Anda di halaman 1dari 14

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMAL DAN

PENENTUAN KONSENTRASI CAMPURAN K2Cr2O7 DAN


KMnO4 MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis

Beni Pambudi1, Wulan Suci Pamungkas2


Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.

ABSTRAK

Penentuan panjang gelombang maksimal dan penentuan konsentrasi


dengan pembuatan kurva kalibrasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis
merupakan suatu analisa yang sederhana dan mudah dilakukan. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimal yang didapat tidak seperti
nilai teori yaitu 410 nm untuk K2Cr2O7 dan 548 nm untuk KMnO4. Kesalahan
terjadi pada alat instrumen yang kurang perawatan berkala. Kurva kalibrasi yang
diperoleh menunjukkan liniearitas yang baik atau lebih dari 95%.

I. PENDAHULUAN

Spektrofotometri UV-VIis merupakan salah satu teknik analisis


spektroskopi yang memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat
(190-380) dan sinar tampak (380-780) dengan memakai instrumen
spektrofotometer (Mulja 1995). Spektrofotometer UV-Vis melibatkan energi
elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk analisis kuantitatif.
Spektrofotometer terdiri atas spektrometer dan fotometer. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang teretentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi. Spektrofotometer tersusun atas sumber spektrum yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorsi untuk larutan smapel atau balngko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan antara sampel dan blangko ataupun pembanding
(Khopkar 2003).
Prinsip spektrofotometer adalah larutan sampel dikenai radiasi
elektromagnetik, sehingga larutan tersebut menyerap energi/radiasi yang
menyebabkan terjadinya interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi
(atom/molekul). Jumlah intensitas radiasi yang diserap oleh larutan sampel
terukur dalam bentuk transmitansi dan absorbansi dikonversi menjadi konsentrasi
analat yang kemudian menjadi data kuantitatif (Yulianti 2008). Pengkonversian
data absorbansi dan transmitansi menggunakan hukum Lambert-Beer. Hukum
Lambert menyatakan bahwa cahaya monokromatik melewati medium tembus
cahaya, laju berkurangnya intensitas oleh bertambahnya ketebalan berbanding
lurus dengan intensitas cahaya (Siregar 2010). Hukum Beer menytakan bahwa
intensitas cahaya berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya
konsentrasi zat penyerap secara linier (Basset 1994).
Persamaan Lambert-Beer yang mengamati antara intensitas sinar
(monokromatis) mula-mula dengan intensitas sinar (monokromatis) setelah
melalui media: A = Log I0/It = Log 1/T =  b c. Dimana, A = absorbansi; I 0 =
Intensitas awal; It = Intensitas setelah melalui media; T = transmitansi;  =
absorbtivitas molar; b = tebal media; c = konsentrasi larutan. Hukum Lambert-
Beer mengindikasikan bahwa absorbtivitas adalah konsentrasi yang konstan,
panjang gelombang yang kecil dan intensitas radiasi. Faktor yang memengaruhi
hukum Lambert-Beer adalah konsentrasi, zat pengabsobsi, cahaya dan kejernihan
(Huda 2001).

II. BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah Larutan KMnO4 0.01 M,


larutan KMnO4 0.001 M, larutan H2SO4 0.5 M, larutan sampel 1, larutan sampel 2,
larutan sampel 3, larutan sampel 4, larutan sampel 5 dan larutan sampel 6.
Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan dengan menggunakan larutan
H2SO4 0.5 M sebagai blangko, larutan KMnO 4 dan K2Cr2O7 0.01 M sebagai
sampel. Panjang gelombang yang diukur berkisar dari 350-700 nm dengan
interval 5 nm. Data transmitansi yang didapat dikonversi menjadi absorbansi yang
kemudian diolah dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Hasil
yang diolah ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penentuan konsentrasi campuran digunakan larutan KMnO4 dan K2Cr2O7
0.01 M. Larutan sampel sebelum dianalisis menggunakan spektrofotometer
dilakukan pengenceran menggunakan larutan H2SO4 0.5 M. Pengenceran dibuat
terpisah larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 0.01 M dengan volume 1.00 mL, 2.00 mL,
3.00 mL, 4.00 mL dan 5.00 mL. Larutan tersebut kemudian ditera menggunakan
larutan H2SO4 0.5 M. Larutan yang sudah diencerkan dianalisis menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis Shimadzu 1700 PC dengan panjang gelombang
maksimal. Data yang diperoleh dikonversi menjadi konsentrasi dari larutan
tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan penentuan panjang gelombang maksimal larutan KMnO4 dan


