DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V (LIMA)
LILYANTI LAYUK
6160505210089
FIRLI FRISTALIA
6160505210210
GUSTIANTO PRATAMA
6160505210048
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalahyang berjudul "ATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG SESUAI DENGAN UUD/PANCASILA"
dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pancasila. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang aturan perundang-undangan
yang sesuai dengan uud/pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Esan Lamban S.Sos.,M.Si selaku
dosen Mata kuliah pancasila. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Peraturan Perundang-undangan............................................................................
2.2 Makna Tata Urutan Perundang-undangan................................................................................
2.3 Hirearki Perundang-undangan di Indonesia..............................................................................
..................................................................................................................
2.4 Nilai-nilai Pancasila Dalam Peraturan Perundang-undangan....................................................
2.5 Ketaatan Terhadap Peraturan Perundang-undangan ................................................................
Hukum senantiasa ada dalam kehidupan masyarakat. Hukum itu mengikat seluruh anggota
masyarakat. Adakah suatu masyarakat tanpa hukum? Tidak ada, sekalipun masyarakat tersebut
hidup dalam suasana yang amat sederhana, terpencil dan tidak terpengaruh oleh teknologi.
Demikian juga dalam masyarakat perkotaan, nilai-nilai hukum mengikat dan harus dipatuhi oleh
warganya.
Dalam hidup bernegara, hukum menjadi alat untuk menciptakan ketertiban dan keadilan. Suatu
masyarakat/negara pastilah hidupnya akan kacau apabila hukum tidak dilaksanakan oleh
masyarakat tersebut. Dalam makalah ini akan mempelajari dan menumbuhkan ketaatan
terhadap hukum sesuai peraturan perundang-undangan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian peraturan perundang-undangan
2. Untuk mengetahui apa makna tata urutan peraturan perundang-undangan
3. Untuk mengetahui tentang hirearki peraturan perundang-undangan
4. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam perundang-undangan
5. Untuk mengetahui tentang ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan
1.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil yaitu memantu pembaca dan memahami tentang
aturan perundang-undangan yang ada di Indonesia yang sesuai dengan UUD 1945
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian aturan perundang-undangan
Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana dinyatakan dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (3) “Negara Indonesia adalah negara hukum”.
Hal ini mengandung arti bahwa kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus
didasarkan pada hukum yang berlaku. Hukum dijadikan panglima, segala sesuatu harus atas
dasar hukum. Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,
kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang
sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang
berlaku di Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang lain
dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Untuk mewujudkan sistem hukum nasional maka sesuai amanat pasal 22A UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, menegaskan bahwa “Ketentuan lebih lanjut tentang tata
cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang.” Untuk menjabarkan
ketentuan Pasal 22 A tersebut maka ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Namun materi undang-undang tidak
hanya mengatur tentang undang-undang saja, tetapi memuat juga peraturan perundang-
undangan lain yang berlaku. Peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 memiliki pengertian peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat
yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Hukum memiliki berbagai bentuk hukum, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Hukum
tertulis dalam kehidupan saat ini memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kepastian
hukum. Meskipun hukum tidak tertulis tetap diakui keberadaannya sebagai salah satu hukum
yang mengikat masyarakat. Secara formal kita sudah mengenal berbagai bentuk peraturan
perundang-undangan di sekitar kita. Seperti tata tertib sekolah, peraturan di lingkungan
Rumah Tangga, Peraturan Daerah, Peraturan Pemerintah, Undang-Undang, dan sebagainya.
Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Hal ini sesuai dengan kedudukan
Pancasila dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu sebagai dasar
negara dan ideologi negara. Sehingga setiap materi perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Kita mengetahui bahwa setiap manusia mempunyai keinginan. Kadang kala keinginan itu
berbeda-beda. Apabila tidak ada suatu yang dijadikan pedoman dalam mewujudkan keinginan-
keinginan tersebut maka yang terjadi adalah benturan-benturan. Supaya kehidupan dapat
berjalan dengan aman dan tertib maka diperlukan adanya peraturan hidup. Peraturan hidup
itu disebut dengan norma. Wujud dari norma hukum adalah peraturan perundang-undangan
yang dibentuk oleh lembaga yang berwenang atau pemerintah.
Pengertian dari peraturan perundang-undangan adalah seluruh peraturan yang berasal dari
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Menurut ketentuan umum
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan.
A .Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) UUD 1945 adalah
hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD 1945 merupakan peraturan
tertinggi dalam tata urutan Peraturan Perundang-undangan nasionaL.
B. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Tap MPR) Ketetapan MPR adalah putusan MPR
yang ditetapkan dalam sidang MPR meliputi Ketetapan MPR Sementara dan Ketetapan MPR
yang masih berlaku. Sebagaimana dalam Pasal 2 dan Pasal 4 Ketetapan MPR RI Nomor
I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPR
Sementara dan MPR 1960 sampai 2002 pada 7 Agustus 2003. Baca juga: DPR Sahkan 91
Undang-Undang Selama Masa Bakti 2014-2019 Berdasarkan sifatnya, putusan MPR terdiri dari
dua macam yaitu Ketetapan dan Keputusan. Ketetapan MPR adalah putusan MPR yang
mengikat baik ke dalam atau keluar majelis. Keputusan adalah putusan MPR yang mengikat ke
dalam majelis saja.
G. Perda Kabupaten atau Kota Perda Kabupaten atau Kota adalah Peraturan Perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten atau Kota dengan persetujuan bersama Bupati
atau Walikota. Termasuk dalam Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota adalah Qanun yang
berlaku di Kabupaten atau Kota di Provinsi Aceh.
Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU
12/2011 di atas mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan,
lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat.
Peraturan Perundang-undangan ini diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum
mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menunjukkan bahwa manusia diakui dan
diperlakukan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan nilai tersebut, dikembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap
tenggang rasa dan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Berdasarkan nilai-nilai
kemanusiaan, maka Indonesia menentang segala macam bentuk eksploitasi, penindasan oleh
satu bangsa terhadap bangsa lain, oleh satu golongan terhadap golongan lain, dan oleh
manusia terhadap manusia lain, oleh penguasa terhadap rakyatnya.
3. Nilai Persatuan
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai bahwa Indonesia menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Persatuan Indonesia terkait dengan paham kebangsaan untuk mewujudkan
tujuan nasional. Persatuan dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika, dengan memajukan
pergaulan demi kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam pandangan Mochtar Kusumaatmadja,
nilai kesatuan dan persatuan mengamanatkan bahwa hukum Indonesia harus merupakan
hukum nasional yang berlaku bagi seluruh rakyat Indonesia.
a. Pengetahuan Hukum
Pengetahuan hukum ini meliputi pengetahuan tentang perbuatan-perbuatan yang dilarang
hukum seperti penganiayaan, penipuan, penggelapan, dan sebagainya. Selain itu juga
pengetahuan tentang perbuatan-perbuatan yang diperbolehkan oleh hukum seperti jual-beli,
sewa-menyewa, perjanjian, dan sebagainya.
d. Perilaku Hukum
Perilaku hukum ditunjukkan dengan perbuatan menaati aturan-aturan hukum yang berlaku
dalam kehidupan masyarakat. Sebagai warga negara yang baik salah satu kewajibannya adalah
mematuhi aturan perundang-undangan. Perilaku menaati peraturan perundang-undangan
merupakan kewajiban setiap warga negara, tidak terkecuali para pelajar. Perilaku menaati
undang-undang yang wajib dilaksanakan oleh semua orang di antaranya adalah:
Memiliki akta kelahiran.
Mematuhi aturan berlalu lintas.
Menyukseskan wajib belajar pendidikan dasar.
Tidak melakukan tindakan yang melawan hukum.
Kepatuhan kepada hukum merupakan cerminan kepribadian seseorang. Orang yang taat pada
hukum berarti memiliki kepribadian yang baik. Sementara itu, orang yang tidak taat pada
hukum berarti kepribadiannya tidak baik karena sudah mengabaikan kewajibannya.
Laporan lalu lintas setiap tahun selalu mencatat kecelakaan lalu lintas di Indonesia sangat
tinggi. Anak-anak usia sekolah di Indonesia ribuan orang celaka dan meninggal akibat
melanggar aturan mengendarai kendaraan bermotor. Data kecelakaan lalu lintas tersebut
seharusnya menyadarkan kita semua bahwa pelajar SMP dilarang mengendarai kendaraan
bermotor karena merupakan pelanggaran dan mengundang terjadinya kecelakaan.
Dalam masyarakat perkotaan, kemacetan adalah suatu hal biasa dan mudah ditemukan setiap
hari. Kemacetan meningkatkan kejenuhan pengguna jalan, membuat kesabaran pengguna
jalan menjadi hilang, banyak yang melanggar peraturan lalu lintas, menyerobot jalan orang
lain, dan mengambil jalur terlarang demi ingin mencapai tempat tujuan dengan cepat. Tingkat
kecelakaan pun semakin bertambah jika kita berkendara dengan ugal-ugalan atau saling
serobot jalan orang lain.
Kedisiplinan dan kesabaran merupakan hal yang harus dimiliki dalam diri pengguna jalan.
Sebagai warga pengguna jalan kita tidak perlu ikut-ikutan untuk saling menyerobot jalan orang
lain dan bersikap ugal-ugalan di jalan, karena itu akan semakin menambah parah kemacetan.
Tambuhkanlah kembali kesabaran pada diri sendiri karena jika kita tertib berlalu lintas maka
kemacetan pun akan sedikit berkurang dengan kesabaran yang kita miliki maka jumlah
kecelakaan pun akan semakin berkurang. Kesabaran yang kita miliki akan menurunkan resiko
kecelakaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan, kebangsaan,
dan kenegaraan termasuk pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang sesuai dengan
sistem hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di Indonesia
dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan yang lain dalam rangka
mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3.2 Saran
Jadilah warga negara yang mempunyai kepribadian yang baik dengan selalu menaati peraturan
aturan makna yang berlaku. Membiasakan menaati peraturan perundang-undangan dapat
dilakukan dalam berbagai lingkungan, seperti sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.