BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
ACARA II
Disusun Oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uji kuantitatif DNA adalah analisis untuk menentukan kandungan/jumlah
DNA yang terdapat dalam suatu zat atau komponen zat yang sebelumnya telah
diketahui keberadaan DNA plasmidnya dalam larutan contoh dengan cara uji
kualitatif.
Uji kuantitatif DNA dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu,
spektrofotometri Vis (Visible) dan Spektrofotometri UV- Vis (Ultraviolet
Visible). Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi
adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang
cahaya tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua cahaya yang dapat
dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, atau warna apapun selama ia
dapat dilihat oleh mata, maka cahaya tersebut termasuk ke dalam cahaya tampak
(visible).
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible.Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm karena sinar UV
tidak dapat dideteksioleh mata, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yangtidak memiliki warna bening dan transparan.
Alat ini menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan
sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebihcanggih sudah
menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator (Hapsari, 2012).
Spektrofotometri merupakan alat yang menggunakan dua buah sumber
cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk
alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator
(Hapsari, 2012).
Uji kualitas DNA menggunakan spektrofotometri adalah dengan mengukur
DNA murni hasil isolasi pada panjang gelombang 260 nm, dimana DNA
menyerap cahaya palingkuat. Perhitungan kemurnian yang paling umum adalah
dengan menentukan rasio absorbansidari panjang gelombang 260 nm dibagi
dengan absorbansi dari panjang 280 nm. Kualitas DNA juga dapat dilihat dari
hasil elektroforesis gel agarosa 1%. (Wasdili, 2018).
Uji keberhasilan DNA yang kedua ialah uji kuantitatif dengan menggunakan
nanodrop spektrofotometri. Prinsip kerja nano drop spektrofotometri ialah DNA
murni mampu menyerap cahaya ultraviolet karena adanya basa purin dan
pirimidin. Hasil uji nano dropialah berupa nilai kemurnian DNA pada
Å260/Å280 dan nilai konsentrasi DNA. DNA berkualitas baik berdasarkan uji
nano drop memiliki kemurnian 1,8-2,0 (Hikmatyar, 2015).
Dalam dunia industri farmasi, proses penjaminan mutu yang cepat dan
handal mutlak diperlukan. Oleh karena itu, kebutuhan suatu metode analisis yang
cepat dan memenuhi persyaratan kesahihan suatu metode yang dapat menunjang
hal tersebut sangat tinggi. Spektrofotometer UV merupakan salah satu metode
yang sederhana, cepat dan lazim digunakan dalam laboratorium industri farmasi
untuk analisis suatu sediaan obat. Hanya saja, spektrofotometri UV biasanya
digunakan dalam analisis sediaan obat dengan zat aktif tunggal. Penggunaan
instrument spektrofotometer UV dalam analisis sediaan obat multikomponen
sangat sulit dilakukan, mengingat permasalahan spektra yang tumpang-tindih
antar komponen. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan pengolahan
data secara statistic yakni menggunakan metode kalibrasi multivariat
“kemometrika”. Kombinasi metode spektrofotometri UV dengan kalibrasi
multivariat dapat digunakan dalam menganalisis senyawa multikomponen yang
memiliki spektra UV overlapping (Danzer et al, 2004)
Keanekaragaman genetik dapat terjadi karena adanya perubahan nukleotida
penyusun DNA. Perubahan ini mungkin dapat mempengaruhi fenotipe suatu
organisme yang dapatdilihat secara langsung atau mempengaruhi reaksi individu
terhadap lingkungan tertentu. Secara umum keanekaragaman genetik dari suatu
populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen dari
satu tempat ke tempat lain.
Rumus untuk mengukur konsentrasi DNA, yaitu :
Keterangan :
Kemurnian DNA yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 1,3658-
2,3934. Dari 15 sampel DNA, terdapat 7 sampel yang memiliki nilai kemurnian
1,8-2,0 yang menunjukan DNA yang terisolasi telah murni. sampel yang
terisolasi murni yaitu sampel nomor 1, 2, 5, 9, 11, 14, dan 15. sedangkan sampel
yang memiliki nilai kemurnian di bawah 1,8 dan diatas 2,0 yang artinya tidak
terisolasi dengan murni yaitu sampel nomor 3, 4, 6, 7, 8, 10, 12, dan 13.
Selain kemurnian, konsentrasi DNA juga telah diperoleh dari praktikum ini.
Konsentrasi DNA yang dihasilkan berkisar antara 11062,5 - 24365 ng/µL.
Konsentrasi paling tinggi diperoleh pada sampel 6 sebesar 24365 ng/µL,
sedangkan konsentrasi paling rendah diperoleh pada sampel 8 sebesar 11062,5
ng/µL.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Konsentrasi DNA dari sampel yang paling tinggi hingga yang paling rendah
adalah sampel nomor 6, 5, 12, 2, 3, 1, 15, 13, 11, 14, 10, 9, 4, 7, dan 8. Untuk
konsentrasi DNA yang paling tinggi terdapat pada sampel 6 sebesar 24.365
ng/µL dan konsentrasi DNA yang paling rendah terdapat pada sampel 8 sebesar
11.062,5 ng/µL.
2. Nilai kemurnian dari sampel yang paling tinggi hingga yang paling rendah adalah
sampel nomor 6, 13, 1, 5, 2, 15, 14, 11, 9, 8, 4, 12, 10, 7, dan 3. Untuk nilai
kemurnian yang paling tinggi terdapat pada sampel 6 sebesar 2,3934 dan nilai
kemurnian yang paling rendah terdapat pada sampel 3 sebesar 1,3658.
Kemurnian yang paling baik sesuai dengan standar rasio DNA 1,8–2,0 terdapat
pada sampel 1, 2, 5, 9, 11, 14, dan 15.
DAFTAR PUSTAKA
Danzer, K., Otto, M., and Currie, L.A., 2004, Guideline for Calibration in Analytical
Chemistry Part 2. Multispecies Calibration (IUPAC Technical Report), Pure
Appl. Chem., 76(6) : 1215-1225.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Danzer%2C+K.
%2C+Otto%2C+M.%2C+and+Currie%2C+L.A.%2C+2004&btnG=#d=gs_qab
s&u=%23p%3DwgAyrSIOvTkJ. Diaskses pada tanggal 22 November 2021.
Hapsari, Rizqi. 2012. Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA Pule Pandak (Rauvolfia
serpentina L.). Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/27315. Diakses pada tanggal 22
November 2021.
Haris, N., Hajrial. A, Nurita. T.M, dan Agus. P. 2003. Kemiripan genetik klon karet
(Hevea brasiliensis Muell Arg.) berdasarkan metode amplified fragment length
polymorphisms (AFLP). Menara Perkebunan 71(1): 1-15.
Hikmatyar, Mohamad Fazri., Royani, Juwartina Ida., dan Dasumiati. 2015. Isolasi
dan amplifikasi DNA keladi tikus (Thyponium flagelliform) untuk identifiksai
keragaman genetik. Jurnal Bioteknologi dan Biosains Indonesia. Vol 2(2): 42–
48. http://ejurnal2.bppt.go.id/index.php/JBBI/article/view/507/pdf_1. Diakses
pada tanggal 22 November 2021.
Lubis, Wisuda Pratama. 2021. Uji Kuantitatif DNA Dengan Spektrofotometer. Scribd.
https://id.scribd.com/document/502299506/Uji-Kuantitatif-Dna. Diakses pada
tanggal 22 November 2021.
Maftuchah dan A. Zainuddin. 2013. Studi Pendahuluan Variasi Genetik Jarak Pagar
(Jatropha curcas L.) Lokal Berdasarkan Random Amplified Polymorphic DNA.
Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Wasdili, Fini Ainun Qolbi dan Gartinah, Tintin. 2018. Penentuan kualitas isolasi
DNA Salmonella Typhimurium dengan metode spektrofotometri dan
elektroforesis. Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS). Vol 1(1): 578–582.
http://repository2.stikesayani.ac.id/index.php/pinlitamas1/article/download/431/
388/. Diakses pada tanggal 22 November 2021.
Wisuda Pratama. L., 2021. Uji Kuantitatif DNA Dengan Spektrofotometer. Scribe.
https://id.scribd.com/document/502299506/Uji-Kuantitatif-Dna. Diakse pada
tanggal 22 November 2021.