Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

Dosen Pengampu: Dr. Sri Adelila Sari, M, Si.

ELEKTOFORESIS

DISUSUN OLEH :

FIRDA NUR HIDAYAH( 4191131005 )

KELAS : KIMIA DIK A 2019

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
Rangkuman Elektroforesis

A. Elektroforesis
1. Definisi Elektroforesis

Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel, spesies, ion, atau partikel
koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif, dapat berupa
larutan buffer, sebagai respon adanya suatu medan listrik (Harvey 2000). Secara teknis,
elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi partkel yang bermuatan
akibat diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current). Teknik elektroforesis
ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju
pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Buffer
elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara
dua elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
Selain itu, elektroforesis dapat diartikan sebagai suatu cara analisis kimiawi yang
didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik
(titik isoelektrik). Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul (TITRAWANI 1996). Pemisahan
dilakukan berdasarkan perbedaan ukuran berat molekul dan muatan listrik yang
dikandung oleh makromolekul tersebut. Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium
penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut
akan mulai bermigrasi. Pada umumnya, elektroforesis digunakan untuk memisahkan,
mengidntifikasi, dan memurnikan fragmen DNA.
Teknik elektroforesis dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang
ada pada makromolekul misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang
bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus listrik dari
suatu kutub ke kutub yang berlawanan muatannya maka molekul tersebut akan bergerak
dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada
nisbah muatan terhadap massanya serta tergantung pula pada bentuk molekulnya.
Pergerakan ini dapat dijelaskan dengan gaya Lorentz, yang terkait dengan sifat-sifat dasar
elektris bahan yang diamati dan kondisi elektris lingkungan:

F́ e =q É

dimana: F: Gaya Lorentz


q: Muatan yang dibawa objek
E: Medan Listrik

2. Prinsip Kerja Elektroforesis

Prinsip kerja dari elektroforesis adalah adanya pergerakan komponen bermuatan


positif (+) pada kutub negatif (-) serta komponen bermuatan negatif (-) pada kutub positif
(+). Pegerakan yang terjadi disebut "elektrokinetik" . Hasil yang didapatkan dari
elektroforesis adalaha elektroforegram yang memberikan informasi mengenai seberapa
cepat perpindahan komponen (tm) atau biasa disebut kecepatan migrasi. Besaran yang
digunakan sama dengan pada proses kromatografi.

3. Prosedur Kerja Elektroforesis


1. Bahan
a. Bubuk gel agarose
b. Larutan etidium bromida10mg/mL
c. Penanda DNA/ DNALadder
d. Larutan elektroforesis TAE
e. Larutan zat pewarna/Loading buffer
2. Alat
a. Alat elektroforesis horizontal dan sisir pembentuk sumur pada gel
b. Pemasok daya
c. Transiluminator dan sinar ultra violet
3. Cara Kerja
a. Pembuatan gel agarose 1%
Seratus mililiter larutan dapar TAE 1X (50mM Tris-HCl, 20mM Naasetat, 2 mM
EDTA pH 7,2) yang mengandung 1 gram bubuk gel agarose dipanaskan hingga larut.
Setelah agak dingin, tuang larutan gel agarose tersebut ke dalam cetakan. Letakkan
sisir kedalam cetakan gen berisi larutan gel agarose tersebut. Diamkan beberapa saat
hingga larutan gel agarose tersebut dingin dan mengeras.
b. Elektroforesis
Setelah terbentuk gel dan sumur-sumurnya. Masukkan gel agarose tersebut ke
dalam eletroforesis. Kemudian isi wadah kiri dan kanan dengan larutan dapar TAE 1x
sebagai larutan elektrolit. Masukkan ke dalam sumur sebanyak 5uL sampel DNA
dicampur larutan zat pewarna/Loading buffer 1x (2% sukrosa, 0,01% biru bromfenol
dalam 10mL dapar TAE 1x pH 7,2). Hubungkan ke pemasok daya dan nyalakan pada
tegangan 100 volt selama 2 jam. Setelah selesai, gel agarose direndam dalam larutan
etidium bromida 0.5ug/mL selama 15 menit dan rendam sebanyak 2 kali dangan
akuades sampai bersih. DNA genom dianalisis di atas transiluminator- sinar ultra
violet .
4. Jenis-Jenis Elektroforesis
1. Elektroforesis Kertas

Elektroforesis kertas adalah jenis elektroforesis yang terdiri dari kertas sebagai
fase diam dan partikel bermuatan yang terlarut sebagai fase gerak, terutama ialah ion-
ion kompleks. Pemisahan ini terjadi akibat adanya gradasi konsentrasi sepanjang
sistem pemisahan. Pergerakan partikel dalam kertas tergantung pada muatan atau
valensi zat terlarut, luas penampang, tegangan yang digunakan, konsentrasi elektrolit,
kekuatan ion, pH, viskositas, dan adsorpsivitas zat terlarut.
Sesuai dengan perkembangan ilmu bahan, elektroforesis kertas menjadi fasa
pertama dari perkembangan elektroforesis zona. Dengan menggunakan medium
kertas, pemisahan dan analisis terhadap asam amino, peptida, nukleotida, dan ion-ion
logam yang kecil dapat dilakukan.
Kelemahan penggunaan kertas selulosa asetat adalah adanya gangguan yang
disebabkan oleh adanya gugus OH- yang terdapat pada selulosa yang dapat
berinteraksi dengan molekul polar sehingga daya migrasi molekul tersebut terganggu
dan menjadi lebih rendah (Harjadi 1993). Kelemahan ini dapat diatasi dengan cara
asetilasi gugus hidroksil dengan menggunakan kertas selulosa asetat yang tidak polar.
Hal ini menyebabkan migrasi molekul polar tidak terganggu, resolusi lebih baik, dan
proses pemisahan berlangsung lebih cepat.
Keuntungan penggunaan kertas selulosa asetat adalah:
 Proses migrasi lebih cepat
 Pemisahan spot menjadi lebih kecil
 Mudah memisahkan sampel dengan spektrofotometri
 Mudah dilarutkan dalam pelarut dalam jumlah sedikit.
 Pada elektroforesis kertas selulosa asetat, kertas selulosa asetat harus
dibersihkan dengan cara kering dalam percobaan ini. Cara kering lebih baik
resolusinya dan spotnya lebih kecil daripada cara basah. Oleh karena itu,
percobaan ini menggunakan medium selulosa asetat.

2. Elektroforesis Gel

Elektroforesis gel ialah elektroforesis yang menggunakan gel sebagai fase diam
untuk memisahkan molekul-molekul. Awalnya elektoforesis gel dilakukan dengan
medium gel kanji (sebagai fase diam) untuk memisahkan biomolekul yang lebih besar
seperti protein-protein. Kemudian elektroforesis gel berkembang dengan menjadikan
agarosa dan poliakrilamida sebagai gel media. 
Dalam elektroforesis gel terdapat dua material dasar yang disebut fase diam dan
fase bergerak (eluen). Fase diam berfungsi "menyaring" objek yang akan dipisah,
sementara fase bergerak berfungsi membawa objek yang akan dipisah. Sering kali
ditambahkan larutan penyangga pada fase bergerak untuk menjaga kestabilan objek
elektroforesis gel. Elektroda positif dan negatif diletakkan pada masing-masing ujung
aparat elektroforesis gel.
Zat yang akan dielektroforesis dimuat pada kolom yang disebut well pada sisi
elektroda negatif. Apabila aliran listrik diberikan, terjadi aliran elektron dan zat objek
akan bergerak dari elektroda negatif ke arah sisi elektroda positif. Kecepatan
pergerakan ini berbeda-beda, tergantung dari muatan dan berat molekul DNA. Kisi-
kisi gel berfungsi sebagai pemisah. Objek yang memiliki berat molekul lebih besar
akan lebih lambat berpindah.

3. Elektroforesis Kapiler
Elektroforesis kapiler adalah metode elektroforesis yang digunakan untuk
memisahkan asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan nukleotida dengan resolusi
tinggi yang dilakukan pada pipa kapiler berisi buffer. Metode ini mulai digunakan
secara luas pada akhir tahun 1940 untuk aplikasi dalam berbagai bidang seperti
bioteknologi, kimia, lingkungan, dan analisis farmasi. Elektroforesis kapiler
menggunakan listrik bertegangan tinggi yang menyebabkan semua komponen ion
atau molekul netral bergerak ke katoda. Deteksi dapat dilakukan dengan teknik
pendeteksian spektrometri atau elektrokimia. Teknik pemisahan ini dipengaruhi oleh
tegangan listrik, koefisien difusi, panjang, dan diameter pipa kapiler, serta konsentrasi
sampel. Metode ini memiliki efisiensi dan selektivitas yang baik namun boros listrik
karena menggunakan tegangan tinggi dan alatnya juga mahal.
Elektroforesis kapiler (CE), juga dikenal sebagai zona elektroforesis kapiler,
dapat digunakan untuk memisahkan spesies ion oleh muatan mereka dan gesekan
kekuatan dan radius hidrodinamika. Elektroforesis , bermuatan listrik bergerak analit
dalam konduktif cairan menengah bawah pengaruh suatu medan listrik .
Diperkenalkan pada tahun 1960-an, teknik elektroforesis kapiler (CE) dirancang
untuk spesies terpisah berdasarkan ukuran mereka untuk mengisi rasio dalam interior
sebuah kapiler kecil penuh dengan elektrolit.
Daftar Pustaka

Yuwono T. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta: Erlangga.

Fatchiyah. 2006. Gel Elektroforesis. Malang: Brawijaya Press

Khopkar SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai