NN
BUPATI SRAGEN
PROVINSI JAWA TENGAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN
NOMOR 3 TAHUN 2016
TENTANG
BUPATI SRAGEN,
1
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123 Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539 ) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sragen Nomor 2 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Sragen (Lembaran Daerah
Kabupaten Sragen Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Sragen Nomor 1);
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
KEDUDUKAN
Pasal 2
3
BAB III
FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG
Pasal 3
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Pasal 5
4
d. memilih dan dipilih;
e. memperoleh tunjangan pelaksanaan tugas dan fungsi,
dan tunjangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. memperoleh penghargaan bagi pimpinan dan anggota
BPD yang berprestasi dari Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten;
g. memperoleh pengembangan kapasitas melalui
pendidikan dan pelatihan, sosialisasi, pembimbingan
teknis, dan kunjungan lapangan.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
berasal dari Alokasi Dana Desa yang diterima oleh masing-
masing desa.
(3) Besaran tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan setiap tahun oleh Bupati
Pasal 6
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 7
5
Pasal 8
BAB VI
PEMBENTUKAN
Bagian Kesatu
Persyaratan Calon
Pasal 9
Bagian Kedua
Pengisian Keanggotaan BPD
Pasal 10
6
serta keanggotaan dan tugas panitia pengisian anggota BPD
diatur dalam Peraturan Bupati.
Pasal 11
Pasal 12
7
Bagian Ketiga
Pengisian Keanggotaan BPD Antarwaktu
Pasal 13
Bagian Keempat
Biaya Pengisian BPD
Pasal 14
BAB VII
MASA JABATAN
Pasal 15
BAB VIII
PEMBERHENTIAN ANGGOTA BPD
Pasal 16
8
(4) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati
BAB IX
MUSYAWARAH DAN TATA TERTIB
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
9
(2) Pengaturan mengenai pimpinan musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b meliputi:
a. penetapan pimpinan musyawarah apabila pimpinan dan
anggota hadir lengkap;
b. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua BPD
berhalangan hadir;
c. penetapan pimpinan musyawarah apabila ketua dan
wakil ketua berhalangan hadir;
d. penetapan secara fungsional pimpinan musyawarah
sesuai dengan bidang yang ditentukan dan penetapan
penggantian anggota BPD antarwaktu.
(3) Pengaturan mengenai tata cara musyawarah BPD
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c meliputi:
a. tata cara pembahasan rancangan peraturan Desa;
b. konsultasi mengenai rencana dan program Pemerintah
Desa;
c. tata cara mengenai pengawasan kinerja kepala Desa;
d. tata cara penampungan atau penyaluran aspirasi
masyarakat.
(4) Pengaturan mengenai tata laksana dan hak menyatakan
pendapat BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
huruf d meliputi:
a. pemberian pandangan terhadap pelaksanaan
Pemerintahan Desa;
b. penyampaian jawaban atau pendapat Kepala Desa atas
pandangan BPD;
c. pemberian pandangan akhir atas jawaban atau
pendapat Kepala Desa;
d. tindak lanjut dan penyampaian pandangan akhir BPD
kepada Bupati.
(5) Pengaturan mengenai penyusunan berita acara
musyawarah BPD sebagaimana dimaksud Pasal 19 huruf e
meliputi:
a. penyusunan notulen rapat;
b. penyusunan berita acara;
c. format berita acara;
d. penandatanganan berita acara;
e. penyampaian berita acara.
BAB X
LARANGAN
Pasal 21
BAB XI
SANKSI
Pasal 22
BAB XII
TINDAKAN PENYIDIKAN
Pasal 23
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 24
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Ditetapkan di Sragen
pada tanggal 10 Maret 2016
BUPATI SRAGEN
Cap + ttd
Cap + ttd
TATAG PRABAWANTO B
I. UMUM
Peraturan Daerah ini merupakan peraturan lebih lanjut ketentuan Pasal 65
AYAT (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Pasal 72
ayat (4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa. Badan Permusyawaratan Desa memiliki peran penting dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat desa guna meningkatkan demokrasi
di tingkat lokal desa, sehingga dapat mengoptimalkan pengamalan
Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
Tahun 1945. Penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa perlu dioptimalkan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat desa.
13
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Ayat 1
Cukup jelas
Ayat 2
Yang dimaksud dengan demokratis adalah suatu cara atau
mekanisme pemilihan yang didasarkan pada musyawarah
mufakat sesuai dengan tata cara yang sesuai dengan kondisi desa
dan masyarakat desa setempat, serta peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan meminta keterangan adalah
permintaan yang bersifat informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa,
bukan dalam rangka laporan pertanggungjawaban Kepala
Desa.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan dipilih dari dan oleh anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus adalah
14
pimpinan BPD berasal dari anggota BPD, yang kemudian
pemilihan anggota BPD yang dicalonkan untuk menduduki
jabatan sebagai pimpinan BPD dilakukan oleh BPD langsung
tanpa adanya perantara atau perwakilan yang memilih atau
memberikan hak suara. Pemilihan pimpinan BPD diadakan pada
rapat khusus untuk memilih pimpinan BPD.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 9
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Yang dimaksud dengan berpendidikan sederajat sekolah
menengah pertama adalah memiliki ijazah Kejar Paket B.
Huruf e
Cukup jelas
Huruf f
Cukup jelas
Huruf g
Seseorang hanya diperbolehkan mencalonkan diri sebagai anggota
BPD sesuai wilayah perwakilan/kebayanan bersangkutan.
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
15
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan berakhir masa keanggotaan adalah
apabila seorang anggota BPD yang telah berakhir masa
keanggotaannya 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal
peresmian harus diberhentikan.
Huruf b
Yang dimaksud dengan tidak dapat melaksanakan tugas
secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut-turut adalah apabila anggota BPD menderita sakit
yang mengakibatkan baik fisik maupun mental tidak
berfungsi secara normal yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang berwenang dan/atau tidak diketahui
keberadaannya.
Huruf c
Cukuip jelas
Huruf d
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
16
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
17