Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

KECAMATAN CIBITUNG

DESA CIKALONG
Kp.Cikalong Ds. Cikalong Kecamataan Cibitung – Pandeglang 42285

PERATURAN DESA CIKALONG


NOMOR : 02 TAHUN 2019

TENTANG
KEWENANGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA CIKALONG,

Menimbang : a. bahwa untuk mengatur dan mengurus kepentingan


masyarakat Desa berdasarkan kewenangan hak asal-
usul dan kewenangan lokal berskala desa,
sebagaimana ketentuan pasal 18 ayat 1 Peraturan
Bupati Pandeglang Nomor 3 tahun 2017.
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di
maksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Desa tentang Kewenangan Desa.

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang


Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tenatng
Peratuan Pelaksanaan Undang-Undang 43 Tahun
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara RepublikIndonesia Nomor 5717);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Sebagaiman telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2015 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5694);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun
2015 tentang Pedoman Peraturan di Desa ;
6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan, Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun
2016 tentang Kewenangan Desa;
8. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 2
Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pemerintah
Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun
2015 Nomor 2);
9. Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 3 Tahun 2017
tentang Kewenangan Desa.
Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIKALONG


dan
KEPALA DESA CIKALONG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA CIKALONG TENTANG KEWENANGAN


DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :

a. Desa adalah DesaCikalong


b. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
d. Kepala Desa adalah Kepala Desa Cikalong
e. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa
meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-usul, kewenangan lokal
berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten serta
kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
f. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat
Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
g. Kewenangan lokal berskala Desa adalah kewenangan untuk
mengatur danmengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah
dijalankan oleh Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa
atau yang muncul karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat
Desa;
h. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud ditetapkannya peraturan desa ini adalah dalam rangka untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat Desa berdasarkan
kewenangan hak asal-usul dan kewenangan lokal berskala desa, kewenangan
yang ditugaskan oleh pemerintah, pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten,
serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh pemerintah daerah Provinsi,
Kabupaten, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB III
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL
Pasal 3
Kewenangan berdasarkan hak asal usul meliputi :
a. Sistem Organisasi Perangkat Desa;
b. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
c. Pengelolaan Tanah Kas Desa;
d. Pengelolaan Tanah Desa atau Tanah Hak Milik Desa yang menggunakan
sebutan setempat;
e. Pengembangan Peran Masyarakat Desa.

Pasal 4
Daftar kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.

BAB IV
KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
Pasal 5
Kewenangan Lokal Berskala Desa meliputi :
a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan
masyarakat.
b. Kewenangan yang mempunyai lingkup pengaturan dan kegiatan hanya di
dalam wilayah dan masyarakat desa yang mempunyai dampak internal
Desa.
c. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan dan kepentingan sehari hari
masyarakat Desa.
d. Kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas dasar prakarsa Desa.
e. Program kegiatan pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten
dan pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola oleh Desa; dan
f. Kewenangan lokal berskala desa yang telah diatur dalam peraturan
perundang – undangan tentang pembagian kewenangan pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah Kabupaten.
Pasal 6
Daftar kewenangan lokal berskala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Desa ini.
BAB V
TAHAPAN DAN TATA CARA PENETAPAN KEWENANGAN DESA
Pasal 7
Kewenangan Desa berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa, ditetapkan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pemilihan kewenangan berdasarkan daftar yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Bupati;
b. Penyusunan Draft Peraturan Desa tentang Penetapan Kewenangan Desa.
c. Pembahasan bersama BPD; dan
d. Penetapan Peraturan Desa.

Pasal 8
1. Pemilihan kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a
dilakukan dalam forum Musyawarah Desa yang dihadiri BPD, Pemerintah
Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan unsur masyarakat.
2. Unsur Masyarakat sebagamana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari :
a. Tokoh Adat.
b. Tokoh Agama.
c. Tokoh Masyarakat.
d. Tokoh Pendidikan.
e. Perwakilan kelompok Tani.
g. Perwakilan kelompok Perajin.
h. Perwakilan kelompok Perempuan.
i. Perwakilan kelompok Pemerhati dan Perlindungan Anak; dan
j. Perwakilan kelompok Masyarakat Miskin.

3. Selain unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,


musyawarah desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan
kondisi sosial budaya masyarakat.
4. Pemilihan kewenangan desa didasarkan pada Daftar Kewenangan Desa
yang telah ditetapkan Bupati.
5. Desa bersama BPD dapat menambah jenis kewenangan berdasarkan hak
asal usul dan kewenangan lokal berskala desa lainnya sesuai dengan
prakarsa masyarakat, kebutuhan dan kondisi lokal Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Hasil musyawarah pemilihan kewenangan desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) dan penambahan jenis kewenangan desa sebagamana pada
ayat (5) dituangkan dalam Berita Acara.

Pasal 9
1. Pemerintah Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang
Kewenangan Desa berdasarkan Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7.
2. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1 )
dikonsultasikan kepada masyarakat dan Camat Cibitung.

Pasal 10
Berdasarkan hasil konsultasi sebagamana dimaksud dalam pasal 8 , Desa
menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang Kewenangan Desa kepada
BPD untuk dibahas dan disepakati bersama.

Pasal 11
Peraturan Desa ini akan ditinjau kembali apabila ada perubahan data sesuai
dengan kondisi dan situasi.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal 04 April 2019
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dalam Lembaran Desa dan Berita Desa oleh Sekretaris Desa.

Ditetapkan di : Cikalong
Pada Tanggal : 03 April 2019

KEPALA DESA CIKALONG,

JURTA

Diundangankan di Cikalong
pada tanggal 03 April 2019

SEKRETARIS DESA CIKALONG,

AGUS GUNAWAN
LEMBARAN BERITA DESA CIKALONG TAHUN 2019 NOMOR 3
LAMPIRAN I : PERATURAN DESA CIKALONG, KECAMATAN CIBITUNG,
KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR : 3 TAHUN 2019
TANGGAL : 03 April 2019
TENTANG : KEWENANGAN DESA

DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL

NO URAIAN
1 2
1. Sistem organisasi masyarakat;
2. Sistem organisasi perangkat Desa;
3. Pembinaan kelembagaan masyarakat;
4. Pembinaan lembaga dan hukum;
5. Pengelolaan tanah kas Desa;
6. Pengelolaan tanah Desa atau tanah hak milik Desa yang menggunakan
sebutan setempat;
7. Pengelolaan tanah bengkok; dan
8. Pengembangan peran masyarakat Desa.

KEPALA DESA CIKALONG,

JURTA
LAMPIRAN II : PERATURAN DESA CIKALONG, KECAMATAN CIBITUNG,
KABUPATEN PANDEGLANG
NOMOR : 3 TAHUN 2019
TANGGAL : 03 April 2019
TENTANG : KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK
ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL
BERSKALA DESA DI CIKALONG

DAFTAR KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA

NO BIDANG URAIAN

1 2 3
I. Penyelenggaraan a. Penetapan dan penegasan batas Desa;
Pemerintahan : b. pengembangan sistem administrasi dan
informasi Desa;
c. Pengembangan tata ruang dan peta sosial Desa;
d. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja
Desa;
e. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor
pertanian dan sektor non pertanian;
f. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk
usia kerja, angkatan kerja, pencari kerja, dan
tingkat partisipasi angkatan kerja;
g. Pendataan penduduk berumur 15 (lima belas)
tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan;
h. Pendataan penduduk yang bekerja di luar
negeri;
i. Penetapan organisasi Pemerintah Desa;
j. Pembentukan Badan Permusyaratan Desa;
k. Penetapan perangkat Desa;
l. Penetapan APB Desa;
m. Penetapan Peraturan Desa;
n. Penetapan kerja sama antar-Desa;
o. Pemberian izin penggunaan gedung pertemuan
atau pasilitas umum milik desa;
p. Pendataan potensi Desa;
q. Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah kas
Desa/ bengkok;
r. Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana, konflik, rawan pangan,
wabah penyakit, gangguan keamanan, dan
kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa;
s. Pengelolaan arsip dan asset Desa;
t. Penetapan pos keamanan dan pos
kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat Desa;
u. Pendataan Desa dan penyusunan profil Desa;
v. Penyelenggaraan Musyawarah Desa;
w. Penyelenggaraan perencaan Desa;
x. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan
Pemerintahan Desa;
y. Pembangunan sarana dan prasarana kantor
Desa;
z. Pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan
kepala Desa beserta perangkat Desa;
aa. Operasional Pemerintahan Desa;
bb. Operasional Badan Permusyawaratan Desa
(BPD);
cc. Operasional Rukun Tetangga/Rukun Warga;
dd. Pelayanan umum Pemerintahan Desa;
ee. Pemilihan Kepala Desa;
ff. Pemilihan pengurus Desa;
gg. Pendataan penduduk berdasarkan
kepemilikan dokumen administrasi
kependudukan;dan
hh. Kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi Desa.

II. Pembangunan 1. Pelayanan dasar Desa antara lain meliputi :


Desa : a. Pengembangan pos kesehatan Desa
b. Pengelolaan dan pembinaan Posyandu
melalui:
1) Layanan gizi untuk balita;
2) Pemeriksaan ibu hamil;
3) Pemberian makanan tambahan;
4) Penyuluhan kesehatan;
5) Gerakan hidup bersih dan sehat;
6) Penimbangan bayi;
7) Gerakan sehat untuk lanjut usia; dan
8) Insentif kader posyandu.
c. Pembinaan dan pengawasan upaya
kesehatan tradisional;
d. Pemantauan dan pencegahan
penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif
di Desa;
e. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan
anak usia dini, melalui
1) Pembangunan gedung; dan
2) Pengembangan alat edukasi
f. Pengadaan dan pengelolaan sanggar
belajar, sanggar seni budaya dan
perpustakaan Desa;
g. Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-
kelompok belajar di Desa; dan
h. Sarana dan prasarana di bidang
pelayanan dasar lainnya sesuai dengan
kondisi Desa.
2. Sarana dan prasarana Desa antara lain meliputi:
a. Pembangunan dan pemeliharaan kantor
Desa;
b. Pembangunan dan pemeliharaan jalan
Desa;
c. Pembangunan dan pemeliharaan jalan
Lingkungan pemukiman masyarakat;
d. Pembangunan dan pemeliharaan jalan
usaha tani;
e. Pembangunan dan pemeliharaan
embung/waduk Desa;
f. Pembangunan dan pemeliharaan rumah
ibadah;
g. Pengelolaan pemakaman umum Desa
h. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi
lingkungan;
i. Pembangunan dan pengelolaan air bersih
berskala Desa;
j. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi
tersier;
k. Pembangunan dan pemeliharaan sarana
olah raga
l. Pembangunan dan pemeliharaan taman
baca dan taman hijau Desa;
m. Pembangunan dan pemeliharaan serta
pengelolaan saluran untuk budidaya
perikanan; dan
n. Pembangunan dan pemeliharaan fasilitasi
penerangan jalan Desa dan sarana umum
lainnya;
o. Pengembangan sarana dan prasarana
produksi di Desa.
3. Pengembangan ekonomi lokal Desa antara lain,
meliputi:
a. Pengembangan usaha mikro berbasis Desa;
b. Pendayagunaan keuangan mikro berbasis
Desa;
c. Pembangunan dan pengelolaan lumbung
pangan dan penetapan cadangan pangan
Desa;
d. Penetapan komoditas unggulan pertanian
dan perkebunan Desa;
e. Pengaturan pelaksanaan penanggulangan
hama dan penyakit pertanian dan
perkebunan secara terpadu;
i. Pengembangan benih lokal;
j. Pengembangan ternak secarak olektif;
k. Pembangunan dan pengelolaan energi
mandiri;
l. Pendirian dan pengelolaan BUM Desa;
m. Pengembangan teknologi tepat guna
pengolahan hasil pertanian dan
perkebunan;
n. Pengembangan sistem usaha produksi
pertanian yang bertumpu pada
sumberdaya, kelembagaan dan budaya
lokal.
4. Pemanfaatan sumberdaya daya alam dan
lingkungan Desa antara lain, meliputi:
a. Pengelolaan persampahan Desa; dan
b. Pengembangan dan pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan sesuai
dengan kondisi Desa.
III. Pembinaan a. Membina keamanan, ketertiban dan
Kemasyarakatan ketenteraman wilayah dan masyarakat
Desa : Desa;
b. Membina kerukunan warga masyarakat Desa
dan umat beragama;
c. Memelihara perdamaian, penanganan konflik
internal dan melakukan mediasi
bebagaibentukpermasalahandi Desa;
d. Melestarikan dan mengembangkan
budayagotong royong masyarakat Desa; dan
e. Pengembangan kemasyarakatan lainnya
sesuai dengan kondisi Desa
IV. Pemberdayaan a. Pengembangan seni budaya lokal;
Masyarakat :
b. Pengorganisasian melalui pembentukan
dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan
dan lembaga adat;
c. Fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat
melalui:
1) Kelompok tani;
2) Kelompok seni budaya; dan
3) Kelompok masyarakat lain di Desa.
d. Pemberian santunan sosial kepada keluarga
fakir miskin;
e. Fasilitasi terhadap kelompok-kelompok
rentan, kelompok masyarakat miskin,
perempuan, masyarakat adat, dan difabel;
f. Pengorganisasian melalui pembentukan
dan fasilitasi paralegal untukmemberikan
bantuan hukum kepada warga masyarakat
Desa;
f. Analisis kemiskinan secara partisipatif di
Desa;
g. Penyelenggaraan promosi kesehatan dan
gerakan hidup bersih dan sehat;
h. Pengorganisasian melalui pembentukan dan
fasilitasi kader pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat;
i. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan
usaha ekonomi produktif Desa dan
pengembangan wirausaha baru;
j. Pendayagunaan teknologi tepat guna;
k. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan; dan
l. Peningkatan kapasitas masyarakat, melalui:
1) Kader pemberdayaan masyarakat Desa;
2) Kelompok usaha ekonomi produktif;
3) Kelompok Simpan Pinjam Perempuan;
4) Kelompok tani;
5) Kelompok masyarakat miskin;
6) Kelompok pengrajin;
7) Kelompok pemuda; dan
8) Kelompok lain sesuai kondisi Desa.
KEPALA DESA CIKALONG,

JURTA

Anda mungkin juga menyukai