Anda di halaman 1dari 116

PERATURAN DESA

SERTA
MATERI MUATANNYA

Oleh :
Dr. Teuku Saiful Bahri Johan
Tim Asistensi Hukum Nasional Kemenkopolhukam
1
DATA PRIBADI
IDENTITAS DIRI:
NAMA : TEUKU SAIFUL BAHRI JOHAN
TMPT/TGL LHR : SIGLI – ACEH, 15 AGUSTUS 1962
PENDIDIKAN : - PROGRAM KAJIAN ILMU HUKUM/PERUNDANGAN UI - JAKARTA
- PROGRAM PASCASARJANA ILMU POLITIK UGM - YOGAJAKARTA
- PROGRAM DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP - SEMARANG
STATUS KEL : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 2 PUTRA & 3 PUTRI
NOMOR TLP : HP. 08151659939 K. 021- 3459339 R. 021-7422489
E-mail : mrhasan95@yahoo.com

RIWAYAT PEKERJAAN:
STAF PADA BIRO KEPEGAWAIAN KEMDAGRI
STAF PADA PUSAT KAJIAN HUKUM KEMDAGRI
STAF PADA DITJEN OTDA KEMDAGRI
STAF PADA STAF AHLI MENTERI DALAM NEGERI
STAS PADA BIRO HUKUM KEMDAGRI
STAF PADA PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN STRATEGIS KEMDAGRI
STAF PADA BIRO HUKUM KOMISI PEMILIHAN UMUM RI
STAF PADA DEPUTI BIDANG KOORDINASI POLDAGRI KEMENKOPOLHUKAM
STAF AHLI PADA DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILU (DKPP)
STAF PENGAJAR PADA BADAN DIKLAT KEMDAGRI & BPSDM KEMKUMHAM
STAF PENGAJAR PADA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
STAF PENGAJAR PADA PROGRAM PASCA SARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM -JKT
STAF PENGAJAR PADA SEKOLAH TINGGI ILMU PEMERINTAHAN – JAKARTA
STAF PENGAJAR AUDITOR HUKUM PADA JIMLY SCHOOL OF LAW AND GOVERNMENT
KETUA BIDANG LITIGASI PADA LEMBAGA KONSULTASI & BANTUAN HUKUM KORPRI NASIONAL
ANGGOTA TIM ASISTENSI HUKUM NASIONAL KEMENKOPOLHUKAM
2
3
PRODUK HUKUM
 Jenis produk hukum desa:
 Peraturan Desa (Perdes);
 Peraturan Kepala Desa
(Perkades); dan
 Peraturan Bersama Kepala
Desa (Perberkades).

4
Lanjutan

 Peraturan Desa (Perdes) adalah perat per-uu-


an yang ditetapkan oleh Kepala Desa (Kades)
setelah dibahas dan disepakati bersama
Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
 Perkades merupakan penjabaran atas Perdes
untuk melaksanakan kewenangan yang dimiliki
Desa
 Perberkades merupakan peraturan yang
ditetapkan oleh Kades dari 2 (dua) Desa atau
lebih yang melakukan kerja sama antar-Desa.

5
PENGERTIAN DESA
Desa, atau udik, menurut definisi universal, adalah
sebuah aglomerasi (kesatuan) permukiman di area
perdesaan (rural).
 istilah desa  pembagian wilayah administratif bawah
kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa
 Desa dapat jg disebut dengan nama lain, mis: di Sumatera
Barat disebut dengan istilah nagari, di Papua dan Kutai
Barat, Kaltim disebut dengan istilah kampung.
 Begitu pula segala istilah dan institusi di desa dapat
disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik
adat istiadat desa tersebut.
 Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan
penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat
istiadat setempat.
6
PEMERINTAHAN DESA
 Pemerintahan Desa 
penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masy
setempat dalam sistem pemerintahan
NKRI.
 Pemerintah Desa  Kepala Desa
atau yang disebut dengan nama lain
dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
 Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) atau yang disebut dengan
nama lain  lembaga yang
melaksana-kan fungsi pemerintahan
yang anggotanya merupakan wakil
dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan 7
ditetapkan secara demokratis.
Lanjutan

 Dalam UU No 6 Tahun 2014,


Desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain
adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki:
 batas wilayah;
 kewewenangan untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerin-
tahan desa, kepentingan
masy setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat,
 hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.
8
PEMERINTAH
WADAH UTK PENCAPAIAN
AN DESA MELAKSANAKAN
(INSTITUTION ) TUPOKSI ORG TUJUAN
 Kades & BPD

Mensejahterakan
masyarakat

•Pelayanan/services
•Pemberdayaan/empowerment UT
J
•Pembangunan/development N
LA
9
1
0
KARAKTERISTIK DESA

 desa pulau-2 kecil


 desa pesisir
 desa perbatasan
 desa pedalaman

11
GAMBARAN
PEMERINTAHA
N DESA

desa
maju
desa
tertinggal

sangat maju
cukup
maju

TERTINGGAL dan
Dukungan SANGAT TTG
Dukungan RASANA & SDM/
SDM/gtryg gtryg 12
DESA TERTINGGAL
 desa belum dapat
dilalui mobil,
 desa belum ada
sarana kesehatan
 desa belum ada
pasar permanen
 desa belum ada
listrik

13
PERATURAN DESA
 Peraturan Desa
(Perdes) adalah perat
per-uu-an yang
ditetapkan oleh
Kepala Desa (Kades)
setelah dibahas dan
disepakati bersama
Badan
Permusyawaratan
Desa (BPD).
14
Apa saja yang Perlu di-Perdes-kan
1. Kewenangan Desa
 Desa mempunyai kewenangan untuk
mengatur dan mengurus kepen-
tingan masy berdasarkan:
 hak asal-usul,
 adat istiadat dan nilai-2 sosial budaya
masy dan
 melaksanakan bagian-2 dari suatu
urusan pemerintahan yang dilimpahkan
oleh pemerintahan kab/kota.

