Anda di halaman 1dari 51

DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PB.2. KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN


PEMERINTAHAN DESA

PELATIHAN APARATUR DESA (PAD)


PROGRAM PENGUATAN PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN
DESA(P3PD)
Sub Pokok Bahasan: Tujuan Umum Pokok Bahasan:
1. Kewenangan Desa dan Desa Adat Pada akhir penyajian pokok bahasan ini peserta dapat:
2. Kelembagaan Desa 1. Memahami kewenangan desa dan desa adat
2. Memahami kelembagaan desa
3. Administrasi Pemerintahan Desa
3. Memahami Kerjasama Desa
4. Laporan Kepala Desa 4. Memahami administrasi pemerintahan desa
5. Memahami laporan kepala desa
SPB.2.1. KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT
Diskripsi Singkat:

Sub pokok bahasan ini menguraikan secara rinci pokok- pokok kewenangan desa dan desa adat,
berdasarkan Permendagri No. 44 Tahun 2016 tentang Kewenangan Desa dan Desa Adat,
diuraikan secara tentang pengertian, dasar hukum kewenangan desa dan desa adat serta tata
cara pelaksanaan kewenangan desa dan desa adat.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah penyajian SPB ini, diharapkan peserta dapat:
1. Menjelaskan pengertian, dasar hukum kewenangan desa dan desa adat.
2. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kewenangan desa dan desa adat.

Waktu: 1 Jam Pelajaran @ 45 Menit = 45 Menit


ALUR PENYAJIAN MATERI

PENJELASAN CURAH PEMAPARAN DISKUSI DAN


SESI/SPB. PENDAPAT MATERI TANYA TAJAWAB

DAN PENUTUP
SESIUMPAN
BALIK
KESIMPULAN
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT

PENGERTIAN
Berdasarkan Permendagri Nomor. 44 Tahun 2016, Tentang Kewenangan Desa, Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1, Ayat 12, sebagai berikut:
Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputi kewenangan berdasarkan hak asal-
usul, kewenangan lokal berskala Desa, kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota serta kewenangan lain yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang
Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 44 Tahun 2016, Tentang Kewenangan Desa
JENIS KEWENANGAN DESA

Kewenangan Desa meliputi:

1. Kewenangan berdasarkan hak asal usul;


2. Kewenangan lokal berskala Desa;
3. Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan
4. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
JENIS KEWENANGAN DESA

Kewenangan Desa berdasarkan hak Kewenangan yang ditugaskan dari


asal usul paling sedikit terdiri atas: Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada
1. Sistem Organisasi Masyarakat Adat;
2. Pembinaan Kelembagaan Masyarakat; Desa sebagaimana dimaksud terdiri atas:
3. Pembinaan Lembaga Dan Hukum Adat;
4. Pengelolaan Tanah Kas Desa 1) Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
5. Pengembangan Peran Masyarakat Desa 2) Pelaksanaan Pembangunan Desa;
3) Pembinaan Kemasyarakatan Desa; Dan
4) Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Kewenangan lokal berskala desa paling sedikit terdiri atas:

1. Pengelolaan Tambatan Perahu;


2. Pengelolaan Pasar Desa;
3. Pengelolaan Tempat Pemandian Umum;
4. Pengelolaan Jaringan Irigasi;
5. Pengelolaan Lingkungan Permukiman Masyarakat Desa;
6. Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dan Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu;
7. Pengembangan Dan Pembinaan Sanggar Seni Dan Belajar;
8. Pengelolaan Perpustakaan Desa Dan Taman Bacaan;
9. Pengelolaan Embung Desa;
10.Pengelolaan Air Minum Berskala Desa; Dan
11.Pembuatan Jalan Desa Antarpermukiman Ke Wilayah Pertanian
KRITERIA KEWENANGAN DESA
1. Kriteria kewenangan Desa berdasarkan hak asal-usul antara lain:
a) merupakan warisan sepanjang masih hidup;
b) sesuai perkembangan masyarakat;
c) sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kriteria kewenangan lokal berskala Desa antara lain:


a) sesuai kepentingan masyarakat Desa;
b) telah dijalankan oleh Desa;
c) mampu dan efektif dijalankan oleh Desa;
d) muncul karena perkembangan Desa dan prakarsa masyarakat Desa; dan
e) program atau kegiatan sektor yang telah diserahkan ke Desa.
Kewenangan lokal berskala desa paling sedikit terdiri atas:

1. Pengelolaan Tambatan Perahu;


2. Pengelolaan Pasar Desa;
3. Pengelolaan Tempat Pemandian Umum;
4. Pengelolaan Jaringan Irigasi;
5. Pengelolaan Lingkungan Permukiman Masyarakat Desa;
6. Pembinaan Kesehatan Masyarakat Dan Pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu;
7. Pengembangan Dan Pembinaan Sanggar Seni Dan Belajar;
8. Pengelolaan Perpustakaan Desa Dan Taman Bacaan;
9. Pengelolaan Embung Desa;
10. Pengelolaan Air Minum Berskala Desa; Dan
11. Pembuatan Jalan Desa Antarpermukiman Ke Wilayah Pertanian
KEWENANGAN DESA ADAT
A. Jenis Kewenangan Desa Adat

1. Jenis kewenangan desa adat berlaku mutatis mutandis

2. Kewenangan berdasarkan hak asal-usul Desa Adat terdiri atas:


a. pengaturan dan pelaksanaan pemerintahan berdasarkan susunan asli;
b. pengaturan dan pengurusan ulayat atau wilayah adat;
c. pelestarian nilai sosial budaya Desa Adat;
d. penyelesaian sengketa adat berdasarkan hukum adat yang berlaku di Desa Adat dalam
wilayah yang selaras dengan prinsip hak asasi manusia dengan mengutamakan
penyelesaian secara musyawarah;
e. penyelenggaraan sidang perdamaian peradilan Desa Adat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa Adat berdasarkan hukum
adat yang berlaku di Desa Adat; dan
g. pengembangan kehidupan hukum adat sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat Desa Adat.
3. Penyelenggaraan hak asal usul Desa Adat dimaksud paling sedikit meliputi:
a. penataan sistem organisasi dan kelembagaan masyarakat adat;
b. pranata hukum adat;
c. pemilikan hak tradisional;
d. pengelolaan tanah ulayat;
e. kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa Adat;
f. pengelolaan tanah kas Desa Adat;
g. pengisian jabatan Kepala Desa Adat dan Perangkat Desa Adat; dan
h. masa jabatan Kepala Desa Adat dan Perangkat Desa Adat.

4. Kewenangan lokal berskala Desa dan kewenangan yang ditugaskan dari Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
KEWENANGAN DESA ADAT
B. Kriteria Kewenangan Desa Adat

1. Kriteria kewenangan Desa Adat berdasarkan hak asal-usul terdiri atas:

a. adat istiadat dan hak tradisional yang masih hidup dan berkembang dalam
penyelenggaraan Desa Adat;
b. hak sosial budaya masyarakat Desa Adat; dan
c. sesuai prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Kriteria kewenangan lokal berskala Desa, kriteria kewenangan yang ditugaskan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan
kriteria kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundang-undangan
berlaku mutatis mutandis bagi Desa Adat.
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT

Hasil identifikasi dan inventarisasi kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa dijadikan bahan bagi Bupati/Walikota untuk menyusun rancangan
Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan hak
asal-usul dan kewenangan lokal berskala Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat terdiri
atas:

a. jenis kewenangan Desa dan Desa Adat berdasarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa dan Desa Adat;
b. kriteria kewenangan Desa dan Desa Adat;
c. mekanisme pelaksanaan kewenangan Desa dan Desa Adat;
d. evaluasi dan pelaporan pelaksananan kewenangan Desa dan Desa Adat; dan
e. pendanaan.
TATA CARA PELAKSANAAN
KEWENANGAN DESA DAN DESA ADAT

• Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat
sebelum ditetapkan oleh Bupati/Walikota dikonsultasikan kepada Gubernur. Gubernur dalam
melakukan konsultasi atas Rancangan Peraturan Bupati/Walikota tentang rincian daftar
kewenangan Desa berkoordinasi dengan Menteri. Hasil koordinasi Gubernur menjadi dasar
diterbitkannya rekomendasi Gubernur kepada Bupati/Walikota. Bupati/Walikota menetapkan
Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar kewenangan Desa dan Desa Adat paling lama tujuh
hari setelah mendapatkan rekomendasi.

• Berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota tentang daftar Kewenangan Desa dan Desa Adat,
Pemerintah Desa menetapkan Peraturan Desa tentang kewenangan berdasarkan hak asal-
usul dan kewenangan lokal berskala Desa dan Desa Adat. Peraturan Desa sebagaimana
dimaksud sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan lokal Desa yang bersangkutan.
SPB.2.2. KELEMBAGAAN DESA
Deskripsi Singkat:

Sub pokok bahasan ini menguraikan pengertian, dasar hukum, jenis, kedudukan,
tugas dan fungsi serta hubungan antar kelembagaan desa

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah penyajian SPB ini, diharapkan peserta dapat:


1) Menjelaskan Pengertian, Dasar Hukum Dan Jenis Kelembagaan Desa
2) Menjelaskan Kedudukan Tugas dan Fungsi Kelembagaan Desa
3) Menjelaskan hubungan antar kelembagaan desa

Waktu: 1 Jam Pelajaran @ 45 Menit = 45 Menit


ALUR PENYAJIAN MATERI

UMPAN BALIK
PENJELASAN CURAH PEMAPARAN DISKUSI
KESIMPULAN
SESI/SPB. PENDAPAT MATERI DAN TANYA
DAN PENUTUP
TAJAWAB
SESI
PENGERTIAN, DASAR HUKUM
DAN JENIS KELEMBAGAAN DESA

Pengertian
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, terdapat 6 (enam) lembaga desa, yakni: (a)
Pemerintah Desa (Kepala Desa dan Perangkat Desa); (b) Badan Permusyawaratan Desa; (c)
Lembaga Kemasyarakatan; (d) Lembaga Adat (e) Kerjasasama Antar Desa; dan (f) Badan
Usaha Milik Desa.
Dalam menyelenggarakan pembangunan Desa, Desa mendayagunakan lembaga lembaga
tersebut di atas dalam pelaksanaan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Dasar Hukum
1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014, Tentang Desa
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI KELEMBAGAAN DESA
DAN PEMERINTAHAN DESA

A. Kedudukan Pemerintah Desa


1. Pemerintah Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, yang bersama-
sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan desa.
2. Kedudukan Pemerintah Desa tersebut menempatkan Pemerintah Desa sebagai penyelenggara
utama tugas-tugas pemerintahan desa dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat,
pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan masyarakat desa.
3. Pemerintah Desa terdiri dari: (a) Kepala Desa selaku Kepala Pemerintahan Desa; dan (b) Perangkat
Desa selaku perangkat pembantu tugas-tugas Kepala Desa.
4. “Perangkat Desa” terdiri dari: (a) unsur staf (Sekretariat Desa); (b) unsur lini (pelaksana teknis
lapangan); dan (c) unsur kewilayahan (para Kepala Dusun).
KEDUDUKAN, TUGAS, WEWENANG KEPALA DESA
B. Kedudukan Kepala Desa

“Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Desa”.


Tugas dan Wewenang Kepala Desa:

1. Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pembangunan Desa,


pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa (UU. No. 6/2014 Pasal 26 ayat
1).
2. Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintahan Desa mempunyai wewenang:
1) memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama
BPD;
2) mengajukan rancangan peraturan desa;
3) menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;
4) menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan
ditetapkan bersama BPD;
5) membina kehidupan masyarakat desa;
6) membina perekonomian desa;
7) mengoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
8) mewakili desanya di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk
mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
9) melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN KEPALA DESA

Dalam melaksanakan tugas dan wewenang, Kepala Desa mempunyai kewajiban:

1) Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat;
4) Melaksanakan kehidupan demokrasi;
5) Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme;
6) Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa;
7) Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan;
8) Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik;
9) Melaksanakan dan mempertanggung-jawabkan pengelolaan keuangan desa;
10) Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa;
11) Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa;
12) Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa;
13) Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat;
14) Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa; dan
15) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
LARANGAN BAGI KEPALA DESA

Kepala desa dilarang:

1) Menjadi Pengurus Partai Politik;


2) Merangkap Jabatan Sebagai Ketua Dan/Atau Anggota BPD, dan lembaga
kemasyarakatan di desa bersangkutan;
3) Merangkap Jabatan Sebagai Anggota DPRD;
4) Terlibat Dalam Kampanye Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden, Dan Pemilihan
Kepala Daerah;
5) Merugikan Kepentingan Umum, Meresahkan Sekelompok masyarakat, dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
6) Melakukan Kolusi, Korupsi Dan Nepotisme, Menerima Uang, barang dan/atau
jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang
akan dilakukannya;
7) Menyalahgunakan Wewenang; Dan
8) Melanggar Sumpah/Janji Jabatan.
KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA

1) Penghasilan tetap Kepala Desa setiap bulan dan/atau tunjangan lainnya


sesuai dengan kemampuan keuangan desa.
2) Penghasilan tetap dan/atau tunjangan lainnya yang diterima Kepala
Desa ditetapkan setiap tahun dalam APB-Desa.
3) Penghasilan tetap Kepala Desa paling sedikit sama dengan Upah
Minimum Regional Kabupaten/Kota.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kedudukan keuangan Kepala Desa
diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, yang sekurang-
kurangnya memuat: (1) rincian jenis penghasilan; (2) rincian jenis
tunjangan; dan (c) penentuan besarnya dan pembebanan pemberian
penghasilan dan/atau tunjangan.
PERANGKAT DESA
Perangkat Desa terdiri atas:
1. Sekretariat Desa;
2. Pelaksana kewilayahan; dan
3. Pelaksana teknis.

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya. Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan
dengan Camat atas nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi:

1) Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;


2) Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa; dan
3) Melakukan pengawasan kinerja Kepala Desa
Badan Permusyawaratan Desa mempunyai tugas:

1) Menggali aspirasi masyarakat;


2) Menampung aspirasi masyarakat;
3) Mengelola aspirasi masyarakat;
4) Menyalurkan aspirasi masyarakat;
5) Menyelenggarakan musyawarah BPD;
6) Menyelenggarakan musyawarah Desa;
7) Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa;
8) Menyelenggarakan musyawarah Desa khusus untuk pemilihan Kepala Desa antarwaktu;
9) Membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa;
10)Melaksanakan pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa;
11) Melakukan evaluasi laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
12)Menciptakan hubungan kerja yang harmonis dengan Pemerintah Desa dan lembaga Desa
lainnya; dan
13)Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

Anggota Badan Permusyawaratan Desa, adalah:

1. Merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah yang pengisiannya
dilakukan secara demokratis.
2. Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pengucapan sumpah/janji.
3. Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dipilih
untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau tidak
secara berturut-turut
Badan Permusyawaratan Desa berhak:

1)Mengawasi dan meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa


kepada Pemerintah Desa;
2)Menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa; dan
3)Mendapatkan biaya operasional pelaksanaan tugas dan fungsinya dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa berhak:

4) Mengajukan usul rancangan Peraturan Desa;


5) Mengajukan pertanyaan;
6) Menyampaikan usul dan/atau pendapat;
7) Memilih dan dipilih; dan
8) Mendapat tunjangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA (LKD)

 Dibentuk atas prakarsa Pemerintah Ketentuan lebih lanjut mengenai


Desa dan masyarakat. Pembentukan LKD diatur dengan Peraturan
Desa.
 Pembentukan LKD dengan memenuhi
persyaratan: Tugas Lembaga Kemasyarakatan Desa antara
1. Berasaskan Pancasila dan Undang- lain :
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1. Melakukan pemberdayaan masyarakat desa;
Tahun 1945; 2. Ikut serta merencanakan dan melaksanakan
pembangunan desa;
2. Berkedudukan di Desa setempat;
3. Meningkatkan pelayanan masyarakat desa.
3. Keberadaannya bermanfaat dan
dibutuhkan masyarakat Desa;
4. Memiliki kepengurusan yang tetap;
5. Memiliki sekretariat yang bersifat tetap; dan
6. Tidak berafiliasi kepada partai politik.
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA (LKD)

Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Desa Jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa


antara lain: terdiri atas:
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
2. Menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat; 1.Rukun Tetangga;
3. Meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan 2.Rukun Warga;
Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa; 3.Permberdayaan dan Kesejahteraan
4. Menyusun rencana, melaksanakan,
Keluarga (PKK)
mengendalikan, melestarikan, dan mengembangkan
hasil pembangunan secara partisipatif; 4.Karang Taruna;
5. Menumbuhkan, mengembangkan, dan 5.Pos Pelayanan Terpadu; dan
menggerakkan Prakarsa, partisipasi, swadaya, serta 6.Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
gotong royong masyarakat;
6. Meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA (LKD)

Fungsi Lembaga Kemasyarakatan Desa Jenis Lembaga Kemasyarakatan Desa


antara lain: terdiri atas:
1. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;
2. Menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan 1. Rukun Tetangga;
kesatuan masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan
2. Rukun Warga;
Pemerintah Desa kepada masyarakat Desa; 3. Permberdayaan dan Kesejahteraan
4. Menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan, Keluarga (PKK)
melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan 4. Karang Taruna;
secara partisipatif; 5. Pos Pelayanan Terpadu; dan
5. Menumbuhkan, mengembangkan, dan menggerakkan
Prakarsa, partisipasi, swadaya, serta gotong royong 6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
masyarakat;
6. Meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan
7. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
LEMBAGA ADAT DESA (LAD)
Lembaga Adat Desa dapat dibentuk oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.

Persyaratan Pembentukan LAD adalah:


1. Berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Aktif mengembangkan nilai dan adat istiadat setempat yang tidak bertentangan dengan hak asasi
manusia dan dipatuhi oleh masyarakat;
3. Berkedudukan di Desa setempat; keberadaannya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat Desa;
4. Memiliki kepengurusan yang tetap;
5. Memiliki pendidikan yang bersifat tetap; dan
6. Tidak berafiliasi kepada partai politik.
LEMBAGA ADAT DESA (LAD)
a. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan LAD ditetapkan dengan Peraturan
Desa.
b. TUGAS LAD membantu Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam memberdayakan,
melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat sebagai wujud pengakuan terhadap adat
istiadat masyarakat Desa.
c. Dalam melaksanakan tugas, LAD berfungsi:
1) Melindungi identitas budaya dan hak tradisional masyarakat hukum adat termasuk kelahiran,
kematian, perkawinan dan unsur kekerabatan lainnya;
2) Melestarikan hak ulayat, tanah ulayat, hutan adat, dan harta dan/atau kekayaan adat lainnya untuk
sumber penghidupan warga, kelestarian lingkungan hidup, dan mengatasi kemiskinan di Desa;
3) Mengembangkan musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan dalam musyawarah Desa;
4) Mengembangkan nilai adat istiadat dalam penyelesaian sengketa pemilikan waris, tanah dan konflik
dalam interaksi manusia;
5) Pengembangan nilai adat istiadat untuk perdamaian, ketentraman dan ketertiban masyarakat
Desa;
6) Mengembangkan nilai adat untuk kegiatan pendidika, pendidikan masyarakat, seni dan budaya,
lingkungan, dan lainnya.
SPB.2.4. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA

Deskripsi Singkat:

Sub pokok bahasan ini menguraikan secara rinci pokok- pokok administrasi pemerintahan
desa berdasarkan Permendagri No. 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa

Tujuan Instruksional Khusus:

Setelah penyajian SPB ini, diharapkan peserta dapat:


1. Menjelaskan pengertian administrasi pemerintahan desa.
2. Menjelaskan jenis administrasi pemerintahan desa.

Waktu: 1 Jam Pelajaran @ 45 Menit = 45 Menit


Pengertian Administrasi Pemerintahan Desa

Administrasi dalam arti luas adalah seluruh proses kerja sama antara dua orang
atau lebih dalam mencapai tujuan dengan memanfaatkan sarana prasarana tertentu
secara berdaya guna dan berhasil guna.

Sedangkan dalam arti sempit, administrasi adalah kegiatan yang meliputi mencatat,
surat menyurat, pembukuan ringan, ketik mengetik, agenda dan sebagainya yang
bersifat teknis ketatausahaan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
Ruang Lingkup Administrasi Pemerintahan Desa

Berdasarkan Permendagri No. 47 Tahun 2016, ruang lingkup


administrasi pemerintahan desa dibagi menjadi lima, yaitu;
1. Administrasi Umum,
2. Administrasi Penduduk,
3. Administrasi Keuangan,
4. Administrasi Pembangunan
5. Administrasi Lainnya.
Administrasi umum merupakan kegiatan pencatatan data dan informasi
mengenai kegiatan-kegiatan pemerintahan desa dimuat dalam administrasi umum.
Administrasi umum memiliki beberapa bentuk, yaitu :

(1) Buku Peraturan di Desa; (2) Buku Keputusan Kepala Desa; (3) Buku Inventaris
dan Kekayaan Desa; (4) Buku Aparat Pemerintah Desa; (5) Buku Tanah Kas Desa;
(6) Buku Tanah di Desa; (7) Buku Agenda; (8) Buku Ekspedisi; dan (9) Buku
Lembaran Desa dan Buku Berita Desa.
Ruang Lingkup Administrasi Pemerintahan Desa

Administrasi Penduduk merupakan kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai


kependudukan di desa baik mengenai penduduk sementara, penambahan dan pengurangan
penduduk maupun perkembangan penduduk dimuat dalam administrasi penduduk.
Administrasi penduduk memiliki beberapa bentuk, yaitu :
1. Buku Induk Penduduk;
2. Buku Mutasi Penduduk Desa;
3. Buku Rekapitulasi Jumlah Penduduk;
4. Buku Penduduk Sementara; dan
5. Buku Kartu Tanda Penduduk dan Buku Kartu Keluarga
Administrasi Keuangan merupakan kegiatan pencatatan data dan informasi mengenai
pengelolaan keuangan desa dimuat dalam administrasi keuangan. Administrasi keuangan
memiliki beberapa bentuk, yaitu :

1. Buku APB Desa;


2. Buku Rencana Anggaran Biaya;
3. Buku Kas Pembantu Kegiatan;
4. Buku Kas Umum;
5. Buku Kas Pembantu;
6. Buku Bank Desa.
Jenis Administrasi Pemerintahan Desa

A. ADMINISTRASI UMUM B. ADMINISTRASI PENDUDUK


1. A. Administrasi Umum
2. A.1 Buku Peraturan Di Desa 1. B.1 Buku Induk Penduduk
3. A.2 Buku Keputusan Kepala Desa 2. B.2 Buku Mutasi Penduduk Desa
4. A.3 Buku Inventaris Dan Kekayaan Desa
5. A.4 Buku Aparat Pemerintah Desa 3. B.3 Buku Rekapitulasi Jumlah
6. A.5 Buku Tanah Kas Desa Penduduk
7. A.6 Buku Tanah Di Desa
4. B.4 Buku Penduduk Sementara
8. A.7 Buku Agenda
9. A.8 Buku Ekspedisi 5. B. 5 Buku Kartu Tanda Penduduk
10.A.9 Buku Lembaran Desa Dan Berita Desa
Dan Buku Kartu Keluarga
C. ADMINISTRASI KEUANGAN DESA D. ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
1. C.1 Buku Anggaran Pendapatan Dan 1. D.1 Buku Rencana Kerja Pembangunan
Belanja Desa Buku 2. D.2 Buku Kegiatan Pembangunan
2. C.2 Buku Rencana Anggaran Biaya 3. D.3 Buku Inventaris Hasil-hasil
3. C.3 Buku Kas Pembantu Kegiatan Pembangunan
4. C.4 Buku Kas Umum 4. D.4 Buku Kader Pemberdayaan
5. C.5 Buku Kas Pembantu Masyarakat
6. C.6 Buku Bank Desa

Format dan petunjuk pengisian dari masing-masing jenis administrasi pemerintahan desa
berdasar ruang lingkupnya, dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 47 Tahun 2016 tentang Administrasi Pemerintahan Desa
Pengertian Laporan Kepala Desa

Laporan Kepala Desa adalah proses kegiatan pelaporan penyelenggaraan


pemerintahan desa oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat. Dalam Pasal 2
Permendagri Nomor 46 Tahun 2016 tentang Laporan Kepala Desa.

Kepala Desa atau sebutan lain adalah pejabat pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Dalam menjalankan tugas, pada setiap tahun anggaran kepala desa berkewajiban
membuat dan menyusun laporan pertanggung jawaban kinerja atas penyelenggaraan
pemerintahan Desa.
Laporan Kepala Desa

Terdapat empat laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa yang wajib dibuat


dan disusun oleh Kepala Desa, yaitu:

1) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir tahun anggaran;


2) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir masa jabatan;
3) Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa akhir tahun
anggaran;
4) Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran

1. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir tahun anggaran disampaikan oleh


kepala desa kepada bupati/walikota melalui camat secara tertulis paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah berakhirnya tahun anggaran.

2. Materi Muatan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun antara lain:
 Pendahuluan
 Program Kerja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 Program Kerja Pelaksanaan Pembangunan
 Program Kerja Pembinaan Kemasyarakatan
 Program Kerja Pemberdayaan Masyarakat
 Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
 Keberhasilan yang dicapai, Permasalahan yang dihadapi dan Upaya yang ditempuh;
 Penutup.
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran

1. Laporan penyelenggaraan pemerintahan desa akhir masa jabatan disampaikan oleh


Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat secara tertulis paling lambat 5
(lima) bulan sebelum akhir masa jabatan.

2. Laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa akhir masa jabatan memuat materi:


 Laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa selama masa jabatan; dan
 Rencana kegiatan dalam masa kurun waktu 5 (lima) bulan sisa masa jabatan.
 Rencana kegiatan 5 (lima) bulan sisa masa jabatan dijadikan dasar penyusunan
memori serah terima jabatan.
Laporan keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Akhir Tahun Anggaran

1. Laporan keterangan penyelenggaran pemerintahan desa akhir tahun anggaran disampaikan


oleh Kepala Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa secara tertulis paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah berakhir tahun anggaran.

2. Memuat materi yang merupakan langkah-langkah kebijakan dalam pelaksanaan peraturan Desa
khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

3. Laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan Desa akhir tahun anggaran digunakan


untuk bahan evaluasi.

4. Berdasarkan bahan evaluasi sebagaimana dimaksud, BPD dapat:


a. Membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa.
b. Meminta keterangan atau informasi.
c. Menyatakan pendapat.
d. Memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah Desa
Informasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

1. Masyarakat Desa berhak meminta dan mendapatkan informasi dari pemerintah Desa mengenai

kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

2. Untuk memenuhi hak masyarakat Kepala Desa wajib memberikan dan/atau menyebarkan

informasi penyelenggaraan pemerintahan desa kepada masyarakat Desa.

3. Informasi penyelenggaraan pemerintahan Desa disampaikan secara tertulis paling lambat 3 (tiga)

bulan setelah berakhir tahun anggaran melalui media informasi yang mudah diakses oleh

masyarakat.
4. Media informasi antara lain papan pengumuman, radio komunikasi dan media

informasi lainnya.

5. Informasi penyelenggaraan pemerintahan Desa yang disampaikan oleh Kepala

Desa dapat digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, saran dan

pendapat lisan atau tertulis secara bertanggungjawab.

6. Aspirasi, saran dan pendapat lisan atau tertulis dalam rangka mendukung

penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai