Anda di halaman 1dari 4

Nama : Moch Rizal Sahidinnur

NIM : 858686345
Matkul : PKN
No Abs : 19

Modul 11

Kegiatan Belajar 1

1. Hubungan warga Negara yang cerdas dengan kompetensi warga Negara


Warga Negara adalah anggota dari sekelompok manusia yang hidup dan tinggal di suatu
wilayah hokum tertentu. Warga Negara harus tunduk dan taat kepada aturan yang berlaku di
negaranya dengan melaksanakan aturan itu dengan baik dan bertanggungjawab. Warga
negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi warga negara, sebab warga negara
yang cerdas harus memenuhi sejumlah kompetensi serta mampu mengaplikasikannya atau
melaksanakan kompetensi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi merupakan
sejumlah kemampuan direfleksikan dalam perilaku atau perbuatan sehari hari. Warga
Negara sebagai bagian penting dari eksitensi Negara sudah barang tentu dituntut untuk
memiliki kompetensi atau kemampuan-kemampuan yang direfleksikan dalam sikap,
perilaku atau perbuatan sebagai warga Negara masyarakat dan warga Negara.
2. Liputan kompetensi warga Negara yang dapat mendukung
Ricey mengemukakan enam kompetensi dasar (basic competencies) warga negara :
1. Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan informasi
2. Menjaga dan membina ketertiban
Dalam hal ini, akan dapat terwujud bila setiap warga negara memiliki kesadarn kuat
terhadap peraturan yang berlaku serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Soerjono Soekanto(1990),ada 4 indikator penting mengembangkan kesadarn hukum,(1)
pengetahuan hukum, (2) pemahaman, (3) sikap hukum, (4) perbuatan hukum
3. Membuat keputusan
Di sini warga negara yang cerdas (civic intelligence) adalah yang mampu mengambil
keputusan dimana tidak didasari sikap emosional, melainkan sikap dan tindakan
rasional, logis dan sistematis.
4. Kemampuan berkomunikasi
5. Kerja sama
6. Melakukan berbagai Kepentingan dengan benar
3. Dimensi warga Negara yang cerdas
Warga negara yang cerdas sebagaimana hendak diwujudkan melalui pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ( civic education ) tidak semata-mata memenuhi kualifikasi
a. cerdas secara intelektual ( Intellectual Quotion ) melainkan
b. cerdas secara emosional ( Emotional Intelligence ), 
c. cerdas spiritual ( Spiritual intelligence ),
d. cerdas secara moral ( Moral intelligence )

Kegiatan Belajar 2

1. Jelaskan makna dan pentingnya partisipasi itu


Partisipasi lazim dimaknai sebagai keterlibatan atau keikutsertaan warga negara dalam
berbagai kegiatan kehidupan bangsa dan Negara
Partisipasi merupakan salah satu ciri warga Negara yang baik. Tidak ada alasan bagi seorang
warga Negara untuk tidak berpartisipasi karena partisipasi merupakan suatu keharusan bagi
warga Negara, sebagai pemilik kedaulatan. Tanpa adanya partisipasi warga masyarakat
maka kehidupan demokrasi akan terhambat dalam perkembangannya.
2. Bentuk bentuk partisipasi menurut koentjaraningrat
Bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat ( 1994 ) :
a. Berbentuk tenaga
Dalam partisipasi dalam bentuk tenaga di mana warga Negara yang terlibat atau ikut
serta dalam berbagai kegiatan melalui tenaga yang dimilikinya karenanya bentuk
partisipasi ini disebut sebagai partisipasi secara fisik. Contoh ikut serta dalam kegaiatan
kerja bakti
b. Berbentuk pikiran
Partisipasi dalam bentuk pikiran dilakukan melalui sumbangan ide, gagasan atau
pemikiran untuk memcahkan masalah-msalah yang dihadapi bersama dan untuk
kebaikan bersama pula. Contoh menyampaikan saran masukan untuk pemerintah melaui
media massa dengan cara yang baik
c. Berbentuk materi ( benda )
Partisipasi dalam bentuk materi berhubungan dengan benda atau materi tertentu seagai
perwujudan dalam keikutsertaan warga Negara tersebut. Contoh memberikan
sumbangan atau bantuan korban bencana alam

3. Bandingkan partisipasi politik dengan social


politik adalah keterlibatan warga negara dalam kehidupan sistem politik, yang mana
disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing warga negara.

Partisipasi sosial warga negara erat hubungannya dengan kegiatan atau aktivitas warga
negara sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut serta dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan.
4. Pelaksanaan bentuk partisipasi politik konvensonal dan non konvensional
Partisipasi politik merupakan keterlibatan atau peran serta suatu individu atau kelompok
(organisasi) didalam dunia politik untuk menyampaikan pendapat dalam mencapai tujuan
organisasi.

Partisipasi politik konvensional merupakan partisipasi politik yang sesuai dengan aturan atau


konstitusi yang berlaku.

Sebaliknya, Partisipasi politik non-konvensional merupakan partisipasi politik yang tidak


sesuai dengan konstitusi yang ada.

Bentuk partisipasi politik konvensional :


1. Pemberian suara
2. Diskusi Politik
3. Kegiatan Kampanye
4. Membentuk dan bergabung dalam kelompok kepentingan
5. Komunikasi individual dengan pejabat politik administratif

Bentuk partisipasi politik non-konvensional :


1. Pengajuan Petisi
2. Berdemonstrasi
3. Konfrontasi
4. Mogok
5. Tindak kekerasan politik terhadap harta benda

Kegiatan Belajar 3

1. Diskusikan mengapa dalam melaksanakan hak dan kewajiban harus memperhatikan hak dan
kewajiban orang lain
Karena dalam menggunakan hak dan kewajiban ada beberapa aspek yang harus diperhatikan
yaitu aspek pembatasan hokum. Yang membatasi dan mejaga jangan sampai dalam
melaksanakan hak dan kewajiban jangan sampai menimbulkan kerugian bagi orang lain atau
dalam kehidupan ini kita selalu berhubungan dengan orang lain maka apa yang telah kita
lakukan jangan sampai merugikan orang lain. Dengan seimbangnya hak dan kewajiban
keharmonisan hidup akan terjaga
2. Jelaskan makna tanggungjawab dan bagaimana keterkaitannya dengan hak dan kewajiban
kita

Menurut pada ahli:


a. Ridwan Halim (1998) tanggung jawab sebagai suatu akibat lebih lanjut daripelaksanaan
peranan,baik perananitu merupakan hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan.
b. Purbacaraka (1998) tanggung jawab lahir atas penggunaan fasilitas dalam penerapan
kemampuan tiap orang untuk menggunakan hak dan melaksanakan kewajibannya
Jadi, setiap pelaksanaan kewajiban dan setiap penggunaan hak baik yang dilakukan secara
tidak memadai maupun yang dilakukan secara memadai pada dasarnya tetap harus disertai
dengan pertanggungjawaban, demikian pula dalam pelaksanaan kekuasaan
3. Diskusikan dengan kelompok anda pandangan pada filsuf, yakni aristoteles dan plato
tentang warga Negara yang bertanggung jawab
Aristoteles menyampaikan bahwa warga Negara yang baik adalah warga Negara yang
bertanggungjawab, sedangkan warga Negara yang baik adalah warga Negara yang memiliki
keutamaan atau kebajikan selaku warga Negara.
Plato mengemukaan bahwa ada empat keutamaan atau kebajikan yang dihubungkan dengan
tiga bagian jiwa manusia. Keempat kebajikan itu ialah pengendalian diri yng berhubungan
dengan nafsu, keperkasaan, yang dihubungkan dengan semangat, kebijaksanaan atau
kearofan yang dihubungkan dengan akal, dan keadilan yang dihubungkan dengan ketiga
bagian jiawa manusia.
Dalam analisis kami, pandangan aristoteles tentang kebajikan atau keutamaan sebagai warga
Negara lebih realistit dan masih sangat relevan dengan keadaan dalam konteks kehidupan
warga negra saat ini. Dalam kehidupan suatu Negara, adanya keragaman individu warga
Negara serta status dan peran merupakan suatu hal yang tak terbantahkan. Oleh karena itu
dalam mengaktualisasikan fungsi dan peran itu dilakukan dengan cara dan bentuk yang
berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai