0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
219 tayangan7 halaman
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Hukum yang berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Hukum yang berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Hukum yang berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
1. Kades di Purwakarta Protes Pembatalan Peraturan Desa Berbudaya Oleh Gubernur Sejumlah kepala desa di Purwakarta tidak dapat menerima pembatalan Peraturan Bupati Purwakarta Nomor 70A tentang Desa Berbudaya. Pembatalan itu dituangkan dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat No 188.342/Kep.1354- Hukham/2015 yang ditandatangani Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pada 10 Desember 2015. Dalam keputusan tersebut, ada 14 poin yang dibatalkan. Di antaranya beas perelek dan kewajiban lapor untuk tamu warga yang berkunjung di atas jam 21.00 WIB. Karena peraturan itu sebenarnya norma kebiasaan masyarakat setempat. Perbut tersebut hanya memperkuat kebiasaan dalam aspek legal formal. "Saya heran dengan pembatalan itu, sebenarnya itu kan hal yang biasa kami lakukan. Beas perelek sudah ada sejak lama dan rutin menjadi kebiasaan masyarakat kami, tuan rumah wajib lapor ke aparat RT satu kali 24 Jam pun kan biasa itu," ujar Engkos Koswara, Kepala Desa Cianting, Kecamatan Sukatani Purwakarta, saat dihubungi, Jumat (4/11/2016). Menurut Engkos, secara kelembagaan, pihaknya sudah menjadikan Peraturan Bupati Purwakarta No 70A sebagai acuan untuk membuat peraturan desa di wilayahnya. Peraturan yang sudah menjadi "konstitusi desa" itu dibahas bersama badan musyawarah desa dan seluruh tokoh masyarakat. Pertanyaan: Analisislah kedudukan peraturan desa dalam peraturan perundang- undangan di Indonesia sesuai dengan wacana di atas. Jawab : Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan (BPD). Salah satu ciri Peraturan Desa sebagai peraturan perundangundangan adalah dapat diuji apabila bertentangan dengan peraturan perundang undangan yang lebih tinggi. Pemerintah Desa memiliki dasar untuk membentuk Peraturan Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Peraturan Desa berkedudukan sebagai peraturan perundang-undangan sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 angka (7) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang berbunyi bahwa Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan tersebut menegaskan bahwa keberadaan Peraturan Desa dalam hierarki (tata urutan) peraturan perundang- undangan telah dihapuskan artinya bentuk pengujian konstitusionalitas Peraturan Desa dalam peraturan perundang-undangan menjadi tidak jelas, namun merupakan salah satu peraturan perundang-undangan yang diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan perundang-perundangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan. Berdasarkan wacana pada soal diatas Kedudukan Peraturan Desa dalam Peraturan Perundang-Undangan yang ada di Indonesia yaitu dimana keberadaannya tetap diakui serta tetap memiliki kekuatan hukum yang mengikat serta masih masuk dalam hierarki Peraturan Perundang-Undangan walaupun saja tidak disebut secara tegas. Diakuinya keberadaan peraturan desa serta mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sepanjang diperintahkan oleh peraturan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenang, dipertegas dalam Pasal 8 ayat (2) UU Nomor 12 Tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan peraturan desa sebagai suatu produk hukum. Konsekuensinya adalah, Peraturan Desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Dalam hal ini dalam menyusun peraturan desa harus memperhatikan jenis dan hierarki peraturan perundangundangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 7 Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yaitu : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; Undang-Undang/Perpu; Peraturan Pemerintah; Peraturan Presiden; Peraturan Daerah Provinsi; Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun konsekuensi lainnya sebagai produk hukum, berdasarkan Pasal 69 Ayat (2) Undang-Undang No.6 Tahun 2014, peraturan desa tidak boleh merugikan kepentingan umum. Kepentingan umum yang dimaksud dalam penjelasan umum angka 7 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 meliputi: Terganggunya kerukunan antarwarga masyarakatt Terganggunya akses terhadap pelayanan publik; Terganggunya ketenteraman dan ketertiban umum; Terganggunya kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa; Diskriminasi terhadap suku, agama dan kepercayaan, ras, antar golongan,serta gender. Terkait pembatalan Peraturan Desa masih terdapat problematika. Dalam Pasal 87 PP Nomor 43 Tahun 2014 menyebutkan bahwa peraturan desa dapat dibatalkan ketika bertentangan dengan kepentingan umum atau peraturan di atasnya dan dilakukan oleh Bupati ataupun walikota. Berdasarkan wacana disebutkan ada 14 poin yang bertentangan dengan Undang-Undang yang ada, hal ini bisa menjadi dasar dalam melakukan pembatalan Peraturan Desa. Namun kewenangan pembatalan Peraturan Desa dari Bupati atau Walikota tidak memiliki kekuatan mengikat, sehingga hal ini masih menimbulkan permasalahan. 2. Jokowi Ingin Pancasila Dibumikan dengan Kekinian Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada para Purnapaskibraka tahun 2021 yang juga ditetapkan menjadi Duta Pancasila di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 18 Agustus 2021. Dalam arahannya, Jokowi ingin agar nilai-nilai Pancasila dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. "Kenapa Saudara-Saudara semuanya dijadikan Duta Pancasila? Kita ingin Pancasila ini menjadi ideologi yang bekerja sehingga harus kita bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya slogan, bukan hanya hafalan, seperti tadi disampaikan oleh Bu Mega.Nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya harus menjadi panduan, harus menjadi inspirasi bagiseluruh anak bangsa dalam karya nyata di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," ungkap Presiden Pemilihan para Purnapaskibraka menjadi Duta Pancasila juga didasari pentingnya Membumikan Pancasila dengan cara-cara baru dan pendekatan yang lebih kekinian sehingga nilai-nilai Pancasila bisa tertanam di generasi muda. Untuk itu, Kepala Negara mengapresiasi pemilihan para putra-putri terbaik bangsa tersebut sebagai Duta Pancasila. "Ini sebuah langkah terobosan karena anggota Paskibraka merupakan putra-putri terbaik, putra-putri pilihan dari seluruh penjuru Tanah Air, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Mendapatkan tugas yang tidak ringan yaitu memperkuat nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak muda dan yang paling pentingjuga menjaga agar Pancasila tetap kokoh, sebagai pemersatu bangsa," paparnya. Sebagai sebuah negara yang besar, Indonesia memiliki penduduk yang besar, suku yang beragam, hingga bentangan ribuan pulau yang memanjang dari Sabang sampai Merauke. Bangsa Indonesia juga memiliki adat, tradisi, hingga agama yang beragam. Menurut Presiden, semua perbedaan tersebut dapat disatukan oleh ideologi Pancasila. Kepala Negara menaruh harapan besar terhadap para Purnapaskibraka tersebut karena semuanya memiliki talenta- talenta yang hebat di berbagai bidang. Menurutnya, hal tersebut merupakan kekuatan yang harus terus dirawat ke depannya. "Saya harapkan Saudara- Saudara nanti bisa menjadi motivator bagi anak-anak muda yang lainnya, berbagi pengalaman, mendorong prestasi, membentuk kesadaran akan nilai- nilai, dan tergerak untuk merajut simpul-simpul persatuan, menjadi pelopor perubahan dan kemajuan yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, dan negara," tandasnya. Pertanyaan: Analisislah kedudukan Pancasila sebagai pedoman kehidupan bernegara di Indonesia Jawab : Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa indonesia sejak dulu, sehingga pancasila merupakan faktor pembeda bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Pancasila di dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai- nilai yang dimiliki dan diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan sebagai dasar (fundamen) untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk mengatur penyelengaraan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut. Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat), pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”. Secara yuridis formal berdasarkan Pasal 37 UUD 1945, konstitusi sebagai hukum dasar memungkinkan adanya perubahan. namun Pancasila dalam kedudukannya sebagai kaidah pokok negara (staats fundamental norm) sifatnya tetap kuat dan tak berubah. Staats fundamental norm adalah norma yang merupakan dasar bagi pembentukan konstitusi. Menurut Nawiasky, pengelompokan norma dalam suatu negara terdiri atas empat kelompok besar sebagai berikut : Staats fundamental norm atau norma fundamental negara, Staatgrundgesetz (aturan dasar / pokok negara), Formell Gesetz (Undang- Undang), Verordnung & Autonome Satzung (aturan pelaksana & aturan otonom). Nawiasky menegaskan, staats fundamental norm atau norma fundamental negara (norma dasar) merupakan norma tertinggi dalam suatu negara dan norma ini merupakan norma yang tidak dibentuk oleh norma yang lebih tinggi lagi, tetapi bersifat pre-supposed atau ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat dalam negara dan merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma-norma hukum di bawahnya. Bahkan Nawiasky juga menegaskan bahwa isi norma fundamental negara adalah dasar bagi pembentukan konstitusi atau undang-undang dasar. Berdasarkan gagasan Nawiasky di atas tentang tata urutan norma, dapat dipahami bahwa norma dasar atau norma fundamental negara berada pada puncak piramida. Apabila dikaitkan dengan Pancasila, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai norma dasar berada pada puncak piramida norma. Dengan demikian, Pancasila sebagai staats fundamental norm diletakkan sebagai dasar asas dalam mendirikan negara, maka ia tidak dapat diubah. Pancasila juga menjadi sumber tertib hukum atau yang lebih dikenal sebagai sumber dari segala sumber hukum. Keberadaan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum kemudian Kembali dipertegas dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 Tentang Sumber Hukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 1 TAP MPR itu memuat tiga ayat: ; Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan peraturanperundang-undangan; Sumber hukum terdiri dari sumber hukum tertulis dan hukum tidak tertulis; Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalamPembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Adapun beberapa manfaat pancasila sebagai pandangan hidup bangsa antara lain: a) Mengatasi berbagai konflik atau ketegangan sosial, artinya ideologi dapat meminimalkan berbagai perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan simbol- simbol atau semboyan tertentu.; b) Menjadi sumber motivasi, artinya ideologi dapat memberi motivasi kepada seseorang, kelompok orang atau masyarakat untuk mewujudkan cita- citanya, gagasan dan ide-idenya dalam kehidupan nyata., dan c) Menjadi sumber semangat dalam mendorong individu dan kelompok untuk berusaha mewujudkan nilai-nilai yang terkadung di dalam ideologi itu sendiri serta untuk menjawab dan menghadapi perkembangan global dan menjadi sumber insiparsi bagi perjungan selanjutnya. Referensi : 1. http://www.smpn3purbalingga.sch.id/2021/07/kedudukan-dan-fungsi- pancasila-sebagai.html 2. https://123dok.com/article/badan-permusyawaratan-desa-tinjauan-tentang- pemerintah-desa.y424059q 3. https://media.neliti.com/media/publications/267441-none-dbfda17b.pdf 4. https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/PPKN/Modul %20Pembelajaran/PPKn_Pembelajaran-2.pdf