0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
215 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi informasi tentang rencana judul penelitian tentang fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan hukum di Indonesia. Diberikan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dapat diangkat. Juga disebutkan teori hukum yang dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk menyelesaikan penelitian.
Dokumen tersebut berisi informasi tentang rencana judul penelitian tentang fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan hukum di Indonesia. Diberikan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dapat diangkat. Juga disebutkan teori hukum yang dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk menyelesaikan penelitian.
Dokumen tersebut berisi informasi tentang rencana judul penelitian tentang fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan hukum di Indonesia. Diberikan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang dapat diangkat. Juga disebutkan teori hukum yang dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka untuk menyelesaikan penelitian.
• Rencana Judul Penelitian: "Fungsi Prolegnas dalam peta alur pembentukan
hukum di Indonesia" Buatlah Latar Belakang masalah singkat (300 – 500 Kata) dari rencana judul di atas?
Prolegnas merupakan pedoman dan pengendali penyusunan peraturan
perundang- undangan tingkat pusat yang mengikat Lembaga yang berwenang membentuk peraturan perundang-undangan. Pembentukan peraturan perundang- undangan yang sesuai dengan Prolegnas tidak saja akan menghasilkan peraturan perundangundangan yang diperlukan untuk mendukung tugas umum pemerintahan dan pembangunan sesuai dengan amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan hukum masyarakat sesuai dengan tuntutan reformasi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maupun di masa yang akan datang.
Dasar hukum untuk melakukan kegiatan Prolegnas ini adalah sebagaimana
disebutkan Pasal 15 Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan mengatakan bahwa: “perencanaan penyusunan undang-undang dilakukan dalam suatu Prolegnas”. Dengan demikian Prolegnas merupakan instrument perencanaan pembentukan peraturan perundang-undangan tingkat pusat yang memuat skala prioritas Program Legislasi Jangka Menengah dan Tahunan yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis oleh Dewan Perwakilan Rakyat RI bersama Pemerintah sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dalam rangka mewujudkan sistem hukum nasional yang sesuai dengan amanat konstitusi.
Adapun pengertian dari Prolegnas tersebut, sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 1 ayat (9) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan mengartikan Program Legislasi Nasional sebagai suatu instrumen atau suatu mekanisme, dikatakan dalam pasal tersebut bahwa: “Program Legislasi Nasional adalah instrumen perencanaan program pembentukan Undang-Undang yang disusun secara berencana, terpadu, dan sistematis.”
Penyusunan Prolegnas didasarkan pada visi pembangunan hukum nasional,
yaitu: terwujudnya negara hukum yang adil dan demokratis melalui pembangunan sistem hukum nasional dengan membentuk peraturan perundang-undangan yang aspiratif, berintikan keadilan dan kebenaran yang mengabdi kepada kepentingan rakyat dan bangsa di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk melindungi segenap rakyat dan bangsa, serta tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang diemban adalah:
• Mewujudkan materi hukum di segala bidang dalam rangka penggantian
terhadap peraturan perundang-undangan warisan kolonial dan hukum nasional yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat yang • Mengandung kepastian, keadilan, dan kebenaran, dengan memperhatikan nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat; • Mewujudkan budaya hukum dan masyarakat yang sadar hukum; • Mewujudkan aparatur hukum yang berkualitas, profesional, bermoral dan berintegritas tinggi; dan • Mewujudkan lembaga hukum yang kuat, terintegrasi dan berwibawa
• Dari Abstrak diatas, silahkan anda rumuskan 2 (dua) Rumusan masalah
apa yang bisa diangkat dan jelaskan? • Bagaimana bentuk penyelesaian tumpang tindihnya Undang-Undang 1945? • Bagaimana solusi dan implementasi dari Undang-Undang 1945 yang saling bertentangan?
• Dari Wacana pada Permasalahan ke 2, Tulislah secara ringkas 3 (tiga) Teori
Hukum yang dapat menjadikan Tinjauan Pustaka dalam menyelesaikan penelitian tersebut? Dasar hukum yang dijadikan sebagai pedoman bagi Negara Indonesia adalah Peraturan Perundang-undangan. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan merupakan sebuah sistem, karena di dalamnya terdapat beberapa peristiwa/tahapan yang terjalin dalam satu rangkaian yang tidak terpisahkan antara satu dan lainnya. Tahapan tersebut yaitu tahap perencanaan, tahap penyusunan, tahap pembahasan, tahap pengesahan, tahap pengundangan, dan tahap penyebarluasan. Oleh sebab itu, norma hukum yang hendak dituangkan dalam rancangan Peraturan Perundang- undangan, benar-benar telah disusun berdasarkan pemikiran yang matang dan perenungan yang memang mendalam, semata-mata untuk kepentingan umum (public interest), bukan kepentingan pribadi atau golongan.
Sebagai negara hukum, demokrasi Peraturan Perundang-Undangan dicitrakan
dan menjawab semua permasalahan-permasalahan kebangsaan dengan kepentingan politis partai politik dan politisi di lembaga perwakilan. Sebagai produk hukum perundang-undangan dianggap sebagai hal yang obyektif karena dibuat dalam proses dan teknis penyusunan yang taat asas hukum oleh lembaga perwakilan rakyat. Perundang-undangan didefinisikan sebagai Peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Citra idealitas perundangan masih jauh dari realitas, memberikan esensi kepastian hukum bagi masyarakat, peraturan perundang- undangan di Indonesia seringkali memberi ketidakpastian hukum, dampaknya banyak tumpang tindih peraturan baik tingkat hierarki yang sama atau dengan peraturan dibawahnya. Tumpang tindih aturan dan ketidakjelasan hukum dalam berbagai UU menjadi persoalan yang menghambat investasi selama ini.
Penyederhanaan regulasi melalui konsep omnibus law diangap sebagai
langkah yang tepat. Sebab omnibus law adalah undang-undang yang menitik beratkan pada penyederhanaan jumlah regulasi karena sifatnya yang merevisi dan mencabut banyak undang-undang sekaligus. Akan tetapi jika permasalahan regulasi tidak hanya dari segi jumlah, misalnya seperti adanya regulasi yang tumpang tindih, materi muatan yang tidak sesuai, masalah ego sektoral pembentukan regulasi yang tidak terkendali, sampai masalah proses pembentukan yang tidak partisipatif sehingga regulasi yang lahir menerima penolakan dari masyarakat. Bila demikian, tentu untuk mengatasi masalah regulasi tidak cukup hanya sampai omnibus law. Sepintas, omnibus law memang baik untuk mengatasi masalah regulasi yang terlalu banyak. Namun tanpa adanya upaya lain, masalah disharmoni, ego sektoral sampai masalah regulasi yang tidak partisipatif, tentu penerapan omnibus law pun tidak akan efektif. Saya menggunkan Jurnal dari beberapa peneliti dengan memakai Footnote.
• Jumly Asshiddiqie. Perihal Undang-Undang di Indonesia. Jakarta: Sekertariat Jenderal
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2006, hal. 320 • Agnes Fitryantica. Harmoniasasi Peraturan Perundang-undangan Indonesia Melalui Konsep Omnibus Law. Jurnal Gema Keadilan, Vol. 6, No. 3, November 2019, hal. 301 • Putra, Antoni. Penerapan Omnibus Law dalam Upaya Reformasi Regulasi. Jurnal Legislasi Indonesia. Vol. 17 No. 1 - Maret 2020.