Anda di halaman 1dari 14

KEPALA DESA GUNUNGSINDUR

KECAMATAN GUNUNG SINDUR


KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DESA GUNUNGSINDUR


NOMOR ….. TAHUN 2021

TENTANG
KEWENANGAN DESA GUNUNGSINDUR
KECAMATAN GUNUNG SINDUR KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA GUNUNGSINDUR

Menimbang : 1. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal …. huruf … Peraturan Bupati


Bogor Nomor …. Tahun ……… tentang Daftar Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa,
ditetapkan penetapan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala Desa ditetapkan dengan perturan Desa
melalui tahapan pengkajian.
2. Bahwa berdasarkan hasil pengkajian, identifikasi dan inventarisasi
terhadap kegiatan yang sudah ditangani dan kegiatan yang mampu
ditangani tetapi belum dilaksanakan, maka ditetapkan kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa.
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan huruf b, maka perlu ditetapkan Peraturan Desa Gunungsindur
tentang Kewenangan Desa Gunungsindur Kecamatan Gunung Sindur
Kabupaten Bogor.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5694);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094);
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usuldan Kewenangan Lokal Berskala
Desa(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 158);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1037);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 611);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2015 Nomor 6);
10. Peraturan Bupati Bogor Nomor ….. Tahun ......... tentang Daftar
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal
Berskala Desa.

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA GUNUNGSINDUR
dan
KEPALA DESA GUNUNGSINDUR

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA GUNUNGSINDUR TENTANG KEWENANGAN


DESA GUNUNGSINDUR KECAMATAN GUNUNG SINDUR
KABUPATEN BOGOR

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa Gunungsindur
2. Kepala Desa adalah Kepala Desa Gunungsindur
3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
4. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya
merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
6. Perangkat Desa adalah unsure pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
kewenangannya.
7. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalahLembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah
Desa dalam memberdayakan masyarakat.
8. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa yang bersumber dari dana perimbangan yang
diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disepakati bersama oleh
Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
11. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan di
bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa.
12. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
13. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif
dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa
masyarakat Desa.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2
Maksud ditetapkannya Peraturan Desa ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas dan
akuntabilitas Desa dalam menata kewenangan Desa sesuai asas rekognisi dan asas
subsidiaritas dan pelaksanaan penugasan dari Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa.
Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Peraturan Desa ini adalah dalam rangka mendorong proporsionalitas
pelaksanaan bidang kewenangan desa yang meliputi:
a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
d. pemberdayaan masyarakat Desa.

BAB III
RUANG LINGKUP

Pasal 4
Ruang lingkup dalam Peraturan Desa ini adalah Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Skala Desa

BAB IV
KEWENANGAN DESA

Bagian Kesatu
Jenis Perincian dan Kewenangan Desa

Paragraf Kesatu
Jenis Kewenangan Desa

Pasal 5
Jenis Kewenangan Desa Meliputi :
a. kewenangan berdasarkan hak asal usul
b. kewenangan lokal berskala Desa;
c. kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
d. kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Paragraf Kedua
Perincian Kewenangan Desa

Pasal 6
(1) Perincian Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud dalam
pasal 5 point (a) meliputi :
a. Sistem organisasi masyarakat
b. Sistem Organisasi Perangkat Desa
c. Pembinaan lembaga-lembaga kemasyarakatan di Desa
d. Pembinaan lembaga adat Desa
e. Pengelolaan tanah carik Desa
f. Pengembangan Peran, Prakarsa dan inisiatif warga masyarakat.
g. Pembinaan dan pengembangan seni budaya; dan
h. Pelestarian tradisi dan nilai-nilai keagamaan
(2) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dan diurus oleh Desa.

