Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GUSJANDO TODING

NIM : 044185865

Tugas 1 sesi 3 hukum perpajakan

Fungsi Pajak Saat Pandemi

1. Bagaimana peran dan fungsi pajak berdasarkan artikel di atas! Jelaskan fungsi pajak dan
mengapa pemerintah harus memungut pajak?

Jawab: Pajak memiliki fungsi yang sangat fundamental bagi jalannya roda perekonomian dan
pemerintahan Indonesia. Salah satu penerimaan APBN terbesar Indonesia bersumber dari pajak.
Pajak berfungsi untuk memberikan kemakmuran sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia.
Jika tidak adanya pemberlakuan peraturan penerimaan pajak oleh pemerintah, maka dampaknya
bias menjadi sangat serius bagi jalannya pemerintahan Indonesia serta lesunya roda perekonomian
bagi suatu negara. Pajak jugua berfungsi sebagai biaya pembelanjaan negara serta pengeluaran
pembangunan.

2. Pendekatan fungsi pajak apa yang lebih diutamakan berdasarkan artikel di atas?

Jawab : Peran pajak dalam roda pembangunan nasional dan pemerintahan tidak dapat
terbantahkan. Di masa pandemi Covid-19, Pajak memberikan bantuan yang sangat basar bagi
upaya penstabilan perekonomian masyarakat yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

3. Menanggapi artikel di atas, bagaimana kebijakan pemerintah yang mendukung tercapainya


sasaran fungsi penerimaan pajak?

Jawab : Salah satu kebijakan pemerintah dalam mendukung tercapainya sasaran fungsi
penerimaan pajak adalah dengan penetapan uu ppn no. 7 tahun 2021 tentang harmonisasi peraturan
perpajakan. UU ini mengatur mengenai materi Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
memuat beberapa ketentuan yang diubah dan/atau ditambah antara lain mengenai kerja sama
bantuan penagihan pajak antarnegara, kuasa Wajib Pajak, pemberian data dalam rangka penegakan
hukum dan kerja sama untuk kepentingan negara. UU HPP dibentuk dengan tujuan diantaranya
meningkatkan pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan dan mendukung percepatan
pemulihan perekonomian, mewujudkan sistem perpajakan yang lebih berkeadilan dan
berkepastian hukum serta meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
Penghindaran Pajak oleh Perusahaan-perusahaan di Indonesia

1. Berdasarkan artikel di atas, bagaimana sistem pemungutan pajak di Indonesia?

Jawab: Sektor pajak merupakan sumber pendapatan negara yang terbesar. Menurut Mustikasari,
(2007), saat ini sekitar 80% dana APBN berasal dari penerimaan pajak. Hal ini menjadi suatu bukti
bahwa penerimaan pajak telah menjadi tulang punggung penerimaan negara yang dapat
diandalkan. Karena peran pajak sangat besar bagi negara, pemerintah berupaya untuk
meningkatkan penerimaan dari sektor pajak. Salah satu sumber pendapatan pajak terbesar di
Indonesia merupakanwajib pajak dari perusahaan-perusahaan di Indonesia.

2. Apa yang dimaksud dengan tax avoidance dan tax evasion? Hal apa yang melatarbelakangi
terjadinya tax avoidance dan tax evasion?

Jawab : Tax avoidance merupakan praktik yang umumnya dilakukan oleh Wajib Pajak guna
meminimalisir pembayaran beban pajak individu atau perusahaan yang terutang pada kas negara.
Hal tersebut tentu membawa dampak buruk bagi negara karena bisa mengakibatkan
berkurangnya pendapatan negara dari sektor pajak. Adapun Wajib Pajak mempunyai berbagai
cara untuk melakukan praktik tax avoidance.
Sebagai salah satu contohnya, fasilitas atau keringanan pajak yang didapatkan oleh para pelaku
UMKM Indonesia melalui ketentuan pada PP Nomor 23 Tahun 2018 sering kali disalahgunakan
oleh pengusaha-pengusaha nakal yang tidak mau membayar PPh. Seperti kita ketahui, dengan
kebijakan ini pelaku UMKM hanya diwajibkan membayar PPh dengan tarif sebesar 0,5% dari
peredaran bisnis. Maka, untuk memanfaatkan fasilitas tersebut, oknum nakal bisa saja memecah
laporan keuangan badan dan usaha pribadi agar peredaran bruto tidak melebihi Rp 4,8 miliar.
Sementara tax evasion merupakan tindakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak dengan tujuan
mengurangi jumlah pajak terutang atau sama sekali tidak membayar pajak melalui cara-cara
illegal. Contoh umum dari tax evasion adalah Wajib Pajak tidak melaporkan sebagaian atau
seluruh penghasilannya dalam SPT atau membebankan biaya-biaya yang tidak seharusnya
dijadikan pengurang penghasilan untuk tujuan meminimalkan beban pajak. Jelas, tindakan illegal
ini sangat merugikan negara.
Tax Avoidance sendiri merupakan suatu pelanggaran dalam perpajakan dengan melakukan
skema penghindaran pajak yang bertujuan untung meringankan kan beban pajak dengan mencari
dan memanfaatkan celah terhadap ketentuan perpajakan di suatu negara.
Pada dasarnya tax avoidance ini mempunyai sifat sah karena tidak melanggar ketentuan
perpajakan apapun, namun mempunyai dampak yang cukup merugikan terhadap penerimaan
perpajakan suatu negara khususnya di Indonesia.

Tax evasion sendiri merupakan suatu pelanggaran dalam perpajakan dalam melakukan skema
penggelapan pajak yang dilakukan oleh wajib pajak untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
dibayarkan, bahkan beberapa wajib pajak sama sekali tidak membayar pajak terutang yang harus
dibayarkan melalui cara-cara yang ilegal.
Sebagai contoh dalam kasus penggelapan pajak yang sudah lumrah dilakukan adalah misalnya
wajib pajak tidak melaporkan sebagian atau seluruh penghasilannya ke dalam SPT , membebankan
biaya-biaya yang tidak seharusnya dijadikan pengurangan dalam penghasilan yang bertujuan
untuk meminimalkan beban pajak, serta memperbesar biaya dengan cara fiktif.

Referensi :

https://www.pajakku.com/read/5f6ad6402712877582239046/Apa-Bedanya-Tax-Avoidance-
danTax-Evasion-?-

https://pajakstartup.com/2022/01/28/ringkasan-undang-undang-harmonisasi-
peraturanperpajakan-uu-hpp/ https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-
jenis-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai