Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

MODUL III
PENGAMATAN TUMBUHAN

DI SUSUN OLEH
NAMA : JAYA I. MADINA
STAMBUK : G 701 19 084
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN :RISKA SEPTIANA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

SEPTEMBER, 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tingkat organisasi kehidupan tumbuhan di mulai dari sel. Sel bersama sel-sel
sejenis membentuk jaringan. Jaringan-jaringan yang berbeda menyusun suatu
organ yang memiliki fungsi tertentu. Organ-organ yang berbeda bekerja
bersama-sama membentuk suatu sistem organ. Jaringan adalah kumpulan
struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo,
1989).

Pada percobaa ini kita mempelajari jaringan tumbuhan. Dalam perkembangan


ilmu biologi, jaringan di manfaatkan untuk mengembangbiakkan tanaman
dengan teknologi maju, yaitu kultur jaringan. Suatu jaringan pada tumbuhan
ditanam dengan media buatan. Jaringan tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman
baru. Dengan teknologi kultur jaringan, akan di peroleh tanaman baru yang sama
dengan induknya dan pengembangbiakannya  memerlukan waktu yang lebih
singkat dibandingkan dengan menanam tumbuhan secara konvensional (Kimball,
1992).

Berdasarkan uraian diatas, maka yang melatarbelakangi praktikum ini adalah


untuk dapat mengetahui kehidupan suatu tumbuhan harus dimulai dari sel yang
kemudian membentuk jaringan yang akan menyusun suatu organ yang memiliki
fungsi tersendiri. Jaringan-jaringan tersebut dapat ketahui melalui morfologi dan
anatomi pada tumbuhan.
1.2 Tujuan

Tujuan dalam praktikum ini adalah dapat memahami struktur morfologi,


anatomi, dan histologi sistem organ pada tumbuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama
serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun
pertumbuhan pada tumbuhan (Mukhtar, 1992).

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan
mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan
(Kimball, 1992).

Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai
tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya
menebal dalam pola-pola berkas (Kimball, 1991).

Xilem dan floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh.
Floem berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan (Kimball, 1991).

Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan yang hanya memiliki satu kotiledon. Adapun
karakter yang paling kuat dari tanaman berkeping tunggal ini antara lain daun
lembaga, akar yang berbentuk serabut, daun yang berselang seling, bagian tulang
daunnya sejajar dan cenderung berbentuk layaknya pita serta masih banyak lagi
lainnya (Tjirosoepomo, 2007).
Ciri yang paling khas adalah bijinya tidak Tumbuhan berkeping biji
tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok membelah karena
hanya memiliki satu daun lembaga (Ardiansah, 2009).
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan berbunga yang memiliki biji berkeping dua.
Tumbuhan yang masuk ke dalam kelompok dikotil ini mempunyai sepasang daun
lembaga atau yang kita kenal dengan sitilah kotiledon. Daun lembaga tersebut
terbentuk sudah sejak tahapan biji dengan demikian sebagian besar anggotanya
memiliki bebijian yang mudah sekali terbelah menjadi dua bagian. Hal inilah yang
menjadi pembeda utama antara tumbuhan dikotil /dengan monokotil yang justru
kepingan bijinya tunggal. Pada tumbuhan dikotil batang terdiri atas kayu dan kulit
yang dapat dipisahkan. Diantara keduanya terdapat lapisan kambium. Kambium
tersusun dari sel-sel yang selalu membelah, seperti meristem pucuk (Aryuliana,
2004).
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan baik
mengenai akar, batang, daun, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan
terdiri atas 3 (tiga) organ pokok, akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium).
Tumbuhan yang mempunyai ketiga unsur pokok tersebut adalah golongan karmofita
(karmofita berasal dari bahasa yunani yaitu, cormus berarti akar, batang, dan daun.
Sedangkan phyta berarti tumbahan). Selain itu bagian lain dari tumbuhan dapat
dikatakan sebagai turunan (derivat) dari salah satu atau dua bagian pokok tersebut
yang telah mengalami perubahan bentuk, sifat dan fungsi (Setiawan, 2010).
Struktur akar tumbuhan monokotil merupakan jenis akar serabut. Akar serabut adalah
sejumlah akar yang terdapat pada pangkal tumbuhan yang besar dan panjangna
hampir sama. sistem perakaran serabut terbentuk pada waktu akar primer membentuk
cabang sebanyak-banyaknya. Cabang akar yang tumbuh tidak menjadi besar, tetapi
akan tumbuh akar lagi. Lalu akar primer akan mengecil sehingga mirip dengan
serabut. Fungsi dari akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
Selain itu akar serabut juga berfungsi sebagai penyerap air dan zat mineral lainnya
dari dalam tanah (Atinirmala, 2006).
Struktur batang tumbuhan monokotil Batang tumbuhan monokotil memiliki batang
pembuluh tidak teratur, tidak memiliki kambium, batang beruas-ruas dan licin serta
batang tidak dapat bertambah besar. Fungsi dari batang tumbuhan monokotil antara
lain ialah untuk menyokong tumbuhan, tempat lintasan untuk makanan dan air,
pembentuk tubuh tumbuhan seperti daun dan bunga tanaman, penyimpanan sebagian
hasil fotosintesis, memberikan bentuk tubuh tumbuhan dan sebagai alat reproduksi
vegetatif (Woelaningsih 2001; Hidayat 1990).
Struktur daun tumbuhan monokotil, Daun merupakan salah satu organ tumbuhan
yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun tumbuhan
monokotil berbentuk pita  memanjang ada yang lebar dan ada yang kecil. Fungsi dari
daun tumbuhan monokotil yang  pertama  adalah tempat terjadinya fotosintesis. pada
tumbuhan monokotil fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Yang Kedua ialah
Sebagai organ pernapasan, di dalam daun terdapat stomata yang berfungsi sebagai
organ respirasi. Ketiga adalah sebagai Tempat terjadinya transpirasi, dan yang ke
empat adalah sebagai Alat perkembangbiakan vegetatif (Kartasapoetra, 1988).
Biji merupakan alat perkembangbiakan generatif yang terbentuk dari bakal biji. Di
dalam biji terdapat calon individu baru yang disebut embrio. Bagian-bagian dalam
biji dapat di bedakan menjadi tiga bagian yaitu kulit biji, tali pusat dan inti
biji. Struktur biji tumbuhan monokotil Biji tanaman monokotil merupakan biji
berkeping satu, ciri-ciri dari biji tanaman monokotil ini adalah bijinya tunggal, kulit
biji terletak pada bagian paling luar, pada beberapa biji tumbuhan monokotil dapat di
jumpai beberapa lapisan sel memanjang secara radial yang menyerupai palisade tetapi
tanpa ruang-ruang interseluler (Lakitan 1993).
Struktur kecambah tumbuhan monokotil Tipe perkecambahan biji monokotil adalah
hipogeal, yaitu tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula muncul ke
atas permukaan tanah, sedangkan kotiledonnya tertinggal di dalam tanah (Fahn
1991).
Struktur dari akar tumbuhan dikotil adalah jenis akar tunggang. Akar tunggang adalah
akar pada tanaman yang mempunyai akar primer atau akar utama yang masuk ke
dalam tanah secara kokoh. Akar utama tersebut membesar dan mempunyai cabang
dengan ukuran yang jauh berbeda  dari akar utama sehingga perbedaan utama antara
akar tunggang dan serabut adalah pada pola persebarannya (Woelaningsih, 2001).
Struktur morfologi Pada batang tumbuhan dikotil, batngnya memiliki cabang-cabang
dan tekstur kulit batangnya kasar. Batang tanaman juga bisa bertumbuh panjang dan
membesar, selain itu pada batang tumbuhan dikotil memiliki kambium, kambium imi
terletak seecara teratur di antara dua jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem.
Kegiatan kambium mengarah pada pembentukan jaringan baru secara melintang
sehingga menyebabkan diameter batang membesar (Kartasapoetra, 1988).
Struktur daun pada tumbuhan dikotil adalah Bentuk tulang daun menyirip, sebagai
contoh dapat dilihat pada tanaman mangga, jambu, rambutan, dan sebagainya. tulang
daun yang menjari pada tumbuhan dikotil (Sumardi dan Pudjoarinto 1994).
Struktur perkecambahan pada  tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer,
hipokotil,  kotiledon,  epikotil, dan daun pertama. Pada perkecambahan tanaman
dikotil, kotiledon akan ikut naik ke atas tanah mengikuti pertumbuhan tanaman, dan
kemudia akan terlepas dengan sendiriny (Hidayat 1990).
Anatomi berasal dari bahasa yunani yang berarti terpisah atau potongan. Secara
umum anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur bagian tubuh yang
saling terpisahkan dan saling berhubungan antara satu dan lainnya (Grey, 1995)
Bunga atau kembang (bahasa latin : Flos) merupakan alat reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga (divisi Magnoliophyta atau Angiospermae). pada bunga terdapat
organ reproduksi, yaitu putik dan benang sari. (Esiti B. Hidayat : 1990)
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah organ pokok
dan merupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama yaitu batang dan
daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan dengan fungsinya
sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Jika kita memperhatikan bagian
dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan modifikasi dari batang,
sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk
dan warnanya berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan
sebagian lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi. Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual.
Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan,
disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu
bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung
dalam satu bunga.( Gembong Tjitrosoepomo : 1988)
Bunga lengkap atau bunga sempurna (floscompletus) yaitu jenis bunga yang memiliki
bagian steril (receptacle, petala, sepala) dan bagian fertil (androecium, gynoecium).
Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flosin-completus) yaitu jenis bunga
yang tidak memiliki salah satu organ pada bagian steril atau fertil. (Subagio : 1990)
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa 25September 2019 Pukul 15.00
sampai dengan selesai bertempat di Laboratorium Biosistematik Tumbuhan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop sebagai alat
untuk pengamatan, silet/kater untuk memotong objek sekecil dan setipis
mungkin, pipet tetes untuk mengambil air dari cawan petri, kaca objek untuk
tempat diletakkannya objek yang akan diamati, kaca penutup untuk menutup
objek yang ada dikaca objek, cawan petri sebagai tempat untuk air atau cairan
lainnya. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tumbuhan dikotil
seperti bayam, jarak merah, dan bunga kembang sepatu. Tumbuhan monokotil
seperti bunga kertas, dan rumput teki. Yang akan di teliti yaitu akar, batang dan
daun dari tanaman tersebut

3.3 Prosedur kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan Morfologi Tumbuhan

1. Diambil masing-masing satu pohon dari kelompok tumbuhan monokotil


dan dikotil
2. Diamati morfologi akar, batang dan daun
3. Digambarkan ketiga organ tersebut pada kedua kelompok tumbuhan
b. Pengamatan Anatomi tumbuhan

1. Disiapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan


2. Dibuatlah irisan melintang akar, batang dan daun dari tanaman dikotil dan
monokotil
3. Digunakan kuas kecil ambil irisan tersebut, kemudian letakkan diatas
kaca objek secara terpisah dan tetsi dengan air atau pewarna
4. Ditutup dengan kaca penutup secara perlahan
5. Diamati di bawah mikroskop
6. Digambar dan berikan keterangan secara lengkap
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Berdasarkan praktikum ini hasil dari pengamatan tersebut adalah :

No Hasil Pengamatan Keterangan


1. Morfologi Akar Monokotil 1. Rambut akar
2. Akar primer
3. Leher akar

Morfologi Akar Dikotil 1. Ujung Akar


1 2. Rambut Akar
3. Batang Akar
2 Utama
4. Cabang Akar
5. Leher Akar
3

5
2. Morfologi Daun Monokotil 1. Ujung daun
1 (Apex foli)
2. Pertulangan
Daun
2 (Mervatio)
3. Tepi Daun
(Margofoli)
3 4. Helai Daun
(Lamina)
4

Morfologi Daun Dikotil 1. Ujung Daun


(Apex foli)
2. Daun
Bertulang
Menjari
3. Tepi Daun
4. Tulang Ibu
5. Tangkai

1
2 3 4
5
3. Morfologi Bunga Monokotil 1. Mahkota
2. Benang Sari
3. Putik
1 4. Batang Sari

2 3
4

Morfologi Bunga Dikotil 1. Mahkota


1 bunga
2 2. Kepala Putik
3 3. Kepala sari
4
6 4. Benang sari
5 5. Kelopak
6. Tangkai Putik
7. Tangkai
7 Bunga

4. Anatomi Akar Monokotil 1. Epidermis


2. Floem
3. Xilem

1
2

3
Anatomi Akar Dikotil 1. Floem
2. Epidermis
2
3. Xilem
1

5 Anatomi Batang Monokotil 1. Floem


2. Xilem
3. Epidermis
1 4. Ikatan
2 Pembulu
5. Jaringan Dasar

3
4 5

Anatomi Batang Dikotil 1. Floem


2. Xilem
3. Epidermis
1 4. Empelur
2 5. Korteks

3
4 5

4.2 Pembahasan
Tumbuhan monokotil adalah kelompok tumbuhan berkeping biji tunggal dan
hanya memiliki satu daun lembaga. Ciri-ciri tumbuhan monokotil adalah :
Berakar serabut, tulang daun berbentuk sejajar atau melengkung, tidak
memiliki kambium, kelopak bunga berjumlah tiga atau kelipatannya, batang
beruas ruas, memiliki tudung akar, akar dan batangnya tidak bisa tumbuh
membesar, berkas pengangkutnya pada batang dalam bentuk tersebar. Contoh
tumbuhan monokotil antara lain adalah jagung, jahe, laos, kencur, kunyit,
kelapa, kelapa sawit, pinang, aren, talas dan lain sebagainnya. Jika
dikelompokkan suku-suku yang termasuk tumbuhan monokotil diantaranya
rumput-rumputan, pinang-pinangan, pisang-pisangan, anggrek-anggrekkan
serta jahe-jahean.

Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki dua buah keping biji yang
pada tahap perkecambahan keping bijinya akan membelah menjadi dua daun
lembaga. Ciri-ciri tumbuhan dikotil adalah : Berakar tunggang, tulang
daunnya berbentuk atau berpola menjari atau menyirip, memiliki kambium
yang dapat tumbuh dan membesar pada bagian akar dan batang, tidak
mempunyai tudung akar yang akan melindungi akar, kelopak bunga berjumlah
2, 4, 5, atau kelipataannya, memiliki batang yang bercabang-cabang, berkas
pengangkut pada batang tersusun dalam bentuk lingkaran, serta tipe berkas
pengangkutnya kolateral terbuka. Contoh tumbuhan dikotil antara lain dalah
songkon, karet, durian, randu, putri malu, lamtora, saga, kapas, tomat, cabai,
dan masih banyak lagi.

Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi secara umum terdiri dari akar,
batang, daun, dan bunga. Disaat yang bersamaan, tumbuhan harus mengambil
sumber daya dari tanah dan udara. Air dan mineral dari tanah, sedangkan
udara adalah tempat tersedianya CO2 dan sinar matahari yang tidak dapat
menembus tanah. Oleh karena itu, tumbuhan memiliki sistem akar yang
berada di bawah permukaan tanah dan sistem tunas yang berada diatas
permukaan tanah. Setiap sistem saling membutuhkan satu sama lain.

Dari hasil pengamatan struktur morfologi tumbahan sebelumnya, ada


beberapa macam yang dapat di temukan pada tumbuhan baik monokotil
maupun dikotil. Setiap bagian-bagian tumbuhan memiliki struktur dan fungsi
yang berbeda-beda.

Akar merupakan bagian yamg terpenting bagi tumbuhan selain daun. Secara
umum bagian akar yaitu epdermis, dan jaringan dasarnya. Perbedaan akar
dikotil dan monokotil terletak pada kambiumnya. Pada akar dikotil, xilem dan
floemnya terdapat kambium sedangkan jika akar monokotil tidak ada. Serta
adanya perbedaan daun monokotil dan dikotil. Pada tumbuhan dikotil dan
monokotil memiliki 3 sistem jaringan yaitu epidermis, mesofip, dan spongy.
Perbedaan dari helaian mahkota faktor utama dalam pemilihan dikotil atau
monokotil. Perbedaan akar tunggang dengan akar serabut yaitu akar serabut
terjadi karena akar mereduksi dan akar tumbuh. Sedangkan akar tunggang
tumbuh dan berkembang.

Batang. Secara morfologis batang terdiri atas buku, ruas, tunas aksiler, dan
tunas terminal. Fungsi batang diantarnya yaitu meneruskan air dan zat-zat
mineral dari akar keseluruh tubuh terutama daun. Fungsi transportasi zat
mampu dilakukan batang karena adanya struktur jaringan-jaringan pembuluh,
yaitu pembuluh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem). Secara anatomis,
xilem tersusun oleh sel-sel panjang berupa trakeid dan unsur pembuluh.
Trakeid adalah sel panjang dan tipis dengan ujung runcing. Unsur pembuluh
biasanya lebih lebar, pendek, dinding selnya lebih tipis, dan kurang runcing.
Floem dibentuk oleh rangkaian sel yang disebut anggota pembulu tapis.
Dinding ujung antara anggota pembulu tapis disebut lempengan tapis yang
memiliki pori sehingga cairan mengalir dengan mudah dari sel ke sel
sepanjang pembuluh itu. Jaringan pembuluh xilem dan floem sama-sama
terdapat pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Tumbuhan monokitil dan
dikotil memiliki tipe pembuluh batang berbeda. Perbedaan itu terdapat pada
susunan jaringan-jaringan pembuluhnya. Susunan jaringan pembuluh
monokotil tersebar secara kompleks, sedangkan pada pembuluh dikotil
tersusun rapi berbentuk lingkaran.

Daun merupakan organ utama tempat terjadinya fotosintesis. Fotosintesis


adalah proses metabolism pengubahan karbondioksida dan air menjadi zat
gula (dan zat lain) serta oksigen dengan bantuan energi sinar matahari.
Struktur-struktur apa yang ada pada “dapur kecil” daun hingga mampu
‘memasak’ makanan permukaan daun bagian atas dan bawah diselubungi oleh
jaringan yang tersusun dari satu atau lebih lapisan sel, yaitu epidermis.
Fungsinya sebagai lapisan pelindung kerusakan fisik dan organisme patogen.
Stomata memungkinkan terjadinya pertukaran gas, khususnya CO2 antara
udara disekitar daun dengan jaringan fotosintesis dalam daun. Stomata juga
berfungsi sebagai jalan penguapan air saat proses transpirasi. Biasanya,
jumlah stomata lebih banyak pada lapisan daun bagian bawah. Antara
epidermis atas dan epidermis bawah terdapat jaringan dasar yang disebut
mesofil. Kebanyakan mesofil daun tumbuhan dikotil terdiri atas 2 bagian,
yaitu parenkim palisade dibagian atas dan parenkim spons dibagian bawah.

Bunga merupakan organ paling penting bagi tumbuhan, khususnya


Angiospermae karena bunga merupakan alat reproduksi dan berperan dalam
pewarisan sifat. Fungsi bunga didukung oleh struktur alat reproduksi yang ada
pada bunga, yaitu benang sari (stemen) dan putik (pistil). Benang sari
merupakan seperangkat alat reproduksi jantan yang terdiri atas bagian tangkai
sari (filament), kepala sari (anther), dan serbuk sari (pollen). Sedangkan putik
merupakan alat reproduksi betina yang terdiri atas bagian-bagian tangkai putik
(stile), kepala putik (stigma), dan bakal buah (ovary). Serbuk sari (pollen)
merupakan sekumpulan sel-sel kelamin (gamet) jantan yang akan membuahi
gamet betina dibakal buah. Bakal sel gamet jantan akan mengalami
pematangan dengan melakukan pembelahan sel membentuk dua sel aktif
serbuk sari.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Morfologi ilmu yang mempelajari tentang bentuk organisme, terutama hewan


dan tumbuhan yang mencakup bagian-bagiannya.Sistem perakaran pada akar
monokotil yaitu serabut sedangkan dikotil sistem perakaran
tunggang.Perbedaanya yaitu dari batas ujung akar, akar monokotil memiliki
kambium sedangkan pada akar dikotil tidak memiliki kambium.Pada dikotil
tersusun satu lingkungan pada batang dikotil pembuluhnya angkut tipe kolerat
terbuka yaitu xilem dan floem terdapat kambium, sedangkan pada monokotil
berkas pembuluhnya tampak tersebar

5.2 Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum ini harus ada hasil pengamatan yang
jelas mengenai jaringan jaringan yang ada pada tumbuhan baik monokotil dan
dikotil. Agar kita sebagai praktikan dapat mengerti dengan benar letak letak
jaringan pada tambuhan sehinggah kita tidak asal menjuk tempat jaringan itu
berada, dan juga kita tidak perlu mencari gambar pembanding.
DAFTAR PUSTAKA

Atinirmala. (2006).

Ardiansah. (2009).

Aryuliana. (2004)

Brotowidjoyo, M. D. (1989). Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta.

Fahn. (1991).

Gembong Tjitrosoepomo. (1988).

Grey (1995). Anatomi Tumbuhan. Penerbit UI: Jakarta

Hidayat, S. B. (1990). Anatomi Tumbuhan Berbiji Penerbit ITB: Bandung.

Kartasapoetra. (1988).

Kimball, John. W. (1991). Biologi Umum, Terjemahan Siti Soetarni dan Nawangsari
Sugiri. Erlangga: Bandung.

Kimball, John. W. (1992). Biologi Jilid I, Terjemahan Siti Soetarni dan Nawangsari
Sugiri, Erlangga: Bandung.

Lakitan. (1993).
Mukhtar. (1992).
Setiawan. (2010).
Subagio. (1990).
Sumardi., & Pudjoarinto. (1994).
Tjitrosoepomo. (2007).
Woelaningsih. (2001).
Woelaningsih. (2001)., & Hidayat (1990)
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : JAYA I. MADINA


STAMBUK : G 701 19 084
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
ASISTEN : RISKA SEPTIANA

No Hari/tanggal Koreksi Paraf


.
1. Perbaiki Setelah itu
langsung print.
Jangan lupa di baca
kembali sebelum
dikumpul ke
®
asistennya

Anda mungkin juga menyukai