K2Cr2O7 0.01 M menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Panjang gelombang
maksimal merupakan panjang gelombang yang menghasilkan serapan terbesar
dari suatu larutan. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pada
larutan KMnO4 dan K2Cr2O7 panjang gelombang maksimal berada pada 350 nm
hal ini berdasarkan pada nilai transmitansi yang dikonversi menggunakan
persamaan Lambert-Beer menjadi absorbansi. Data grafik menunjukkan linearitas
yang kurang baik. Selain itu nilai panjang maksimum yang diperoleh tidak sesuai
dengan teori sekitar 528 nm untuk KMnO4 dan 410 nm utuk K2Cr2O7. Hal ini
menyatakan bahwa telah terjadi kesalahan dalam percobaan. Kesalahan yang
terjadi pada alat instrumen yang kurang perawatan dan pembilasan yang kurang
menyeluruh.
Percobaan penentuan konsentrasi larutan campuran KMnO4 dan K2Cr2O7
menggunakan spektronik 20D+ dan spektrofotometer UV-Vis. Pembuatan kurva
kalibrasi dilakukan sebelum penentuan konsentrasi larutan sampel. Larutan
KMnO4 dan K2Cr2O7 0.01 M dibuat variasi dengan cara pengenceran
menggunakan larutan H2SO4 sebanyak 5 pengenceran. Larutan tersebut diukur
dengan panjang gelombang 450 nm untuk K2Cr2O7 dan 546 nm untuk KMnO4.
Hasil yang diperoleh berupa nilai absorbansi dan grafik. Perbandingan grafik pada
gambar 3-6 menunjukkan bahwa linieritas (mendekati nilai 1) dari kurva kalibrasi
spektronik 20D+ lebih baik di banding dengan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan konsentrasi sampel menggunakan instrumen spektronik 20D+
dan Spektrofotometer UV-Vis. Larutan sampel sebanyak 6 di analisis
menggunakan 2 instrumen yang disebutkan. Perbandingan hasil yang di dapat
pada spektronik 20D+ dan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang
355 nm untuk K2Cr2O7 dan 530 nm untuk KMnO4 berupa nilai absorbansi dan
konsentrasi dilihat di lampiran 7-10. Nilai rerata dari K 2Cr2O7 untuk spektronik
20D+ 4 kali lipat dibanding spektrofotometer UV-Vis. Nilai standar deviasi
spektronik 20D+ lebih besar dari spektrofotometerUV-Vis. Nilai ketelitian
terbesar pada larutan sampel K2Cr2O7 pada alat intrumen spektronik 20D+. Nilai
rerata dan standar deviasi KMnO4 terbesar pada spektronik 20D+, namun
ketelitian spektronik 20 D+ lebih kecil. Uji perbandingan di antara 2 alat
instrumen digunakan uji T dan uji F pada lampiran 11 dan 12. Hasil yang didapat
pada uji T dengan selang kepercayaan 95%, nilai Thitung lebih kecil di banding
Ttabel hal ini menyatakan bahwa alat instrumennya tidak berbeda nyata. Hal ini
juga terjadi pada uji F yang menyatakan bahwa alat instrumennya tidak berbeda
nyata.
IV. SIMPULAN

Penentuan panjang gelombang maksimal dan konsentrasi campuran dapat


ditentukan dengan cara spektrofotometri. Prinsip penggunaannya berdasarkan dari
serapan yang diterima oleh sampel dari sinar radiasi. Nilai panjang gelombang
maksimal berbeda dengan teori. Faktor kesalahan pada alat instrumen. Linieritas
kurva kalibrasi sangat baik. Perbandingan dua alat instrumen tidak berbeda nyata.

V. DAFTAR PUSTAKA

Basset, J R C, Denney, G H Jefferey, J Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia


Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC
Huda N. 2001. Pemeriksaan Kinerja Spektrofotometer UV-Vis. GBC 911A
Menggunakan Pewarna Tartrazine CL 19140. Jurnal Sigma Epsilon. Vol. 1
No. 20-21 ISSN 0853-9013. Bidang Evaluasi dan Pengembangan
Keselamatan Instalasi, P2TKN-BATAN
Khopkar, S M. 2003. Kosep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Mulja, M S. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya. Airlangga University Press
Siregar, T H. 2010. Efektivitas KMK dan NA 2EDTA dalam Mengabsorbsi
Paparan Merkuri pada Ikan Lele (Clarias batrachus). Jurnal Pascapanen
dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 5 No 2. Universitas Gadjah
Mada
Yulianti, Ratih Dwi. 2008. Penentuan Seng dalam Kerang Darah (Schaparcha
inaequivalvis) dengan Pengkompleks Alizarin Red S Secara
Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA-ITS
LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan


K2Cr2O7 0,01 M dengan Spektronik 20D+
Panjang gelombang
(nm) %Transmitan Absorbans
350 - -
355 35,2 0,4534573
360 37,6 0,4248122
365 40,4 0,3936186
370 44,2 0,3545777
375 52 0,2839967
380 54,4 0,2644011
385 59,8 0,2232988
390 64,2 0,192465
395 68,6 0,1636759
400 72,6 0,1390634
405 74,4 0,1284271
410 78,6 0,1045775
415 79,6 0,0990869
420 81,4 0,0893756
425 79,6 0,0990869
430 81,4 0,0893756
435 82,4 0,0840728
440 82,2 0,0851282
445 82 0,0861861
450 82,2 0,0851282
455 84,8 0,0716041
460 83,2 0,0798767
465 85,8 0,0665127
470 87,6 0,0574959
475 89 0,05061
480 90 0,0457575
485 92,4 0,034328
490 93 0,0315171
495 94,8 0,0231917
500 95,6 0,0195421
505 96,6 0,0150229
510 97,2 0,0123337
515 98,4 0,0070049
520 99,2 0,0034883
525 99,6 0,0017407
530 99,8 0,0008695
-
535 100,4 0,0017337
540 99,8 0,0008695
545 99,6 0,0017407
-
550 100,4 0,0017337
555 100 0
560 99,8 0,0008695
-
565 100,2 0,0008677
-
570 100,2 0,0008677
575 100 0
-
580 100,4 0,0017337
585 99,8 0,0008695
-
590 100,8 0,0034605
-
595 100,2 0,0008677
600 99,4 0,0026136
-
605 100,4 0,0017337
610 99,6 0,0017407
-
615 100,4 0,0017337
620 99,6 0,0017407
625 99,4 0,0026136
630 99,6 0,0017407
635 100 0
640 99,6 0,0017407
645 99,4 0,0026136
650 99,4 0,0026136
655 100 0
660 99,4 0,0026136
665 100 0
670 100 0
-
675 100,2 0,0008677
680 100 0
685 99,8 0,0008695
690 99,6 0,0017407
-
695 100,4 0,0017337
700 99,8 0,0008695
Gambar 1 kurva hubungan antara panjang gelombang dengan absorbansi K2Cr2O7

Lampiran 2 Tabel Penentuan Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan


KMnO4 0,001 M dengan Spektronik 20D+
Panjang gelombang
(nm) %Transmitan Absorbans
350 - -
355 36,2 0,441291429
360 36,5 0,437707136
365 36,4 0,438898616
370 38,2 0,417936637
375 39,6 0,402304814
380 41,6 0,380906669
385 43,8 0,358525889
390 45,8 0,339134522
395 47,4 0,324221658
400 48,4 0,315154638
405 50,4 0,297569464
410 52 0,283996656
415 53 0,27572413
420 55,2 0,258060922
425 55,6 0,254925208
430 56,4 0,248720896
435 57,2 0,242603971
440 58 0,236572006
445 58 0,236572006
450 58,4 0,233587153
455 58,6 0,232102384
460 58,8 0,230622674
465 56,8 0,245651664
470 55,4 0,256490235
475 54 0,26760624
480 51,4 0,289036881
485 48,4 0,315154638
490 45,2 0,344861565
495 42 0,37675071
500 39,4 0,404503778
505 37 0,431798276
510 34 0,468521083
515 32,2 0,492144128
520 31 0,508638306
525 29,8 0,525783736
530 29,8 0,525783736
535 30 0,522878745
540 30,2 0,519993057
545 32,4 0,48945499
550 34,8 0,458420756
555 38,6 0,413412695
560 43,4 0,36251027
565 48,2 0,316952962
570 51,4 0,289036881
575 58,2 0,235077015
580 64,2 0,192464972
585 69,6 0,15739076
590 78 0,107905397
595 79,4 0,100179498
600 83,6 0,077793723
605 85 0,070581074
610 85,8 0,066512712
615 86,6 0,062482108
620 86,8 0,061480275
625 88 0,055517328
630 88,4 0,053547735
635 89,4 0,048662481
640 89,8 0,046723663
645 90 0,045757491
650 90,8 0,041914151
655 90,6 0,042871802
660 91,6 0,038104526
665 92 0,036212173
670 92,2 0,035269079
675 93,2 0,030584088
680 93,4 0,029653124
685 93,8 0,027797162
690 94,4 0,025028006
695 94,6 0,024108864
700 95,6 0,019542108

Gambar 2 kurva hubungan panjang gelombang dengan absorbansi KMnO4

Lampiran 3 Penentuan Kalibrasi Standar K2Cr2O7 0,01 M dengan


Spektrofotometri UV-Vis pada λ 450 nm
[K2Cr2O7]
(M) Absorbans
0,0004 0,025
0,0008 0,052
0,0012 0,08
0,0016 0,106
0,002 0,135

Gambar 3 kurva
kalibrasi konsentrasi
K2Cr2O7 dengan
absorbansi
menggunakan
spektrofotometer
UV-Vis
Lampiran 4 Penentuan Kalibrasi Standar KMnO4 0,001 M dengan
Spektrofotometri UV-Vis pada λ 546 nm
[KMnO4]
(M) Absorbans
0,00004
0,00008 0,017
0,00012 0,039
0,00016 0,062
0,0002 0,079

Gambar 4 kurva kalibrasi konsentrasi KMnO4 dengan absorbansi menggunakan


spektrofotometer UV-Vis

Lampiran 5 Penentuan Kalibrasi Standar K2Cr2O7 0,01 M dengan spektronik


20D+ pada λ 450 nm
[K2Cr2O7]
(M) %Transmitan Absorbans
0,0004 42,2 0,375
0,0008 39,6 0,402
0,0012 37,2 0,43
0,0016 35 0,456
0,002 32,7 0,485
Gambar 5 kurva kalibrasi konsentrasi K2Cr2O7 dengan absorbansi menggunakan
spektronik 20D+

Lampiran 6 Penentuan Kalibrasi Standar KMnO4 0,001 M dengan


Spektrofotometri UV-Vis pada λ 546 nm
[KMnO4]
(M) %Transmitan Absorbans
0,00004 97,5 0,011
0,00008 95,7 0,019
0,00012 91 0,041
0,00016 86,3 0,064
0,0002 83 0,081

Gambar 6 kurva kalibrasi konsentrasi KMnO4 dengan absorbansi menggunakan


spektronik 20D+
Lampiran 7 penentuan konsentrasi sampel K2Cr2O7 menggunakan
spektrofotometer UV-Vis (λ=355nm k=68.5)
Sampel Absorbans [K2Cr2O7]
1 0,19 0,00277372
2 0,207 0,0030219
3 0,199 0,00290511
4 0,196 0,00286131
5 0,197 0,00287591
6 0,189 0,00275912
Rerata 0,00286618
SD 9,5803E-05
Ketelitian 96,6574602

Gambar 7 spektrum K2Cr2O7 0.001 M

Lampiran 8 penentuan konsentrasi sampel KMnO4 menggunakan


spektrofotometer UV-Vis (λ = 530 nm k = 522.5)
Sampel Absorbans [KMnO4]
1 0,268 0,000512919
2 0,265 0,000507177
3 0,269 0,000514833
4 0,27 0,000516746
5 0,259 0,000495694
6 0,268 0,000512919
Rerata 0,000510048
SD 7,72694E-06
Ketelitian 98,48505597

Gambar 8 spektrum KMnO4 0.001 M

Lampiran 9 penentuan konsentrasi sampel K2Cr2O7 menggunakan spektronik


20D+ (λ=355nm k=68.5)
Sampel %Transmitan Absorbans [K2Cr2O7]
1 27,8 0,5559552 0,008116134
2 25,6 0,59176003 0,008638833
3 26,8 0,57186521 0,008348397
4 26,8 0,57186521 0,008348397
5 27 0,56863624 0,008301259
6 27,4 0,56224944 0,008208021
Rerata 0,00832684
SD 0,000177447
Ketelitian 97,86896983
Lampiran 10 penentuan konsentrasi sampel KMnO 4 menggunakan spektronik
20D+ (λ= 530 nm k= 462.5)
Sampel %Transmitan Absorbans [KMnO4]
1 52,2 0,282329497 0,000610442
2 53,2 0,274088368 0,000592623
3 51,8 0,28567024 0,000617665
4 51,4 0,289036881 0,000624945
5 54 0,26760624 0,000578608
6 51,2 0,290730039 0,000628605
Rerata 0,000608815
SD 1,95317E-05
Ketelitian 96,79185706

Lampiran 11 Uji T dan Uji F pada K2Cr2O7


UJI Thitung Ttabel Fhitung Ftabel
T 2,66344E-10 2,228 - -
F - - 0,202237695 5,05

 Thitung lebih kecil dari T tabel sehingga tidak berbeda nyata


 Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga tidak berbeda nyata

Lampiran 12 Uji T dan Uji F pada KMnO4


UJI Thitung Ttabel Fhitung Ftabel
T 7,70378E-06 2,228 - -
F - - 0,062869437 5,05

 Thitung lebih kecil dari T tabel sehingga tidak berbeda nyata


 Fhitung lebih kecil dari Ftabel sehingga tidak berbeda nyata

Anda mungkin juga menyukai