Anda di halaman 1dari 2

*************************

Nama: Frans Andhika Panti


NPM: 030389145
UPBJJ UT: Pontianak
*************************

----------

Pertanyaan:

Menurut Anda apakah selama ini konsumen sudah terlindungi? Berikan contoh kasus
yang Anda temui dengan menyebutkan dasar hukumnya!

Diskusikan jawaban Anda dengan teman-teman Anda!

Jawaban:

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk
hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Perlindungan konsumen adalah perangkat
hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen.

UU perlindungan konsumen merupakan dasar bagi konsumen untuk memperoleh


perlindungan terhadap setiap transaksi yang mereka lakukan dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup.

UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik


Indonesia menjelaskan bahwa hak konsumen diantaranya adalah
hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan atau
jasa;
hak untuk memilih barang dan atau jasa serta mendapatkan barang dan atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;
hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian, apabila barang
dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
dan sebagainya.[1]

Hukum perlindungan konsumen


Hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan
penggunaan produk (barang dan /atau jasa) konsumen antara penyedia dan penggunanya
dalam kehidupan masyarakat.

Menurut saya, selama ini konsumen (masyarakat indonesia) belum sepenuhnya


terlindungi hak-haknya?

Contoh:
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Ira Aprilianti mengatakan
bahwa melonjaknya harga masker di tengah wabah virus corona (Covid-19) tidak
sejalan dengan perlindungan konsumen sehingga fenomena itu masuk sebagai tindakan
mengeksploitasi kebutuhan konsumen dengan mengambil untung berlebihan.

Fenomena itu juga berpotensi melanggar UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
selain mengabaikan hak-hak konsumen.

Perilaku menimbun barang untuk mengambil keuntungan di luar kewajaran tidak hanya
melanggar hukum, tetapi juga melanggar etika bisnis. Dalam sisi hukum, pedagang
melanggar Pasal 107 di UU Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan dapat
dipidanakan paling lama lima tahun dan/atau denda lima puluh miliar rupiah.

Saat pengumuman WNI positif virus corona, harga sekotak masker bisa mencapai Rp 1,7
juta di toko online yang diakibatkan lonjakan permintaan.

Konsumen yang merasa dirugikan bisa melakukan laporan pengaduan kepada Badan
Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). BPKN dapat menjadikan pengaduan masyarakat
sebagai dasar rekomendasi kepada pemerintah atau kementerian terkait sehingga hal-
hal seperti ini tidak terulang lagi.

Tetapi sampai saat ini, tidak ada sanksi tegas dari pemerintah kepada Pelaku Usaha
Nakal yang menaikan harga Masker disaat Krisis.

Seharusnya BPKN (Badan Perlindungan Konsumen Nasional), dapat menjadikan pengaduan


masyarakat sebagai dasar rekomendasi kepada pemerintah atau kementerian terkait
sehingga hal-hal seperti ini tidak terulang lagi.

Sudah saatnya konsumen berdaya dan terlindungi. Konsumen bisa mempelajari hak-hak
mereka, baik melalui UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen maupun UU
Nomor 7 Tahun Tahun 2014. Terdapat pula peraturan pemerintah dan turunannya seperti
PP Nomor 59 Tahun 2001 tentang LPKSM.[2]

----------

Sumber:
[1] hukamnas.com. "4 Contoh Kasus Perlindungan Konsumen yang Menyita Perhatian
Publik". https://hukamnas.com/contoh-kasus-perlindungan-konsumen-ysng-menyita-
perhatian-publik. diakses pada 30 September 2020.
[2] republika.co.id. "Peneliti: Melonjaknya Harga Masker Abaikan Perlindungan
Konsumen". https://republika.co.id/berita/q6m5jz284/peneliti-melonjaknya-harga-
masker-abaikan-perlindungan-konsumen

Anda mungkin juga menyukai