Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Negara Dan Warga Negara

Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus
tunduk pada kekuasaan negara, karena organisasi negara sifatnya mencakup semua orang
yang ada di wilayahnya, dan kekuasaan negara berlaku bagi orang-orang tersebut.
Sebaliknya negara juga memiliki kewajiban tertentu terhadap orang-orang yang menjadi
anggotanya. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada di dalamnya,
masyarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti terwujudnya ketenteraman,
ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat. Tanpa melalui organisasi negara kondisi
masyarakat yang semacam itu sulit untuk diwujudkan, karena tidak ada pemerintahan yang
mengatur kehidupan mereka bersama. Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau
bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya mempunyai
kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dari negara itu. Warga negara adalah
orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara.
Pembicaraan hubungan negara dan warga negara sebenarnya merupakan pembicaraan yang
amat tua. Thomas Hobbes, tokoh yang mencetuskan istilah terkenal Homo homini lupus
(manusia pemangsa sesamanya), mengatakan bahwa fungsi negara adalah menertibkan
kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan masyarakat,
namun kedudukan negara adalah penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak
terjadi konflik, pencurian dan lain-lain. (Wibowo, 2000: 8).
Persoalan yang paling mendasar hubungan antara negara dan warga negara adalah masalah
hak dan kewajiban. Negara demikian pula warga negara samasama memiliki hak dan
kewajiban masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak
negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula sebaliknya
berbicara kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga negara.
Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya memiliki
hak namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain untuk
menyimpangkannya. Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan
membuat hak yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.
Pada bab ini akan dibahas pengertian hak dan kewajiban, hak dan kewajiban negara dan
warga negara menurut UUD 1945, serta pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga
negara di negara Pancasila
Peran Warga Negara

Dengan memiliki status sebagai warga negara , maka orang memiliki hubungan hukum
dengan negara. Hubungan itu berwujud status, peran, hak dan kewajiban secara timbal
balik. Sebagai warga negara maka ia memiliki hubungan timbal balik yang sederajat
dengan negaranya. Secara teori, status warga negara meliputi status pasif, aktif, negatif dan
positif. Peran (role) warga negara juga meliputi peran yang pasif, aktif, negatif dan positif
(Cholisin, 2000)

Peran warganegara:
 Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat (berpartisipasi) serta
ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama dalam mempengaruhi keputusan publik.
 Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta pelayanan dari
negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur tangan
negara dalam persoalan pribadi 

Peran Warga Negara Dalam Kehidupan Politik, Hukum, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam

1.      Peran Warga Negara dalam Kehidupan Politik


Peran warga negara dalam kehidupan berpolitik pada dasarnya dapat dinyatakan berupa
hak warga negara untuk berpartisipasi dan mempengaruhi setiap proses pembuatan dan
pelaksanaan kebijakan publik oleh para pejabat atau lembaga-lembaga negara/pemerintah.
Peran warga negara di bidang politik sangat penting, karena dapat untuk mewujudkan
kebebasan mengeluarkan pikiran dan pendapat, serta kebebasan berserikat. Kebebasan
tersebut merupakan faktor penentu untuk menumbuhkan kehidupan politik yang
demokratis. Peran warga negara di bidang politik dijamin dalam pasal 28 UUD 1945.
a.       Pemerintah yang Baik
Peran warga negara dalam ikut serta mengembangkan pemerintahan yang bersih dari
KKN, pada dasarnya adalah untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good
govermance). Pemerintah yang baik adalah yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,
kepatutan, dan norma hukum untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dari
dan bebas dari KKN.

b.      Kepemimpinan yang Berkualitas


Kepemimpinan yang berkualitas akan muncul karena pendidikan, pengalaman dan
pengetahuan yang sebelumnya mengarahkan seorang calon pemimpin, demikian menurut
teori sosial dan psikologi. Dengan kata lain menurut teori ini pemimpin itu dibentuk bukan
dilahirkan (leader are made not born) dan teori keturunan (genesis/heredity theory) serta
teori situasional.
c.       Otonomi Daerah
Otonomi daerah merupakan suatu pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemikiran. Dengan demikian
otonomi daerah merupakan kewenangan penyelenggaraan pemerintah sendiri dalam koridor
pusat.
d.      Budaya Demokrasi
Budaya demoksari pada dasarnya berupa nilai-nilai dan perlaku yang menjunjung
pengembangan sistem politik demokrasi. Beberapa sikap politik demokratis yang akan
menghasilkan perilaku yang demokratis, diantaranya adalah sikap politik: akomodatif,
resiprokal dan moderat.
2.   Peran Warga Negara dalam Kehidupan Hukum
Peran warga negara di bidang hukum dapat dipahami dari ketentuan pasal 27 ayat (1)
UUD 1945, yang berbunyi: Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.
3.      Peran Warga Negara dalam Kehidupan Ekonomi

a. Konsep Demokrasi Ekonomi


Demokrasi Ekonomi adalah cara mengatur perekonomian dimana kesejahteraan seluruh
rakyat terjamin, karena kesejahteraan merupakan hak asasi setiap anggota masyarakat.
Dalam konsep ekonomi tidak boleh ada kemiskinan dan keterbelakangan, sebaliknya
demokrasi ekonomi tidak boleh membiarkan orang atau kelompok mendapat dan
menyalahgunakan kesempatan untuk menguasai akumulasi dan konsentrasi sumber daya
bagi kepentingan pribadi, untuk hidup kaya raya dan berlimpah-limpah. Keadilan dan
pemerataan kesempatan adalah makna dan jiwa demokrasi ekonomi.

b. Ciri khas Ekonomi Liberalis dan Sosialis


Ciri khasnya antara lain terlihat pada prinsip menekankan aktivitas dan kretivitas
individu dan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. Hal ini sejalan dengan teori ekonomi
Barat yang mengnggap hakekat manusia adalah memntingkan dirinya sendiri. Begitu pula
dengan dasar moral ekonomi liberal (kebebasan)
Sedangkan ekonomi sosialis (komunis) cirikhasnya antara lain terlihat pada
memperlakukan manusia dalam masyarakat hanya sebagai obyek dari elit pemerintah yang
dianggap sebagai diktator ploretariat.

c. Masalah dan Dimensi Peran Warga Negara dalam Kehidupan Ekonomi


Dimensi peran warga negara dalam kehidupan ekonomi, secara garis besar akan
mencangkup segi perencanaan dan pelaksanaan terutama akan berkaitan dengan pembuatan
keputusan atau kebijakan pembangunan ekonomi yang merupakan politik ekonomi. Wujud
peran warga negara dalam hal ini dapat berupa memberikan masukan (peran aktif) agar
politik ekonomi mampu mewujudkan demokrasi ekonomi, sehingga kesejahteraan seluruh
rakyat dapat diwujudkan.

4.      Peran Warga Negara dalam Kehidupan Sosial Budaya


Sosial budaya dapat meliputi bidang-bidang sebagai berikut: kesejahteraan social,
kesehatan, agama, pendidikan, dan kebudayaan (ilmu pengetahuan dan teknologi masuk
unsure kebudayaan).
5.      Peran Warga Negara dalam Kehidupan Hankam

a. Konsep Wujud dan Alasan Pembelaan terhadap Negara


Peran warga negara di bidang hankam pada dasarnya merupakan pembelaan terhadap
negara. Konsep pembelaan terhadap negara adalah keikut sertaan dalam upaya pertahanan
negara. Upaya pertahanan Negara meliputi: 1) mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara, 2) keutuhan wilayah, 3) keselamatan bangsa dari segala macam
ancaman.
Sedangkan wujud pembelaan terhadap negara berupa hak-kewajiban melalui: 1) PKN,
2) pelatihan dasar kemiliteran wajib, 3) pengabdian sebagai prajurit TNI, 4) pengabdian
sesuai profesi. Sedangkan alasan mengapa negara perlu dibela oleh warganya dapat
dijelaskan dari berbagai pandangan atau perspektif.

b. Sistem Pertahanan Negara


Sistem pertahanan negara adalah system pertahanan yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional secara total, terpadu,
terarah, dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara. Ada dua system pertahanan yang dianut yakni: 1)
menghadapi ancaman militer maka TNI sebagai komponen utama. 2) menghadapi ancaman
non-militer.
c. Peran Warga Negara di Bidang Pertahanan Negara sebagai Unsur Komponen
Pertahanan Negara.
Komponen pertahanan Negara mencanhkup:
1)      Komponen utama: TNI/POLRI/unsure pemerintahan di luar pemerintahan.
2)      Komponen cadangan: warga negara, SDA, SDB, sarana dan prasarana nasional.
3)      Komponen pendukung: warga negara, SDA, SDB, sarana prasarana.

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/peran-warganegara-dalam-aspek-
kehidupan.html
http://fathasafitry.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/57218/Buku-Modul-Kuliah-
Kewarganegaraan.pdf

Anda mungkin juga menyukai