Pasal 7
Kewenangan Lokal Berskala Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 point (b) meliputi ;
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan; dan
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 8
Kewenangan lokal berskala desa di bidang penyelenggaraan pemerintahan sebagaimana Pasal
7 point (a) meliputi :
a. Penetapan dan penegasan batas-batas Desa.
b. Pengembangan system administrasi dan informasi Desa.
c. Pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa.
d. Pendataan penduduk berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan, usia kerja,
angkatan kerja dan pencari kerja.
e. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri.
f. Pendataan penduduk lansia
g. Pendataan penduduk difable
h. Pendataan anak putus sekolah, anak usia sekolah yang belum terdaftar di sekolah atau
belum pernah bersekolah.
i. Penetapan SOTK Pemerintahan Desa
j. Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
k. Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa.
l. Pembentukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
m. Penetapan Lembaga Kemasyarakatan.
n. Menyusun dan menetapkan Peraturan Desa.
o. Menetapkan Dokumen Perencanaan Desa (RPJMDEsa dan RKPDesa).
p. Menetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
q. Melaksanakan Kerjasama Desa dengan desa lain dan/atau Kerjasama Desa dengan
Pihak Ketiga.
r. Pembentukan dan Penetapan BUM Desa.
s. Pendataan Potensi Desa.
t. Pemberian ijin pengelolaan atas tanah Desa.
u. Penetapan keadaan darurat; dan
v. Pengelolaan Arsip Desa
w. Penyediaan jasa layanan desa (ijin, rekomendasi, pengantar, keterangan dan
legalisasi)
x. Penarikan retribusi desa sesuai peraturan perundangan
y. Penetapan jenis-jenis pungutan di Desa
z. Pengelolaan swadaya, partisipasi dan gotongroyong masyarakat.

Pasal 9
Kewenangan lokal berskala Desa di bidang pelaksanaan pembangunan sebagaimana
dimaksud pasal 7 point (b) meliputi :
a. Penyediaan pelayanan dasar desa.
b. Pembangunan Sarana dan prasarana Desa.
c. Pengembangan ekonomi lokal Desa; dan
d. Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Desa
Pasal 10
Kewenangan lokal berskala desa dalam penyediaan pelayanan dasar sebagaimana dimaksud
Pasal 9 point (a) antara lain :
a. Pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes
b. Pengembangan kader kesehatan Desa
c. Pengelolaan dan Pembinaan Posyandu melalui :
1) Penyediaan PMT untuk Bayi dan Balita
2) Penyuluhan, pencegahan dan penanganan gizi buruk dan gizi kurang
3) Penyuluhan Kesehatan
4) Kelas Ibu Hamil
5) Gerakan ketahanan pangan dan gizi
6) Fasilitasi Pembinaan dan Penyediaan Sarana Prasarana penataan kebun Gizi
Posyandu.
7) Penimbangan bayi dan balita
8) Bina Keluarga balita, Bina Keluarga Remaja dan Bina Keluarga Lansia.
9) Penyediaan sarana prasarana Posyandu.
d. Pembinaan dan pengawasan layanan kesehatan tradisional.
e. Advokasi, Sosialisasi, Perlindungan dan Penanganan Kasus-Kasus Hukum Anak
f. Pemantauan, Pencegahan penyalahgunaan Narkotika dan zat adiktif lainnya di wilayah
Desa.
g. Pemantauan Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.
h. Sosialisasi, pemantauan dan penyuluhan pola asuh anak.
i. Dukungan operasional untuk kegiatan paralegal kasus-kasus hukum anak.
j. Sosialisasi, advokasi dan dukungan kegiatan kaum difable.
k. Gerakan Desa Siaga
l. Gerakan Kampung KB
m. Gerakan RW ramah anak dan Desa Layak Anak
n. Fasilitasi Dukungan Kegiatan Forum Desa Siaga Sehat.
o. Pembinaan, Pengembangan dan Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini
p. Bantuan bagi anak Usia SD dan SMP dari keluarga miskin
q. Pembinaan dan pengembangan Perpustakaan Desa, taman bacaan, Sanggar Belajar dan
sanggar seni.
Pasal 11
Kewenangan lokal berskala desa dalam pembangunan sarana dan prasarana Desa
sebagaimana dimaksud Pasal 9 point (b) antara lain :
a. Pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai desa.
b. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa
c. Pembangunan dan pemeliharaan jembatan desa
d. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani.
e. Pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah
f. Pengelolaan pemakaman desa, situs dan petilasan
g. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan
h. Pembangunan dan pemeliharaan sarana air bersih Desa
i. Pembangunan Pemeliharaan Lapangan Desa
j. Pembangunan dan pemeliharaan Taman Desa
k. Pembangunan dan Pemeliharaan kebun bibit desa
l. Pembangunan dan pemeliharaan sarana prasarana sumber energy terbarukan (Biogas,
Bioetanol, dll).

Pasal 12
Kewenangan lokal berskala Desa dibidang pengembangan ekonomi lokal Desa sebagaimana
dimaksud pasal 9 ayat (c) antara lain :
a. Pembangunan pemeliharaan pasar desa, kios desa, tempat penampungan dan pelelangan
desa.
b. Pemberian modal dan pengembangan usaha BUM Desa
c. Pengembangan wisata desa
d. Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG)
e. Fasilitasi pembentukan dan pembinaan Gerakan Koperasi

Pasal 13
Kewenagan lokal berskala desa dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan desa
sebagaimana dimaksud pasal 9 point (d), antara lain :
a. Gerakan penghijauan
b. Penyediaan bibit tanaman buah-buahan dan tanaman keras
c. Pembuatan lubang biopori
d. Pembuatan kompos
e. Gerakan kebersihan lingkungan
Pasal 14
Kewenangan lokal berskala desa di bidang pembinaan kemasyarakatan sebagaimana
dimaksud pasal 7 point (c) antara lain :
a. Pembinaan keamanan dan ketentraman wilayah.
b. Pembinaan kerukunan masyarakat.
c. Pembinaan perdamaian, penanganan konflik dan mediasi.
d. Pelestarian gotongroyong masyarakat desa
e. Pembinaan kegiatan keagamaan
f. Peringatan hari besar keagamaan
g. Peringatan hari besar nasional
h. Fasilitasi kegiatan ritual keagamaan (Dzikir, Shalawat, Ziarah dll)

Pasal 15
Kewenangan lokal berskala desa di bidang pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud
pasal 7 point (d) antara lain :
a. Pengembangan seni budaya lokal
b. Fasilitasi pembentukan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat desa
c. Fasilitasi dan pembinaan kelompok-kelompok masyarakat melalui :
1). Kelompok Tani
2). Gabungan Kelompok Tani
3). Kelompok Wanita Tani
4). Kelompok-Kelompok Lainnya
d. Pemberian santunan sosial kepada keluarga miskin, yatim piatu, lansia dan kaum difable.
e. Fasilitasi Pembentukan, Pembinaan lembaga Kemasyarakatan dan lembaga Adat Desa
f. Fasilitasi Kordinasi Forum Komunikasi Kelembagaan Desa
g. Pengorganisasian masyarakat melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk
memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa.
h. Pengembangan system informasi pembangunan berbasis masyarakat.
i. Fasilitasi pengajian desa dan kegiatan keagamaan lainnya.
j. Pelibatan masyarakat secara partisipatif dalam pembangunan Desa.

Pasal 16
(1) Perincian Kewenangan yang ditugaskan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf (c) dan huruf d meliputi:
a. penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. pelaksanaan Pembangunan Desa;
c. pembinaan kemasyarakatan Desa; dan
d. pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Kewenangan penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dukungan
penganggaran kepada Desa diatur dan diurus oleh Desa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Kedua
Kriteria Kewenangan Desa

Pasal 17
Kriteria kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf (a) antara lain:
a. merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b. sesuai perkembangan masyarakat;
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 18
Kriteria kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf (b)
antara lain:
a. sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b. telah dijalankan oleh Desa;
c. mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d. muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa; dan
e. program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke Desa.

Pasal 19
Kriteria kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf (c)
antara lain:
a. sesuai kebutuhan dan kemampuan sumber daya manusia di Desa;
b. memperhatikan prinsip efisiensi dan peningkatan akuntabilitas;
c. pelayanan publik bagi masyarakat;
d. meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
e. mendorong prakarsa dan partisipasi masyarakat; dan
f. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat.

Pasal 20
Kriteria kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf (d), antara lain:
a. urusan pemerintahan umum dan tugas pembantuan;
b. sesuai dengan prinsip efisiensi;
c. mempercepat penyelenggaraan pemerintahan; dan
d. kepentingan nasional yang bersifat khusus dan strategis.

BAB V
TATACARA PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA

Pasal 21
(1) Kepala Desa secara bertahap bertanggungjawab melaksanakan Kewenangan Desa
berdasarkan hak asal usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa guna mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
(2) Pelaksanaan Kewenangan Desa dibidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
Pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan dan Pemberdayaan
Masyarakat disusun melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM
Desa) untuk jangka waktu 6 (enam Tahunan) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa
(RKP Desa) untuk jangka waktu 1 tahun.
(3) Pelaksanaan Pembangunan diluar kewenangan berdasarkan hak asal-usul dan
kewenangan lokal skal Desa, disampaikan kepada Bupati melalui Daftar Usulan
Rencana Kegiatan Pembangunan (DURKP) yang disampaikan setelah Musrenbang
Desa.

BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 22
(1) Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangun Desa, Kepala Desa bersama masyarakat
menyusun prioritas pelaksanaan kegiatan berdasarkan kewenangannya dengan sumber
pembiayaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDEsa).
(2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Desa (PADes)
b. Dana Desa (DD)
c. Alokasi Dana Desa (ADD)
d. Bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten.
e. Bantuan Keuangan APBD Provinsi.
f. Bantuan Keuangan APBD Kabupaten.
g. Hibah dan Sumbangan dari pihak ketiga.
(3) Pendapatan Asli Desa sebagaimana dimaksud pasal 22 ayat (2) point a meliputi :
a. Hasil Usaha Desa
b. Hasil Aset
c. Swadaya Partisipasi, Gotong Royong; dan
d. Lain-Lain Pendapatan Asli Desa
(4) Lain-lain pendapatan asli Desa sebagai,ama dimaksud pada ayat (3) point d meliputi :
a. Hasil retribusi dan pungutan Desa
b. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat
c. Bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa.
(5) Kepala Desa dapat menggali dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan asli dan
pendapatan desa lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

BAB VII
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 23
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan pelaksanaan kewenangan desa dan
mempertanggungjawabkannya didalam Laporan Keterangan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa (LKPPD) Kepada Badan permusyawaratan Desa.
(2) Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa disampaikan selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran.

BAB VIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 24
(1) Dalam hal setelah ditetapkannya Peraturan Desa Tentang Kewenangan Berdasarkan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa ini, Pemerintah Kabupaten
Bandung menetapkan Peraturan Bupati tentang Daftar Kewenangan Berdasarkan Hak
Asal usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa maka Peraturan Desa ini akan
diadakan penyesuaian/perubahan.
(2)Pemerintah Desa dapat mengajukan Rancangan Peraturan Desa Tentang
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
dengan berpedoman pada Peraturan Bupati Bandung Tentang Penetapan daftar
Kewenangan Lokal Berdasarkan Hak Asal-usul dan Kewenangan Berskala Desa.

BAB IX
PENUTUP

Pasal 25
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Desa Cibiruwetan

Ditetapkan di : Gunungsindur

Pada tanggal : ........................

Kepala Desa Gunungsindur

DEDEN
Diundangkan di Gunungsindur
Pada Tanggal : .......................................
Sekretaris Desa Gunungsindur

-----------------------------------

LEMBARAN DESA GUNUNGSINDUR TAHUN .......... NOMOR ........

Anda mungkin juga menyukai