NIM : 045377291
Fakultas : FHISIP
Jurusan : Ilmu Hukum (S1)
Mata Kuliah : Ilmu Perundangundangan Tugas : 2 (dua)
Jawaban Tugas 2
Jawaban :
Penting untuk diingat bahwa ini adalah gambaran umum mengenai kekuatan
hukum Keppres dan Perpres, dan ada juga faktor-faktor lain yang dapat
memengaruhi implementasi dan keberlakuan dari masing-masing peraturan
tersebut, seperti penegakan hukum dan interpretasi dari lembaga-lembaga yang
berwenang.
Jawaban :
Maklumat Polri adalah instruksi atau pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepala
Kepolisian untuk mengatur kepatuhan terhadap suatu kebijakan atau peraturan
tertentu. Meskipun memiliki dampak operasional dalam penegakan hukum dan
keamanan, Maklumat tidak memiliki tingkat kekuatan hukum yang sama dengan
undang-undang atau peraturan perundang-undangan lainnya.
Dalam hal ini, jika ada pelanggaran terhadap Maklumat Polri, aparat penegak
hukum, termasuk Polri, dapat mengambil langkah-langkah penegakan hukum
sesuai dengan kewenangannya, seperti melakukan penyelidikan, penangkapan,
atau penuntutan terhadap individu atau kelompok yang melanggar ketentuan yang
diatur dalam Maklumat tersebut.
b. Berikan analisis anda apakah Surat Keputusan Bersama yang dibuat oleh Menteri
Dalam Negeri, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika,
Jaksa Agung, Kapolri, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) dapat dikategorikan sebagai Keputusan Menteri.
Jawaban :
Keputusan Menteri merujuk pada keputusan yang dikeluarkan oleh seorang Menteri
dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai dengan bidang yang menjadi
kewenangannya. Dalam kasus SKB ini, meskipun melibatkan beberapa Menteri,
tetapi SKB tidak dikeluarkan oleh satu Menteri secara individual.
Dalam konteks ini, SKB yang dikeluarkan oleh Menteri Dalam Negeri, Menteri
Hukum dan HAM, Menteri Komunikasi dan Informatika, Jaksa Agung, Kapolri, dan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merupakan instrumen
kebijakan yang mengatur larangan kegiatan, penggunaan simbol, dan atribut, serta
penghentian kegiatan Front Pembela Islam (FPI). SKB ini memiliki kekuatan hukum
yang mengikat para pihak yang terlibat, baik pemerintah maupun masyarakat.
Namun, secara langsung SKB tidak dikategorikan sebagai Keputusan Menteri
karena melibatkan lebih dari satu Menteri dalam penerbitannya. SKB lebih tepat
dikategorikan sebagai instrumen kebijakan yang dikeluarkan oleh beberapa
kementerian/lembaga yang bekerja sama, dengan tujuan mengatur masalah atau
kebijakan tertentu yang melibatkan bidang tugas masing-masing lembaga tersebut.
Sumber referensi :
UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan dan Tata
Naskah Dalam Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan