Post-modern-isme, berasal dari bahasa Inggris yang artinya
faham (isme), yang berkembang setelah (post) modern. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 pada bidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari moderninsme. Secara etimologis Postmodernisme terbagi menjadi dua kata, post dan modern. Kata post,dalam Webster’s Dictionary Library adalah bentuk prefix, diartikan dengan ‘later or after’. Bila kita menyatukannya menjadi postmodern maka akan berarti sebagai koreksi terhadap modern itu sendiri. Sedangkan secara terminologi, menurut tokoh dari postmodern, Pauline Rosenau (1992)mendefinisikan Postmodern secara gamblang dalam istilah yang berlawanan antara lain: Pertama, postmodernisme merupakan kritik atas masyarakat modern dan kegagalannya memenuhi janji-janjinya. Juga postmodern cenderung mengkritik segala sesuatu yang diasosiasikan dengan modernitas. Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 dibidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari modernisme khususnya puisi Spanyol dan Amerika Latin. Pada masa ini munculah berbagai macam teori yang berlaku sampai sekarang. Pada akhirnya zaman dimana kita berada sekarang yaitu zaman postmodern. Pemikiran pada periode ini menamakan dirinya postmodern, memfokuskan diri pada teori kritis yang berbasis pada kemajuan dan emansipasi. Kemajuan dan emansipasi adalah dua hal yang saling berkaitan, seperti yang dinyatakan oleh Habermas bahwa keberadaan demokrasi ditunjang oleh sains dan teknologi. • Menekankan emosi dari pada rasio • Menekankan media dari pada isi • Menekankan tanda dari pada makna • Menekankan kemajemukan dari pada penunggalan • Menekankan permainan dari pada keseriusan • Menekankan lokal dari pada universal • Menekankan fiksi dari pada fakta • Menekankan estetika dari pada etika 1. Friedrich Wilhem Nietzsche (1844-1900)
2. Jacques Derrida (Paris, 1930-2004)
Pada masa postmodern seni menjadi sangat luas cakupannya, dengan tawaran kebebasan dan berkarya secara menyeluruh namun tetap saja konsepsi dari postmodern itu sendiri sebagai sebuah pemikiran yang kritis sehingga karya seni yang dihasilkan tidak terbatas oleh visual dan estetika saja namun menuntut riset yang mendalam dan menyeluruh dalam berkarya sehingga terdapat gagasan dan pertangungjawaban dari karya seni yang dihasilkan bahkan tak jarang pertanggungjawaban dari karya seni yang lebih diutamakan, ini adalah cerminan dari pemikiran kritis atau budaya filosofi yang dianut oleh postmodern. • Orang postmodern dianggap hanya bisa mengkritisi tanpa bisa menyelesaikan permasalahan. • Selalu lepas tangan setelah mengkritik sesuatu. • Postmodern hanya akan melahirkan pengamat hebat tapi ragu dalam mengambil tindakan • Postmodernisme dimulai pada tahun 1968 setelah perang kedua usai sedangkan modernisme dimulai pada tahun 1890 dan berlangsung sampai sekitar tahun 1945. • Postmoderisme menentang penggunaan pemikiran logis sedangkan modernisme didasarkan oleh penggunaan akal dan pikiran logis untuk memperoleh pengetahuan. • Postmodernisme menganggap karya seni berdasarkan hiper-realitas artinya dapat terpengaruh oleh media sedangkan moderntisme beranggapan bahwa karya seni adalah otentik. • Selama perkembangan postmodernisme seiring perkembangan computer, seni dapat dituangkan ke dalam digital dan mereka dapat melakukan pemaknaan terhadap seni itu sendiri sedangkan modernisme karya sastra dipandang sebagai karya unik seniman