Anda di halaman 1dari 12

PERLUNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

DALAM PERGAULAN

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Joko Muji, S.Sos.M.SI

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Galih Pradana (NIM : 1961238)


2. Geri Kristi Vianto (NIM : 1961018)
3. Leonardo Richie Timas (NIM : 1691164)
4. Septiar Dilia Andriyani (NIM : 1961187)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
2019/2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua


limpahan rahmat dan karunianya sehingga makalah dengan
judul “ Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Negara Dalam
Pergaulan” ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari pihak perpustakaan STIE PGRI
Dewantara Jombang yang telah bersedia berkontribusi
bersama dengan meminjamkan beberapa buku untuk referensi
.Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu
menambah pengalaman serta wawasan bagi pembaca.
Sehingga untuk ke depannya dapat memperbaiki baik pada
bentuk maupun isi makalah sehingga menjadi makalah yang
lebih baik lagi.Karena keterbatasan ilmu maupun
pengalamanvpada diri kami, dan kami percaya bahwa tetap
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat berharap saran dan kritik yang membangun berasal
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 02 Oktober 2019

Penyusun

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................ i

Kata Pengantar .............................................................................. ii

Daftar Is .......................................................................................iiii

BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................. 2

2.1 Pancasila Sebagai Ideologi...................................................... 3

2.2 Peran Pancasila Dalam Pergaulan ........................................... 4

BAB III PENUTUP....................................................................... 8

3.1 Kesimpulan ............................................................................. 8

3.2Saran ......................................................................................... 8

Daftar Pustaka ............................................................................... 9

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila selalu merupakan suatu kesatuan, yang tidak dapat


dipisah-pisahkan antara yang satu dengan yang lainnya atau saling
berkaitan satu sama lain. Di Era modern saat ini banyak terjadi
penyimpangan di dalam pergaulan. Hal ini disebabkan menipisnya moral
Pancasila pada bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan
zaman yang terus meningkat harus diimbangi dengan moral Pancasila.
Dengan begitu pemantapan Pancasila sebagai dasar dari moral-moral
masyarakat harus dijalankan secara tegas dan teratur sesuai dengan norma-
norma yang berlaku agar bertujuan untuk memperbaiki pergaulan dan
etika bangsa.
Mempelajari Pancasila lebih dalam dapat menjadikan kita sadar
sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus diwujudkan
dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk mewujudkan identitas bangsa
yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi serta bermoral. Hal lain yang
perlu diperhatikan adalah aspirasi positif terhadap kedudukan pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara dengan cara menampilkan sikap positif
dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan nilai dan budaya
pancasila.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pancasila sebagai ideologi.

2. Apa peranan pancasila di dalam pergaulan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Pancasila sebagai ideologi

2. Mengetahui peranan Pancasila dalam pergaulan

1
BAB II
PEMBAHASAN

Ideologi dan dasar negara kita adalah Pancasila. Pancasila terdiri


dari lima sila. Lima sila adalah: Ketuhanan yang Maha Esa, adil dan
beradab kemanusiaan, persatuan Indonesia, demokrasi, yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ideologi berasal dari kata yang berarti
cita-cita IDEO, ide, memahami konsep dasar, cita-cita. dan logi berarti:
pengetahuan, ilmu pengetahuan dan pemahaman. Dalam istilah sehari-
hari, artinya disamakan ide dengan “cita-cita”. Cita-cita yang dimaksud
adalah cita-cita yang masih ingin dicapai. Hubungan manusia dan cita-cita
disebut ideologi. Ideologi berisi seperangkat nilai-nilai, di mana nilai-nilai
adalah cita-cita atau tugas manusia dan bertindak untuk mencapai nilai-
nilai ini. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah
"Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari halhal tindakan yang
buruk. Pada dasarnya etika membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
nilai-nilai seperti nilai baik dan buruk, nilai susila atau tidak susila, nilai
kesopanan, kerendahan hati dan sebagainya.

2
2.1 Pancasila sebagai Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Inggris idea yang artinya gagasan, kata kerja
Yunani oida yang artinya melihat dengan budi. Dan kata logi yang
sebenarnya logos yang berarti pengetahuan. Jadi secara sederhana ideologi
adalah kumpulan gagasan, ide, dan keyakinan yang sistematis yang
menyangkutbidang kehidupan manusia. Dalam perkembangannya ideologi
dikemukakan oleh beberapa ahli, pengertian ideologi pada awalnya
dikemukakan oleh Destutt de tracy seorang dari Prancis pada tahun 1796.
Menurutnya ideologi adalah science of ideas. Karakteristik ideologi pancasila
adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan yang Maha Esa, berarti pengakuan Indonesia atas eksistensi
tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya
2) Penghargaan kepada sesama umat manusia suku bangsa dan bahasanya
3) Bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan Indonesia. Dalam
kerukunan inilah tercipta keadilan dan ketentraman
4) Kehidupan kita dalam masyrakat dan kenegaraan berdasarkan sistem
demokrasi. Hal ini sesuai sila keempat dalam Pancasila
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan dan
kemakmuran adalah cita-cita setiap bangsa hal ini juga tercermin dari nilai-
nilai pancasila.
Ideologi selain memiliki aspek mengenai cita-cita, pemikiran, serta nilai-
nilai yang dianggap baik juga harus memiliki norma yang jelas karena
sebauah ideologi harus mampu direalisasikan di dalam kehidupan praktis
yang merupakan bukti konkret. Sikap positif terhadap Pancasila adalah nilai
yang harus kita tanamkan dan terapkan sebagai warga negara Indonesia. Jika
tidak, niscaya kemiskinan karakter di Indonesia semakin merajalela.
Pancasila bukan hanya sebagai ideologi semata, melainkan pedoman hidup
yang menjadi inspirasi kita untuk bersikap positif dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.

3
2.2 Peranan Pancasila Dalam Pergaulan

Etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai
Pancasila. Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke
dalam norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk
bersikap dan bertingkah laku. Norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan
bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa
yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai
bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi
sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila
mereka dikatakan anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang
manja pada kedua orangtuanya dan tidak mengikuti tren model masa kini.
Pergaulan pada saat ini menjadi sangat riskan dan berbahaya. Banyak anak negeri
yang terjerumus kedalam sisi gelap dalam pergaulan. Terutama mereka yang
kurang kasih sayang dari orang tua sehingga mereka mencari ketenangan dan
kasih sayang dari orang lain. Pencarian teman inilah yang sangat berbahaya,
apabila mereka salah memilih teman maka mereka bisa ikut menjadi salah satu
dari mereka. Banyak pergaulan sekarang yang menyimpang dari nilai-nilai luhur
Pancasila, padahal dalam isi Pancasila sendiri telah terdapat pedoman dalam kita
bergaul dan berperilaku. Hal ini dikarenakan terdapat lima karakteristik generasi
muda yang mempengaruhi pergaulannya.

a. Pertama, generasi muda kerap kali memiliki mental yang tidak


berorientasi pada mutu. Kecenderungan tersebut diperkuat dengan
keinginan untuk mencoba sesuatu tanpa berupaya untuk mendapatkan
hasil yang setimpal dengan aktivitas yang dilakukan. Karakteristik ini
menggejala pada hampir semua generasi muda. Mentalitas ini secara
umum membentuk karakteristik generasi muda yang sekedar
menampilkan figur keberanian semata tanpa memperhitungkan akibatnya.

4
b. Kedua, generasi muda cenderung memiliki karakteristik suka menerabas,
hantam kromo, dan cenderung berani tanpa memperhitungkan baik dan
buruknya. Karakteristik ini bersesuaian dengan sikap berani yang
cenderung mengarah pada kenekatan. Meski begitu, secara positif, sikap
ini memberikan kekuatan mentalitas bagi generasi muda untuk
mengambil posisi memimpin dalam situasi yang secara normal sulit
dilakukan oleh masyarakat umum. Sehingga tak heran apabila mentalitas
suka menerabas ini menganjurkan generasi muda sebagai agen perubahan
(agent of change), karena proses perubahan harus diawali sikap menolak
situasi yang ada, dan generasi muda menjadi figur terdepan dari
perubahan kearah yang lebih baik tersebut.

c. Ketiga, karena secara psikologis masih labil, generasi muda cenderung


memiliki karakter yang tidak percaya diri, mudah putus asa, minder dan
cenderung berupaya menghindari masalah, karena adanya perasaan bahwa
dirinya tidak akan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab
tersebut. Di sisi lain sikap tersebut juga mengancam eksistensi
kepemimpinan generasi muda karena karakterstik tersebut.

d. Keempat, generasi muda juga cenderung kurang memiliki sikap disiplin,


sulit di atur dan cenderung anti kemapanan. Karakteristik ini menjadi
basis bagi generasi muda untuk menampilkan eksistensinya dan melawan
atau setidaknya tidak mengikuti aturan yang ada, sebagai bagian dari
bentuk protes atau sekedar menarik perhatian bahwa yang bersangkut
aneksis. Karakteristik yang kelima ditegaskan dengan kurangnya generasi
muda pada tanggung jawab yang diembannya. Pada konteks tertentu,
sikap ini diikuti oleh aktifitas negatif. Namun di sisi lain tidak sedikit
ekses dari sikap kurang bertanggung jawab ini berbuah positif.

5
Disini Pancasila sebagai ideologi Negara dan sebagai landasan dalam bergaul
perlu lebih ditingkatkan dengan sikap patriotisme yang tinggi bagi setiap
generasi muda di Indonesia. Kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM) bukan
menjadi penghalang untuk kita tetap bernaung pada Pancasila. Sikap toleransi
harus dijadikan latar belakang dalam bergaul. Melalui pendidikan diharapkan
mampu menumbuhkan sifat yakin dalam kehidupan bernegara dengan
menjunjung falsafah Pancasila agar visi berbangsa dan bernegara terarah
sesuai dengan cita-cita bangsa dan menjadikan generasi muda sebagai
gerbang emas untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya pembendungan
bentuk radikalisme antar agama hendaknya diminimalisir karena, sikap
tersebut dapat menjadikan momok yang menjerumuskan generasi muda pada
sutuasi yang keluar dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lembaga Pembinaan Masyarakat (LPM) khususnya dalam bidang yang
menjalani tentang permasalahan pada generasi muda diharapkan mampu
sebagai sarana untuk penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatannya.
Juga perlunya peningkatan ketaqwaan dan keimanan melalui pendidikan
agama dan keagamaan baik disekolah maupun lingkungan masyarakat.
Pembinaan kehidupan keluarga yang harmonis juga menjadi salah satu peran
penting untuk mencegah permasalahan pada generasi muda serta pengetahuan
sedini mungkin terhadap anak tentang nilai-nilai Pancasila. Masyarakat
Indonesia seakan terlena dengan demokrasi yang saat ini digembar-
gemborkan. Akibatnya, banyak perilaku dan sikap dari pergaulan mereka
yang menyimpang terutama menyalahi landasan negara kita yaitu Pancasila.
Sikap gengsi yang berlebihan merubah pola hidup bahakan pola pikir mereka
menjadi seorang yang egois. Egois dalam arti mulai melupakan nilai-nilai
luhur Pancasila terutama dalam hal pergaulannya.
Menurut pendapat saya penanaman nilai dan etika pergaulan yang
berlandaskan pada Pancasila seharusnya ditanamkan sejak kecil. Oleh karena
itu, pada saat menjelang remaja anak tidak lagi terombang-ambing oleh
derasnya globalisasi dan kebebasan berdemokrasi. Pemerintah berperan
dalam hal pengawasan. Perlu ditingkakan lagi bentuk pengawasan yang

6
dilakukan pemerintah, karena pada saat ini permerintah lemah dalam
melaksanakan perannya. Pihak berwajib hendaknya bersikap tegas terhadap
remaja yang telah melanggar etika dan nilai-nilai. Sebagai remaja kita juga
harus mendukung LPM yang berada di tengah-tengah masyarakat khususnya
yang menangani tentang sikap dan perilaku remaja agar sikap dan tindakan
para remaja lebih terkendali dan dapat menjadi penerus bangsa Indonesia di
masa akan datang.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila adalah dasar negara. Benar dan penting adalah jika nilai-nilai dari
Pancasila dari sila satu sampai sila ke lima, Ketuhanan yang Maha Esa, adil dan
beradab kemanusiaan, persatuan Indonesia, demokrasi, yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusayawaratan perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diterapkan dalam pergaulan sehari-hari. Ada
saat-saat dimana seorang individu akan lupa soal Pancasila, tapi tanpa sadar pula
seorang individu akan menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat
dalam Pancasila, apabila individu itu sudah semenjak dini sudah di ajarkan
mengenai pentingya Pancasila sebagai dasar dalam pergaulan sehari-hari. Seperti
yang kita ketahui, bahwa pancasila merupakan sebagai dasar dari masyarakat
Indonesia. Pancasila juga sebagai ideologi negara yang terbentuk norma untuk
mengatur bangsa ini sehingga menjadi dasar pendoman hidup berbangsa dan
negara. Pergaulan dalam sehari-hari harus juga diiringi pancasila supaya tidak
hilang karena berubahan zaman terus terjadi.

3.2 Saran

Demikianlah pokok bahasan yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan
pengetahuan dan referensi. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Margono (Ed). 2012. Pendidikan Pancasila Topik Aktual Kenegaraan dan


Kebangsaan. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM PRESS)
Immanuel. Materi 44 : Etika Pergaulan.
http://immanueldepok.info/index.php/info-tentang-pembinaan-katekisasi-
gpib/kapita-selekta/311-materi-44-etika-pergaulan . (diakses 12 April 2019)
http://hukum.kompasiana.com/2013/03/06/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-
bangsa-indonesia-539744.html (diakses 12 April 2019)
http://dharianto97.blogspot.com/2019/05/perlunya-pancasila-sebagai-dasar-
dalam.html ( diakses pada tanggal 2 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai