Anda di halaman 1dari 5

PERAN WARGA NEGARA DALAM ASPEK KEHIDUPAN BERBANGSA

DAN BERNEGARA

1. Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan

1.1 Pengertian Warga Negara, Penduduk, dan Warga Negara Asing

Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Mengenai pengertian orang-orang bangsa
Indonesia asli ada penafsiran bahwa orang Indonesia asli adalah golongan-golongan orang-orang yang
mendiami Bumi Nusantara secara turun temurun sejak zaman tandum.

Sedangkan yang dimaksud penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
bertempat tinggal di Indonesia (Pasal 26 ayat (2) UUD 1945). Dengan demikian Warga Negara Asing
(WNA) dapat dinyatakan sebagai penduduk ketika bersangkutan telah bertempat tinggal selama 1
tahun berturut-turut. Secara tegas tentang diakuinya WNA sebagai penduduk negara dinyatakan dalam
pasal 13 UU No. 3 Tahun 1946 bahwa barang siapa bukan warga negara Indonesia, ialah orang
asing.

Bangsa adalah sekelompok manusia bersama keturunan dan budaya serta hidup bersama di
suatu wilayah. Rakyat adalah orang-orang yang bernaung dibawah pemerintah tertentu. Sedangkan
dalam Demokrasi Pancasila mengartikan rakyat ialah sejumlah orang yang dikuasai, diperintah,
dilindungi, dipelihara, diasuh oleh penguasanya.

1.2 Pengertian Kewarganegaraan

1.2.1 Perspektif Ide Kewarganegaraan

Dalam perspektif ide ini dapat dipilih setidaknya menjadi enam pengertian.Pertama,
kewarganegaraan sebagai konstruksi legal. Kedua, sebagai posisi netralitas. Ketiga, sebagai ketertiban
dalam kehidupan komunal. Keempat, kewarganegaraan dikaitkan dengan upaya pencegahan terhadap
konflik-konflik berdasarkan perbedaan kelas. Kelima, sebagai upaya pemenuhan diri. Keenam,sebagai
proses hermeneutik yang berupa dialog dengan tradisi, hukum, dan institusi.
1.2.2 Perspektif Prinsip Warga Negara sebagai Subyek Politik

Dilihat dari prinsip ini, dikenal konsep kewarganegaraan menurut: sistem politikliberal,
sistem politik yang bersifat otoriter, penekanan pentingnya hak-hak dasar, dan dialektis.

2. Peran Warga Negara Dalam Kehidupan Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial, Budaya dan
Hankam

Dengan memiliki status sebagai warga negara , maka orang memiliki hubungan hukum
dengan negara. Hubungan itu berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal balik. Sebagai
warga negara maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat dengan negaranya. Secara teori,
status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan positif. Peran (role) warga negara juga
meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif (Cholisin, 2000)

2.1 Macam-Macam Peran Warga Negara:

1.1.1 Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

1.1.2 Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta ambil
bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.

1.1.3 Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari negara
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
1.1.4 Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan negara
dalam persoalan pribadi

2.2 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Politik

Peran warga negara dalam kehidupan berpolitik pada dasarnya dapat dinyatakan berupa hak
warga negara untuk berpartisipasi dan mempengaruhi setiap proses pembuatan dan pelaksanaan
kebijakan publik oleh para pejabat atau lembaga-lembaga negara/pemerintah. Peran warga negara di
bidang politik sangat penting, karena dapat untuk mewujudkan kebebasan mengeluarkan pikiran dan
pendapat, serta kebebasan berserikat. Kebebasan tersebut merupakan faktor penentu untuk
menumbuhkan kehidupan politik yang demokratis. Peran warga negara di bidang politik dijamin
dalam pasal 28 UUD 1945.

2.3 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Hukum

Peran serta bila ditinjau dari segi hukum merupakan bagian dari partisipasi masyarakat,
bentuk-bentuk peran sertanya antara lain pengajuan keberatan terhadap rancangan keputusan atau
rancangan rencana. Bentuk-bentuk lain seperti dengar pendapat, angket lisan maupun tertulis,
pertimbangan melalui lembaga masyarakat, hak bicara dari komisi pertimbangan, dan sebagainya.

