Anda di halaman 1dari 40

KEPALA DESA GENGGELANG

KECAMATAN GANGGA
KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DESA GENGGELANG

NOMOR ……. TAHUN 2020

TENTANG 
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSKALA DESA

KECAMATAN GANGGAKABUPATEN LOMBOK UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA GENGGELANG

Menimbang : a. Bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat;
b. bahwa untuk melaksanakan pengakuan dan penghormatan terhadap
tradisi yang berjalan di masarakat desa genggelang dengan tetap
memperhatikan sistim nilai berdesa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
c. Bahwa dalam rangkapengakuan terhadap hak asal usul,penetapkan
daftar kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala desa yang di atur dan diurus oleh desa genggelang
dan terselenggaranya kewenangan desa berdasarkan asas rekognisi
dan asas subsidiaritas, maka perlu dirinci bentuk kewenangan
tersebut demi kepastian dan kemanfaatan hukum di desa.
d. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta Pasal 37 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa, serta Pasal 22 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 44 Tahun 2016;
e. Bahwa berdasarkan Pertimbangan dalam huruf a, b, dan c maka
dipandang perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Kewenangan
Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pembentukan


Kabupaten Lombok Utara di Provinsi Nusa Tenggara Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4872);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 292, Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5601);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5694;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggara Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2094);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1037)
10. Peraturan Menteri dalam negeri republik indonesia nomor 111 tahun
2014 tentang pedoman teknis peraturan di desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2015
TentangPedoman kewenangan berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal berskala desa;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Kewenangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 1037);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
14. Peratuan Bupati…?

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA GENGGELANG
dan
KEPALA DESA GENGGELANG

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA GENGGELANG TENTANGKEWENANGAN
BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSEKALA DESA

BAB I
KETENTUANUMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


1) Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Desa adalah Desa Genggelang
3) Kepala Desa adalah Kepala Desa Genggelang
4) Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Desa.
6) Badan Permusyarawatan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintah yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokrasi.
7) Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara Badan
Permusyarawatan Desa, Pemerintah Desa, dan Unsur Masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan Permusyarawatan Desa untuk menyampaikan hal yang bersifat strategis.
8) Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
9) Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki desa meliputi kewenangan
berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal brskala Desa, kewenangan yang ditugaskan
oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta
kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
10) Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak yangmerupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat desa sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat.
11) Kewenangan lokal bersekala desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa perkembangan desa dan
prakarsa masyarakat desa.
12) Anggaran pendapatan dan belanja desa adalah rencana keuanggan tahunan Pemerintah
Desa.
13) Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
BAB II
MAKSUD dan TUJUAN

TUJUAN

Pasal 2

Pengaturan tentang kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenagan lokal
berskala desa bertujuan untuk ;

a. memberikan pengakuan dan penghormatan terhadap tradisi yang berjalan di


masarakat desa;
b. menjamin pengakuan terhadap hak asal usul serta penetapan kewenangan berskala
lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan masarakat desa;dan
c. menjadi dasar bagi kebijakan, program,dan administrasi desa dalam bidang
penyelenggaraan pemerintah desa,pelaksanaan pembangunan desa,pembinaan
kemasarakatan desa,dan pemberdayaan masarakat desa.

BAB III
ASAS

Pasal 3
Pengaturan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenagan lokal berskala desa
berasaskan:
1) Rekognisi;
2) Subsidiaritas;
3) Keberagaman;
4) Kebersamaan;
5) Kegotongroyongan;
6) Kekeluargaan;
7) Musyawarah;
8) Demokrasi;
9) Kemandirian;
10) Partisipasi;
11) Kesetaraan;
12) Pemberdayaan; dan
13) Keberlanjutan.

BAB IV
RUANG LINGKUP

Pasal 4

Jenis kewewenangan Desa meliputi :


1) Kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul;
2) Kewenangan lokal berskala Desa;

Pasal 5

Kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat
(1),terdiri atas:
1) Sistem Organisasi Masyarakat Adat;
2) Pembinaan Kelembagaan Masyarakat;
3) Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4) Pengelolaan Tanah Kas Desa;
5) Pengembangan Peran Masyarakat Desa;
6) Pelayanan administrasi pertanahan;
7) Pelestarian budaya masyarakat;
Pasal 6

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan Pemerintah
Desa Genggelang dalam bidang sistem organisasi masyarakat adat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (1) diatas adalah sebagai berikut:
1) Pengangkatan Pemangku Adat desa;
2) Pengisian Kyai Desa;
3) Penetapan juru kunci makam dan/atau Tempat Pemakaman Umum (TPU);
4) Penetapan Penghulu Desa, pandita;
5) Penetapan Marbot Masjid dan Musholla, Mengala Adat Hindu, dan Penjaga Vihara.
6) Pembentukan dan pembinaaan Organisasi Remaja Dusun dan/atau Remaja Masjid,
teruna-teruni hindu, dan muda-mudi budha.
7) Pembinaan Guru Mengaji, Penghulu dan Kyai, Marbot Dan Pemimpin Keagamaan
Lainnya;
8) Pembinaan Juru Kunci Makam, Balai Adat, Penjaga Dan Juru Air (Pekasih);
9) Pengelolaan dan pemeliharaan Hutan Adat dan Hukum Desa;

Pasal 7

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan pemerintah
Desa Gennggelang dalam bidang Pembinaan Kelembagaan Masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) di atas adalah sebagai berikut:

1) Pembentukan dan pembinaaan kelompok-kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah


(UMKM);
2) Pembentukan dan pembinaaan kelompok sadar wisata Desa maupun Dusun;
3) Pembentukan dan pembinaaan kelompok olah raga desa maupun dusun;
4) Pembentukan ,fasilitasi kelembagaan masarakat desa dalam kelembagaan keamanan
dan ketentraman desa.
5) Pembentukan ,fasilitasi kelembagaan masarakat pengelola hutan ;
6) Pembentukan dan fasilitasi kelompok tani perkebunan,pertanian;
7) Pembentukan dan fasilitasi kelompok kepemudaan dan kelompok berdasarkan hoby
8) Pembentukan dan pelestraian sanggar seni budaya seperti:
a. Wayangan;
b. Babar Layar;
c. Gendang Belek;
d. Gamelan Belek;
e. Rudat;
f. Cupak Gerantang;
g. Tawak-Tawak;
h. Peresean;
i. Bele ganjur;
j. Begasingan/memangkek;
k. Sireh;
l. Gegeroq tandaq;
m. Minangin;
n. Kecodak;
o. Kemong lima;
p. Cilokak;
q. Sastra lisan;
r. Gamelan tokol;
s. Legong;
t. Hadroh/Qosidah dan
u. Genggong
v. Kesenian modern (gomprang?, serune?
9) Pembentukan dan Pembinaan sekolah adat;
10) Pembentukan dan pembinaan Sisten Keamanan Lingkungan (Siskamling);
11) pembentukan dan pembinaaan kelompok pengelolaan air minum berskala desa.
Pasal 8

