Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTON KE 1

ILMU PERUDANG-UNDANGAN “HKUM4403”


1. Kades di Purwakarta Protes Pembatalan Peraturan Desa Berbudaya Oleh
Gubernur
Sejumlah kepala desa di Purwakarta tidak dapat menerima pembatalan
Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 70A tentang Desa Berbudaya. Pembatalan
itu dituangkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No 188.342/Kep.1354-
Hukham/2015 yang ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 10
Desember 2015. Dalam keputusan tersebut, ada 14 poin yang dibatalkan. Di
antaranya beas perelek dan kewajiban lapor untuk tamu warga yang
berkunjung di atas jam 21.00 WIB. Karena peraturan itu sebenarnya norma
kebiasaan masyarakat setempat. Perbut tersebut hanya memperkuat kebiasaan
dalam aspek legal formal. "Saya heran dengan pembatalan itu, sebenarnya itu
kan hal yang biasa kami lakukan. Beas perelek sudah ada sejak lama dan rutin
menjadi kebiasaan masyarakat kami, tuan rumah wajib lapor ke aparat RT satu
kali 24 Jam pun kan biasa itu," ujar Engkos Koswara, Kepala Desa Cianting,
Kecamatan Sukatani Purwakarta, saat dihubungi, Jumat (4/11/2016). Menurut
Engkos, secara kelembagaan, pihaknya sudah menjadikan Peraturan Bupati
Purwakarta No 70A sebagai acuan untuk membuat peraturan desa di
wilayahnya. Peraturan yang sudah menjadi "konstitusi desa" itu dibahas
bersama badan musyawarah desa dan seluruh tokoh masyarakat.
Pertanyaan:
Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia sesuai dengan wacana di atas.
Jawab :
Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk
oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
(BPD). Salah satu ciri Peraturan Desa sebagai peraturan perundangundangan
adalah dapat diuji apabila bertentangan dengan peraturan perundang undangan
yang lebih tinggi. Pemerintah Desa memiliki dasar untuk membentuk Peraturan
Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Peraturan Desa berkedudukan sebagai peraturan perundang-undangan
sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 angka (7) Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa yang berbunyi bahwa Peraturan Desa ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan tersebut menegaskan bahwa
keberadaan Peraturan Desa dalam hierarki (tata urutan) peraturan perundang-
undangan telah dihapuskan artinya bentuk pengujian konstitusionalitas
Peraturan Desa dalam peraturan perundang-undangan menjadi tidak jelas,
namun merupakan salah satu peraturan perundang-undangan yang diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang
diperintahkan oleh peraturan perundang-perundangan yang lebih tinggi atau
dibentuk berdasarkan kewenangan.
Berdasarkan wacana pada soal diatas Kedudukan Peraturan Desa dalam
Peraturan Perundang-Undangan yang ada di Indonesia yaitu dimana
keberadaannya tetap diakui serta tetap memiliki kekuatan hukum yang
mengikat serta masih masuk dalam hierarki Peraturan Perundang-Undangan
walaupun saja tidak disebut secara tegas. Diakuinya keberadaan peraturan desa
serta mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintahkan oleh
peraturan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenang, dipertegas
dalam Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa
kedudukan peraturan desa sebagai suatu produk hukum. Konsekuensinya
adalah, Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi. Dalam hal ini dalam menyusun peraturan desa harus memperhatikan
jenis dan hierarki peraturan perundangundangan sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 7 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan yaitu :
 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
 Undang-Undang/Perpu;
 Peraturan Pemerintah;
 Peraturan Presiden;
 Peraturan Daerah Provinsi;
 Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Adapun konsekuensi lainnya sebagai produk hukum, berdasarkan Pasal
69 Ayat (2) Undang-Undang No.6 Tahun 2014, peraturan desa tidak boleh
merugikan kepentingan umum. Kepentingan umum yang dimaksud dalam
penjelasan umum angka 7 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 meliputi:
 Terganggunya kerukunan antarwarga masyarakatt
 Terganggunya akses terhadap pelayanan publik;
 Terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum;
 Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa;
 Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar
golongan,serta gender.
Terkait pembatalan Peraturan Desa masih terdapat problematika. Dalam
Pasal 87 PP Nomor 43 Tahun 2014 menyebutkan bahwa peraturan desa dapat
dibatalkan ketika bertentangan dengan kepentingan umum atau peraturan di
atasnya dan dilakukan oleh Bupati ataupun walikota. Berdasarkan wacana
disebutkan ada 14 poin yang bertentangan dengan Undang-Undang yang ada,
hal ini bisa menjadi dasar dalam melakukan pembatalan Peraturan Desa.
Namun kewenangan pembatalan Peraturan Desa dari Bupati atau Walikota
tidak memiliki kekuatan mengikat, sehingga hal ini masih menimbulkan
permasalahan.
2. Jokowi Ingin Pancasila Dibumikan dengan Kekinian
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada para
Purnapaskibraka tahun 2021 yang juga ditetapkan menjadi Duta Pancasila di
halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Dalam
arahannya, Jokowi ingin agar nilai-nilai Pancasila dibumikan dalam kehidupan
sehari-hari. "Kenapa Saudara-Saudara semuanya dijadikan Duta Pancasila?
