Sub pokok bahasan ini menguraikan secara rinci pokok- pokok kewenangan desa dan desa adat,
berdasarkan Permendagri No. 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa dan Desa Adat,
diuraikan secara tentang pengertian, dasar hukum kewenangan desa dan desa adat serta tata
cara pelaksanaan kewenangan desa dan desa adat.
DAN PENUTUP
SESIUMPAN
BALIK
KESIMPULAN
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT
PENGERTIAN
Berdasarkan Permendagri Nomor. 44 Tahun 2016, Tentang Kewenangan Desa, Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1, Ayat 12, sebagai berikut:
Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-
usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 44 Tahun 2016, Tentang Kewenangan Desa
JENIS KEWENANGAN DESA
4. Kewenangan lokal berskala Desa dan kewenangan yang ditugaskan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
KEWENANGAN DESA ADAT
B. Kriteria Kewenangan Desa Adat
a. adat istiadat dan hak tradisional yang masih hidup dan berkembang dalam
penyelenggaraan Desa Adat;
b. hak sosial budaya masyarakat Desa Adat; dan
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Kriteria kewenangan lokal berskala Desa, kriteria kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan
kriteria kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan
berlaku mutatis mutandis bagi Desa Adat.
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT
Hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa dijadikan bahan bagi Bupati/Walikota untuk menyusun rancangan
Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan hak
asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat terdiri
atas:
a. jenis kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa dan Desa Adat;
b. kriteria kewenangan Desa dan Desa Adat;
c. mekanisme pelaksanaan kewenangan Desa dan Desa Adat;
d. evaluasi dan pelaporan pelaksananan kewenangan Desa dan Desa Adat; dan
e. pendanaan.
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT
• Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat
sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota dikonsultasikan kepada Gubernur. Gubernur dalam
melakukan konsultasi atas Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang rincian daftar
kewenangan Desa berkoordinasi dengan Menteri. Hasil koordinasi Gubernur menjadi dasar
diterbitkannya rekomendasi Gubernur kepada Bupati/Walikota. Bupati/Walikota menetapkan
Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat paling lama tujuh
hari setelah mendapatkan rekomendasi.
• Berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar Kewenangan Desa dan Desa Adat,
Pemerintah Desa menetapkan Peraturan Desa tentang kewenangan berdasarkan hak asal-
usul dan kewenangan lokal berskala Desa dan Desa Adat. Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal Desa yang bersangkutan.
SPB.2.2. KELEMBAGAAN DESA
Deskripsi Singkat:
Sub pokok bahasan ini menguraikan pengertian, dasar hukum, jenis, kedudukan,
tugas dan fungsi serta hubungan antar kelembagaan desa
UMPAN BALIK
PENJELASAN CURAH PEMAPARAN DISKUSI
KESIMPULAN
SESI/SPB. PENDAPAT MATERI DAN TANYA
DAN PENUTUP
TAJAWAB
SESI
PENGERTIAN, DASAR HUKUM
DAN JENIS KELEMBAGAAN DESA
Pengertian
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, terdapat 6 (enam) lembaga desa, yakni: (a)
Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa); (b) Badan Permusyawaratan Desa; (c)
Lembaga Kemasyarakatan; (d) Lembaga Adat (e) Kerjasasama Antar Desa; dan (f) Badan
Usaha Milik Desa.
Dalam menyelenggarakan pembangunan Desa, Desa mendayagunakan lembaga lembaga
tersebut di atas dalam pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI KELEMBAGAAN DESA
DAN PEMERINTAHAN DESA
1) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
4) Melaksanakan kehidupan demokrasi;
5) Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
6) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa;
7) Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
8) Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
9) Melaksanakan dan mempertanggung-jawabkan pengelolaan keuangan desa;
10) Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
11) Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
12) Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
13) Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
14) Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan
15) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
LARANGAN BAGI KEPALA DESA
Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan
dengan Camat atas nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
1. Merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis.
2. Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah/janji.
3. Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih
untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau tidak
secara berturut-turut
Badan Permusyawaratan Desa berhak:
Deskripsi Singkat:
Sub pokok bahasan ini menguraikan secara rinci pokok- pokok administrasi pemerintahan
desa berdasarkan Permendagri No. 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa
Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu
secara berdaya guna dan berhasil guna.
Sedangkan dalam arti sempit, administrasi adalah kegiatan yang meliputi mencatat,
surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang
bersifat teknis ketatausahaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Ruang Lingkup Administrasi Pemerintahan Desa
(1) Buku Peraturan di Desa; (2) Buku Keputusan Kepala Desa; (3) Buku Inventaris
dan Kekayaan Desa; (4) Buku Aparat Pemerintah Desa; (5) Buku Tanah Kas Desa;
(6) Buku Tanah di Desa; (7) Buku Agenda; (8) Buku Ekspedisi; dan (9) Buku
Lembaran Desa dan Buku Berita Desa.
Ruang Lingkup Administrasi Pemerintahan Desa
Format dan petunjuk pengisian dari masing-masing jenis administrasi pemerintahan desa
berdasar ruang lingkupnya, dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa
Pengertian Laporan Kepala Desa
Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Dalam menjalankan tugas, pada setiap tahun anggaran kepala desa berkewajiban
membuat dan menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja atas penyelenggaraan
pemerintahan Desa.
Laporan Kepala Desa
2. Materi Muatan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun antara lain:
Pendahuluan
Program Kerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Program Kerja Pelaksanaan Pembangunan
Program Kerja Pembinaan Kemasyarakatan
Program Kerja Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
Keberhasilan yang dicapai, Permasalahan yang dihadapi dan Upaya yang ditempuh;
Penutup.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran
2. Memuat materi yang merupakan langkah-langkah kebijakan dalam pelaksanaan peraturan Desa
khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
1. Masyarakat Desa berhak meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah Desa mengenai
2. Untuk memenuhi hak masyarakat Kepala Desa wajib memberikan dan/atau menyebarkan
3. Informasi penyelenggaraan pemerintahan Desa disampaikan secara tertulis paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah berakhir tahun anggaran melalui media informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat.
4. Media informasi antara lain papan pengumuman, radio komunikasi dan media
informasi lainnya.
Desa dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, saran dan
6. Aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis dalam rangka mendukung