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan pemerintah
Desa Genggelang dalam bidang Pembinaan Lembaga dan Hukum Adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) di atas adalah sebagai berikut:
1) Pembinaan Lembaga Dan Hutan Adat;
2) Pembentukan MKD di tingkat desa;
 mediasi masarakat desa dalam hukum waris,
 mediasi konflik pertanahan,
 upaya perdamaian dalam mengatasi konflik antar masarakat desa,
 fasilitasi kelembagaan masarakat desa dalam mediasi hukum adat- persoalan
sosial,
3) pembentukan mkw di dusun :
 mediasi masarakat desa dalam hukum waris,
 mediasi konflik pertanahan,
 upaya perdamaian dalam mengatasi konflik antar masarakat desa,
 fasilitasi kelembagaan masarakat desa dalam mediasi hukum adat- persoalan
sosial, pelestarian terdisi pemerintahan desa yang bermasarakat melalui
sambang dusun,
3) Pembinaan Kelembagaan Masyarakat Adat yang dilaksanakan oleh MKD, meliputi :
a. Pembinaan Proses Adat, Perkawinan, Dan Tradisi;
b. Pembinaan Mediator adat; Dan
c. Pembinaan Lembaga Dan Pranata Adat.

Pasal 9

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan pemerintah
Desa Genggelang dalam bidang Pengelolaan Tanah Kas Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (4) di atas adalah sebagai berikut:
1) Pengadaan Tanah Kas desa
2) Pemanfaatan Tanah Kas Desa (Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Atau
Masyarakat)untuk pendapatan asli desa;
3) Pengelolaan Dan Pemanfaatan Tanah Pecatu (Kerjasama Dengan Pihak Ketiga Atau
Masyarakat),perangkat masjid;
4) invebtarisasi dan perlindungan terhadap hak atas tanah di desa termasuk hak atas tanah
yang telah dimiliki oleh masarakat desa secara turun temurun.
5) inventarisasi dan penggunaaan tanah kas desa sebagai kakayaan asli desa untuk
kepentingan desa dan atau sebagagi salah satu sumber pendapatan asli desa
Pasal 10

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan pemerintah
Desa Genggelang dalam bidang Pengembangan Peran Masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) di atas meliputi:
1) Penetapan dan penyelenggaraan peringatan hari jadi Desa Genggelang;
2) Penyelenggaraan kompetisi tingkat desa;

Pasal 11
1) Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan
pemerintah Desa Genggelang dalam bidang Pelayanan administrasi pertanahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (6) di atas adalah sebagai berikut:
a. Perpindahan hak atas tanah masyarakat, meliputi: Hibah, Jual beli; Gadai;
Warisan; Waqaf; Sewa; dan Bagi Hasil;
b. Fasilitas Pencatatan Hak Atas Tanah Di Desa;
c. Fasilitas Penyelesaian Masalah Pertanahan;
d. Penataan Dan Pemetaan Tata Guna Lahan;
2) Pengaturan selanjutnya tentang administrasi hak atas tanah masyarakat akan diatur
dalam peraturan Kepala Desa;
Pasal 12

Jenis kewenangan Desa berdasarkan hak Asal Usul yang menjadi kewenangan Pemerintah
Desa Genggelang dalam bidang Pelestarian budaya masyarakat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (7) di atas meliputi:
1) Pelestarian Budaya Gotong Royong masyarakat;
2) Pemugaran Makam Dan Situs Budaya;
3) Pelestarian Dan Pemugaran Balai Adat;
4) Syukuran setelah dan sebelum panen; dan
5) Tolak bala;
6) fasilitasi pelestarian tradisi pemeliharaan lingkungan melalui tradisi pelestarian mata
air atau sumber air,upacara minta hujan ,roah bangket....,tradisi gotong
royong,menabeng
7) pelestarian swadaya masarakat desa untuk memberikan bantuan berupa tenaga atau
iuran kepada perangkat masjid.
8) fasilitasi tradisi pelestarian swadaya masarakat desa untuk menciptakan kerukunan di
desa melalui....yasinan,tahlilan,sholawatan....
9) pelestarian terdisi pemerintahan desa yang bermasarakat melalui sambang
dusun,mediasi masarakat desa dalam hukum waris,mediasi konflik pertanahan,upaya
perdamaian dalam mengatasi konflik antar masarakat desa,fasilitasi kelembagaan
masarakat desa dalam mediasi hukum adat- persoalan sosial,fasilitasi kelembagaan
masarakat desa dalam kelembagaan keamanan dan ketentraman desa.
10) pelestarian swadaya masarakat desa untuk bergotong royong mengumpulkan benda,
alat dan bahan,tenaga,iuran berupa dana untuk membantu menyelesaiakan
persoalankelahiran,kematian,nikah,sakit,sekolah,pembangunan masjid,pengembangan
kelompok,pembangunan dusun,pembangunan desa,kesehatan,bangunan dll.
Pasal 13

Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
Genggelang sebagaiman dimaksud dalam pasal 3 ayat (2) di atas, terdiri dari:
1) Bidang pemerintahan Desa;
2) Pembangunan Desa;
3) Pembinaan Desa; dan
4) Pemberdayaan masyarakat Desa;
5) Penanggulangan bencana keadaan darurat dan keadaan mendesak ;
Pasal 14

Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan Pemerintah Desa
Genggelang dalam Bidang pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) antara lain meliputi:
1) Penetapan dan penegasan batas Desa melalui;
a. Musyawarah antar Desa dalam penetapan dan penegasan batas Desa;
b. Musyawarah Desa dalam penetapan Dusun dan batas wilayah dusun;
2) Tertib pencatatan administrasi umum melalui:
a. Tertib Pencatatan Buku Peraturan;
b. Tertib Pencatatan buku keputusan Kepala Desa:
c. Tertib Pencatatan buku inventaris dan kekayaan Desa;
d. Tertib Pencatatan buku Aparat Desa;
e. Tertib Pencatatan buku Tanah Kas Desa;
f. Tertib Pencatatan buku Agenda;
g. Tertib Pencatatan buku expedisi;
h. Tertib Pencatatan buku Lembaran Desa;
i. Tertib Pencatatan buku Berita Desa
j. Penyusunan dan penggunaan aplikasi Profil Desa;
k. Penyusunan buku dan papan monografi Desa;
3) Tertib pencatatan administrasi penduduk melalui:
a. Tertib Pencatatan buku induk penduduk;
b. Tertib Pencatatan buku mutasi penduduk desa;
c. Tertib Pencatatan buku rekapitulasi jumlah penduduk;
d. Tertib Pencatatan buku penduduk sementara;
e. Tertib Pencatatan buku KTP dan KK;
4) Tertib pencatatan administrasi keuangan melalui:
a. Tertib Pencatatan buku APBDesa;
b. Tertib Pencatatan buku Rencana Anggaran Biaya;
c. Tertib Pencatatan buku Kas Pembantu Kegiatan;
d. Tertib Pencatatan buku penduduk sementara;
e. Tertib Pencatatan buku KTP dan KK;
5) Tertib pencatatan administrasi pembangunan meliputi:
a. Tertib Pencatatan buku Rencana Kerja Pembangunan Desa;
b. Tertib Pencatatan buku Kegiatan Pembangunan;
c. Tertib Pencatatan buku inventarisasi hasil-hasil pembangunan;
d. Tertib Pencatatan buku Kader Pendampingan dan pemberdayaan masyarakat;
6) Tertib pencatatan administrasi lainnya meliputi :
a. Tertib Pencatatan buku administrasi BPD;
b. Tertib Pencatatan buku Musyawarah Desa;
c. Tertib Pencatatan buku Lembaga Kemasyarakatan Desa;
7) Pengembangan sistem informasi Desa melalui ;
a. Penggunaan aplikasi keuangan dan asset Desa;
b. Pembuatan website Desa;
c. Penerbitan bulletin Desa;
d. Pengadaan radio komunitas;
e. Pembuatan papan informasi Desa;
f. Pengadaan aplikasi layanan Desa;
g. Pengadaan Kalender Transparansi Anggaran;
8) Pengembangan tata ruang Desa, melalui:
a. Penetapan rencana tata ruang dan kawasan Desa berdasarkan Rencana tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten;
b. Pembuatan peta rencana tata ruang wilayah (RTRW) Desa;
9) Pendataan Penduduk dan Pembuatan Peta Sosial Desa, meliputi:
a. Pendataan penduduk dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa;
b. Pendataan penduduk yang bekerja pada sektor pertanian dan sektor non pertanian;
c. Pendataan penduduk menurut jumlah penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari
kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja;
d. Pendataan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan
pekerjaan jenis pekerjaan dan status pekerjaan;
e. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri;
f. Pendataan penduduk berdasarkan Pendidikan;
g. Pendataan bagi Ibu Hamil, Kelahiran dan Kematian;
h. Pendataan penduduk berdasarkan Usia;
i. Pendataan dan penyusunan tingkat kesejahteraan masyarakat;
j. Pembuatan peta sosial Desa;
10) Penetapan organisasi Pemerintah Desa, melalui:
a. Penetapan Perdes tentang SOTK Pemdes;
b. Pemilihan Kepala Desa;
11) Pembentukan dan Pembinaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), melalui :
a. Penetapan tunjangan pimpinan dan anggota BPD;
b. Penetapan biaya operasional BPD;
c. Pemilihan pimpinan BPD dan anggota BPD antarwaktu;
12) Pembentukanrt dan Dusun;
13) Penyusunan perencanaan pembangunan Desa, melalui:
a. Fasilitasi Tim Penyusun RPJMDesa;
b. Fasilitasi Pengkajian Keadaan Desa;
c. Fasilitasi Musyawarah Desa tentang RPJMDesa;
d. Fasilitasi Tim Penyusun RKPDesa;
e. Fasilitasi Tim Verifikasi RKPDesa;
f. Fasilitasi Musrembangdes tentang RKPDesa;
g. Fasilitasi draf akademik Peraturan Desa;
14) Penetapan perencanaan pembangunan Desa, melalui;
a. Dokumen RPJM Desa;
b. Penetapan RKP Desa;
15) Penetapan APB Desa dan perubahan APB Desa dengan melalui Musyawarah Desa;
16) Penetapan dan perubahan peraturan di Desadengan melalui Musyawarah Desa;
17) Penetapan kerja sama antar-Desadengan melalui Musyawarah Desa;
18) Penetapan kerja sama dengan Pihak Ketiga dengan melalui Musyawarah Desa
19) pengembangan sistem administraasi desa termasuk pengelolaan sistem administrasi
registrasi kependudukan,pencatatan sipil,pemberian surat pengantar,keterangankelakuan
baik,surat keterangan tidak mampu,dan surat keterangan lainnya sesuai kebutuhan
masarakat desa;
20) pengembangan sistem administraasi desa termasuk pengelolaan sistem administrasi
melalui surat keterangan berbagai jenis tanaman kayu kayuan yang di kembangkan di
desa.
21) Pemberian Izin penggunaan gedung pertemuan atau balai Desa dan Aset Desa oleh
Kepala Desa melalui Surat Menyurat;
22) Pendataan potensi Desa, tingkat perkembangan Desa, dan data dasar Desa, melalui;
a. Penyusunan Potensi Desa;
b. Evaluasi Perkembangan Desa;
23) Pemberian izin hak pengelolaan atas tanah Desa melalui Musyawarah Desa;
24) Penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti kejadian bencana, konflik, rawan pangan,
wabah penyakit, gangguan keamanan, dan kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa;
25) Pembentukan, penetapan, pengembangan dan permodalan BUM Desa;
a. Penetapan Pengurus BUMDesa;
b. Evaluasi kinerja Pengurus BUMDesa;
c. Penyertaan Modal;
26) Penetapan, Pembinaan dan pemberhentian Perangkat Desa melalui:
a. Penetapan uraian tugas Perangkat Desa;
b. Penetapan penghasilan tetap dan tunjangan Perangkat Desa;
c. Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;
27) Pemberian Beasiswa bagi Aparat Desa untuk jenjang S1 dan S2;
28) Pengadaan BPJS bagi Aparatur Pemerintahan Desa
29) Pengadaan operasional perkantoran melalui;
a. pengadaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan perkantoran;
b. pemeliharaan halaman, taman dan tanaman kantor;
c. pemeliharaan gedung perkantoran;
d. pengadaan dan pemeliharaan kendaraan dinas/operasional;
e. pemasangan jaringan telepon dan internet;
f. pemakaian kendaraan dinas dengan surat hak guna pakai;
30) Pembuatan Surat Izin Domisili Usaha (SIDU) dan surat keterangan lainnya;
31) Pembuatan surat keterangan berita acara pemeriksaan kayu kebun……
32) Pembuatan surat keterangan jual beli tanah
33) Pembuatan data terpadu kesejahteraan,social,kepemilikan lahan,pembangunan,bencana
dll
34) Pengelolaan arsip Desa dengan melalui;
a. Membuat database tentang administrasi desa;
b. Pengarsipan hardcopy tentang administrasi desa;
c. Pemeliharaan arsip desa;
35) Pangangkatan dan pemberhentian staf pembantu desa;
36) Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi sosial masyarakat Desa;
37) Penyelenggaraan tata naskah dan administrasi desa
38) Penyelenggaraan dokumentasi desapengelolaan arsip desa termasuk dokumen rencana
pembangunan jangka menenganh desa ,rencaa kerja pembangunan desa,apb desa,peta
desa dan arsip sejarah desa lainnya.
39) fasiliatsi pelaksanaan kerjasama antar desa dalam penyelenggaraan administrasi
pemerintahan antar desa
40) fasilitasi edukasi masarakat desa melalui promosi dan pencegahan kekerasan terhadap
perempuan dan anak.
41) pengembangan berhukum masarakat desa melalui para legal desa,pembentukan
peraturan di desa secara partisipatip dan bantuan hukum kepada pemerintah desa atau
masarakat miskin,advokasi hukum.
42) pemebntukan peraturan di desa meliputi peraturan desa,peraturan kepala
desa,keputusan kepala desa,dan peraturan bersama kepala desa.
43) penyelenggaraan pertemuan antar desa atau musawarah antar desa mengenai kerjasama
antar desa.
Pasal 15

Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan Pemerintah Desa
Genggelang dalam Bidang Pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(2) antara lain meliputi:
1) Pengelolaan Tempat Pemandian Umum;
a. Wisata Desa, meliputi : pembentukan dan pengembangan aset wisata di kawasan
desa dengan membentuk struktur pengelolaan secara baik; Pembukaaan
infrastruktur jalan menuju Aset wisata; dan Pembuatan peta wisata desa.
b. Pembangunan dan pemeliharaan MCK umum.
2) Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional meliputi:
a. Pembinaan dukun beranak terlatih;
b. Pengadaan dan pembinaan tanaman obat keluarga (TOGA);
c. Pengawasan obat tradisional;
3) Pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif di Desa melalui:
a. Sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif;
b. Pembinaan pencegahan penyalahgunaan narkoba dan zat adiktif;
c. Penyuluhan Narkoba dan zat adiktif;
4) Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD) melalui:
a. Pengembangan dan penyelenggaraan PAUD;
b. Pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan gedung PAUD;
c. Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana belajar dan bermain PAUD;
d. Penetapan dan pembinaan tenaga pengelola dan tenaga tutor PAUD;
e. Penetapan tunjangan tenaga pengelola dan tenaga tutor PAUD;
5) Pengadaan dan pengelolaan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) di Desa
melalui:
a. Pengelolaan Keaksaraan Fungsional (KF), kejar paket A, paket B, Paket C dan
Kecakapan hidup;
b. Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana belajar kejar paket;
c. Penetapan tunjangan tenaga pengelola dan tenaga tutor;
6) Pengelolaan lingkungan, infrastruktur desa, permukiman masyarakat desa, dan
pengembangan tata ruang desa;
7) Penertiban pemeliharaan hewan ternak dengan mekanisme kandang pribadi dan/atau
kandang kolektif ;
8) Pembangunan dan pemeliharaan taman desa, tugu, monumen, gapura, balai keserasian
desa, rumah adat, dan berugak adat;
9) Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dan Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu;
a. Pengembangan pos kesehatan desa dan polindes, meliputi :Pembangunan dan
pemeliharaan pos kesehatan Desa;Pembangunan dan pemeliharaan polindes;
danPembangunan dan pemeliharaan posyandu. Pembentukan dan pembinaan
kampung KB dan Pelaksanaan pembinaan akseptor keluarga berencana;
b. Pengelolaan dan pembinaan Posyandu, meliputi : Layanan gizi untuk
balita;Pemeriksaan ibu hamil;Pemberian makanan tambahan;Penyuluhan
kesehatan;Gerakan hidup bersih dan sehat;Penimbangan bayi;Gerakan sehat untuk
lanjutan usia;Penetapan dan pembinan kader posyandu; dan Pengadaan saran dan
prasarana Posyandu.
10) Pengelolaan Perpustakaan Desa dan Taman Baca, meliputi :
a. Pembangunan dan pemeliharaan gedung perpustakaan desadan Taman Baca;
b. Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana Perpustakaan Desa dan
Taman Bacadesa;
c. Penetapan dan pembinaan tenaga pengelola perpustakaandan Taman Baca; dan
11) Pengadaan dan pengelolaan lembaga tekhnis Desa meliputi:
a. Penetapan dan pengangkatan tim tekhnis Desa;
b. Penetapan honorarium tenaga tekhnis dan tenaga tutor Desa;
c. Penetapan tenaga sukarela pemerhati anak, lansia dan disabilitas;
12) Pengadaan dan pengelolaan sanggar seni Desa meliputi:
a. Pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana kesenian;
b. Penetapan dan pembinaan tenaga pengelola dan tenaga pelatih;
c. Penetapan tunjangan tenaga pengelola dan tenaga pelatih;
13) Penetapan kelompok-kelompok belajar, siswa dan pelajar
14) Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-kelompok belajar, siswa, pelajar dan
mahasiswa melalui:
a. Pengadaan perlengkapan dan baju seragam terhadap siswa dan pelajar yang
berprestasi atau tidak mampu;
b. Pemberian beasiswa terhadap siswa, pelajar dan mahasiswa yang berprestasi atau
tidak mampu;
c. Pemberian biaya penyelesaian studi terhadap mahasiswa yang berprestasi atau
tidak mampu;
d. Memfasilitasi lulusan SMA warga desa Genggelang untuk melanjutkan pendidikan
(S1) di perguruan tinggi sesuai dengan kebutuhan desa;
15) Pembangunan dan pemeliharaan gedung milik Desa, meliputi:
a. Pembangunan dan pemeliharaan gedung Kantor Desa dan/atau Balai Desa;
b. Pembangunan dan pemeliharaan gedung Kantor BPD;
c. Pembangunan dan pemeliharaan gedung Kantor PKK, LPM dan Lembaga
Kemasyarakatan lainnya.
16) Pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa dan jalan usaha tani, melalui:
a. Perintisan jalan;
b. Pengerasan jalan;
c. Jalan Rabat beton;
d. Gapura Dusun dan Desa;
e. Lampu penerang jalan lingkungan;
f. Pengadaan alat keselamatan lalu lintas berupa: pagar pengaman jalan, marka jalan,
rambu lalu lintas, alat pemberi isyarat lalu lintas, cermin tikungan;
17) Pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
18) Pembangunan dan pemeliharaan Balai Pertemuan Kelompok masyarakat ;
19) Pembangunan dan pemeliharaan jembatan berskala desa;
20) Pembangunan dan pemeliharaan saluran drainase / gotong royong berskala desa;
21) Pembangunan dan pemeliharaan talud/ bronjong berskala desa;
22) Pembangunan energi baru dan terbarukan, meliputi:
a. Pembangunan dan pemeliharaan reaktor biogas,
b. Pengadaan Listrik Tenaga Surya;
c. Pengadaan Listrik Tenaga Angin;
d. Pembangunan dan pemeliharaan saran dan prasarana mikrohydro.
23) Pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan melalui:
a. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan;
b. Pembangunan jamban keluarga (JAGA);
c. Pembangunan dan pemeliharaan MCK umum;
24) Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Desa; meliputi:
a. Pembangunan dan pemeliharaan bendung;
b. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi skunder
c. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi tersier;
d. Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi perpipaan;
e. Pengeloaan air irigasi;
f. Pengadaan dan pembinaan Tim Pengelola irigasi pertanian dan perkebunan Desa;
25) Pembangunan dan pemeliharaan lapangan Desa;
26) Pengelolaan Air Minum Berskala Desa
a. Pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa yang diberikan hak
pengelolaannya kepada BUMDES unit PAMDesa;
b. Penertiban pengelolaan air minum yang dilakukan dengan swadaya oleh dusun
setempat, dengan membentuk peraturan teknis pelaksanaannya;
27) Perlindungan Mata Air
a. Melakukan kegiatan reboisasi di wilayah mata air setiap tahun;
b. Membentuk praturan yang mengatur secara teknis perlindungan mata air;
28) Pembangunan dan pelestarian museum Desa;
29) Pengelolaan Pasar Desa dan pengembangan ekonomi lokal desa;
a. Pembangunan dan pengelolaan Pasar Desa Dan Kios Desa;
b. Pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan hasil pertanian dan perkebunan
milik desa;
c. Pengembangan usaha mikro berbasis desa, berupa pengembangan sentra usaha
mikro kecil dan menengah;
d. Pendirian dan pengelolaan BUMDES;
e. Pendayagunaan keuangan Mikro Berbasis Desa, meliputi:Pembangunan
Kelembagaan Koperasi; danPembentukan Unit Usaha Bumdes;
f. Penetapan komoditas unggulan desa;
g. Pemberian bantuan kepada kelompok masyarakat;
h. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan penetapan cadangan pangan
Desa, meliputi:Pembinaan dan pengembangan desa mandiri pangan;Peningkatan
ketahanan pangan desa; dan Pembinaan dan pengembangan kebun percontohan
pangan local;
i. Penetapan produk unggulan Desa;
j. Pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit pertanian, peternakan,
dan perikanan secara terpadu;
k. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana olahraga Desa;
l. Pengembangan benih lokal, meliputi:Pembangunan saran prasarana dan
pembibitan hortikultura;Pembangunan sarana prasarana dan pembibitan tanaman
pangan; danPembangunan sarana prasarana dan pembibitan tanaman perkebun;
m. Fasilitas pengadaan bantuan benih/bibit kepada masyarakat;
n. Pembinaan dan pengembangan ternak secara kolektif;
o. Pembangunan dan pengelolaan energi mandiri untuk kebutuhan industri dan rumah
tangga;
p. Pengembangan wisata desa di luar rencana induk pengembangan pariwisata
kabupaten;
q. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian, perikanan,
peternakan, perkebunan dan kehutanan;
r. Pengembangan sistem usaha produksi pertanian yang bertumpu pada sumber daya;
30) Pembangunan sarana dan prasarana Kamtibmas;
31) Pelestarian flora dan fauna
44) pengembangan infrastruktur dan kapasitas keolahragaan masarakat desa tidak terbatas
pada sarana olah raga
45) fasilitasi pengembangan pendidikan skala lokal desa melalui kegiatan literasi dalam
pendidikan anak usia dini,tradisi pendidikan keagamaan(tpa/tpq),pengelolaan
perpustakaan desa dan pendidikan non formal di desa.
46) pengebangan teknologi yang bermanfaat bagi pelestarian lingkungan dan kegiatan
usaha yang dilakukan masarakat desa,tidak terbatas pada teknoogi pengolahan
sampah,teknologi pertanian organik,teknologi perikanan,dan teknologi informasi.
47) pengelolaan sistim informasi desa termasuk perangkat keras/hardware,aplikasi,jaringan
dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia untuk mengoperasikan sistim
informasi desa.
48) penyebarluasan informasi ,akses,pelatihan,dan perlindungan hak ketenaga kerjaan
masarakat desa.
49) fasilitasi ketahanan sosial desa melalui pos keamanan ,pos kesiapsiagaan,pemantauan
dan tanggap darurat bencana untuk menjamin dan melindungi masarakat desa.

Pasal 16
Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan Pemerintah Desa
Genggelang dalam Bidang Pembinaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3)
antara lain meliputi:
1) Pembinaan kelembagaan masyarakat Desa;
2) Pembinaan kerukunan warga masyarakat desa meliputi:
a. Pembinaan moral masyarakat desa;
b. Pembentukan sikap dan metal masyarakat desa;
3) Pembinaan Kegiatan Keagamaan meliputi :
a. Pembinaan taman pendidikan alquran (TPQ);
b. Pembentukan dan Pembinaan Majlis Taklim Desa dan/atau Dusun;
c. Pembinaan Sekolah Minggu Budhis;
d. Pembinaan pendidikan keagamaan agama Hindu;
e. Pelaksanaan safari ramadhan;
f. Perayaan Hari Besar Islam (PHBI);
g. Penyelenggaraan MTQ Desa;
h. Pelaksanaan safari religi Desa;
5) Pemeliharaan perdamaian, menangani konflik dan melakukan mediasi di Desa;
6) Pembinaan ketertiban dan ketentraman wilayah dan masyarakat Desa melalui :
a. Ronda malam;
b. Koordinasi dengan Babinsa dan Babinkatibmas;
c. Pembinaan polisi masyarakat;
d. Penggalakan ketertiban masyarakat swakarsa dengan menggunakan jasa
pengamanan hansip / linmas tingkat dusun;
7) Penanganan dan penanggulangan bencana di Desa melalui:
a. Peringatan dini kejadian bencana di desa;
b. Pembuatan jalur evakuasi bencana di desa;
c. Pembuatan SOP penanganan dan penanggulangan bencana;
d. Pembentukan kader Tim siaga bencana desa (TSBD);
e. Simulasi evakuasi bencana desa;

Pasal 17
Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
Genggelang dalam Bidang Pemberdayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(4) antara lain meliputi:
1) Pengembangan seni budaya lokal melalui:
a. Pelestarian seni budaya lokal;
b. Pembentukan sanggar seni budaya;
c. Festival dan pagelaran seni budaya;
d. Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana seni budaya;
2) Pengorganisasian melaui pembentukan dan fasilitasi lembaga kemasyarakatan melalui;
a. Revitalisasi kelembagaan masyarakat desa;
b. Pemberian bantuan stimulant untuk operasional kelembagaan;
3) Fasilitasi kelompok-kelompok masyarakat melalui;
a. Penguatan P3A untuk perkebunan;
b. Penguatan manajemen Poktan dan Gapoktan;
c. Fasilitasi dan penyelenggaraan Pertandingan olahraga;
d. Penyelenggaraan lomba hasil pertanian;
4) Pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir miskin, melalui:
a. Pemberian santunan sandang pangan bagi keluarga miskin;
b. Rehabilitasi rumah tidak layak huni bagi keluarga miskin;
5) Fasilitasi terhadap kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin,
perempuan dan difabel melalui :
a. Pelibatan aktif kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin,
perempuan, difabel dan kelompok lainnya dalam perencanaan pembangunan desa;
b. Pelibatan aktif kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin,
perempuan, difabel dan kelompok lainnya dalam pegambilan keputusan strategis di
desa;
c. Pelibatan aktif kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat miskin,
perempuan, difabel dan kelompok lainnya dalam pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan desa;
d. Fasilitasi dan pembinaan untuk mendapatkan kredit mikro;
e. Memberikan santunan aktif kelompok-kelompok rentan, kelompok masyarakat
miskin, perempuan, difabel, lansia dan kelompok rentan lainnya;
6) Penyelengaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat, meliputi:
a. Pelatihan pembuatan penyaringan air sederhana;
b. Survey mawas diri (SMD) bidang kesehatan;
c. Pembentukan dan pembinaan Pos Binaan Terpadu (POSBINDU);
d. Pembentukan dan pembinaan pos malaria Desa;
e. Pembentukan dan pembinaan pos TBC Desa;
f. Pembentukan dan pembinaan media promosi kesehatan (Promkes);
g. Pelaksanaan Lomba Rumah Sehat;
h. Pelaksanaan Desa Siaga;
i. Pembentukan dan pembinaan Pos TB Desa;
7) Peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha ekonomi Desa, meliputi :
a. Pelatihan pengembangan hasil hutan non kayu;
b. Pelatihan budidaya dan penanganan pasca panen cengkeh, kakao, kopi, pala, lada,
pisang;
c. Pelatihan kewirausahaan;
d. Pelatihan perbengkelan;
e. Pelatihan pembuatan bosara;
f. Pelatihan pembuatan souvenir;
g. Pelatihan pertukangan;
h. Pelatihan tata rias;
i. Pelatihan tata boga;
j. Kursus menjahit;
k. Kursus komputer;
l. Kurus bahasa asing;
m. Pelatihan pengurus Bumdesa;
n. Pelatihan budidaya madu trigona;
8) Pengembangan Dan Pembinaan Sanggar Seni dan Belajar;
9) Peningkatan kapasitas masyarakat melalui:
a. Peningkatan Kader pemberdayaan masyarakat desa;
b. Pelatihan Kelompok usaha ekonomi produktif;
c. Pelatihan Kelompok tani, ternak dan wanita tani;
d. Pelatihan Kelompok pengrajin
e. Pelatihan Kelompok pemerhati dan perlindungan anak
f. Pelatihan Kelompok pemuda dan olahraga;
g. Pelatihan kader hukum;
h. Pelatihan kader tehnik;
i. Pelatihan kader bencana desa;
j. Pelatihan kelompok sadar wisata;
k. Pelatihan kelompok difabel;
l. Pelibatan aktif kader pada kegiatan desa;
10) Pendayagunaan teknologi tepat guna melalui;
a. Sosialisasi pembuatan pupuk cair organik dari limbah rumah tangga;
b. Sosialisasi penggunaan pupuk kompos dari limbah rumah tangga;
c. Sosialisasi packing kemasan produk / komoditas unggulan desa;
d. Sosialisasi pupuk organik dari limbah ternak
e. Sosialisasi tangga unik panjat kelapa dan cengkeh;
f. Sosialisasi penjernihan air bersih sederhana;
11) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar;
12) Pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi kader pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat melalui;
a. Penetapan kader dengan surat keputusan kepala desa;
b. Pelibatan aktif kader pemberdayaan masyarakat desa dalam kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pembangunan desa;
c. Pelibatan aktif KPMD dalam setiap musyawarah desa;
d. Pelibatan aktif kader tehnik dalam perencanaan dan pelaksanaan pada
pembangunan prasarana di desa;
e. Pelibatan aktif kader kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, promkes,
dan penyuluhan kesehatan serta kegiatan kesehatan lainnya di desa;
f. Pelibatan aktif kader hukum / paralegal dalam setiap penyusunan Perdes dan
kegiatan advokasi;
g. Pelibatan aktif kader siaga bencana dalam pembuatan jalur evakuasi, pelatihan
siaga bencana, koordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah;
13) Pelatihan kepada pelaku ekonomi kreatif untuk berpromosi baik di media online dan
offline;
14) Pengelolaan sarana prasarana Desa berdasarkan kemampuan tekhnis dan sumber daya
lokal yang tersedia;
15) pelatihan pelaku ekonomi kreatif pemula bagi masyarakat Desa;
16) pelatihan cara konservasi produk/karya kreatif bagi para pelaku kreatif, misalnya cara
pendokumentasian melalui tulisan dan visual;
17) pelatihan penggunaan perangkat produksi barang/jasa kreatif;
18) Penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa dalam kesiapsiagaan menghadapi tanggap
darurat bencana serta kejadian luar biasa lainnya;
19) pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUMDES, dan usaha ekonomi lainnya;
20) Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat tata kelola Desa yang demokratis
dan berkeadilan sosial meliputi :
a. Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pembangunan Desa
yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa;
b. Mengembangkan program dan kegiatan pembangunan Desa secara berkelanjutan
dengan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di
Desa;
c. Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas, potensi, dan
nilai kearifan lokal;
d. Menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada kepentingan
warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
e. Mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa,
f. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan Desa yang
dilakukan melalui musyawarah Desa;
g. Melakukan pendampingan masyarakat Desa melalui pembentukan dan pelatihan
kader pemberdayaan masyarakat Desa yang diselenggarakan di Desa;
h. Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia
masyarakat Desa untuk pengembangan Kesejahteraan Ekonomi Desa yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
i. Melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan
pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa;
21) Pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan prasarana ekonomi;
22) pencegahan kekurangan gizi kronis (stunting).
23) Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa meliputi:
a. Bimtek pengembangan ekonomi kawasan perdesaan bagi kepala desa;
b. Bimtek Tupoksi aparat desa;
c. Pelatihan perencanaan partisipatif;
d. Pelatihan penyusunan RPJMDesa;
e. Pelatihan pengelolaan Bumdes;
f. Pelatihan penyusunan APBDesa;
g. Pelatihan penyusunan keuangan desa berbasis IT (SISKEUDES);
h. Pelatihan manajemen pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat;
i. Pelatihan penyusunan SOP;
j. Pelatihan penyusunan PERDES;
k. Pelatihan pengelolaan administrasi desa;
l. Pelatihan Pelaksana Pengelola Keuangan Desa (PPKD);
m. Pelatihan Tim Pengelola Kegiatan (TPK);
n. Pelatihan manajemen pasar desa;
o. Pelatihan pengelolaan energi baru dan terbarukan
p. Pelatihan penyusunan dan pendayagunaan database desa;
24) Peningkatan kapasitas lembaga desa, melalui pelatihan peningkatan kapasitas pimpinan
dan anggota BPD;
25) pembentukan organisasi pemerintah desa,bpd,dan lembaga kemasarakatan
desa,organisasi berskala lokal desa.
26) pengembangan kapasitas pemerintah desa,bpd,bum desa,dan lembaga kemasarakatan
desa dalam penyelenggaraan adminnistrasi pemerintahan desa,pembangunan
desa,pemberdayaan masarakat desa dan pembinaan kemasarakatan desa.
27) penyelenggaraan pemilihan kepala desa dan pemilihan perangkat desa atau perekrutan
perangkat desa secara demokratis,partisipatip dan damai.
28) perencanaan dan pelaksanaan tata ruang desa termasuk penetapan peraturan di desa
tentang tata ruang desa
29) pelaksanaan inventarisasi dan penggunaan aset desa,termasuk pemanfaatan dan
pemindah tanganan aset desa untuk kepentingan desa berdasarkan hasil pembahasan
dan kesepakatan dalam musawarah desa.
30) pelaksanaan pungutan desa berdasar peraturan di desa terhadap kegiatan yang
menggunakan aset desa dan atau penarikan iuran atau sumbangan kepada desa ,
masarakat desa atau pihak ketiga secara sukarela dan tidak memaksa
31) pelaksanaan pungutan atau sumbangan desa berdasar peraturan di desa terhadap
kegiatan pembangunan oleh pihak ke tiga di desa

24) Peningkatan kapasitas lembaga masyarakat desa melalui :


a. Pelatihan metodologi pemberdayaan masyarakat desa bagi LPM;
b. Pelatihan pengelolaan BUMDES;
c. Pelatihan pengelolaan pemukiman sehat berbasis rumah tangga bagi PKK;
d. Pelatihan pengelolaan warung teknologi;
e. Peningkatan kapasitas Karang Taruna;
f. Peningkatan kapasitas pengurus dan kader PKK;
g. Pelatihan manajemen organisasi Karang Taruna;
h. Pelatihan dasar kepemimpinan kader Karang Taruna;
i. Peningkat kapasitas Pokdarwis
25) Bantuan hokum bagi warga desa genggelang dan pemerintah desa genggelang.

Pasal 18
Jenis kewenangan Lokal Berskala Desa yang menjadi kewenangan pemerintah Desa
Genggelang dalam Bidang Penanggulangan bencana ,keadaan darurat,dan keadaan mendesak
berskala desa mberdayaan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) antara lain
meliputi:
a….
b…..
c……

BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN KEWENANGAN DESA
Pasal 19
Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ditetapkan dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Pemilihan kewenangan Desa berdasarkan Peraturan Desa;
2) Kepala desa mebentuk Tim Penyusun Peraturan Desa;
3) Penyusunan peraturan Desa tentang Penetapan Kewenanagn Desa;
4) Pembahasan bersama BPD dan Pemerintah Desa Genggelang;
5) Uji publik Peraturan Desa.
6) Penetapan Peraturan Desa.
7) Sosialisai peraturan desa.
Pasal 20
1) Pemilihan kewenangan Desa sebagaiaman dimaksud dalam Pasal 17 Ayat (1) dilakukan
dalam forum musyawarah Desa yang dihadiri:
a. BPD;
b. Pemerintah Desa;
c. Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan
d. Unsur masyarakat.
2) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri dari:
a. Tokoh agama;
b. Tokoh masyarakat;
c. Perwakilan kelompok/ asosiasi/ paguyuban yang ada di Desa setempat;
d. Perwakilan perempuan;
e. Tokoh pemuda;
f. Tokoh adat; dan
g. Perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
3) Kepala Desa bersama BPD dapat menetapkan jenis kewenangan Desa lainnya
berdasarkan prakarsa masyarakat, kebutuhan dan kondisi lokal Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
4) Kepala desa dapat membentuk dan menetapkan Tim Penyusun Peraturan Desa
sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (2) sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
desa.
5) Penetapan jenis Kewenangan Desa sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (6) wajib
diajukan kepada Bupati untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
6) Hasil musyawarah pemilihan kewenangan Desa dan penetapan jenis Kewenangan Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) dituangkan dalam Berita Acara.
7) Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ayat (6), menjadi acuan bagi
Pemerintah Desa untuk menyusun rancangan peraturan Desa tentang kewenangan Desa
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan local brskala Desa.
8) Pelaksanaan uji publik sebagaiman dimaksud dalam pasal 17 ayat (5) akan di
laksankan dalam rapat BPD dengan menghadirkan Pemerintah desa, tokoh masyarakat
Dan Tokoh agama
9) Peraturan desa ditetapkan oleh kepala desa bersama BPD sebagaiman yang dimaksud
pasal 17 ayat (7) maka peraturan desa dapat sosialisasikan kepada masyarakat.
Pasal 21

1) Rancangan peraturan Desa tentang kewenangan Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan lokal brskala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (7)
disampaikan oleh Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama.
2) Rancangan peraturan Desa yang telah dibahas dan disepakati bersama sebagaimana
dimaksudpada ayat (1) ditetapkan menjadi peraturan Desa.

Pasal 22
(1) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) selanjutnya diundangkan
oleh Sekretaris Desa, setelah dilakukan proses sesuai dengan tata cara penyusunan
Peraturan Desa.
(2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi dasar dan
petunjuk pelaksanaan bagi kebijakan dan program Desa.
(3) Peraturan Desa yang telah diundangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Bupati untuk dilakukan klarifikasi.
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 23

(1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan penataan


kewenangan Desa.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui:
a. Fasilitas dan koordinasi;
b. Peningkatan kapasitas aparatur Pemerintah Desa;
c. Monitoring dan evaluasi; dan
d. Dukungan teknis administrasi.

Pasal 24

Dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penataan dan pelaksanaan kewenangan Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1), Bupati dapat melimpahkan sebagian
kewenangannya kepada Camat.