Peran warga negara di bidang hukum dapat dipahami dari ketentuan pasal 27 ayat (1) UUD
1945, yang berbunyi: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

2.4 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Ekonomi

Dimensi peran warga negara dalam kehidupan ekonomi, secara garis besar akan mencangkup
segi perencanaan dan pelaksanaan terutama akan berkaitan dengan pembuatan keputusan atau
kebijakan pembangunan ekonomi yang merupakan politik ekonomi. Wujud peran warga negara dalam
hal ini dapat berupa memberikan masukan (peran aktif) agar politik ekonomi mampu mewujudkan
demokrasi ekonomi, sehingga kesejahteraan seluruh rakyat dapat diwujudkan.

Contoh peran warga negara dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan masukan agar politik ekonomi mampu mewujudkan demokrasi ekonomi, sehingga
rakyat dapat mencapai kesejahteraan.

2. Memberikan masukan untuk mengatasi sentralistis ekonomi, terwujudnya monopoli dan


oligopoli yang dapat menyebabkan semakin banyaknya pengangguran.

2.5 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Sosial Budaya

Sosial budaya dapat meliputi bidang-bidang sebagai berikut: kesejahteraan sosial, kesehatan,
agama, pendidikan, dan kebudayaan (ilmu pengetahuan dan teknologi masuk unsur kebudayaan).
Peran warga negara dalam kehidupan sosial budaya adalah ikut berpartisipasi dalam pengembangan
dan pelerstarian ilmu serta budaya yang ada di negaranya.

2.6 Peran Warga Negara dalam Kehidupan Hankam

2.6.1 Konsep Wujud dan Alasan Pembelaan terhadap Negara

Peran warga negara di bidang hankam pada dasarnya merupakan pembelaan terhadap negara.
Konsep pembelaan terhadap negara adalah keikut sertaan dalam upaya pertahanan negara. Upaya
pertahanan Negara meliputi: 1) mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, 2) keutuhan
wilayah, 3) keselamatan bangsa dari segala macam ancaman.

Sedangkan wujud pembelaan terhadap negara berupa hak-kewajiban melalui: 1) PKN, 2)


pelatihan dasar kemiliteran wajib, 3) pengabdian sebagai prajurit TNI, 4) pengabdian sesuai profesi.
Sedangkan alasan mengapa negara perlu dibela oleh warganya dapat dijelaskan dari berbagai
pandangan atau perspektif.

2.6.2 Sistem Pertahanan Negara

Sistem pertahanan negara adalah system pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional secara total, terpadu, terarah, dan berlanjut
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara. Ada
dua sistem pertahanan yang dianut yakni: 1) menghadapi ancaman militer maka TNI sebagai
komponen utama. 2) menghadapi ancaman non-militer.
Pada intinya rakyat secara tidak langsung sudah berkontribusi dalam bidang pertahanan dan
kemananan dengan mengerjakan profesinya masing-masing secara profesional. Pertahanan itu tidak
berarti harus menjaga garis perbatasan. Tapi pertahanan dimulai dari diri sendiri. Jika kita cukup
berpegang teguh dan memiliki rasa nasionalisme dalam pribadi masing-masing, negara kita sudah
cukup aman dengan pertahanan yang kuat. seperti macan yang sedang tertidur, tapi bagaimanapun
macan tetaplah macan. Jadi, sewaktu-waktu apabila negara kita diserang, kita sudah siap untuk
memepertahankan negara ini.

PERAN WARGA NEGARA DALAM ASPEK KEHIDUPAN


BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dalam penyusunan makalah ini penulis mencoba membandingkan dengan penelitian lain, namun
masih dengan tema yang sama yakni berpolitik dengan hati nurani dan etika yang baik.Dari data
yang didapatkan terdapat perbedaan sebagai berikut :
1. Politik hati nurani merupakan suatu suara hati untuk melakukan sesuatu atas dasar kebaikan
sedangkan pada penelitian kedua tentang etika politik merupakan suatu tanggung jawab dan
kewajiban manusia.
2. Hati nurani merupakan suatu kesadaran dalam berpikir mengenai hal yang baik dan buruk yang
bisa disebabkan oleh suatu tindakan sedangkan etika politik merupakan suatu tindakan yang
harus dipertanggung jawabkan berdasarkan suatu kewajiban yang dimilikinya dan tidak
melanggar norma norma yang ada.

Anda mungkin juga menyukai