15
Lanjutan

 Kewenangan Desa meliputi kewenangan di


bidang:
 penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
 pelaksanaan Pembangunan Desa,
 pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
 pemberdayaan masyarakat Desa
 Berdasarkan:
 prakarsa masyarakat,
 hak asal usul, dan
 adat istiadat Desa.
Pasal 18 UU 6/2014

16
Lanjutan

 Kewenangan desa mencakup :


 kewenangan yang sudah ada
berdasarkan hak asal usul,
adat istiadat dan nilai-nilai
sosial budaya masyarakat;
 kewenangan lokal berskala
desa yang diakui kab/kota;
 kewenangan pemerintah
pusat, prov dan kab/kota
yang dilimpahkan
pelaksanaan-nya kepada
desa; dan
 kewenangan lainnya yang
ditetapkan dengan perat per-
uu-an. Pasal 19 UU 6/2014
17
Lanjutan

 Kewenangan pemerintah pusat,


provinsi dan kabupaten/kota
yang dilimpahkan pelaksa-
naannya kepada desa adalah:
pelimpahan kewenangan kepada
desa sebagai lembaga dan
kepada kepala desa sebagai
penyelenggara pemerintah desa.
 Dalam melaksanakan kewe-
nangan disertai dengan pem-
biayaan dan pertanggung-
jawaban pelaksanaan.
18
DASAR HUKUM
PERDES KEWENANGAN DESA
 Pasal 79 UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, bahwa
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pemba-
ngunan Desa sesuai dengan kewenangannya dgn
mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/
Kota.
 Pasal 294 UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerin-
tahan Daerah, bahwa Dana Desa dialokasikan oleh
Pemerintah Pusat untuk mendanai:
 penyelenggaraan pemerintahan,
 pelaksanaan pembangunan, dan
 pembinaan kemasyarakatan, serta
 pemberdayaan masyarakat Desa
 berdasarkan kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai
dengan ketentuan undang- undang mengenai Desa.
19
Lanjutan

 Pasal 90 PP No 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan UU No 6 Tahun 2014
tentang Desa sebagaimana telah diubah
dengan PP No 47 Tahun 2015, bahwa:
 Penyelenggaraan kewenangan Desa berdasarkan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala
Desa didanai oleh APB Desa.
 Penyelenggaraan kewenangan lokal berskala
Desa selain didanai oleh APB Desa, juga dapat
didanai oleh APBN dan APBD.

20
Lanjutan

 Pasal 23 Permendagri No 44 Tahun


2016 Tentang KewenanganDesa, bahwa:
 Berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota ten-
tang Daftar Kewenangan Desa dan Desa
Adat, Pemerintah Desa menetapkan Per-
aturan Desa tentang kewenangan berda-
sarkan hak asal-usul dan kewenangan lokal
berskala Desa dan Desa Adat.
 Peraturan Desa tsb sesuai dengan situasi,
kondisi, dan kebutuhan lokal Desa ybs.

21
2. Hak Desa

 Desa mempunyai hak:


 mengatur dan mengurus kepentingan
masy berdasarkan hak asalusul, adat
istiadat dan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat;
 memilih kepala desa, menetapkan
BPD dan perangkat desa lainnya;
 mengelola kelembagaan desa; dan
 mendapatkan sumber-2 pendapatan
desa.

22
3. Kewajiban Desa

 Desa mempunyai kewajiban:


 melindungi masy, menjaga persatuan,
kesatuan dan kerukunan nasional serta
keutuhan NKRI;
 meningkatkan kualitas kehidupan masy;
 mengembangkan kehidupan demokrasi;
 mengembangkan pemberdayaan masy; dan
 meningkatkan pelayanan dasar masy.

23
4. Pemilihan Kepala Desa

 Pemilihan Kades dilaksanakan secara


serentak di seluruh wilayah Kab/ Kota.
 Pemerintahan Daerah Kab/Kota menetapkan
kebijakan pelaksanaan pemilihan Kades
secara serentak dengan Perda Kab/Kota.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pemilihan Kades serentak diatur dengan
atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.
Pasal 31 UU 6/2014

24
5. Pendapatan Desa

 Pendapatan desa bersumber dari :


 pendapatan asli desa terdiri dari:
 hasil usaha desa,
 hasil kekayaan desa,
 swadaya dan partisipasi,
 gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah;
 bagian dari hasil pajak daerah dan
retribusi daerah kabn/kota;
 bagian dari dana perimbangan
keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh kab/kota;
 bantuan dari pemerintah pusat,
bantuan keuangan dari pemerintah
prov dan pemerintah kabn/kota;
dan
 hibah dan sumbangan dari pihak
ketiga yang tidak mengikat.
25
6. Kekayaan Desa

 Kekayaan desa adalah


berupa:
 tanah kas desa,
 pasar desa,
 pasar hewan,
 tambatan perahu,
 bangunan desa,
 pelelangan ikan yang dikelola
oleh desa,
 pelelangan hasil pertanian
yang dikelola oleh desa,
 hutan milik desa,
 mata air milik desa,
 pemandian umum.
26
7. Badan Usaha Milik Desa

 Desa dapat mendirikan BUM Desa dengan


bentuk usaha desa.
 Pendirian BUM Desa ditetapkan dengan
Perdes dan disesuaikan dengan kapasitas
dan kebutuhan masy desa.
 Desa hanya dapat mendirikan 1 (satu) BUM
Desa dengan beberapa unit usaha.
 BUM Desa dapat didirikan oleh 2 (dua) desa
atau lebih yang ditetapkan dengan
peraturan bersama dan berkedudukan di
salah satu desa berdasarkan kesepakatan. 27
8. Pembangunan Desa

 Pemerintah desa menyusun peren-


canaan pembangunan desa sesuai
kewenangannya mengacu pada
sistem perencanaan pembangunan
kabn/kota.  
 Perencanaan pembangunan desa
disusun secara berjangka meliputi:
 Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun.
 Rencana pembangunan tahunan desa,
yang disebut Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa) merupakan penjabar-
an dari RPJM Desa untuk jangka waktu
1 (satu) tahun. 28
9. SUMBER PENDAPATAN DESA

 Desa mempunyai sumber


pendapatan yang terdiri
atas:
 pendapatan asli Desa,
 bagi hasil pajak daerah dan
retribusi daerah Kab/Kota,
 bagian dari dana perimbang-
an keuangan pusat dan
daerah yang diterima oleh
Kab/ Kota,
 alokasi anggaran dari APBN,
 bantuan keuangan dari APBD
Prov dan APBD Kab/Kota,
serta
 hibah dan sumbangan yang
tidak mengikat dari pihak
ketiga. 29
Lanjutan

 Bantuan keuangan dari APBD Prov dan APBD


Kab/Kota kepada Desa diberikan sesuai dengan
kemampuan keuangan Pemerintah Daerah ybs
yang diarahkan untuk percepatan Pembangunan
Desa.
 Sumber pendapatan lain yang dapat diusahakan
oleh Desa berasal dari:
 BUMDes,
 pengelolaan pasar Desa,
 pengelolaan kawasan wisata skala Desa,
 pengelolaan tambang mineral bukan logam; dan
tambang batuan dengan tidak menggunakan alat
berat, serta
 sumber lainnya dan tidak untuk dijualbelikan.

30
Lanjutan

 Bagian dari dana perimbangan yang


diterima Pemerintah Daerah Kab/Kota
p.skt 10% (sepuluh perseratus) setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus yang
selanjutnya disebut Alokasi Dana Desa.
 Alokasi anggaran untuk Desa yang
bersumber dari Belanja Pusat dilakukan
dengan mengefektifkan program yang
berbasis Desa secara merata dan
berkeadilan.

31
10. LEMBAGA ADAT DESA
 Kesatuan masyarakat hukum adat yang
masih hidup dan sesuai dengan perkem-
bangan masyarakat dan prinsip NKRI
merupakan pusat kehidupan masyarakat
yang bersifat mandiri.
 Dalam kesatuan masyarakat hukum
adat tersebut dikenal adanya lembaga
adat yang telah tumbuh dan berkem-
bang di dalam kehidupan masyarakat-
nya.

32
Lanjutan

 Dalam eksistensinya:
 masyarakat hukum adat memiliki wilayah
hukum adat dan hak atas harta kekayaan di
dalam wilayah hukum adat tersebut; serta
 berhak dan berwenang untuk mengatur,
mengurus, dan menyelesaikan berbagai
permasalahan kehidupan masyarakat Desa
berkaitan dengan adat istiadat dan hukum adat
yang berlaku.
 Lembaga adat Desa merupakan mitra
Pemerintah Desa dan lembaga Desa lainnya
dalam memberdayakan masyarakat Desa.
33
KETENTUAN KHUSUS
PRODUK HUKUM DESA
 Jenis peraturan di Desa (Produk
Hukum Desa) terdiri atas:
 Peraturan Desa (Perdes),
 Peraturan bersama Kepala Desa
Perberkades), dan
 Peraturan Kepala Desa (Perkades).
 Perdes dilarang bertentangan dengan:
 kepentingan umum; dan/atau
 ketentuan perat per-uu-an lebih tinggi.
Pasal 69 UU 6/2014
34
PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA
 Perberkades merupakan peraturan
yang ditetapkan oleh Kades dari 2
(dua) Desa atau lebih yang
melakukan kerja sama antar-Desa.
 Perberkades tersebut merupakan
perpaduan kepentingan Desa
masing-masing dalam kerja sama
antar-Desa. 
Pasal 70 UU 6/2014

35
Larangan Materi Perdes
 Perdes tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh
merugikan kepentingan umum, yaitu:
a. terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat;
b. terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
c. terganggunya ketenteraman dan ketertiban
umum;
d. terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkat-
kan kesejahteraan masyarakat Desa; dan
e. diskriminasi terhadap suku, agama dan
kepercayaan, ras, antargolongan, serta gender.

36
PENYUSUNAN PERDES
HARUS DEMOKRATIS
 Perdes diproses secara demokratis
dan partisipatif, yakni:
 mengikutsertakan partisipasi masyarakat
Desa.
 masyarakat Desa mempunyai hak untuk
mengusulkan; atau
 memberikan masukan
Kepada KDS dan BPD dalam proses
penyusunan Perdes.

37
PERENCANAAN PERDES
 Perencanaan penyusunan Rancangan Per-
aturan Desa (Raperdes) ditetapkan oleh
Kepala Desa (Kades) dan Badan Permusya-
waratan Desa (BPD) dalam Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKPDes).
 Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan
lembaga desa lainnya di desa dapat mem-
berikan masukan kepada Pemerintah Desa
(Kades & Perangkat Desa) dan atau BPD
untuk rencana penyusunan Raperdes.
Ps 5 PMDN
111/2014

38
MUSYAWARAH DESA

39
Lanjutan

 Penyusunan Raperdes diprakarsai oleh


Pemerintah Desa.
 Raperdes yang telah disusun, wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat
desa dan dapat dikonsultasikan kepada
camat untuk mendapatkan masukan.
Ps 6 PMDN
111/2014

40
Lanjutan

 Raperdes yang dikonsultasikan diutamakan


kepada masyarakat atau kelompok masyarakat
yang terkait langsung dengan substansi materi
Raperdes.
 Masukan dari masyarakat desa dan camat
digunakan Pemerintah Desa untuk tindaklanjut
proses penyusunan Raperdes.
 Raperdes yang telah dikonsultasikan disampai-
kan Kades kepada BPD untuk dibahas dan
disepakati bersama.

41
PEMBAHASAN PERDES

42
Lanjutan

 Raperdes yang belum dibahas dapat ditarik


kembali oleh pengusul, jika telah dibahas
penaritarikan dilakukan atas kesepakatan
bersama antara Pemerintah Desa dan BPD.
 Raperdes yang telah disepakati bersama
disampaikan oleh pimpinan BPD kepada Kades
untuk ditetapkan menjadi Perdes p.lbt 7 Hari
sejak tanggal kesepakatan.
 Raperdes wajib ditetapkan oleh Kades dengan
membubuhkan tanda tangan p.lbt 15 Hari sejak
diterimanya Raperdes dari pimpinan BPD.
43
EVALUASI PERDES
 Ranc. Perdes tentang:
 Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDes),
 pungutan,
 tata ruang, dan
 organisasi Pemerintah Desa
harus mendapatkan evaluasi dari
Bupati/Walikota sebelum ditetapkan
menjadi Perdes.
44
Lanjutan

 Hasil evaluasi Perdes diserahkan oleh


Bupati/Walikota p.lm 20 (dua puluh)
hari kerja sejak diterimanya ranc. Perdes
tsb oleh Bupati/Walikota.
 Apabila Bupati/Walikota telah memberi-
kan hasil evaluasi tersebut, maka Kedes
wajib memperbaikinya.
 Kedes diberi waktu p.lm 20 (dua puluh)
hari sejak diterima hasil evaluasi untuk
melakukan koreksi
45
Lanjutan

 Apabila Bupati/Walikota tidak memberi-


kan hasil evaluasi dalam batas waktu 20
hari sejak diterima Ranc. Perdes, maka
Perdes tersebut berlaku.
 Ranc. Perdes wajib dikonsultasikan
kepada masyarakat Desa.
 Masyarakat Desa berhak memberikan
masukan terhadap Raperdes.
Pasal 69 UU 6/2014

46
PENETAPAN PERDES
 Perdes ditetapkan oleh Kepala Desa
(Kades) setelah dibahas dan dise-
pakati bersama Badan Permusya-
waratan Desa (BPD). (kerangka hukum
dan kebijakan dalam penyel Pemerintahan Desa
dan Pembangunan Desa).
 Perdes merupakan penjabaran atas
berbagai kewenangan yang dimiliki
Desa.
47
PENGUNDANGAN DAN
PENYEBARLUASAN PERDES
 Raperdes yang telah dibubuhi tanda tangan
disampaikan kepada Sekretaris Desa (sekdes)
untuk diundangkan.
 Dalam hal Kades tidak menandatangani Raper-
des, maka Sekdes wajib mengundangkannya
dalam Lembaran Desa (LDes)dan sah menjadi
Perdes.
 Sekdes mengundangkan Perdes dalam Ldes, dan
dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai keku-
atan hukum yang mengikat sejak diundangkan.
Ps 11-13 PMDN
111/2014
48
Lanjutan

 Penyebarluasan dilakukan sejak:


 penetapan rencana penyusunan Raperdes,
 sedang penyusunan Raperdes,
 dalam pembahasan Raperdes, hingga
 Pengundangan Peraturan Desa
dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD
yang bertujuan untuk memberikan
informasi dan/atau memperoleh masuk-
an masy dan para pemangku kepenting-
an.
49
PENGUNDANGAN
PRODUK HUKUM DESA
 Perdes dan Perkades diundangkan
dalam Lembaran Desa (LDes)dan
Berita Desa (BDes) oleh sekretaris
Desa (Sekdes).
 Dalam pelaksanaan Perdes, Kades
menetapkan Perkades sebagai
aturan pelaksanaannya.
Pasal 69 UU
6/2014

50
Lanjutan

 Raperdes tentang
 APB Desa,
 pungutan,
 tata ruang, dan
 organisasi Pemerintah Desa
 yang telah dibahas dan disepakati oleh
Kades dan BPD, disampaikan oleh
Kades kepada Bupati melalui camat
p.lbt3 (tiga) hari sejak disepakati, untuk
dievaluasi.
Ps 14-18 PMDN 111/2014
51
Lanjutan

 Hasil koreksi dan tindaklanjut disampai-


kan Kades kembali kepada Bupati me-
lalui camat.
 Dalam hal Kades tidak meninjaklanjuti
hasil evaluasi dan tetap menetapkan
menjadi Perdesesa, maka Bupati
membatalkan Perdes dengan Keputusan
Bupati.
 Bupati dapat membentuk tim evaluasi
Raperdes dengan SK Bupati
52
KLARIFIKASI PERDES

 Perdes yang telah diundangkan disam-


paikan oleh Kades kepada Bupati p.lbt
7 Hari sejak diundangkan untuk dikla-
rifikasi.
 Bupati melakukan klarifikasi Perdes
dengan membentuk tim klarifikasi p.lbt
30 hari sejak diterima.
Ps 19 PMDN
111/2014

53
Lanjutan

 Hasil klarifikasi dapat berupa:


 sesuai dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
Perat Per-uu-an yang lebih tinggi;
 bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau
ketentuan Perat Per-uu-an yang lebih tinggi.
 Dalam hal hasil klarifikasi tidak bertentangan,
maka Bupati menerbitkan surat hasil klarifikasi
yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.
 Dalam hal hasil klarifikasi bertentangan, maka
Bupati membatalkan Perdes dengan Keputusan
Bupati.

54
PENYUSUNAN
PERATURAN KEPALA DESA
 Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Desa
(Raperkades) dilakukan oleh Kades.
 Materi muatan Peraturan Kepala Desa
(Perkades) meliputi materi pelaksanaan Perdes
dan perat per-uu-an yang lebih tinggi.
 Perkades diundangkan dalam Berita Desa
(Bdes) oleh Sekretaris Desa (Sekdes).
Ps 27-28 PMDN
111/2014

55
PENYUSUNAN PERATURAN
BERSAMA KEPALA DESA

 Perencanaan penyusunan Rancangan Peratur-


an Bersama Kepala Desa (Raperberkades)
ditetapkan bersama oleh dua Kades atau lebih
dalam rangka kerja sama antar-Desa.
 Perencanaan penyusunan tsb ditetapkan
setelah mendapatkan rekomendasi dari
musyawarah desa.
Ps 21-23 PMDN
111/2014

56
Lanjutan

 Penyusunan Raperberkades dilakukan oleh


Kades pemrakarsa.
 Raperberkades yang telah disusun, wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat desa
masing-masing dan dapat dikonsultasikan
kepada camat masing-masing untuk
mendapatkan masukan.
 Masukan dari masyarakat desa dan camat tsb
digunakan Kades untuk tindaklanjut proses
penyusunan Raperberkades.

57
Lanjutan

 Pembahasan Raperberkades dilakukan


oleh 2 (dua) Kades atau lebih.
 Kades yang melakukan kerja sama
antar-Desa menetapkan Raperberkades
dengan membubuhkan tanda tangan
p.lbt 7 (tujuh) hari terhitung sejak
tanggal disepakati.
Ps 24-
26 PMDN 111/2014

58
Lanjutan

 Raperberkades yang telah dibubuhi


tanda tangan diundangkan dalam Berita
Desa (BDes) oleh Sekretaris Desa
(Sekdes) masing-masing desa.
 Perberkades mulai berlaku dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat
sejak tanggal diundangkan dalam Bdes
pada masing-masing Desa.
 Perberkades disebarluaskan kepada
masyarakat Desa masing-masing.
59
PEMBIAYAAN

 Pembiayaan pembentukan Peraturan di


Desa dibebankan pada APBDes.
 Kades dapat menetapkan Keputusan
Kades untuk pelaksanaan Peraturan di
desa, perat per-uu-an yang lebih tinggi
dan dalam rangka pelaksanaan kewe-
nangan desa yang bersifat penetapan.

60
JENIS PERDES DI INDONESIA

1. RPJMDES
2. RKPDES
3. APBDES
4. SOTK
5. LPJ APBDes
6. Perubahan APBDES
7. Review RPJMDES
8. Kerjasama Antar Desa
9. Pengelolaan kekayaan desa
10.BUMDES
61
Lanjutan

11. Pungutan Desa


12. Kontribusi desa
13. Pemanfaatan tanah desa
14. Kepemilikan sarana dan prasarana
15. LPMDes
16. Penyertaan Modal Pemdes
17. Sumbangan pembangunan desa
18. Pembentukan Tim profil Desa
19. Penyusunan produk hukum desa
20. Pelepasan Tanah Kas Desa
62
Lanjutan

21. Upah Tenaga Kerja


22. Kedudukan keuangan kepala desa
23.Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian
Perangkat Desa/Staf Honorer Desa
24. Pengangkatan pelaksana tugas harian
25. Pengalihan tugas/jabatan Prkt Desa
26. Penghapusan barang milik Pemerintahan Desa
27. Tanah Kas Desa
28. Pemisahan Kekayaan Desa
29. Ketentraman dan Ketertiban Umum
30. Perlindungan Perempuan dan Anak
63
Lanjutan

31. Kawasan Desa Bebas Asap Rokok


32. Syarat Pernikahan
33. Pembalut Wanita
34. Perlindungan Hak Cipta Pengerajin Patung
35. Lingkungan Bersih
36.Larangan Pemulung, Pengemis, dan Pengamen
masuk ke Desa
37. Jam Belajar untuk anak sekolah
38. Larangan untuk Unggas Berkeliaran
39. Perceraian
40. Pemakaian Batu Akik 64
Lanjutan

40. Larangan Memburu Satwa Langka


41. Pemanfaatan Sumber Mata Air
42. Pengelolaan Air Minum dan Sanitasi
43. Pengelolaan Objek Wisata
44. Penyelenggaraan Rumah Kos atau Rumah Sewa
45. TKI asal Desa Majasari

65
FORMAT PERATURAN DESA
1.
PERATURAN DESA ……….
NOMOR….. TAHUN
TENTANG
……………………………
2.
PERATURAN KEPALA DESA ……….
NOMOR….. TAHUN
TENTANG
……………………………………………..
3.
PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA ……
KEPALA DESA ……..
NOMOR….. TAHUN …….
NOMOR….. TAHUN ………
TENTANG
………………………………
66
FORMAT PERATURAN DESA
1.
PERATURAN DESA ……….
NOMOR….. TAHUN
TENTANG
……………………………
2.
PERATURAN DESA ……….
NOMOR….. TAHUN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA NOMOR 12 TAHUN 2014
TENTANG……………………………
3.
PERATURAN DESA ……
NOMOR….. TAHUN
TENTANG
PENCABUTAN PERATURAN DESA NOMOR 6 TAHUN 2015
TENTANG…………………………

67
PEMBUKAAN

1. Frase:
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk Perturan Desa
3. Konsiderans
4. Dasar Hukum
5. Diktum

68
FRASA DRTYE DAN
JAB PEMBENTUK PERTURAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA …………..,

(hanya pd Perdes)

69
Lanjutan

Menimbang : a. bahwa…………………. ;
b. bahwa …………………..;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Perdes tentang .....

70
Lanjutan

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan


ketentuan Pasal… dan Pasal
Peraturan Daerah Nomor….
Tahun… tentang ….. Perlu
menetapkan Peraturan Desa
tentang ............

71
Lanjutan

Mengingat :1. ………………. ;


2. Peraturan Daerah Nomor
…..Tahun… tentang ……
(Lembaran Daerah …. Tahun ……
Nomor ….., Tambahan
Lembaran Daerah ….. Nomor ….);

72
DIKTUM

a. Kata Memutuskan
b. Kata Menetapkan
c. Nama Perturan Desa
Catatan
 Khusus utk Perdes sebelum kata Memutuskan dicantumkan
frasa “Dengan Kesepakatan Bersama”
 Kata Memutuskan ditulis dengan huruf kapital tanpa spasi
diantara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
serta diletakkan ditengah margin
 Kata Menetapkan ditulis hanya huruf kapital tanpa spasi
diantara suku kata dan diakhiri dengan tanda baca titik dua
serta diletakkan dipinggir margin
 Kata Peraturan Desa ditulis dengan huruf kapital seluruhnya
setelah kata menetapakan dan diakhiri dengan tanda baca titik.
73
Lanjutan

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ……..
dan
KEPALA DESA ………

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG ……..
………………………….…………..

74
Bentuk Tabulasi Pengaturan
(1) ………….
(2)………….:
a. …….;
b. …….; (dan, atau, dan/atau)
c. …….:
1. ……..;
2. ……..; (dan, atau, dan/atau)
3. ……..:
a) ……..;
b) ………; (dan, atau, dan/atau)
c) ………:
1) ……….;
2) ……….; (dan, atau, dan/atau)
3) ………..
75
RUMUSAN PENGUNDANGAN

Agar setiap orang mengetahuinya, meme-


rintahkan pengundangan Peraturan Desa
ini dengan menempatkan dalam Lembar-
an Desa….. ……. …

76
PENETAPAN

Ditempatkan sebelah kanan


Ditetapkan di ……..
pada tanggal ………
KEPALA DESA
……………………,
tdt
(nama tanpa gelar)

77
PENGUNDANGAN
Ditempatkan sebelah kiri

Diundangkan di ………..
pada tanggal ……….
Sekretaris Desa ……..
tdt
(......nama......)
LEMBARAN DESA TAHUN……NOMOR….

78
RUMUSAN PENJELASAN

a. Penjelasan Umum
Hampir tidak ada ketentuan spesifik yang harus diterapkan,
kecuali uraian penjelasan harus disusun secara runtut
sesuai materi dalam batang tubuh.
Tidak memuat norma, tidak ada larangan menggunakan
anak kalimat.
b. Penjelasan Pasal demi Pasal
• untuk kata atau istilah yang dijelaskan ditulis diantara
tanda baca petik “………..…..”
• bahasa asing boleh digunakan tetapi cara penulisan
dalam huruf cetak miring.
• tidak boleh memuat norma, dengan demikian tidak
menggunakan kata “harus” “wajib” “dilarang” dsb
79
Lanjutan

Pasal 9
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “mufakat” adalah
……………
Pasal 10
Cukup jelas.

80
LAMPIRAN
 Lampiran merupakan bagian yang tidak terpisah-
kan dari Perdes ybs
 Dalam hal Perdes memerlukan lampiran, harus
dinyatakan dalam Batang Tubuh dgn pernyataan
bahwa “ ..... sbgmn dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari Perdes ini”
 Pada akhir lampiran harus dicantumkan nama
dan tanda tanda tangan pejabat yang mengesah-
kan/menetapkan Perdes ybs dan tanpa tanggal.

81
PENGESAHAN LAMPIRAN
Ditempatkan sebelah kanan

KEPALA DESA
……………………,
tdt
(nama tanpa gelar)

82
PENOMORAN DAN
OUTENTIFIKASI
 Dilaksanakan o/ Sekdes
 Pengaturan  Nomor Bulat
 Utk disebarkan  hrs
outentifikasi o/ Sekdes

UT
N J
L A83
LDes & BDes

 LDes  untuk Peraturan Desa

 BDes  untuk Peraturan kepala


desa dan Peraturan Bersama
Kepala Desa;

UT
N J
L A84
PENGAWASAN PERDES
 Perdes mengatur terhadap kewenangan
Desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan berskala lokal Desa yang
Pelaksanaannya diawasi oleh masy Desa
dan BPD.
 Perdes senantiasa dapat diawasi secara
berkelanjutan oleh warga masyarakat
Desa setempat, mengingat Perdes
ditetapkan untuk kepentingan masy
Desa.

85
Lanjutan

 Jika terjadi pelanggaran terhadap pelak-


sanaan Perdes yang telah ditetapkan,
maka BPD berkewajiban mengingatkan
dan menindaklanjuti pelanggaran dimak-
sud sesuai dengan kewenangan yang
dimiliki.
 Selain BPD, masyarakat Desa juga mem-
punyai hak untuk melakukan pengawasan
dan evaluasi secara partisipatif terhadap
pelaksanaan Perdes.

86
Lanjutan

- P.l 7 hr setelah ditetapkan, Perdes


disampaikan kpd Bupati
- Jika bertentangan dgn K.U/Pert per-uu-an

L.T, & kesusilaan Perdes tsb hrs


l a n
a ta dibatalkan dgn Kept Bupati
m b
Pe - P.l 7 hr setelah pembatalan Perdes, Kades
hrs menghentikan pelaksanaan Prdes tsb
yg diikuti dgn pencabutan
87
8
8
BENTUK RANCANGAN PERATURAN di DESA
 
I. BENTUK RANCANGAN PERATURAN DESA
   
KEPALA DESA ….. (Nama Desa)
KABUPATEN/KOTA........ (Nama Kabupaten/Kota)
 
PERATURAN DESA… (Nama Desa)
NOMOR … TAHUN …
 
TENTANG
 
(Nama Peraturan Desa)
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
 
KEPALA DESA (Nama Desa),
 
Menimbang : a. bahwa …………………………………………………;
b. bahwa …………………………………………………;
c. dan seterusnya …;
 
Mengingat : 1. …………………………………………………………;
2. …………………………………………………………;
3. dan seterusnya …;
 
 
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA … (Nama Desa)
dan
KEPALA DESA … (Nama Desa)
 
 MEMUTUSKAN:
8
9
9
0
9
1
 
 
KABUPATEN/KOTA... (Nama Kabupaten/Kota)
 
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa)
DAN KEPALA DESA... (Nama Desa)
NOMOR ... TAHUN ...
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
(Judul Peraturan Bersama)
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA ... (Nama Desa) DAN
KEPALA DESA ..., (Nama Desa)
 
Menimbang : a. bahwa.................................................................;
b. bahwa.................................................................;
c. dan seterusnya....................................................;
Mengingat : 1. ...........................................................................;
2. ...........................................................................;
3. dan seterusnya...................................................;
 
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA... (Nama Desa) DAN KEPALA DESA...
(Nama Desa) TENTANG ... (Judul Peraturan Bersama).

9
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan:
BAB II
Bagian Pertama
............................................
Paragraf 1
Pasal ..
 
BAB ...
KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan)
 
BAB ..
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ...
 
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama ini dengan
penempatannya dalam Berita Desa... (Nama Desa) dan Berita Desa... (Nama Desa)
 

9
3
Ditetapkan di ...
pada tanggal
 
KEPALA DESA..., (Nama Desa) KEPALA DESA..., (Nama Desa)
 
 
(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat) (Nama Tanpa Gelar dan
Pangkat)
 
Diundangkan di ...
pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA
..., (Nama Desa)
 
 
(Nama)
Diundangkan di ...
pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA
..., (Nama Desa)
 
 
(Nama)
 
BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN ... NOMOR ...
BERITA DESA... (Nama Desa) TAHUN ... NOMOR ...
9
4
9
5
LOGO GARUDA
KEPALA DESA … (Nama Desa)
KABUPATEN/KOTA...... (Nama Kabupaten/Kota)
 
PERATURAN KEPALA DESA... (Nama Desa)
NOMOR ... TAHUN ...
 
TENTANG
 
(Judul Peraturan Kepala Desa)
 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
 
KEPALA DESA ..., (Nama Desa)
 
Menimbang: a. bahwa................................................;
b. bahwa................................................;
c. dan seterusnya..................................;
Mengingat : 1. ..........................................................;
2............................................................;
3. dan seterusnya..................................;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG... (Judul Peraturan Kepala Desa).

9
6
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan:
BAB II
Bagian Pertama
............................................
Paragraf 1
Pasal ..
BAB ...
Pasal ...
BAB ...
KETENTUAN PERALIHAN (jika diperlukan)

BAB II
Bagian Pertama
……………… 
 
Paragraf 1
Pasal …

9
7
BAB ..
KETENTUAN PENUTUP
Pasal ...

Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala
Desa ini dengan penempatannya dalam Berita Desa... (Nama Desa).
 
Ditetapkan di ...
pada tanggal

KEPALA DESA..., (Nama Desa)


 
(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)
 
Diundangkan di ...
pada tanggal ...
SEKRETARIS DESA..., (Nama Desa)
 
 (Nama)
 
LEMBARAB DESA... (Nama Desa) TAHUN ... NOMOR ...
 
9
8
DISKRESI DESA
PERATURAN DESA ………….
NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG
………………………………………………………..
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA,

Menimbang : a. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: b. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: c. bahwa ………………………………………………………………………………………dst

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Nomor…. Tahun…. Tentang…


(Lembaran Daerah Kabupaten…. Tahun …. Nomor ….,
Tambahan Lembaran Negara Nomor…..);
: 2. …………………………………………………………………………………………………………;

a s i
ur : 3. ……………………………………………………………………………………………………dst

fi g
n
Ko
Dengan Kesepakatan Bersama
Dewan Permusyawaratan Desa
Dan
Kepala Desa
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG …………………………..


…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
99
BAB I
KETENTUAN UM UM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………..………………………
2. Pemerintah Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Kepala Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB ….
………………………………………………………………..

Bagian Pertama
…………………………………………………………………
Paragraf 1

Pasal 2
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pasal 3
……………………………………………………………………………………………………………………………
… 4
Pasal
(1)
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
BAB ….
(2)
KETENTUAN PERALIHAN (apabila ada)
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….
Pasal 5
(1) …………………………………………………………………………………………………………………………………………………
(2) ……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
100
BAB ….
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
……...
……………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………
……..
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………….
Pasal 7
Agar setiap orang …………
Ditetapkan di …………
pada tanggal
…………………………
KEPALA DESA ………..

……………………

101
FORMAT BESCHIKKING / PENETAPAN
KEPUTUSAN KEPALA DESA ………
NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM ………………..

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : a. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: b. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: c. bahwa ………………………………………………………………………………………dst

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Nomor…. Tahun…. Tentang…


(Lembaran Daerah Kabupaten…. Tahun …. Nomor ….,
Tambahan Lembaran daerah Nomor…..);
: 2. …………………………………………………………………………………………………………;

: 3. ……………………………………………………………………………………………………dst

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERTAMA : Membentuk Tim ….. dengan susunan keanggotaan


sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

102
Kedua : ……. (dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan)……………………

KETIGA : Tim sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA


mempunyai tugas sebagi berikut:.
a………………. dst
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugasnya Tim ….. bertanggung
jawab kepada……………………………………………………………………………………..

KELIMA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat


ditetapkannya Keputusan ini dibebankan pada anggaran…

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.


(dapat ditambahkan) dan mempunyai daya laku surut
sejak tanggal ….. Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal …………………………
KEPALA DESA

( Nama Jelas )

Tembusan keputusan ini disampaikan kepada :


1. ……………………………………………………;
2. ……………………………………………………

103
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR :
TANGGAL :

SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM……………………………………..

NO. NAMA JABATAN KEDUDUKAN DALAM TIM

1.
2.
3.
4.

KEPALA DESA ……………..

( Nama Jelas )

104
FORMAT PERATURAN BERSAMA atau NASKAH KERJASAMA
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA …….
DAN KEPALA DESA ……………………

NOMOR ….. TAHUN …..


NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG
………………………………………………………..

KEPALA DESA ……. DAN


KEPALA DESA ………………………………………………..

Menimbang : a. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: b. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: c. bahwa ……………………………………………………………………………………………

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Nomor…. Tahun…. Tentang…


(Lembaran Daerah Kabupatrn…. Tahun …. Nomor ….,
Tambahan Lembaran Ndaerah Nomor…..);
: 2. …………………………………………………………………………………………………………;

: 3. ……………………………………………………………………………………………………dst

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA TENTANG ………..


…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
105
BAB I
KETENTUAN UM UM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:


1. Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………..………………………
2. Pemerintah Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Kepala Desa adalah……………………………………………………………………………………………………………………………………….

BABA I
RUANG LINGKUP
………………………………………………………………..
…………………………………………………………………

BAB II
SASARAN
………………………………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………

BAB IV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
(1) …………………………………………………………………………………………………………………………
(2) ………………………………………………………………………….…………………………………………….

BAB V
PELAKSAAN
(1) ……………………………………………………………………………………………………………………
(2) ………………………………………………………………………………………………………………….
106
BAB VI.
PEMBIAYAAN
Pasal 6
……...…………………………………………………………………………………………………………………
……..………………………………………………………………………………………………………………….

BAB ….
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………….
Peraturan Bersama ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di ………….
pada tanggal …………………………

KEPALA DEASA………………….
KEPALADESA …….

( Nama Jelas ) ( Nama


Jelas )

107
FORMAT INSTRUKSI/PENGUMUMAN
INSTRUKSI /PENGUMUAN KEPALA DESA……...
NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG
………………………………………………………..

MENTERI DALAM NEGERI,

Bahwa dalam rangka …………..

MENGINSTRUKSIKAN /MENGUMUMKAN :

Kepada : 1. Sdr. ………………………….. ……………………………………………………………………;


2. Sdr. ………………………….. ……………………………………………………………………;
3. Sdr. ………………………….. ……………………………………………………………………;
4. Sdr. ………………………….. ………………………………………………………………dst

108
Untuk :

PERTAMA : …………………………………………………………………………

KEDUA : …………………………………………………………………………

KETIGA : …………………………………………………………………………

KEEMPAT : ……………………………………………………………………

Ditetapkan di
KELIMA : …………………………………………………………………………
………….
KEENAM : …………………………………………………………………………
pada tanggal
KETUJUH : Instruksi /Pengmuman ini …………………………
agar dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab dan melaporkan hasil DEAS
KEPALA pelaksanaannya
……. kepada
…..

KEDELAPAN : Instruksi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan


……………………………………

109
FORMAT PERUBAHAN PERATURAN DESA
PERATURAN DESA ………..
NOMOR ….. TAHUN …..

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA


NOMOR …. TAHUN …. TENTANG …..

KEPALA DESA,
Menimbang : a. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: b. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: c. bahwa ………………………………………………………………………………………dst

Mengingat : 1. Peraturan Daerah Nomor…. Tahun…. Tentang…


(Lembaran Daerah Republik Indonesia…. Tahun ….
Nomor …., Tambahan Lembaran Negara Nomor…..);
: 2. …………………………………………………………………………………………………………;

: 3. ……………………………………………………………………………………………………dst
Dengan Kesepakatan Bersama
Dewan Permusyawaratan Desa
Dan
Kepala Desa
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DESA


NOMOR …. TAHUN …. TENTANG ….

110
Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Desa …..Nomor …. Tahun …. tentang …. diubah sebagai
berikut:

1. Diantara BAB IX dan BAB X di sisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IXA sehingga
berbunyi sebagai berikut:

D. Pasal 10 ditambah ayat (5), yang berbunyi :


“(5)…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
E. Diantara Pasal 14 dan Pasal 15, disisipkan satu pasal “Pasal 14A” baru yang berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 14A
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ..

F. Dalam Pasal 18, perkataan “………………………………………………………………” dibaca “……………………………….”


G. Dalam ayat (2) dari Pasal 20, diantara perkataan “……………………….” dan “…………………………………”
disisipkan perkataan “…………………………………………….”
H. Dalam ayat (2) dari Pasal 27, perkataan “ …………………………………..” dihapus.

111
Pasal II
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang ……….

Ditetapkan di ……………….
pada tanggal …………………………
KEPALA DESA

……………………..

112
FORMAT PENCABUTAN PERATURAN DESA
PERATURAN DESA …………..
NOMOR ….. TAHUN …..
TENTANG
PENCABUTAN PERATURAN DESA………..
NOMOR …. TAHUN …. TENTANG …..

KEPALA DESA ………

Menimbang : a. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: b. bahwa ……………………………………………………………………………………………;

: c. bahwa ………………………………………………………………………………………dst

Mengingat : 1. Peraturan Desa Nomor…. Tahun…. Tentang… (Lembaran


daerah Kabupaten …. Tahun …. Nomor …., Tambahan
Lembaran daerah Nomor…..);
: 2. …………………………………………………………………………………………………………;

: 3. ……………………………………………………………………………………………………dst

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA TENTANG PENCABUTAN PERATURAN


DESA ….. NOMOR …. TAHUN …. TENTANG ….

113
Pasal 1
Mencabut Keputusan menteri Dalam Negeri Nomor …. Tahun …. tentang
…………………………………………………

Pasal 2
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiapn orang ……….

Ditetapkan di ……………..
pada tanggal …………………………
KEPALA DESA ………..

………………………………………………….

114
115
Asyiiik…
slesyaiiii….
Joget ahhh……
Celana
melorottt tu…..

116

Anda mungkin juga menyukai