BAB VI
PEMBIAYAAN

Pasal 25

Pembiayaan untuk pelaksanaan penataan kewenangan Desa dibebankan pada:


1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
2) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; danPemerintah desa bertanggung jawab
melaksanakan kewenagan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenagan lokal berskala
desa melalui anggaran pendapatan dan belanja des
3) Sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
BAB VIII

PENUTUP

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan desa ini dengan
penempatanya dalam lembaran Desa Genggelang.

Ditetapakan di : Gitak Demung


Padatanggal ..........................2020
KEPALA DESA GENGGELANG,

ALMAUDUDI, S.Pd

Diundangkan di Gitak Demung


pada tanggal ……. Desember 2020
SEKRETARIS DESA GENGGELANG

HARTANTO, S.Pd
LEMBARAN DESA GENGGELANG TAHUN 2019 NOMOR 4

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DESA GENGGELANG

NOMOR…..TAHUN 2020

TENTANG 
KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN
LOKAL BERSKALA DESA

I. UMUM

Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa Genggelang meliputi


kewenangan berdasarkan hak asal usul, kewenangan lokal brskala Desa, kewenangan
yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah
Kabupaten serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan. Kewenangan berdasarkan hak asal usul adalah hak
yangmerupakan warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat
desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.Kewenangan lokal bersekala
desa adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa
yang telah dijalankan oleh desa perkembangan desa dan prakarsa masyarakat desa.
Bahwa Desa memiliki hak asal usul dan hak tradisional dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat;
Bahwa dalam rangka terselenggaranya kewenangan desa berdasarkan asas rekognisi dan
asas subsidiaritas, maka perlu dirinci bentuk kewenangan tersebut demi kepastian dan
kemanfaatan hukum di desa.
Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, serta Pasal 37 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta Pasal 22 ayat (4)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016,.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, perlu menetapkan Peraturan
Desa tentang Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala
Desa.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal
Cukup jelas

Pasal 2
Ayat (1)Yang dimaksud dengan “Rekognisi “ adalahpengakuan terhadap hak asal
usul;

Ayat(2)Yang dimaksud dengan “Subsidiaritas “ adalah penetapan kewenangan


berskala lokal dan pengambilan keputusan secara lokal untuk kepentingan
masyarakat Desa;

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “Keberagaman” adalah pengakuan dan


penghormatan terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat Desa, tetapi
dengan tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara;

Ayat (4)Yang dimaksud dengan “Kebersamaan” adalah semangat untuk berperan


aktif dan bekerja sama dengan prinsip saling menghargai antara kelembagaan di
tingkat Desa dan unsur masyarakat Desa dalam membangun Desa;

Ayat (5)Yang dimaksud dengan “Kegotongroyongan” adalah kebiasaan saling


tolong-menolong untuk membangun Desa;

Ayat(6)Yang dimaksud dengan “Kekeluargaan” adalah kebiasaan warga


masyarakat Desa sebagai bagian dari satu kesatuan keluarga besar masyarakat
Desa;

Ayat(7)Yang dimaksud dengan “Musyawarah” adalah proses pengambilan


keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat Desa melalui diskusi dengan
berbagai pihak yang berkepentingan;

Ayat(8)Yang dimaksud dengan “Demokrasi” adalah sistem pengorganisasian


masyarakat Desa dalam suatu sistem pemerintahan yang dilakukan oleh
masyarakat Desa atau dengan persetujuan masyarakat Desa serta keluhuran harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa diakui, ditata, dan
dijamin;
Ayat(9)Yang dimaksud dengan “Kemandirian” adalah suatu proses yang dilakukan
oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa untuk melakukan suatu kegiatan dalam
rangka memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan sendiri;

Ayat(10)Yang dimaksud dengan “Partisipasi” adalah turut berperan aktif dalam


suatu kegiatan;

Ayat(11)Yang dimaksud dengan “Kesetaraan” adalah kesamaan dalam kedudukan


dan peran;

Ayat(12)Yang dimaksud dengan “Pemberdayaan” adalah upaya meningkatkan


taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Desa melalui penetapan kebijakan,
program, dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan
masyarakat Desa; dan

Ayat(13)Yang dimaksud dengan “Keberlanjutan” adalah suatu proses yang


dilakukan secara terkoordinasi, terintegrasi, dan berkesinambungan dalam
merencanakan dan melaksanakan program pembangunan Desa

Pasal 3
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 4
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 10
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)Istilah pemugaran bermakna proses, cara, perbuatan memugar;


pembaharuan kembali; pemulihan kembali; perbaikan kembali.

Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Ayat (12)
Cukup jelas
Ayat (13)
Cukup jelas
Ayat (14)
Cukup jelas
Ayat (15)
Cukup jelas
Ayat (16)
Cukup jelas
Ayat (17)
Cukup jelas
Ayat (18)
Cukup jelas
Ayat (19)
Cukup jelas
Ayat (20)
Cukup jelas
Ayat (21)
Cukup jelas
Ayat (22)
Cukup jelas
Ayat (23)
Cukup jelas
Ayat (24)
Cukup jelas
Ayat (25)
Cukup jelas
Ayat (26)
Cukup jelas
Ayat (27)
Cukup jelas
Ayat (28)
Cukup jelas
Ayat (29)
Cukup jelas

Ayat (30)
Cukup jelas
Ayat (31)
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Ayat (12)
Cukup jelas
Ayat (13)
Cukup jelas
Ayat (14)
Cukup jelas
Ayat (15)
Cukup jelas
Ayat (16)
Cukup jelas
Ayat (17)
Cukup jelas
Ayat (18)
Cukup jelas
Ayat (19)
Cukup jelas
Ayat (20)
Cukup jelas
Ayat (21)
Cukup jelas
Ayat (22)
Cukup jelas
Ayat (23)
Cukup jelas
Ayat (24)
Cukup jelas
Ayat (25)
Cukup jelas

Ayat (26)
Cukup jelas
Ayat (27)
Cukup jelas
Ayat (28)
Cukup jelas
Ayat (29)
Cukup jelas
Ayat (30)
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Ayat (12)
Cukup jelas
Ayat (13)
Cukup jelas
Ayat (14)
Cukup jelas
Ayat (15)
Cukup jelas

Ayat (16)
Cukup jelas
Ayat (17)
Cukup jelas
Ayat (18)
Cukup jelas
Ayat (19)
Cukup jelas
Ayat (20)
Cukup jelas
Ayat (21)
Cukup jelas
Ayat (22)
Cukup jelas
Ayat (23)
Cukup jelas
Ayat (24)
Cukup jelas
Ayat (25)
Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 18
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)

Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DESA GENGGELANG NOMOR ............


Dilanjutkan dalam whatshap, dibuatkan secara khusus.(tiga hari dimulai dari sekarang).

Anda mungkin juga menyukai