Kita ingin Pancasila ini menjadi ideologi yang bekerja sehingga harus kita
bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya slogan, bukan hanya
hafalan, seperti tadi disampaikan oleh Bu Mega.Nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya harus menjadi panduan, harus menjadi inspirasi
bagiseluruh anak bangsa dalam karya nyata di dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara," ungkap Presiden
Pemilihan para Purnapaskibraka menjadi Duta Pancasila juga didasari
pentingnya Membumikan Pancasila dengan cara-cara baru dan pendekatan
yang lebih kekinian sehingga nilai-nilai Pancasila bisa tertanam di generasi
muda. Untuk itu, Kepala Negara mengapresiasi pemilihan para putra-putri
terbaik bangsa tersebut sebagai Duta Pancasila. "Ini sebuah langkah terobosan
karena anggota Paskibraka merupakan putra-putri terbaik, putra-putri pilihan
dari seluruh penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas
sampai Pulau Rote. Mendapatkan tugas yang tidak ringan yaitu memperkuat
nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak muda dan yang paling pentingjuga
menjaga agar Pancasila tetap kokoh, sebagai pemersatu bangsa," paparnya.
Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia memiliki penduduk yang besar,
suku yang beragam, hingga bentangan ribuan pulau yang memanjang dari
Sabang sampai Merauke. Bangsa Indonesia juga memiliki adat, tradisi, hingga
agama yang beragam. Menurut Presiden, semua perbedaan tersebut dapat
disatukan oleh ideologi Pancasila. Kepala Negara menaruh harapan besar
terhadap para Purnapaskibraka tersebut karena semuanya memiliki talenta-
talenta yang hebat di berbagai bidang. Menurutnya, hal tersebut merupakan
kekuatan yang harus terus dirawat ke depannya. "Saya harapkan Saudara-
Saudara nanti bisa menjadi motivator bagi anak-anak muda yang lainnya,
berbagi pengalaman, mendorong prestasi, membentuk kesadaran akan nilai-
nilai, dan tergerak untuk merajut simpul-simpul persatuan, menjadi pelopor
perubahan dan kemajuan yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara,"
tandasnya.
Pertanyaan:
Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara
di Indonesia
Jawab :
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa indonesia sejak dulu,
sehingga pancasila merupakan faktor pembeda bangsa Indonesia dengan
bangsa lainnya. Pancasila di dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-
nilai yang dimiliki dan diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah
dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai
dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa
Pancasila dipergunakan sebagai dasar (fundamen) untuk mengatur pemerintah
negara atau sebagai dasar untuk mengatur penyelengaraan negara. Dengan
demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang fundamental, yang berarti
hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan semua peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus
bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental.
Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan
yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai
sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Hukum yang
dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan
rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia
harus menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan
dengan nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan Pancasila sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan interpretasinya dalam tubuh UUD
1945 tersebut. Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila
tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang
fundamental. Bung Karno menyebut Pancasila itu sebagai philosofische
grondslag (fundamen filsafat), pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di
atasnya didirikan bangunan “Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”. Secara
yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum
dasar memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam
kedudukannya sebagai kaidah pokok negara (staats fundamental norm) sifatnya
tetap kuat dan tak berubah. Staats fundamental norm adalah norma yang
merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi. Menurut Nawiasky,
pengelompokan norma dalam suatu negara terdiri atas empat kelompok besar
sebagai berikut : Staats fundamental norm atau norma fundamental negara,
Staatgrundgesetz (aturan dasar / pokok negara), Formell Gesetz (Undang-
Undang), Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana & aturan
otonom). Nawiasky menegaskan, staats fundamental norm atau norma
fundamental negara (norma dasar) merupakan norma tertinggi dalam suatu
negara dan norma ini merupakan norma yang tidak dibentuk oleh norma yang
lebih tinggi lagi, tetapi bersifat pre-supposed atau ditetapkan terlebih dahulu
oleh masyarakat dalam negara dan merupakan norma yang menjadi tempat
bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya. Bahkan Nawiasky juga
menegaskan bahwa isi norma fundamental negara adalah dasar bagi
pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar. Berdasarkan gagasan
Nawiasky di atas tentang tata urutan norma, dapat dipahami bahwa norma
dasar atau norma fundamental negara berada pada puncak piramida. Apabila
dikaitkan dengan Pancasila, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai
norma dasar berada pada puncak piramida norma. Dengan demikian, Pancasila
sebagai staats fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam
mendirikan negara, maka ia tidak dapat diubah. Pancasila juga menjadi sumber
tertib hukum atau yang lebih dikenal sebagai sumber dari segala sumber
hukum. Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum
kemudian Kembali dipertegas dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan.
Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga ayat: ; Sumber hukum adalah sumber yang
dijadikan bahan untuk penyusunan peraturanperundang-undangan; Sumber
hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis; Sumber
hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalamPembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Adapun beberapa manfaat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
antara lain:
a) Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat
meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan
simbol- simbol atau semboyan tertentu.;
b) Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada
seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita-
citanya, gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata., dan
c) Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk
berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu
sendiri serta untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global dan
menjadi sumber insiparsi bagi perjungan selanjutnya.
Referensi :
1. http://www.smpn3purbalingga.sch.id/2021/07/kedudukan-dan-fungsi-
pancasila-sebagai.html
2. https://123dok.com/article/badan-permusyawaratan-desa-tinjauan-tentang-
pemerintah-desa.y424059q
3. https://media.neliti.com/media/publications/267441-none-dbfda17b.pdf
4. https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/PPKN/Modul
%20Pembelajaran/PPKn_Pembelajaran-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai