Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN


KEBIJAKAN NEGARA , ARAH KEBIJAKAN
NEGARA DAN KAIDAH PELAKSANAANNYA

PENYUSUN :

PENYUSUN :

ULFAH RODLIATUN FIRDAUS (2101050062)


RISTIA MUTIARA BAYUNINGSIH (2101050064)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021

Alamat : Jl. KH Ahmad Dahlan, PO BOX 202


Purwokerto 53182 Kembaran Banyumas
Telp : (0281) 636751, 630463, 534424
Fax : (0281) 637239
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 2

1. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN KEBIJAKAN NEGARA,


ARAH KEBIJAKAN DAN KAIDAH PELAKSAAN ......................... 2
A. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan................................................ 2
B. Sumber Hukum Peraturan Perundang-Undangan........................................ 2
C. Peraturan Perundang-Undangan.................................................................. 3
D. Kebijakan Negara....................................................................................... 4
E. Arah Kebijakan........................................................................................... 4
F. Kaidan Pelaksanaan.................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila, yang artinya semua sila yang terkandung dalam Pancasila
adalah landasan bagi Indonesia untuk menjalankan negara sesuai dengan nilai dan maknanya.
Seperti pendapat Bagir Manan, bahwa peraturan perundang-undangan adalah keputusan tertulis
negara atau pemerintah yang berisi petunjuk atau pola tingkah laku yang bersifat dan mengikat secara
umum.
Dengan itu maka fungsi peraturan perundang-undangan Mengatur hubungan antar manusia dalam
hidup bermasyarakat. Menjaga dan melindungi hak-hak warga Negara. Menyelesaikan masalah-
masalah atau sengketa-sengketa secara adil.

Kebijakan negara adalah peraturan atau ketetapan yang dibuat oleh suatu negara. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kebijakan diartikan sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar
dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang
pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, dan garis pedoman untuk
manajemen dalam usaha mencapai sasaran. Contoh kebijakan publik di bidang Pendidikan bisa
meliputi peraturan dan pergantian kurikulum Pendidikan. Tujuan penulisan ini adalah untuk
memaparkan definisi Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan Negara, Arah Kebijakan Negara
dan Kaidah Pelaksanannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu :
1. Apa itu Peraturan Perundang-undangan dan kebijakan?

C. TUJUAN
Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan definisi Peraturan Perundang-undangan dan
Kebijakan Negara, Arah Kebijakan Negara dan Kaidah Pelaksanannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DAN KEBIJAKAN
NEGARA, ARAH KEBIJAKAN DAN KAIDAH PELAKSANAAN
A. PENGERTIAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma
hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga
negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam
Peraturan Perundang-undangan.
Termuatnya Pancasila dalam Pembukaan UUD NRI 1945 dimaksudkan sejak semula
Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, yaitu sebagai landasan dalam
mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia. Karena landasan ini merupakan landasan
yang terpenting atau tertinggi di Indonesia, maka Pancasila merupakan sumbernya segala
sumber hukum yang mengatur kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Oleh karena
itu bagi para pejabat pemerintah, Pancasila harus dijadikan pegangan pokok dalam
melaksanakan tugasnya sehari-hari dan merupakan sumber pokok dalam mengatur
kehidupan masyarakat pada umumnya (Effendy, 1985:37).

D. SUMBER HUKUM
1. Ketetapan MPRS No. XX/MPRS 1966 tentang Sumber Tertib Hukum Republik
Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia
Pancasila sebagai dasar Negara sekaligus sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum.
Hal ini diperkuat melalui kesepakatan bangsa Indonesia tahun 1966 dengan ditetapkannya
Ketetapan MPRS NO. XX/MPRS 1966.
Berdasarkan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS 1966 tanggal 6 Juli 1966 yang
mengesahkan Momerandum DPRGR tanggal 9 Juni 1966, mengenai Sumber Tertib
Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia
disebutkan bahwa sumber dari tertib hukum secara cita-cita moral yang meliputi suasana
kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia, ialah mengenai cita-cita kemerdekaan
individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian nasional dan
mondial, cita-cita politik negenai sifat bentuk dan tujuan Negara, cita-cita moral mengenai
pengejawantahan daripada budi nurani manusia. Pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum, serta cita-cita moral luhur yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa
Indonesia pada tanggal 18 Agustus telah dimurnikan dan dipadatkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar Negara Republik
Indonesia, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan keadilan sosial.

2
2. Ketapan MPRS NO. III/MPRS/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan
Peraturan Perundang-Undangan.
Sidang tahunan MPR tahun 2000 MPR telah mengeluarkan Ketetapan MPR No. III/MPRS/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia
terdiri dari :
a. UUD NRI 1945
b. Ketetapan MPR
c. Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)
e. Peraturan Pemerintah
f. Keputusan Menteri
g. Peraturan Daerah

3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


Undangan.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan pada
pasal 2 disebutkan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Berikutnya
pada pasal 7 ayat (1) menentukan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-Undangan yang
meliputi :
a. UUD NRI 1945
b. Undang- Undang
c. Peraturan Pemerintah (PP)
d. Peraturan Presiden
e. Peraturan Daerah (Perda)

4. Undang- Undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Pelaksanaan Perundang-


Undangan
Pasal 2 Undang-Undang No. 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan menyebutkan bahwa Pancasila merupakan sumber segala hukum negara. Di samping
itu pada Pasal 3 pada undang-undang yang sama juga menyebutkan bahwa UUD NRI 1945
merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-Undangan.

E. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. UUD NRI 1945 adalah hukum dasar yang tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi
dalam tata urusan Peraturan Perundang-undangan nasional.
2. Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR, yang terdiri
dari ketetapan, yaitu putusan MPR yang mengikat baik di dalam atau keluar majelis, dan
Keputusan, yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam majelis saja.
3. Undang-Undang (UU) adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan
Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan
ketentuan : Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut ;DPR dapat menerima atau
menolak Perppu tanpa melakukan perubahan ; Bila disetujui oleh DPR, Perppu ditetapkan
menjadi Undang-Undang ; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
5. Peraturan Pemerintah (PP) adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

3
6. Peraturan Presiden (Perpres) adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
7. Peraturan Menteri (Permen) adalah peraturan perundang-undangan yang mengatur, mengikat
umum, norma perundang-undangan selalu bersifat umum, abstrak, dan berlaku terus menerus
ditetapkan oleh Menteri untuk menjalankan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
atau dibentuk berdasarkan kewenangan sebagimana mestinya.
8. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
DPRD Provinsi dengan persetujuan Gubernur.
9. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan Bupati/Walikota.

F. KEBIJAKAN NEGARA
1. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Politik dan Pemerintah
2. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Ekonomi dan Bisnis
3. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Sosial
4. Kebijakan Negara dalam Bidang Pendidikan
5. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Budaya
6. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Hukum dan Keadilan
7. Kebijakan Negara dalam Pembangunan Bidang Kehidupan antar Umat Beragama

G. ARAH KEBIJAKAN NEGARA


1. Mengaktualisasikan nilai-nilai agama dan budaya luhuir bangsa dalam berbagai kehidupan
sehari-hari.
2. Mengarahkan orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengenalan pendidikan yang
bersumber ajaran agama dan budaya luhur bangsa.
3. Mengupayakan agar setiap program pembangunan dan keseluruhan aktivitas kehidupan
bangsa yang dijiwai oleh nilai etika dan akhlak mulia.

H. KAIDAH PELAKSANAAN
1. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa tersebut menggunakan pendekatan
agama dan budaya.
2. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan melalui pendekatan
komunikatif, dialogis dan persuasif tidak melalui cara indoktrinasi.
3. Mendorong swadaya masyarakat secara sinergis dan berkesinambungan untuk melakukan
internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa.
4. Mengembangkan dan mematuhi etika-etika profesi : etika profesi hukum, politik, ekonomi,
kedokteran, guru, jurnalistik, dan profesi lainnya sesuai dengan pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa.
5. Internalisasi dan sosialisasi serta pengamalan kehidupan berbangsa merupakan bagian dari
pengabdian kepada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.

4
DAFTAR PUSTAKA
Tanireja, Tukiran, Suyahmo, Masrukhi, Ahmad Muhibbin dan Titi Kusrina. 2021. PARADIGMA
TERBARU PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK MAHASISWA. Bandung. Alfabeta, CV.
Hukum.malangkota.go.id. Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan di Indonesia. 2014.
https://hukum.malangkota.go.id/tata-urutan-peraturan-perundang-undangan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai