Anda di halaman 1dari 98

PENYUSUNAN PERATURAN

DI DESA

BALAI BESAR PEMERINTAHAN DESA DI MALANG


Meet Me
CHRISTOVA HESTI WARDHANI
Malang, 7 Januari 1981
Raya Langsep 7 Malang
Hp : 082334514770
mhestichannel@gmail.com

Pengalaman Kerja
2010- sekarang : Balai Besar Pemerintahan Desa di Malang
UPT Kementerian Dalam Negeri
: christi hesti
channel Pendidikan
S1 : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
: christi hesti
Malang 1998
channel
: christi hesti S2: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
channel 2012
S3: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang 2019
HALLO APA KABAR
Hallo apa kabar kawan
Apa kau baik baik saja
Tepuk tangan
Tepuk tangan
Jeng jing ecek ecek
Jeng jing ecek ecek
Jeng jing ecek ecek
Jeng jing
LANDASAN HUKUM
Undang-Undang No. 12 Th. 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang No. 6 Th. 2014 tentang DESA


Ps.55 - 65

Peraturan Pemerintah No. 43 Th. 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 Th. 2014 ttg DESA

Permendagri No. 111 Th. 2014 tentang PEDOMAN


TEKNIS PERATURAN DI DESA
PENYUSUNAN PERATURAN DI DESA
1. Indonesia Sebagai Negara
Sebagai negara hukum,
Hukum
segala aspek kehidupan
Undang-undang dasar 1945 telah dalam bidang
melalui beberapa perubahan
kemasyarakatan,
khususnya pada perubahan
ditahun 2002 konsepsi Negara kebangsaan, dan
Hukum atau “Rechtsstaat” yang kenegaraan termasuk
sebelumnya hanya tecantum pemerintah harus
dalam penjelasan UUD 1945 berdasarkan atas hukum
kemudiaan dirumuskan dengan yang sesuai dengan sistem
tegas pada pasal 1 Ayat (3) yang hukum nasional atau
menyatakan “NEGARA hukum yang berlaku di
INDONESIA ADALAH NEGARA
Indonesia.
HUKUM”

5
Pengertian Peraturan Perundang-undangan

Definisi peraturan perundang-undangan berdasarkan


UU No.12 tahun 2011 adalah peraturan tertulis yang
membuat norma hukum yang mengikat secara hukum
dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara
atau pejabat yang berwewenang melalui prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.

6
Bentuk
peraturan
tertulis
Ada 2
pengelompokan
hukum yaitu :
1. Hukum tertulis
Peraturan
perundang- 2. Hukum tidak
undangan tertulis
- Kebiasaan ( hukum
adat)
- Norma agama
- Keputusan hakim
( yurisprudensi)
Materi muatan Peraturan Perundang-
undangan harus mencerminkan asas :

8
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN PADA UMUMNYA

 HIERARKHI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

 LEX SPECIALIS DEROGAT LEX GENERALIS (PERATURAN


KHUSUS MENGESAMPINGKAN PERATURAN BERSIFAT UMUM)

 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TIDAK DAPAT


DIGANGU GUGAT

 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TIDAK BERLAKU


SURUT

 LEX POSTERIORI DEROGAT PRIORI (PERATURAN YG BARU


MENGESAMPINGKAN YG LAMA)
HIERARKHI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
BERDASARKAN PASAL 7 AYAT (1) UU No. 12 Th. 2011

PANCASILA

UUD’45

TAP MPR

UNDANG-UNDANG
/ PERPU

PER. PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN

PERATURAN DAERAH PROV.

PERDA KAB. / KOTA


JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
SELAIN YG DI SEBUT PASAL 7 AYAT (1) UU No12 tahun 2011
• Peraturan yang ditetapkan oleh • Peraturan yang ditetapkan oleh badan,
Majelis Permusyawaratan Rakyat, lembaga, atau komisi yang setingkat yang
• Peraturan yang ditetapkan oleh dibentuk dengan Undang-Undang atau
Dewan Perwakilan Daerah, . Pemerintah atas perintah Undang-Undang,
• Peraturan yang ditetapkan oleh • Peraturan yang ditetapkan oleh Dewan
Mahkamah Agung,
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi,
• Peraturan yang ditetapkan oleh
• Peraturan yang ditetapkan oleh Gubernur,
Mahkamah Konstitusi,
• Peraturan yang ditetapkan oleh • Peraturan yang ditetapkan oleh Dewan
Badan Pemeriksa Keuangan, Perwakilan Rakyat Daerah
• Peraturan yang ditetapkan oleh Kabupaten/Kota,
Komisi Yudisial, • Peraturan yang ditetapkan oleh
• Peraturan yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota,
Bank Indonesia, • Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala
• Peraturan yang ditetapkan oleh Desa atau yang setingkat.
Menteri,
Pasal 8 UU No. 12 tahun 2011
12
ASAS-ASAS PEMBENTUKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG No. 12 Th. 2011

 KEJELASAN TUJUAN

 LEMBAGA/PEJABAT PEMBENTUK YG TEPAT

 KESESUAIAN ANTARA JENIS, HIERARKHI & MATERI


MUATAN

 DAPAT DILAKSANAKAN

 DAYAGUNA/EFISIEN & HASILGUNA/EFEKTIF

 KEJELASAN RUMUSAN

 KETERBUKAAN
LANDASAN PENYUSUNAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

 Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan


pandangan hidup, kesadaran, cita hukum serta falsafah
bangsa.
 Landasan sosiologis adalah landasan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
 Landasan Yuridis adalah yang menjadi dasar peraturan yang
dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau
kekosongan hukum.
PENYUSUNAN PRODUK HUKUM DESA

Berdasarkan

Permendagri Nomor 111 Tahun 2014

Tentang

Pedoman Teknis Peraturan Di Desa


Curah Pendapat
APA YANG SAUDARA KETAHUI
TENTANG JENIS – JENIS PERATURAN
DI DESA...?
JENIS PERATURAN DIDESA
1. Peraturan Desa
2. Peraturan bersama Kepala Desa
3. Peraturan Kepala Desa

PASAL 2
Pengertian
PERATURAN DESA?
adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama BPD.
Berkedudukan sebagai hukum tertinggi di Desa.
Mempunyai kekuatan hukum yang mengikat warga serta pihak-
pihak lain yang mempunyai kepentingan di Desa.
Berisi materi pelaksanaan kewenangan desa dan penjabaran lebih
lanjut dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
• Peraturan bersama Kepala Desa
merupakan peraturan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa dari 2 (dua) Desa atau
lebih yang melakukan kerja sama antar-
Desa.
• Peraturan bersama Kepala Desa merupakan
perpaduan kepentingan Desa masing-masing dalam
kerja sama antar-Desa.
Pengertian
PERATURAN KEPALA DESA?
adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
dan bersifat mengatur.
Berkedudukan sebagai hukum setingkat di bawah Peraturan Desa
dan Peraturan Bersama Kepala Desa.
Berisi materi pelaksanaan peraturan desa, peraturan bersama
kepala desa dan tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
KEPUTUSAN KEPALA DESA
Selain mengeluarkan produk hukum yang bersifat
pengaturan, Kepala Desa juga dapat menetapkan
keputusan kepala desa, yaitu penetapan yang
bersifat konkrit, individual, dan final.

Materinya berupa penjabaran pelaksanaan Peraturan di


desa, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dan dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa
yang bersifat penetapan.
Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan
peraturan yang lebih tinggi dan tidak boleh merugikan
kepentingan umum, yaitu:
– Terganggunya kerukunan antarwarga masyarakat
– Terganggunya akses terhadap pelayanan publik
– Terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum
– Terganggunya kegiatan ekonomi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
– Diskriminasi terhadap suku, agama dan
kepercayaan, ras, antargolongan, serta gender.

PASAL 3 & 4
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DI
DESA
PEMBENTUKAN PERATURAN DI DESA ADALAH PEMBUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DESA YANG MENCAKUP:

1 PERENCANAAN

2 PENYUSUNAN

3 PEMBAHASAN PEMBENTUKAN
PERATURAN DI DESA

4 PENETAPAN

5 PENGUNDANGAN

6 PENYEBARLUASAN
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

1 PERENCANAAN

1. Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Desa


ditetapkan oleh Kepala Desa dan BPD dalam rencana
kerja Pemerintah Desa.
2. Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan lembaga
desa lainnya di desa dapat memberikan masukan
kepada Pemerintah Desa dan atau BPD untuk rencana
penyusunan rancangan Peraturan Desa.
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

2 PENYUSUNAN

Penyusunan Peraturan Desa oleh Kepala Desa.


1. Rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan
kepada masyarakat desa dan dapat dikonsultasikan kepada camat
untuk mendapatkan masukan.
3. Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan diutamakan kepada
masyarakat desa yang terkait langsung dengan substansi materi
pengaturan.
4. Masukan dari masyarakat desa dan camat digunakan Pemerintah Desa
untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Desa.
5. Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan disampaikan
Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama.
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

2 lanjutan

Penyusunan Peraturan Desa oleh BPD.


1. BPD dapat menyusun dan mengusulkan rancangan Peraturan
Desa.
2. Rancangan Peraturan Desa dikecualikan untuk rancangan
Perdes tentang RPJMDesa, rancangan Perdes tentang
RKPDesa, rancangan Perdes tentang APBDesa dan
rancangan Perdes tentang LPJ realisasi pelaksanaan
APBDesa.
3. Rancangan Peraturan Desa dapat diusulkan oleh anggota BPD
kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan sebagai rancangan
Peraturan Desa usulan BPD.
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA
3 PEMBAHASAN
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

4 PENETAPAN

1. Rancangan Peraturan Desa yang telah dibubuhi tanda


tangan Kepala Desa disampaikan kepada Sekretaris Desa
untuk diundangkan.
2. Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani
Rancangan Peraturan Desa, Rancangan Peraturan Desa
tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah
menjadi Peraturan Desa.
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

5 PENGUNDANGAN

1. Sekretaris Desa mengundangkan peraturan desa dalam


lembaran desa.
2. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat sejak diundangkan.
PENANDATANGANAN
Tempat dan tanggal pengesahan atau
penetapan
Nama jabatan
Tanda tangan pejabat
Nama lengkap pejabat yang
menandatangani, tanpa gelar dan pangkat
TAHAPAN PEMBENTUKAN PERATURAN DESA

6 PENYEBARLUASAN

1. Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD


sejak penetapan rencana penyusunan rancangan Perdes,
penyusunan rancangan Perdes, pembahasan rancangan
Perdes, hingga pengundangan rancangan Perdes.
2. Penyebarluasan dimaksud dilakukan untuk memberikan
informasi dan/atau memperoleh masukan masyarakat dan
para pemangku kepentingan.
EVALUASI

1. Rancangan Perdes tentang APBDesa, pungutan, tata ruang, dan


organisasi pemerintah desa yang telah dibahas dan disepakati oleh
Kepala Desa dan BPD, disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota Melalui camat paling lambat 3 hari sejak disepakati untuk
dievaluasi.
2. Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu, Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
3. Hasil evaluasi rancangan Perdes diserahkan oleh Bupati/Walikota paling
lama 20 hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Perdes
tersebut oleh Bupati/Walikota.
4. Dalam hal Bupati/Walikota telah memberikan hasil evaluasi Kepala Desa
wajib memperbaikinya.
5. Kepala Desa memperbaiki rancangan Perdes paling lama 20 hari sejak
diterimanya hasil evaluasi.
lanjutan

6. Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk memperbaiki rancangan


Perdes.
7. Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikan Kepala Desa kepada
Bupati/Walikota melalui camat.
8. Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi, dan tetap
menetapkan menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan
Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.
9. Bupati/Walikota dapat membentuk tim evaluasi Rancangan Peraturan
Desa.
10.Tim dimaksud ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota.
KLARIFIKASI
(selain 4 yang dievaluasi)

1. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan oleh Kepala Desa


kepada Bupati/Walikota paling lambat 7 (tujuh) Hari sejak
diundangkan untuk diklarifikasi.
2. Bupati/Walikota melakukan klarifikasi Perdes dengan membentuk tim
klarifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima.
3. Hasil klarifikasi dimaksud, dapat berupa:
a. hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengan kepentingan umum,
dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi;
dan
b. hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum
dan/atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
lanjutan

4. Dalam hal hasil klarifikasi dimaksud Peraturan Desa tidak


bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi Bupati/Walikota menerbitkan
surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.
5. Dalam hal hasil klarifikasi dimaksud bertentangan dengan kepentingan
umum, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa tersebut dengan
Keputusan Bupati/Walikota.
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

1 PERENCANAAN

1. Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan


Bersama Kepala Desa ditetapkan bersama oleh dua
Kepala Desa atau lebih dalam rangka kerja sama antar-
Desa.
2. Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan
Bersama Kepala Desa dimaksud ditetapkan setelah
mendapatkan rekomendasi dari musyawarah desa.
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

2 PENYUSUNAN

1. Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala


Desa dilakukan oleh Kepala Desa pemrakarsa.
2. Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah
disusun, wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa
masing-masing dan dapat dikonsultasikan kepada camat
masing-masing untuk mendapatkan masukan.
3. Masukan dari masyarakat desa dan camat dimaksud
digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjut proses
penyusunan rancanan Peraturan Bersama Kepala Desa.
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

3 PEMBAHASAN, PENETAPAN DAN PENGUNDANGAN


1. Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa
dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih.
2. Kepala Desa yang melakukan kerja sama antar-Desa
menetapkan Rancangan Peraturan Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal disepakati.
3. Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah
dibubuhi tanda tangan dimaksud diundangkan dalam Berita
Desa oleh Sekretaris Desa masing-masing desa.
4. Peraturan Bersama Kepala Desa dimaksud mulai berlaku dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal
diundangkan dalam Berita Desa pada masing-masing Desa.
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA

4 PENYEBARLUASAN

Peraturan Bersama Kepala Desa disebarluaskan


kepada masyarakat Desa masing-masing.
TAHAPAN PEMBENTUKAN
PERATURAN KEPALA DESA

1.Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Desa dilakukan


oleh Kepala Desa.
2.Materi muatan Peraturan Kepala Desa meliputi materi
pelaksanaan Peraturan di Desa dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
3.Peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Berita Desa
oleh Sekretaris Desa.
KETENTUAN LAIN-LAIN

1.Kepala Desa dapat menetapkan Keputusan Kepala Desa


untuk pelaksanaan Peraturan di desa, peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan dalam rangka
pelaksanaan kewenangan desa yang bersifat penetapan.
2.Ketentuan mengenai teknik penyusunan Peraturan di
Desa dan Keputusan Kepala Desa sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
3.Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai tata cara
penyusunan peraturan di desa diatur dalam Peraturan
Bupati/Walikota.
Peraturan desa merupakan jenis peraturan
perundang-undangan yang diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat, tetapi tidak
dapat memuat sanksi pidana.
PROSES PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PENYUSUNAN OLEH
PENYUSUNAN OLEH KONSOLIDASI MASYARAKAT BPD & LEMBAGA
KEPALA DESA DESA DAN/ATAU CAMAT KEMASYARAKATA
N LAINNYA
PEMBAHASAN

PRAKARASA PEMDES DISAMPAIKAN KEPADA


BUPATI/WALIKOTA MELALUI
1. R. Perdes RPJMDes CAMAT
2. R. Perdes RKPDes
3. R. Perdes APBDes BUPATI/WALIKOTA
4. R. Perdes LPJ realisasi MENYAMPAIKAN HASIL
pelaksanaan APB Desa EVALUASI

PERBAIKAN

PENETAPAN

PERUNDANGAN

PENYEBARLUASAN
PROSES PENYUSUNAN SELAIN PERATURAN DESA
(APB.DESA, PUNGUTAN,TATA RUANG DAN ORGANISASI PEMDES)

TAHAP PERENCANAAN

PENYUSUNAN OLEH
PENYUSUNAN OLEH KONSOLIDASI MASYARAKAT BPD & LEMBAGA
KEPALA DESA DESA DAN/ATAU CAMAT KEMASYARAKATAN
LAINNYA

PROSES PENYUSUNAN
RANCANGAN PERATURAN
PEMBAHASAN KECUALI UNTUK:
DESA TENTANG APB 1. R. Perdes RPJMDes
DESA, PUNGUTAN, TATA 2. R. Perdes RKPDes
RUANG, DAN 3. R. Perdes APBDes
ORGANISASI PENETAPAN 4. R. Perdes LPJ realisasi
PEMERINTAH DESA
pelaksanaan APB Desa
PENGUNDANGAN
LEMBARAN DESA OLEH
SEKDES
SESUAI DENGAN BERTENTANGAN
KEPENTINGAN UMUM DENGAN KEPENTINGAN
& PERATURAN YG KLARIFIKASI UMUM & PERATURAN
LEBIH TINGGI YG LEBIH TINGGI

SURAT
PEMBATALAN
KLARIFIKASI DENGAN KEPUTUSAN
BUPATI/WALI KOTA
PENYEBARLUASA
N
PROSES PENYUSUNAN PERATURAN DESA
(APB.DESA, PUNGUTAN,TATA RUANG DAN ORGANISASI PEMDES)
PENYUSUNAN OLEH LEMBAGA KEMASYARAKATAN,
TAHAP PERENCANAAN LEMBAGA ADAT DAN
KEPALA DESA DAN BPD
LEMBAGA LAINNYA
PENYUSUNAN RAPERDES

Konsolidasi masyarakat desa Tinjut proses penyusunan


dan/atau camat raperdes

PEMBAHASAN Raperdes disampaikan kepala


desa kepada BPD untuk
Kades menyampaikan kepada
dibahas dan disepakati
Bupati melalui camat paling
bersama
lambat 3 hari untuk di EVALUASI
Dalam hal bupati tidak memberikan hasil evaluasi dlm batas waktu
perdes ttsb berlaku dengan sendirinya
Hasil evaluasi raperdes diserahkan oleh Bupati paling lambat 20
hari kerja
Dalam hal Bupati telah memberikan hasil evaluasi kepada kades
wajib memperbaikinya dalam 20 hari

Kades dapat mengundang BPD untuk memperbaiki Raperdes

Hasil koreksi disampaikan kepala desa kepada Bupati melalui camat

Dalam hal kades tidak menindak lanjuti maka Bupati membatalkan


Perdes dengan keputusan Bupati
PROSES PENYUSUNAN PERATURAN
BERSAMA KEPALA DESA

TAHAP PERENCANAAN OLEH 2 KADES/LEBIH SETELAH


MENDAPAT REKOMENDASI MUSDES

MENYUSUN RANCANGAN OLEH KADES PEMRAKARSA

KONSULTASI CAMAT & MASYARAKAT MASING-MASING

PEMBAHASAN OLEH PARA KADES

PENETAPAN

PENGUNDANGAN
DALAM BERITA DESA OLEH SEKDES MASING-MASING

PENYEBARLUASAN
PROSES PENYUSUNAN PERATURAN
KEPALA DESA

TAHAP PERENCANAAN

PENYUSUNAN

KONSULTASI CAMAT & MASYARAKAT

PEMBAHASAN

PENETAPAN

PENGUNDANGAN
DALAM BERITA DESA OLEH SEKDES

PENYEBARLUASAN
PENUGASAN PERDES KETERTIBAN
UMUM

KELOMPOK I : Konsideran /Pembukaan


- Menimbang
- Mengingat
KELOMPOK II : -BAB I: Ketentuan Umum
- BAB II: Maksud dan Tujuan
KELOMPOK II : - BAB III :Ruang Lingkup
I - BAB IV: Hak, Kewajiban dan Peran Pemerintah Desa
KELOMPOK I : -BAB V: Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat
V - BAB VI: Pembinaan dan Pengawasan
KELOMPOK V : -BAB VII : Pelanggaran dan Sanksi
- BAB VIII: Penutup
TATA NASKAH PERATURAN
DI DESA
KERANGKA
PERATURAN DI DESA

A. Penamaan/Judul
B. Pembukaan
C. Batang Tubuh
D. Penutup
E. Lampiran (jika diperlukan)
Contoh
(1) ………….
(2)………….:
a. …….;
b. …….; (dan, atau, dan/atau)
c. …….:
1. ……..;
2. ……..; (dan, atau, dan/atau)
3. ……..:
a) ……..;
b) ………; (dan, atau, dan/atau)
c) ………:
1) ……….;
2) ……….; (dan, atau, dan/atau)
3) ………..
 Memuat keterangan jenis, nomor, tahun
pengundangan/penetapan, dan nama PUU
 Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang
diletakkan ditengah margin tanpa diakhiri tanda
baca
 Nama PUU dibuat secara singkat dan
mencerminkan isi
1.Jenis Peraturan Desa

KEPALA DESA NATARMAS


KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

PERATURAN DESA NATARMAS


NOMOR 3 TAHUN 2015
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN.......
1. Frase: Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Desa
3. Konsiderans
- Menimbang
4. Dasar Hukum
- Mengingat
5. Frase: Dengan Kesepakatan Bersama Badan
Permusyawaratan Desa dan Kepala Desa
6. Memutuskan dan
7. Menetapkan.
 Secara umum Perdes harus mempertimbangkan
unsur filosofis, yuridis,dan sosiologis
 Konsideran “menimbang” Memuat pertimbangan
uraian fakta empiris & fakta normatif secara singkat
sbg pokok pikiran mengenai latar belakang dan
alasan pembuatan pert per-uu-an
 Tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad, dan
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali
dengan kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca
titik koma
 Memuat dasar kewenangan pembuatan Peraturan
Per-uu-an dan peraturan yang memerintahkan
untuk dibentuk peraturan yang bersangkutan
 Hanya peraturan per-uu-an yang tingkatnya sama
atau lebih tinggi
 Dasar Hukum Perdes dilengkapi dengan
pencantuman LD dan TLD yang diletakkan diantara
tanda baca kurung
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA .......................,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal .... Peraturan Daerah Kabupaten ........ Nomor ...
Tahun ...... tentang ..................., Kepala Desa menetapkan rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa);
b. bahwa Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) sebagaimana dimaksud pada huruf a, telah dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu
menetapkan Rancangan Peraturan Desa ................. tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
menjadi Peraturan Desa .............. tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Tahun
Anggaran .........

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara tahun
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang
Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor .............. Tahun ........ tentang Pengelolaan
Keuangan Desa;
5. Peraturan Daerah Kabupaten .......... Nomor .............. Tahun ........ tentang .............
(Lembaran daerah Kabupaten .................. Tahun ............ Nomor ..... );
6. Dst...
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ...................
DAN
KEPALA DESA..................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DESA ................ TENTANG ANGGARAN


PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN ....................
Menimbang : a. bahwa…………………. ;
b. bahwa …………………..;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b perlu menetapkan Perdes
tentang .....
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
ketentuan Pasal… dan Pasal
Peraturan Daerah Nomor….
Tahun… tentang ….. perlu
menetapkan Peraturan Desa
tentang ......................
Mengingat :1. ………………. ;
2. Perda Nomor …..Tahun
…… tentang …………..
(Lembaran Daerah Lebak
Tahun …… Nomor ….., Tambahan
Lembaran Daerah Lebak Nomor ….);
a. Kata Memutuskan
b. Kata Menetapkan
c. Nama Pert. Per-uu-an
Catatan
Khusus utk Perdes sebelum kata Memutuskan
dicantumkan frasa “Dengan Kesepakatan
Bersama”
Kata Memutuskan ditulis dengan huruf kapital
tanpa spasi diantara suku kata dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua serta diletakkan
ditengah margin
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ……..
dan
KEPALA DESA ………

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG
……………………………….
…………..
1.Kata untuk menjelaskan
digunakan kata “adalah” bukan
“ialah”, “yaitu” atau “yakni”
2. Perumusan dalam BAB Ketentuan Umum
selain definisi atau batasan pengertian
(bisanya ditempatkan dalam Pasal 1) dapat
berupa rumusan pernyataan (statement) atau
rumusan norma (dalam Pasal 2 dst)
 Frase pembuka dalam KU berbunyi:
Dalam PUU ini yang dimaksud dengan :
1. ………
2. ……. dst
 Memuat batasan pengertian atau definisi, singkatan
atau akronim yang digunakan secara berulang
dalam peraturan, dan hal yang bersifat umum yang
berlaku bagi materi muatan
 Memuat Pjls umum yang mencerminkan asas,
maksud & tujuan
 masing-masing uraian diberi nomor urut dengan
angka Arab (1,2,3 dst) dan diawali dengan huruf
kapital serta diakhiri dengan tada baca titik

 berfungsi untuk menjelaskan makna suatu kata


atau istilah & tidak perlu diberi penjelasan,
sehingga harus dirumuskan sedemikian rupa
supaya tidak menimbulkan pengertian ganda
 Jika mempunyai materi yang ruang lingkupnya luas
dan mempunyai banyak pasal dapat dikelompokkan
menjadi: Bab, Bagian, dan Paragraf
 Dalam pengelompokkan substansi sedapat
mungkin menghindari adanya Bab “Ketentuan Lain”,
diupayakan masuk dalam Bab yang ada atau Bab
tersendiri
 Hrs dpt dibaca sbg satu rangkaian kesatuan
dgn frase pembuka
 Diawali dengan hrf kecil dan diberi tanda baca
titik
 Setiap frase dlm rincian diawali dgn hrf kecil
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma
 Jika suatu rincian dibagi ke dlm unsur yang
lebih kecil, maka unsur tsb ditulis masuk ke
dlm
 Dibelakang rincian yang masih mempunyai
rincian lebih lanjut diberi tanda baca titik dua
 Pembagian rincian dengan urutan makin kecil
ditulis dengan abjad kecil yang diikuti dengan
tada baca titik; angka Arab diikuti dengan
tanda baca titik; abjad kecil dengan tada baca
kurung tutup, angka Arab dengan tanda baca
kurung tutup
 Diupayakan tidak melebihi empat tingkat
(1) ………….
(2)………….:
a. …….;
b. …….; (dan, atau, dan/atau)
c. …….:
1. ……..;
2. ……..; (dan, atau, dan/atau)
3. ……..:
a) ……..;
b) ………; (dan, atau, dan/atau)
c) ………:
1) ……….;
2) ……….; (dan, atau, dan/atau)
3) ………..
 Penunjukan organ atau alat
perlengkapan yang
melaksanakan PUU
 Nama singkat
 Status PUU yang sudah ada
 Saat mulai berlaku PUU
 Pada saat PPU ini mulai berlaku, PUU ttg....
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

 Pada saat PUU ini mulai berlaku, semua Pert


per-uu-an yang merupakan peraturan
pelaksanaan dari PUU dinyatakan masih tetap
berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan dalan PUU ini

 PUU ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkan
 Rumusan perintah
pengundangan dan penempatan
PUU dlm BD
 Penandatanganan pengesahan

atau penetapan PUU


 Pengundangan PUU
 Akhir bagian penutup
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan PUU ini dengan
menempatkan dalam Lembaran Desa ……

Agar setiap orang mengetahuinya,


memerintahkan pengumuman PUU ini dengan
menempatkan dalam Berita Desa.......
 Tempat dan tanggal pengesahan
atau penetapan
 Nama jabatan
 Tanda tangan pejabat
 Nama lengkap pejabat yang

menandatangani, tanpa gelar dan


pangkat
Ditempatkan sebelah kanan
Ditetapkan di ……..
pada tanggal ………
KEPALA DESA
……………………,
tdt
(nama tanpa gelar)
Ditempatkan sebelah kiri
Diundangkan di ………..
pada tanggal ……….
SEKTRETARIS DESA ……..
tdt
(......nama......)
LEMBARAN DESA........TAHUN……NOMOR….
(kalau perdes)
Ditempatkan sebelah kiri
Diundangkan di ………..
pada tanggal ……….
SEKTRETARIS DESA ……..
tdt
(......nama......)
BERITA DESA........ TAHUN……NOMOR….
(kalau Peraturan bersama kades/perkades)
KEPALA DESA ........................................
KABUPATEN/KOTA …………….

PERATURAN DESA ....................


NOMOR ……. TAHUN………..

TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DESA (RPJM-Desa) TAHUN 2015-2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA...........,
Menimbang :
a. bahwa untuk memberikan kejelasan arah
pembangunan yang ingin dicapai diperlukan suatu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
yang disusun berdasarkan visi, misi dan program
kerja Kepala Desa;
b. bahwa untuk melaksanakan pembangunan dalam
skala desa tersebut, pelaksanaannya sesuai
dengan daftar skala prioritas pada penghasilan
tetap Kepala Desa dan perangkat, operasional
Pemerintah desa, tunjangan operasional BPD,
Intensif RT/RW, pembangunan desa,
pemberdayaan masyarakat desa, penyelenggara
pemerintah desa dan partisipasi masyarakat
maka perlu dibuat Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDes);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagamana
huruf a dan b, perlu membentuk peraturan desa
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa.
Mengingat :
1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tetang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82);
3. Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa, ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7 )
5. peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014
tentang Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa;
10. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
11. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 2 Tahun 2015
tentang Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa;
12. Peraturan Menteri Desa, PDT dan Trans No. 5 Tahun 2015
tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2015;
13. Peraturan Daerah Kabupaten ….., No. …. Tahun …. tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten ............. Nomor ... Tahun ....
tentang Pedoman penyusunan RPJM-Desa;
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ...............
dan
KEPALA DESA ....................

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG RENCANA


PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DESA (RPJM-Desa) TAHUN 2015-2020.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten …….


2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten …….
3. Bupati adalah Bupati ……..
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten ………..
5. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja
di tingkat Kecamatan dalam Kabupaten ……..
6. Desa adalah Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakt setempat, berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan / hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggara urusan Pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
Pemerintahan Negera Kesatuan Republik Indonesia.
8. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang
melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis;
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam system pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut nama lain dibantu perangkat desa sebagai
unsur penyelenggaraan pemerintahan desa;
11. Peraturan Desa adalah Peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
dibahas dan disepakati bersama Badan
Permusyawaratan Desa;
12. Rencana Pembangunan Menengah Desa selanjutnya
disingkat RPJM Desa, adalah rencana kegiatan
pembangunan desa untuk jangka waktu 6 (enam)
tahun;
BAB II
TATA CARA PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RPJM-DESA
2015-2020
Pasal 2
(1) Rancangan RPJM-Desa disusun oleh Pemerintahan Desa.
(2) Dalam menyusun rancangaN RPJM-Desa, Pemerintahan
Desa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh
aspirasi yang berkembang di masyarakat yang diwadahi oleh
Lembaga Kemasyarakatan Desa.
(3) Rancangan RPJM-Desa yang berasal dari Pemerintahan
Desa disampaikan oleh Kepala Desa kepada pemangku
kepentingan yaitu: LPM, Lembaga Kemasyarakatan, PKK, KPM
Tokoh Masyarakat, tokoh Agama, dan sebagainya.
(4) Setelah menyusun rancangan RPJM-Desa, Pemerintahan
Desa menyampaikan rancangan RPJM-Desa kepada BPD
untuk dilaksanakan melaksanakan Musyawarah Desa
Penyusunan RPJMDes untuk membahas dan menyepakati
rancangan RPJMDes menjadi Dokumen RPJMDes dalam
bentuk Peraturan Desa;
(5) Musyawarah desa Penyusunan RPJMDes diselenggarakan
oleh BPD yang dihadiri oleh BPD, Pemerintah Desa, dan Unsur
Masyarakat.
(7) Setelah dilakukan Musyawarah Desa
Penyusunan RPJMDes sebagaimana dimaksud
dalam ayat (4) dan (5) maka Kepala Desa
mengeluarkan Peraturan Desa tentang
Dokumen RPJMDes serta memerintahkan
Sekretaris Desa untuk mengundangkan
dalam Lembaran Desa.

BAB III
MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENETAPAN RPJM-DESA
Pasal 3
(1) BPD, Pemerintah Desa dan Unsur Masyarakat
wajib mengembangkan nilai-nilai demokrasi
dalam membahas dan menyepakati Rancangan
RPJMdes dalam forum Musyawarah Desa
Penyusunan RPJMDes
(2) Mekanisme pengambilan keputusan dalam forum
Musyawarah Desa Penyusunan RPJMDes
berdasarkan musyawarah dan mufakat

BAB IV
VISI DAN MISI
Pasal 4

(1) Visi Desa ........adalah Kebersamaan dalam


membangun demi Desa Sidomakmur yang lebih
maju.
Pasal 5
(2) Misi Desa ...... adalah:
a. bersama masyarakat memperkuat kelembagaan
desa yang ada untuk melayani masyarakat
secara optimal;
b. bersama masyarakat dan Kelembagaan Desa
menyelenggarakan pemerintahan desa dan
melaksanakan pembangunan desa yang
partisipatif;
c. bersama masyarakat dan kelembagaan
masyarakat dalam mewujudkan Desa
Sidomakmur yang aman, tentram dan damai;
d. bersama masyarakat dan kelembagaan
memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BAB V
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Pasal 6

Strategi Pembangunan Desa :


a. meningkatkan kwalitas dan kwantitas
pemerintahan desa dan BPD;
b. Meningkatkan pembangunan desa dengan
memenuhi kebutuhan dasar masyarakat desa;
c. melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat Desa;
d. meningkatkan partisipasi masyarakat didalam
pembangunan desa agar desa menjadi
berkembang dan mandiri;
e. terciptanya lingkungan yang berkualitas, sehat
dan lestari;
f. terwujudnya pelayanan masyarakat yang prima
didasarkan pada pemerintahan yang baik, bersih
dan berwibawa.
Pasal 7

Arah Kebijakan Keuangan Desa :


1. Meningkatkan daya dukung terhadap
peningkatan pendapatan masyarakat
2. Tersedianya sarana dan prasarana kebutuhan
dasar masyarakat
3. Terlaksananya program-program yang
melibatkan partisipasi masyarakat
4. Terwujudnya perubahan desa menuju sejahtera
dan mandiri dengan meningkatkan
pemberdayaan masyarakat desa;
5. Terwujudnya kualitas pemerintahan desa
dalam melaksanakan penyelenggaraan
pembangunan di desa.
Pasal 8

Arah Kebijakan Pembangunan Desa :


1. belanja Kepala desa dan perangkat desa;
2. intensif RT dan RW;
3. operasional Lembaga kemasyarakatan Desa;
4. tunjangan operasional BPD;
5. program operasional Pemerintahan Desa;
6. program pelayanan dasar infrastruktur air bersih, .......,.....;
7. program kebutuhan primer pangan;
8. program pelayanan dasar pendidikan paud/tk,......,.....,....,;
9. program pelayanan kesehatan posyandu, .......,.....,.......,....;
10.program kebutuhan primer Sandang;
11.program Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
12.program Pemberdayaan Masyarakat Desa
13.program Ekonomi produktif;
14.program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur desa;
15.program penunjang peringatan hari-hari besar;
16.program dana bergulir.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Hal-hal lain yang belum cukup diatur dalam
peraturan RPJM-Desa ini akan diatur oleh
Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala
Desa.
Pasal 10

1. Peraturan Desa tentang RPJM-Desa ini mulai


berlaku pada saat diundangkan.
2. Agar setiap orang dapat mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan peraturan Desa
ini dengan menempatkan dalam lembaran
Desa
Ditetapkan di : Sidomakmur
pada tanggal:

KEPALA DESA .....................


tanda tangan
NAMA

Diundangkan di .........
pada tanggal
SEKRETARIS DESA .........

tanda tangan
NAMA

LEMBARAN DESA ...... TAHUN.... NOMOR .......


Peserta berkumpul berdasarkan desa masing-
masing : Perdes yang pernah dibuat selain perdes
(RPJMDes, RKPDes, APBDes, Laporan
Pertanggungjawaban)
No. Tahapan Masalah Antisipasi/
Penyelesaian
1. Perencanaan

2. Penyusunan

3. Pembahasan

4. Penetapan

5. Pengundangan

6. Penyebarluasan
UU NO 12 TAHUN 2011 PASAL 15
(3) Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan
Daerah
Kabupaten/Kota dapat memuat ancaman pidana
kurungan atau pidana denda selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan yang diatur
dalam Peraturan Perundang-undangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai