nama
Kabupaten/Kota)

PERATURAN KEPALA DESA... (Nama


Desa) NOMOR ... TAHUN ...

TENTANG

(Judul Peraturan Kepala Desa)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA ..., (Nama Desa)

Menimbang: a. bahwa................................................;
b.
bahwa................................................;
c. dan seterusnya..................................;
Mengingat 3. dan : seterusnya..................................;
1. ..........................................................;
MEMUTUSKAN:
Menetapka : PERATURAN KEPALA DESA 2....................................................
TENTANG... (Judul
n Peraturan Kepala ........;
Desa).
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud
dengan: BAB II
Bagian Pertama
............................................
Pa
ragraf 1
Pasal ..
BAB ...
Pasal ...
BAB ...
KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan)

BAB ..
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ...

Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala


Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa... (Nama Desa).
Ditetapkan di ...
pada tanggal
KEPALA DESA..., (Nama Desa)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Diundangkan di ...
pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA..., (Nama
Desa)

(Nama)

BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN ...


NOMOR ...
Pabpdsi jatim

Contoh
Keputusan Kepala Desa
KEPUTUSAN KEPALA DESA

KABUPATEN/KOTA............(Nama Kabupaten/Kota)

KEPUTUSAN KEPALA DESA ...

(Nama Desa) NOMOR ... TAHUN ...


TENTANG
(Judul Keputusan Kepala Desa)

KEPALA DESA..., (Nama Desa)

Menimbang: a. bahwa...................................................................;
b.
bahwa...................................................................;
Mengingat :
1. ............................................................................;
2. ..............................................
..............................;
3. dan
seterusnya.....................................................;
Memperhatikan:
1. .....................................................................;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan
: KESATU :
KEDUA :
KETIGA :
KEEMPA :
T : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
KELIMA ditetapkan.

Ditetapkan di ...............
pada tanggal ...................
KEPALA DESA..., (Nama Desa)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Ditetapkan di ...
pada tanggal
KEPALA DESA..., (Nama Desa)

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Anda mungkin juga menyukai