DALAM PERGAULAN
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
2019/2020
I
KATA PENGANTAR
Penyusun
II
DAFTAR ISI
Daftar Is .......................................................................................iiii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
3.2Saran ......................................................................................... 8
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pancasila sebagai Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Inggris idea yang artinya gagasan, kata kerja
Yunani oida yang artinya melihat dengan budi. Dan kata logi yang
sebenarnya logos yang berarti pengetahuan. Jadi secara sederhana ideologi
adalah kumpulan gagasan, ide, dan keyakinan yang sistematis yang
menyangkutbidang kehidupan manusia. Dalam perkembangannya ideologi
dikemukakan oleh beberapa ahli, pengertian ideologi pada awalnya
dikemukakan oleh Destutt de tracy seorang dari Prancis pada tahun 1796.
Menurutnya ideologi adalah science of ideas. Karakteristik ideologi pancasila
adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang Maha Esa, berarti pengakuan Indonesia atas eksistensi
tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya
2) Penghargaan kepada sesama umat manusia suku bangsa dan bahasanya
3) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan Indonesia. Dalam
kerukunan inilah tercipta keadilan dan ketentraman
4) Kehidupan kita dalam masyrakat dan kenegaraan berdasarkan sistem
demokrasi. Hal ini sesuai sila keempat dalam Pancasila
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dan
kemakmuran adalah cita-cita setiap bangsa hal ini juga tercermin dari nilai-
nilai pancasila.
Ideologi selain memiliki aspek mengenai cita-cita, pemikiran, serta nilai-
nilai yang dianggap baik juga harus memiliki norma yang jelas karena
sebauah ideologi harus mampu direalisasikan di dalam kehidupan praktis
yang merupakan bukti konkret. Sikap positif terhadap Pancasila adalah nilai
yang harus kita tanamkan dan terapkan sebagai warga negara Indonesia. Jika
tidak, niscaya kemiskinan karakter di Indonesia semakin merajalela.
Pancasila bukan hanya sebagai ideologi semata, melainkan pedoman hidup
yang menjadi inspirasi kita untuk bersikap positif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3
2.2 Peranan Pancasila Dalam Pergaulan
Etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai
Pancasila. Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke
dalam norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk
bersikap dan bertingkah laku. Norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan
bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa
yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai
bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi
sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila
mereka dikatakan anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang
manja pada kedua orangtuanya dan tidak mengikuti tren model masa kini.
Pergaulan pada saat ini menjadi sangat riskan dan berbahaya. Banyak anak negeri
yang terjerumus kedalam sisi gelap dalam pergaulan. Terutama mereka yang
kurang kasih sayang dari orang tua sehingga mereka mencari ketenangan dan
kasih sayang dari orang lain. Pencarian teman inilah yang sangat berbahaya,
apabila mereka salah memilih teman maka mereka bisa ikut menjadi salah satu
dari mereka. Banyak pergaulan sekarang yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
Pancasila, padahal dalam isi Pancasila sendiri telah terdapat pedoman dalam kita
bergaul dan berperilaku. Hal ini dikarenakan terdapat lima karakteristik generasi
muda yang mempengaruhi pergaulannya.
4
b. Kedua, generasi muda cenderung memiliki karakteristik suka menerabas,
hantam kromo, dan cenderung berani tanpa memperhitungkan baik dan
buruknya. Karakteristik ini bersesuaian dengan sikap berani yang
cenderung mengarah pada kenekatan. Meski begitu, secara positif, sikap
ini memberikan kekuatan mentalitas bagi generasi muda untuk
mengambil posisi memimpin dalam situasi yang secara normal sulit
dilakukan oleh masyarakat umum. Sehingga tak heran apabila mentalitas
suka menerabas ini menganjurkan generasi muda sebagai agen perubahan
(agent of change), karena proses perubahan harus diawali sikap menolak
situasi yang ada, dan generasi muda menjadi figur terdepan dari
perubahan kearah yang lebih baik tersebut.
5
Disini Pancasila sebagai ideologi Negara dan sebagai landasan dalam bergaul
perlu lebih ditingkatkan dengan sikap patriotisme yang tinggi bagi setiap
generasi muda di Indonesia. Kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM) bukan
menjadi penghalang untuk kita tetap bernaung pada Pancasila. Sikap toleransi
harus dijadikan latar belakang dalam bergaul. Melalui pendidikan diharapkan
mampu menumbuhkan sifat yakin dalam kehidupan bernegara dengan
menjunjung falsafah Pancasila agar visi berbangsa dan bernegara terarah
sesuai dengan cita-cita bangsa dan menjadikan generasi muda sebagai
gerbang emas untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya pembendungan
bentuk radikalisme antar agama hendaknya diminimalisir karena, sikap
tersebut dapat menjadikan momok yang menjerumuskan generasi muda pada
sutuasi yang keluar dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lembaga Pembinaan Masyarakat (LPM) khususnya dalam bidang yang
menjalani tentang permasalahan pada generasi muda diharapkan mampu
sebagai sarana untuk penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatannya.
Juga perlunya peningkatan ketaqwaan dan keimanan melalui pendidikan
agama dan keagamaan baik disekolah maupun lingkungan masyarakat.
Pembinaan kehidupan keluarga yang harmonis juga menjadi salah satu peran
penting untuk mencegah permasalahan pada generasi muda serta pengetahuan
sedini mungkin terhadap anak tentang nilai-nilai Pancasila. Masyarakat
Indonesia seakan terlena dengan demokrasi yang saat ini digembar-
gemborkan. Akibatnya, banyak perilaku dan sikap dari pergaulan mereka
yang menyimpang terutama menyalahi landasan negara kita yaitu Pancasila.
Sikap gengsi yang berlebihan merubah pola hidup bahakan pola pikir mereka
menjadi seorang yang egois. Egois dalam arti mulai melupakan nilai-nilai
luhur Pancasila terutama dalam hal pergaulannya.
Menurut pendapat saya penanaman nilai dan etika pergaulan yang
berlandaskan pada Pancasila seharusnya ditanamkan sejak kecil. Oleh karena
itu, pada saat menjelang remaja anak tidak lagi terombang-ambing oleh
derasnya globalisasi dan kebebasan berdemokrasi. Pemerintah berperan
dalam hal pengawasan. Perlu ditingkakan lagi bentuk pengawasan yang
6
dilakukan pemerintah, karena pada saat ini permerintah lemah dalam
melaksanakan perannya. Pihak berwajib hendaknya bersikap tegas terhadap
remaja yang telah melanggar etika dan nilai-nilai. Sebagai remaja kita juga
harus mendukung LPM yang berada di tengah-tengah masyarakat khususnya
yang menangani tentang sikap dan perilaku remaja agar sikap dan tindakan
para remaja lebih terkendali dan dapat menjadi penerus bangsa Indonesia di
masa akan datang.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara. Benar dan penting adalah jika nilai-nilai dari
Pancasila dari sila satu sampai sila ke lima, Ketuhanan yang Maha Esa, adil dan
beradab kemanusiaan, persatuan Indonesia, demokrasi, yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diterapkan dalam pergaulan sehari-hari. Ada
saat-saat dimana seorang individu akan lupa soal Pancasila, tapi tanpa sadar pula
seorang individu akan menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat
dalam Pancasila, apabila individu itu sudah semenjak dini sudah di ajarkan
mengenai pentingya Pancasila sebagai dasar dalam pergaulan sehari-hari. Seperti
yang kita ketahui, bahwa pancasila merupakan sebagai dasar dari masyarakat
Indonesia. Pancasila juga sebagai ideologi negara yang terbentuk norma untuk
mengatur bangsa ini sehingga menjadi dasar pendoman hidup berbangsa dan
negara. Pergaulan dalam sehari-hari harus juga diiringi pancasila supaya tidak
hilang karena berubahan zaman terus terjadi.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA