Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Kadek Surya Adi Pranata

Nim : 045184644

1. Simpulkan ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia seperti kasus di atas menggunakan konsep
analisis dari Jean Bodin!
Jawaban:
Jean Bodin adalah seorang filsuf politik Prancis yang dikenal dengan kontribusinya dalam teori
kedaulatan negara.
Analisis kedaulatan negara oleh Jean Bodin tidak secara khusus berlaku untuk kasus tertentu di
Indonesia atau mencakup ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia.
Jean Bodin mengembangkan teori kedaulatan negara yang lebih bersifat umum, tanpa merujuk
secara spesifik pada negara-negara tertentu.

Makna “ kedaulatan ” dalam bahasa Indonesia dipahami sebagai suatu istilah yang lazim
digunakan untuk menjelaskan pengertian kekuasaan yang tertinggi, khususnya kekuasaan dalam
suatu negara. Dalam hukum tata negara kedaulatan Tuhan (theokrasi) dibedakan dengan kedaulatan
rakyat (demokrasi). Bangsa Indonesia secara umum telah sepakat menganut kedaulatan rakyat.
Maksudnya kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah rakyat karena asal kekuasaan berasal
dari rakyat. Sebagai konsekuensinya segala kebijakan pemerintah harus berlandaskan kemauan
rakyat (Nugroho, 2004). Pemerintah dalam menjalankan tugasnya berkewajiban menjaga kedaulatan
negara sekaligus memfasilitasi berkembangtumbuhnya kedaulatan diri warga negara Indonesia
secara maksimal.
Perpaduan kedaulatan politik dan ekonomi tidak akan memberikan makna yang manusiawi tanpa
dibingkai dalam nilai-nilai kultural yang telah menjadi kepribadian bangsa. Substansi dari
pemikiran tersebut kemudian dibingkai menjadi bagian dari Pancasila sebagai dasar negara dan
menjadi ciri khas kedaulatan yang ada di Indonesia. Pancasila sejak awal tidak hanya diarahkan
untuk mensitimulasi tumbuh kembangnya pribadi-pribadi manusia Indonesia yang baik. Pancasila
sejak awal perumusannya lebih diorientasikan sebagai dasar negara yang diharapkan menjadi
sumber hukum yang berlaku di Indonesia.
Dalam konteks itulah praktek kehidupan politik, ekonomi dan budaya, khususnya yang terkait
dengan regulasi yang menata struktur kehidupan berbangsa dan bernegara harus selalu mengacu
pada Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus falsafah bangsa menjadi ciri khas
kedaulatan yang ada di Indonesia yaitu kedaulatan rakyat.

Dalam kasus kedaulatan di Indonesia, berikut adalah simpulan mengenai ciri khas kedaulatan yang
dapat dianalisis dengan konsep Bodin:
1. Kedaulatan Absolut:
Jean Bodin menekankan pentingnya kekuasaan tunggal dan absolut yang dimiliki oleh negara.
Dalam konteks Indonesia, ciri khas kedaulatan yang tercermin adalah adanya kekuasaan tertinggi
yang dipegang oleh negara sebagai lembaga yang mewakili kehendak rakyat.
Kekuasaan negara di Indonesia bersifat absolut dalam hal mengatur, melindungi, dan menjaga
kepentingan nasional serta melaksanakan kebijakan publik.

2. Legitimasi Demokratis:
Meskipun kedaulatan absolut menekankan pada kekuasaan yang kuat dan sentralistik, dalam
konteks Indonesia, kedaulatan juga berakar pada legitimasi demokratis.

Proses pemilihan umum dan pengambilan keputusan politik melalui mekanisme demokrasi
memberikan legitimasi kepada pemerintahan dan institusi negara, sehingga kekuasaan yang absolut
tidak berarti sewenang-wenang, tetapi mewakili suara dan kehendak rakyat.

3. Pemisahan Kekuasaan:
Konsep pemisahan kekuasaan juga relevan dalam analisis kedaulatan di Indonesia.
Dalam sistem pemerintahan Indonesia, kekuasaan dibagi antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pemisahan kekuasaan ini bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan dan menjamin
keseimbangan antara kekuatan negara.

2. Analisis demokrasi pancasila seperti kasus di atas berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada
subjek wewenang!
Jawaban:

Demokrasi Pancasila adalah sistem demokrasi yang menggabungkan prinsip-prinsip demokrasi


dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Dalam konteks demokrasi Pancasila, bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang dapat dilihat
melalui beberapa aspek, seperti pemilihan umum, partisipasi politik, dan struktur kelembagaan.
Berikut adalah analisis mengenai demokrasi Pancasila berdasarkan bentuk legitimasi eliter pada
subjek wewenang:

1. Pemilihan Umum:
Pemilihan umum merupakan mekanisme sentral dalam demokrasi Pancasila untuk memberikan
legitimasi pada elit politik.
Pemilihan umum yang bebas, adil, dan transparan memberikan kesempatan bagi rakyat untuk
memilih wakil-wakil mereka di lembaga-lembaga pemerintahan.
Dalam proses pemilihan umum, elit politik yang mendapatkan dukungan dan suara mayoritas
rakyat akan mendapatkan legitimasi untuk memegang jabatan dan mengambil keputusan politik.

2. Partisipasi Politik:
Demokrasi Pancasila mendorong partisipasi politik yang luas dari rakyat.
Partisipasi politik yang aktif dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk masyarakat biasa,
kelompok masyarakat, dan elit politik, merupakan elemen penting dalam memberikan legitimasi
pada sistem politik.
Partisipasi politik yang melibatkan beragam elemen masyarakat memberikan kesempatan bagi
warga negara untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dan memberikan suara mereka,
sehingga memberikan legitimasi pada keputusan politik yang diambil oleh elit politik.

3. Struktur Kelembagaan:
Sistem politik Indonesia memiliki struktur kelembagaan yang diatur dalam konstitusi dan hukum
negara.
Kelembagaan, seperti lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta lembaga-lembaga
pemerintah daerah, menjadi wadah bagi elit politik untuk memegang dan menjalankan wewenang
politik. Struktur kelembagaan ini memberikan legitimasi pada elit politik yang mengisi
posisi-posisi tersebut sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ditetapkan.
Dalam konteks demokrasi Pancasila, bentuk legitimasi eliter pada subjek wewenang juga dapat
dianalisis melalui hubungan antara elit politik dan masyarakat dalam menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan.

Berikut adalah beberapa aspek yang dapat diperhatikan:


1. Pelayanan Publik:
Legitimasi eliter dalam demokrasi Pancasila dapat tercermin dalam kemampuan mereka untuk
menyediakan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat. Elit politik yang mampu memberikan
pelayanan publik yang efektif dan responsif kepada rakyat mendapatkan dukungan dan legitimasi
sebagai penguasa yang bertanggung jawab.

2. Akuntabilitas:
Legitimasi eliter juga bergantung pada tingkat akuntabilitas mereka terhadap masyarakat.
Elit politik yang bertanggung jawab, terbuka, dan transparan dalam menjalankan tugas-tugas
mereka, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan negara, pengambilan keputusan, dan
implementasi kebijakan, memperoleh legitimasi dari rakyat.

3. Partisipasi Masyarakat:
Bentuk legitimasi eliter juga dapat terkait dengan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan politik.
Masyarakat yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan politik, seperti memberikan masukan,
melibatkan diri dalam dialog dan diskusi kebijakan, atau mengawasi tindakan elit politik,
memberikan legitimasi pada elit politik yang mampu menerima dan merespons aspirasi dan
kebutuhan masyarakat.

4. Representasi yang Adil:


Legitimasi eliter dalam demokrasi Pancasila juga terkait dengan representasi yang adil dalam
lembaga-lembaga pemerintahan.
Elit politik yang mampu mewakili beragam kelompok dan kepentingan masyarakat, termasuk yang
berasal dari berbagai lapisan sosial dan daerah, memberikan legitimasi pada sistem politik.
Penerapan konsep legitimasi eliter pada subjek wewenang dalam konteks demokrasi Pancasila
membantu memahami pentingnya interaksi antara elit politik dan masyarakat dalam menentukan
legitimasi dan keabsahan kekuasaan politik.
3. Bagaimana klasifikasi negara Inggris menurut pemahaman anda berdasarkan analisis dari konsep
teori Leon Duguit!
Jawaban:

Menurut pemahaman saya berdasarkan analisis dari konsep teori Leon Duguit, klasifikasi negara
Inggris dapat dijelaskan sebagai negara dengan karakteristik campuran antara negara hukum (rule
of law) dan negara sosial (social state).

Leon Duguit adalah seorang ahli hukum Prancis yang mengembangkan teori tentang negara hukum
dan negara sosial pada awal abad ke-20.
Menurut Duguit, negara hukum adalah negara yang berfokus pada perlindungan hak-hak individu,
menjaga supremasi hukum, dan menegakkan keadilan.
Sementara itu, negara sosial adalah negara yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap
kesejahteraan masyarakat dan memperhatikan redistribusi kekayaan.
Dalam konteks Inggris, klasifikasi ini dapat diterapkan karena negara tersebut memiliki
prinsip-prinsip negara hukum yang kuat dengan sistem hukum umum yang terkenal di dunia, yaitu
common law.

Inggris juga menghargai hak-hak individu dan menjaga supremasi hukum dalam praktek
pemerintahannya. Namun demikian, Inggris juga memiliki elemen negara sosial yang terlihat
melalui sistem kesejahteraan yang kuat dan peran pemerintah dalam memberikan layanan publik
dan perlindungan sosial kepada warganya.
Contohnya adalah National Health Service (NHS) yang menyediakan pelayanan kesehatan gratis
bagi seluruh penduduk Inggris.
Selain itu, konsep teori Leon Duguit juga menekankan pentingnya tanggung jawab negara terhadap
kepentingan umum dan keadilan sosial.
Dalam konteks Inggris, ini dapat terlihat melalui kebijakan publik yang bertujuan untuk
mengurangi kesenjangan sosial, mendorong inklusi sosial, dan memberikan perlindungan bagi
kelompok yang rentan.
Contohnya, pemerintah Inggris telah mengadopsi kebijakan kesejahteraan sosial yang melibatkan
pemberian tunjangan sosial, subsidi perumahan, serta program-program bantuan lainnya bagi
individu dan keluarga yang membutuhkan.

Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan kesetaraan sosial dan memastikan bahwa
semua warga negara mendapatkan akses yang adil terhadap kebutuhan dasar.
Namun, perlu dicatat bahwa klasifikasi negara Inggris sebagai perpaduan antara negara hukum dan
negara sosial tidaklah mutlak.
Pengklasifikasian negara sering kali rumit dan tergantung pada banyak faktor seperti perkembangan
politik, ekonomi, dan sosial dalam suatu negara.

Oleh karena itu, pemahaman terhadap klasifikasi negara Inggris berdasarkan teori Leon Duguit
dapat menjadi suatu sudut pandang yang bermanfaat, tetapi juga perlu diperhatikan dengan konteks
dan perubahan zaman yang terus berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai