Anda di halaman 1dari 4

Kerjakan soal di bawah ini dengan singkat dan jelas.

Jawaban yang
hanya mengambil dari internet (plagiat) tidak akan mendapatkan nilai
maksimal. Sertakan referensi dalam mengutip.

Submit (unggah) pada tempat yang sudah disediakan dan tidak


melebihi waktu yang telah ditentukan.

1. Demo Buruh Tolak Omnibus Law di Jatim, Jokowi Diminta Terbitkan Perppu 

Sekitar 750
orang dari Serikat Pekerja Kimia, Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja S
eluruh Indonesia (SPKEP SPSI) demo di depan Gedung
DPRD Jawa Timur. Mereka menuntut Presiden Joko
Widodo mengeluarkan Perppu sebagai pengganti Undang-Undang omnibus
law cipta kerja. Pantauan detikcom di lokasi sekitar pukul 13.30
WIB, ratusan buruh dari SPKEP
SPSI mulai berdatangan. Ratusan buruh tersebut berasal dari beberapa kawa
san industri di
Surabaya. Seperti Rungkut Industri, Margomulyo dan Karangpilang. Enam pe
rwakilan buruh yang menaiki mobil komando bergantian berorasi di hadapan r
atusan buruh. Para buruh merasa dizalimi saat RUU omnibus
law Cipta Kerja disahkan jadi UU. Andika, perwakilan SPKEP SPSI
yang ada di mobil komando menyatakan, anggota DPR
RI telah mengkhianati rakyat. Ia meminta seluruh buruh tidak memilih partai p
olitik yang turut mengesahkan RUU tersebut. "Kosongkan suara partai yang 
mendukung RUU Omnibus
Law saat Pemilu 2024 nanti. Tanggal 8 nanti, kita lumpuhkan Surabaya," ujar
nya di atas mobil komando, Selasa (6/10/2020). Andika menyindir anggota D
PR RI yang selama ini melangsungkan reses di dapilnya masing-
masing tidak menyerap aspirasi masyarakat. "Dana
reses katanya untuk serap aspirasi masyarakat. Tapi mengesahkan RUU ini s
ama saja tidak mendengar rakyat," imbuhnya. Andika menegaskan, selama O
mnibus Law ada,
haram memilih parpol yang mendukung UU tersebut. Ia juga meminta Preside
n Jokowi menerbitkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang), sebagai pengganti UU Omnibus law cipta kerja.
“Haram memilih Parpol yang mendukung UU tersebut. Ada
2 parpol yang tidak mendukung. Apakah murni memperjuangkan hak pekerja, 
atau mengamankan konstituen di 2024. Kita
gak tahu tujuannya. Tapi kita minta Pak Presiden untuk mengeluarkan Perppu
," tambahnya. Hingga pukul 14.30 WIB, massa masih berada di Gedung
DPRD Jatim. Ada
15 perwakilan buruh yang memasuki gedung untuk beraudiensi dengan perw
akilan DPRD Jatim 

Pertanyaan: 

Rincikanlah alasan pembentukan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-
Undang (Perpu). 
Jawaban:

Perpu dibentuk oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa.
Apabila Perpu sebenarnya adalah Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Pemerintah adalah peraturan perundang-undangan untuk melaksanakan UU,
maka Perpu adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk dalam hal
ihwal Kegentingan yang Memaksa, untuk melaksanakan undang-undang.
Namun karena Peraturan Pemerintah ini diberi kewenangan sama dengan
UU, maka dilekatkan istilah “pengganti UU”. UU merupakan peraturan yang
mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945. Maka Perpu merupakan
Peraturan Pemerintah yang dibentuk dalam hal ihwal Kegentingan yang
Memaksa untuk mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945.

2. UU Kehutanan Sudah Tidak Sesuai, DPR Siapkan Naskah Akademik 

 Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi, menilai, Undang-


Undang No. 41 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU
No.19 Tahun 2004 tentang Kehutanan, sudah tidak sesuai dengan prinsip pe
nguasaan dan pengurusan hutan. Kepala Badan Keahlian Dewan
(BKD), Jhonson Rajagukguk menyerahkan naskah akademik (NA) perubahan 
kedua atas Undang-Undang No.
41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Yoga, begitu ia biasa disapa, dal
am perkembangannya, banyak masalahan dalam pengimplementasian Unda
ng-Undang tersebut, seperti berkurangnya luas hutan, alih fungsi kawasan hu
tan, kebakaran hutan, perubahan hutan dan konflik dengan masyarakat huku
m adat. Selain itu, Undang-Undang Kehutanan juga memiliki disharmonis den
gan Undang-Undang lainnya dan adanya beberapa putusan Mahkamah Kons
titusi yang perlu disesuaikan dengan keberlakuan UU Kehutanan ke depan.
“Segala permasalahan, perkembangan dan kebutuhan hukum dalam penyele
nggaraan kebutuhan tersebut harus direspons dan diakomodasi dalam bentuk 
Peraturan Perundangan Kehutanan yang lebih komprehensif dan mampu me
njawab kebutuhan penyelenggaraan kehutanan. Oleh karena itu, Komisi IV
DPR
RI bersama pemerintah telah menyepakati revisi RUU Kehutanan tersebut unt
uk masuk dalam program legislasi nasional periode Tahun 2018-2019
pada Nomor Urut 66 dari 169
RUU Prolegnas yang ada,” ujar Viva, saat memimpin RDP Komisi IV
DPR dengan Jhonson, di ruang rapat Komisi IV DPR RI, Senayan, Jakarta,
Rabu
(4/4/2018). Dijelaskan politisi PAN ini, hutan sebagai salah satu sumber daya 
alam dalam pengelolaannya harus sejalan dengan sesuai konstitusi. Artinya p
enyelenggaraan kehutanan harus mengandung jiwa dan semangat kerakyata
n, keadilan, dan berkelanjutan. 

 Pertanyaan: 

Uraikanlah tujuan dan landasan dalam pembentukan suatu naskah akademik


(NA). 
Jawaban:

Tujuan dalam pembentukan suatu naskah akademik (NA) adalah untuk


menyajikan informasi yang akurat, terperinci, dan berdasarkan penelitian atau
kajian yang mendalam mengenai topik tertentu. NA digunakan sebagai
sarana untuk berbagi pengetahuan, memaparkan argumen, dan
menyampaikan hasil temuan dalam bidang akademik kepada pembaca.
Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, adapun tujuan penyusunan
naskah akademik adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui perkembangan teori tentang prinsip penguasaan dan


pengurusan hutan dan praktik empiris serta
segala permasalahan, perkembangan dan kebutuhan hukum dalam penye
lenggaraan kebutuhan tersebut harus direspons dan diakomodasi dalam b
entuk Peraturan Perundangan Kehutanan yang lebih komprehensif dan m
ampu menjawab kebutuhan penyelenggaraan kehutanan
2. Mengetahui kondisi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
penguasaan dan pengurusan hutan.
3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis,
RUU Kehutanan.
4. Merumuskan sasaran, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, arah
pengaturan, dan materi muatan dalam RUU Kehutanan.

Landasan dalam pembentukan NA meliputi:


1. Penelitian dan Kajian: NA harus didasarkan pada penelitian yang
sistematis dan kajian yang mendalam terhadap topik yang dibahas. Hal ini
melibatkan pengumpulan data, analisis, dan interpretasi yang obyektif
untuk menghasilkan informasi yang valid dan terpercaya.
2. Kepatuhan terhadap Metode Ilmiah: NA harus mengikuti prinsip-prinsip
metode ilmiah, seperti pengumpulan data yang sistematis, penggunaan
referensi yang akurat, analisis yang obyektif, dan kesimpulan yang
didukung oleh bukti dan argumen yang kuat. Ini memastikan keabsahan
dan keakuratan informasi yang disampaikan dalam NA.
3. Tujuan Komunikasi Ilmiah: NA ditulis dengan tujuan berkomunikasi
secara jelas dan efektif kepada pembaca yang berkepentingan dalam
bidang akademik. Penggunaan bahasa yang tepat, penulisan yang
terstruktur, dan penyampaian informasi yang logis dan kohesif penting
untuk mencapai tujuan komunikasi ini.
4. Kontribusi Ilmiah: NA harus memberikan kontribusi yang berarti dalam
pengembangan pengetahuan dan pemahaman dalam bidang akademik
yang relevan. Hal ini dapat berupa pembaruan teori, pengungkapan
temuan baru, atau pemecahan masalah yang relevan. NA diharapkan
mendorong perkembangan pengetahuan dan memicu diskusi dan
penelitian lebih lanjut.
5. Publikasi dan Keterbacaan: NA harus memperhatikan standar format
dan gaya penulisan yang berlaku dalam disiplin ilmu yang bersangkutan.
Hal ini meliputi struktur teks, penggunaan referensi, kutipan yang tepat,
dan penggunaan istilah atau konvensi yang umum diakui dalam bidang
akademik. Keterbacaan yang baik juga penting agar NA dapat dipahami
dan diapresiasi oleh pembaca yang beragam.
Dengan tujuan dan landasan yang jelas, pembentukan NA dapat
mencapai standar kualitas yang tinggi dan memberikan kontribusi yang
berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pemahaman di
bidang akademik yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai