Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALISA

MODUL VIII
SPEKTROFOTOMETRI

KELOMPOK II /SELASA PAGI


Amaliasari Nur Setyono
NRP : 5008221010
Wanda Benboy
NRP : 5008221028

ASISTEN
Astri Kusumaningtyas
NRP : 02211940000023

Tanggal Percobaan : 16 Mei 2023

Tanggal Pengumpulan Laporan : 22 Mei 2023

LABORATORIUM KIMIA ANALISA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2023
a. Teori
Spektrofotometri adalah metode analisa menurut pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur berwarna yang terdapat pada panjang gelombang spesifik. Spektrofotometri
merupakan teknik pengukuran zat yang melibatkan spektroskopi secara lebih spesifik.
Spektroskopi merupakan ilmu mengenai interaksi antara radiasi dan suatu benda sebagai fungsi
panjang gelombang yang mengacu pada interaksi radiasi partikel dan respon yang terjadi
berdasarkan jangka frekuensi tertentu. Untuk melakukan spektrofotometri, alat yang digunakan
adalah spektrofotometer dengan fungsi mengukur intensitas cahaya. Oleh karena itu,
spektrofotometri merupakan upaya untuk mengukur penyerapan energi cahaya pada suatu sistem
kimia sebagai fungsi dari panjang gelombang maupun radiasi (Yudono, 2017).

Menurut (Warono & Syamsudin, 2013), bagian dari spektrofotometer dan perannya dalam
spektrofotometri adalah :

1. Sumber radiasi : berfungsi untuk memberikan energi radiasi di daerah panjang gelombang
agar dapat melakukan pengukuran dan mempertahankan intensitas sinar

2. Monokromator: berfungsi untuk menghasilkan radiasi monokromatis yang diperoleh melalui


kuvet berisi sampel dan blanko

3. Sel atau kivet: merupakan wadah untuk bahan yang akan diukur absorbansinya

4. Sel foto: berfungsi untuk menangkap cahaya yang telah diteruskan dan mengubah cahaya
menjadi listrik yang akan diterima oleh detektor.

5. Display: berfungsi untuk mengubah listrik dari detektor menjadi bentuk kuantitatif

Salah satu tipe spektrofotometer yang umumnya digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat yang digunakan pada proses spektrofotometri zat yang
memiliki panjang gelombang sekitar 180-380 nm untuk daerah UV dan 380-780 nm pada daerah
sinar tampak. Spektrofotometer UV-Vis umumnya dipakai untuk melakukan analisis
spektrofotometri yang berkaitan dengan absorpsi (Gultom et al., 2017).

Absorpsi dapat diukur melalui parameter gelombang spectrum yang terdapat oleh suatu
sampel atau zat (Eka Putri, 2017). Pada umumnya, instrumen spektrofotometer dibagi menjadi
dua yaitu single-beam dan double beam. Spektrofotometer single beam merupakan alat yang
digunakan untuk melakukan pengukuran spektrofotometri terhadap aspek absorbansi pada panjang
gelombang tunggal secara kuantitatif. Panjang gelombang pada proses spektofotometri dengan
single beam umumnya paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800
hingga 1000 nm. Sedangkan pada double beam, panjang gelombang yang diamati berkisar antara
190 hingga 750 nm (Suhartati, 2017).

b. Tujuan
1. Menentukan absorbtivitas molar larutan standart permanganat dan kromat menggunakan
spektronic 20.
2. Menentukan kosentrasi permanganat dan kromat dalam campuran menggunakan
spektronic 20 dengan panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
c. Alat
No Alat Jumlah
1 Spektrofotometer 1
2 Kuvet 7
3 Labu takar 100 mL 2
4 Labu takar 10 mL 2
5 Karet penghisap 1
6 Pipet tetes 7
7 Pipet Volume 1 mL 1
8 Tabung Reaksi 1

d. Bahan
No Bahan Jumlah
1 KMnO4 standart 10-3 Molar Secukupnya
2 K2CrO4 standart 10-3 Molar Secukupnya
3 NaOH encer 3 Tetes
4 Aquadest Secukupnya

e. Prosedur
A. Penentuan Absorptivitas molar larutan KMnO4 dan K2CrO4
1. Hidupkan alat spektrofotometer.
2. Biarkan selama kurang lebih 15 menit.
3. Mengencerkan larutan sesuai konsentrasi yang diberikan asisten.
4. Pasagkan karet penghisap pada pipet volume 1 mL.
5. Ambil labu takar 10 mL.
6. Ambil larutan kalium permanganat atau KMnO4 10-3 Molar sebanyak 1 mL dan masukkan
ke dalam labu takar 10 mL.
7. Tambahkan aquadest hingga tanda meniscus pada labu takar.
8. Kocok hingga larutan homogen.
9. Ambil aquadest dan masukkan ke kuvet.
10. Ambil larutan tugas mengandung kalium permanganat atau KMnO4 dan masukkan ke
dalam kuvet.
11. Masukkan kuvet berisi larutan blangko atau aquedest pada spektrofotometer.
12. Atur Absorbansi = 0 dan % T pada angka 100 pada panjang gelombang λ = 450 nm.
13. Ganti kuvet berisi blanko dengan kuvet berisi KMnO4
14. Tentukan serapannya (Absorbansi) pada λ = 450 nm dan λ = 520 nm.
15. Melakukan langkah yang sama untuk larutan kalium kromat atau K2CrO4.
B. Penentuan Konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4 dalam Campuran
1. Tambah 3 tetes larutan NaOH encer.
2. Kocok larutan hingga homogen.
3. Masukkan larutan tugas dalam kuvet.
4. Kalibrasi sprektrofotometer dengan larutan blanko atau aquadest.
5. Mencatat absortivitas (A) atau serapannya dan %T pada λ= 450 nm dan λ =520 nm.
6. Menghitung konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4
f. Hasil dan Pembahasan
Percobaan spektrofotometri memiliki dua tujuan, yaitu menentukan absorbtivitas molar
larutan standar permanganat dan kromat secara spektrofotometri serta menentukan konsentrasi
permanganat dan kromat dalam campuran dengan panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut.
Pada praktikum ini, dilakukan dua macam percobaan. Percobaan pertama bertujuan untuk
menentukan absorbtivitas molar larutan standar permanganat dan kromat secara spektrofotometri.
Pada prosedur pertama, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyalakan spektrofotometer
dan membiarkannya selama ±15 menit, hal ini bertujuan agar spektrofotometer mencapai
kesetimbangan termal dan elektris sehingga spektrofotometri dapat bekerja lebih stabil. Kemudian,
encerkan larutan sesuai konsentrasi yang ditentukan oleh asisten. Selanjutnya, 1 mL larutan kalium
permanganat atau KMnO4 10-3 M diambil menggunakan pipet volume 1 mL dan dimasukkan ke
dalam labu takar 10 mL. Aquadest kemudian ditambahkan hingga tanda meniscus pada labu takar.
Selanjutnya, larutan dikocok hingga homogen. Selanjutnya, spektrofotometer dikalibrasi dengan
3
aquades dalam kuvet yang diisi sampai 4 bagian lalu dimasukkan ke dalam spektrofotometer dan

diatur agar nilai A=0 dan %T=100 pada λ=450 nm. Tujuan dari pengisian larutan di dalam kuvet
3
hanya sampai 4 bagian saja adalah agar berkas cahaya tetap dapat sepenuhnya menembus larutan

sehingga pengukuran lebih akurat. Sedangkan, tujuan dari pengaturan nilai A=0 dan %T=100
adalah untuk memperluas pembacaan dan pergeseran pita absorbs yang dapat dicegah. Serta tujuan
dari penggunaan aquades sebagai larutan blanko pada kalibrasi karena aquades bersifat tembus
cahaya pada daerah tampak dan turun sampai panjang gelombang di bawah ultraviolet.
Spektrofotometer harus dikalibrasi terlebih dahulu agar spektrofotometer berada dalam kondisi
yang stabil sehingga menunjukkan hasil yang akurat. Dalam penggunaan kuvet, kuvet harus
dipegang pada sisi gelapnya bukan pada sisi terangnya. Hal ini bertujuan agar bekas jari tidak
menempel pada sisi terang kuvet karena sisi terang kuvet adalah sisi yang digunakan untuk
pembacaan, apabila terdapat bekas jari, maka bekas jari tersebut dapat menyerap radiasi ultraviolet
sehingga mengganggu hasil pembacaan. Sisi terang kuvet harus diarahkan ke arah datangnya
sumber cahaya yang berada pada lift di alat spectronic-20. Tujuan memasukkan kuvet ke lift adalah
agar tidak terkontaminasi cahaya yang dapat memengaruhi hasil pembacaan.. Selanjutnya,
tentukan dan catat nilai A dan %T yang didapat dari hasil pembacaan tersebut. Setelahlarutan berada
dalam kuvet maka dapat dilakukan pengukuran menggunakan spektofotometri. Setiap pergantian
konsentrasi maka dilakukan langkah kalibrasi dengan aquadest. Langkah tersebut diulang pada
panjang gelombang 520nm. Kemudian, dilakukan pula pengukuran A dan %T untuk K2CrO4 pada
panjang gelombang λ = 450 nm dan 520 nm. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan data
sebagai berikut.
Tabel 1 Menentukan Absorbsivitas Molar KMnO4 (λ= 520 nm)
No. C A %T C.A (M) C2 (M2)
1. 0,0002 0,402 39,4% 0,0000804 0,00000004
2. 0,0004 0,801 15,8% 0,0003204 0,00000016
3. 0,0006 1,243 5,71% 0,0007458 0,00000036
4. 0,0008 1,66 2,19% 0,001328 0,00000064
5. 0,001 2,064 0,854% 0,002064 0,000001
Jumlah 0.0045386 M 0.0000022 M2
Berdasarkan tabel hasil pengukuran A dan %T tersebut, dapat dihitung Absorbtivitas KMnO4
pada λ = 520 nm menggunakan perhitungan sebagai berikut.
∑𝐶𝐴 0,0045386 M
• K1 = ∑𝐶 2 = = 𝟐𝟎𝟔𝟑 𝑴−𝟏
0,0000022 𝑀2

𝐾1 2063 𝑀−1
• ɛ1 = = = 𝟐𝟎𝟔𝟑 𝑴−𝟏 𝒄𝒎−𝟏
𝑙 1 𝑐𝑚

Tabel 2 Menentukan Absorbsivitas Molar K2CrO4 (λ= 450 nm)


No. C A %T C.A (M) C2 (M2)
1. 0,0002 0,023 94,7% 0,0000046 0,00000004
2. 0,0004 0,075 84,1% 0,00003 0,00000016
3. 0,0006 0,08 83,2% 0,000048 0,00000036
4. 0,0008 0,1 79,4% 0,00008 0,00000064
5. 0,001 0,121 75,6% 0,000121 0,000001
Jumlah 0.0002836 M 0.0000022 M2
Dengan menggunakan perhitungan yang sama, didapatkan hasil sebagai berikut.
• K2 = 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 𝑴−𝟏
• ɛ2 = 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 𝑴−𝟏 𝒄𝒎−𝟏
Pada prosedur pertama, didapatkan nilai absorbtivitas molar KMnO4 pada panjang gelombang 520
nm adalah 2063 M-1 cm-1 dan nilai absorpsivitas molar K2CrO4pada panjang gelombang 450 nm
adalah 128.909 M-1 cm-1. Berikut merupakan kurva standar dari KMnO4 dan K2CrO4.
Berdasarkan gambar f.1, didapatkan persamaan regresi linear y = 2091.5 x – 0.0209 dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9998 atau 99.8 %, yang menandakan adanya konsentrasi yang
mempengaruhi absorbansi dengan persen pengaruh sebesar 99.8 % pada uji spektrofotometri
KMnO4 (λ=520 nm).

Berdasarkan gambar f.2, didapatkan persamaan regresi linear y = - 45351 x + 40.001 dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8049 atau 80.49 % yang menandakan adanya konsentrasi
yang mempengaruhi transmitansi dengan persen pengaruh sebesar 80.49 % pada uji
spektrofotometri KMnO4 (λ=520 nm).
Berdasarkan gambar f.3, didapatkan persamaan regresi linear y = 110.5x + 0.1135 dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.9121 atau 91.21 %, yang menandakan adanya konsentrasi
yang mempengaruhi absorbansi dengan persen pengaruh sebesar 91.21 % pada uji
spektrofotometri K2CrO4 (λ=450 nm).

Berdasarkan gambar f.4, didapatkan persamaan regresi linear y = - 21450x + 96.27 dengan
koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8975 atau 89.75 %, yang menandakan adanya konsentrasi
yang mempengaruhi transmitansi dengan persen pengaruh sebesar 89.75% pada uji
spektrofotometri K2CrO4 (λ=450 nm).
Tabel 3 Menentukan Konsentrasi KMnO4 dan KCr2O4 dalam Campuran
No. λ (nm) A %T
1. 450 nm 0,187 65 %
2. 520 nm 1,422 3,79 %

Tabel 4. Hasil Perhitungan Menentukan Molaritas Kandungan di dalam Sampel

No. Kandungan Larutan Cperhitungan (M)


Sampel
1. KMnO4 6,894 × 10-4 M
2. K2CrO4 - 1,31 × 10-4 M

Selanjutnya yaitu dilakukan prosedur kedua. Pada prosedur kedua, larutan campuran yang
KMnO4 dan K2CrO4 ditetesi dengan NaOH sebanyak 3 tetes. Penambahan NaOH bertujuan agar
larutan berada pada kondisi basa, sehingga mencegah terjadinya reaksi redoks antara KMnO4 dan
K2CrO4. Berdasarkan data yang telah didapatkan, diperoleh konsentrasi KMnO4 di dalam larutan
campuran sebesar 6,894 × 10-4 M dan konsentrasi K2CrO4 di dalam larutan campuran adalah
sebesar - 1,31 × 10-4 M.

Adapun error yang terjadi dalam praktikum ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, dikarenakan bahan kuvet yang digunakan untuk menampung sampel adalah sejenis
plastik yang tidak mempunyai transparansi optimal dan dapat menyerap atau memancarkan cahaya
pada rentang panjang gelombang tertentu, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam
pengukuran absorbansi. Kedua, error dapat disebabkan karena adanya kesalahan dalam memegang
kuvet, yaitu kuvet dipegang pada bagian yang halus (dilalui oleh cahaya). Ketiga, error dapat
disebabkan karena adanya kontaminasi pada larutan sampel. Keempat, error juga dapat disebabkan
dikarenakan kurang homogennya larutan yang diencerkan. Hal ini menyebabkan nilai absorbansi
maupun transmitansi yang terbaca oleh spektrofotometri menjadi tidak sempurna.

g. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Nilai absorpsivitas molar KMnO4 pada panjang gelombang 520 nm adalah 2063 M-1 cm-1
sedangkan nilai absorpsivitas molar K2CrO4 pada panjang gelombang 450 nm adalah
128.909 M-1 cm-1.
2. Konsentrasi KMnO4 di dalam larutan campuran adalah sebesar 6,894 × 10-4 M sedangkan
konsentrasi K2CrO4 di dalam larutan campuran adalah sebesar - 1,31 × 10-4 M.
h. Daftar Pustaka
[1] B. Yudono, SPEKTROMETRI, 1st ed. Palembang: Simetri, 2017.
[2] D. Warono and Syamsudin, “UNJUK KERJA SPEKTROFOTOMETER UNTUK
ANALISA ZAT AKTIF KETOPROFEN,” KONVERSI, vol. 2, no. 2, pp. 57–65, 2013.
[3] F. K. B. Gultom, J. Nababan, T. M. Sinambela, T. Harizka, and Rahmatsyah, “UJI DAYA
ABSORBANSI ETANOL PADA DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS,” Jurnal EINSTEIN , vol. 5, no. 2, pp. 1–6,
2017, [Online]. Available: http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/inpafie-issn:2407-
747x,p-issn2338-1981
[4] L. Eka Putri, “Penentuan Konsentrasi Senyawa Berwarna KMnO 4 Dengan Metoda
Spektroskopi UV Visible,” NATURAL SCIENCE JOURNAL, vol. 3, no. 1, pp. 391–398,
2017.
[5] T. Suhartati, DASAR-DASAR SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN SPEKTROMETRI
MASSA UNTUK PENENTUAN STRUKTUR SENYAWA ORGANIK. Bandar Lampung: CV
Anugrah Utama Raharja, 2017. Accessed: May 17, 2023. [Online]. Available:
http://repository.lppm.unila.ac.id/2700/1/buku%20dasar-
dasar%20spektrofometri__upload.pdf
Lampiran
1. Apendiks
Tabel 1 Menentukan Absorbsivitas Molar KMnO4 (λ= 520 nm)
No. C A %T C.A (M) C2 (M2)
1. 0,0002 0,402 39,4% 0,0000804 0,00000004
2. 0,0004 0,801 15,8% 0,0003204 0,00000016
3. 0,0006 1,243 5,71% 0,0007458 0,00000036
4. 0,0008 1,66 2,19% 0,001328 0,00000064
5. 0,001 2,064 0,854% 0,002064 0,000001
Jumlah 0.0045386 M 0.0000022 M2
∑𝐶𝐴 0,0045386 M
• K1 = ∑𝐶 2 = = 𝟐𝟎𝟔𝟑 𝑴−𝟏
0,0000022 𝑀2

𝐾1 2063 𝑀−1
• ɛ1 = = = 𝟐𝟎𝟔𝟑 𝑴−𝟏 𝒄𝒎−𝟏
𝑙 1 𝑐𝑚

Tabel 2 Menentukan Absorbsivitas Molar K2CrO4 (λ= 450 nm)


No. C A %T C.A (M) C2 (M2)
1. 0,0002 0,023 94,7% 0,0000046 0,00000004
2. 0,0004 0,075 84,1% 0,00003 0,00000016
3. 0,0006 0,08 83,2% 0,000048 0,00000036
4. 0,0008 0,1 79,4% 0,00008 0,00000064
5. 0,001 0,121 75,6% 0,000121 0,000001
Jumlah 0.0002836 M 0.0000022 M2
∑𝐶𝐴 0,0002836 M
• K2 = ∑𝐶 2 = = 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 𝑴−𝟏
0,0000022 𝑀2

𝐾2 128,909 𝑀−1
• ɛ2 = = = 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 𝑴−𝟏 𝒄𝒎−𝟏
𝑙 1 𝑐𝑚
Tabel 3 Menentukan Konsentrasi KMnO4 dan KCr2O4 dalam Campuran
No. λ (nm) A %T
1. 450 nm 0,187 65 %
2. 520 nm 1,422 3,79 %

Diketahui :
X = KMnO4
Y = K2CrO4
K(x,450) = 𝟐𝟕𝟑, 𝟕 𝑴−𝟏 (data estimasi)
K(x,520) = K1 = 𝟐𝟎𝟔𝟑 𝑴−𝟏
K(y,450) = K2 = 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 𝑴−𝟏
K(y,520) = 𝟏𝟐, 𝟑 𝑴−𝟏 (data estimasi)
Adapun persamaan yang didapatkan sebagai berikut.
A450 = K(x,450) . Cx + K(y,450) . Cy
A520 = K(x,520) . Cx + K(y,520) . Cy

1. Persamaan 1
0,187 = 273.7 Cx + 128.909 Cy
2. Persamaan 2
1,422 = 2063 Cx + 12.3 Cy
3. Eliminasi
0,187 = 𝟐𝟕𝟑, 𝟕 Cx + 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 Cy x1 0,187 = 𝟐𝟕𝟑, 𝟕 Cx + 𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 Cy
1,422 = 𝟐𝟎𝟔𝟑 Cx + 𝟏𝟐, 𝟑 Cy 14,903 = 21621,079 Cx +
x10.48
𝟏𝟐𝟖, 𝟗𝟎𝟗 Cy
-14,716 = -21347,379 Cx
sehingga didapatkan Cx = 0,0006894 M
Cx = 6,894 × 10-4 M

Substitusi
0,187 = 273,7 Cx + 128,909 Cy
0,187 = 273,7 (0,0006894) + 128,909 Cy
0,187 = 0,18868878 + 128,909 Cy
0,187 − 0,188688
Cy = 128,909
Cy = - 0,000131 M
Cy = - 1,31 × 10-4 M
2. Laporan Sementara
3. MSDS
Hari/kelompok : Selasa / 2
Modul Praktikum : Spektrofotometri

No. Nama Physical and Toxicological Information First Aid


(Formula) Chemical Measures
Properties
1. Kalium a. Berbentuk a. Terhirup: menyebabkan a. Terhirup:
kromat padatan iritasi pada saluran hirup udara
(K2CrO4) berwarna pernapasan segar,
kuning b. Tertelan: dapat longgarkan
b. Tidak menyebabkan rasa mual bagian
berbau dan muntah pakaian
c. Memiliki c. Terkena mata:
yang ketat,
titik leleh menyebabkan iritasi
jika
975°C mata parah
d. Memiliki d. Terkena kulit: mengalami
Mr 194,2 menyebabkan iritasi gangguan
g/mol pernapasan,
berikan
oksigen
atau napas
buatan, dan
segera
lakukan
pemeriksaa
n ke rumah
sakit
b. Tertelan:
minum air,
jangan
dipaksa
dimuntahka
n, dan
lakukan
pemeriksaa
n ke rumah
sakit
c. Terkena
mata: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit
d. Terkena
kulit: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit,
lepas
pakaian
yang
terkontami
nasi
2. Kalium a. Berbentuk a. Terhirup: menyebabkan a. Terhirup:
permangan padatan tenggorokan kering dan hirup udara
at berwarna sakit, batuk, iritasi segar,
(KMnO4) ungu saluran pernapasan dan longgarkan
kehitaman membran mukosa, bagian
b. Tidak tenggorokan sakit atau pakaian
berbau kering, dan berpotensi yang ketat,
c. Memiliki menyebabkan edema jika
titik leleh paru-paru mengalami
>240°C b. Tertelan: menyebabkan gangguan
d. Memiliki mual dan sakit perut, pernapasan,
Mr 158,03 diare, iritasi pada organ berikan
g/mol pencernaan, dalam oksigen
jumlah besar dapat atau napas
menyebabkan perforasi buatan, dan
pada kerongkongan segera
c. Terkena mata: lakukan
menyebabkan korosi pemeriksaa
pada jaringan mata, n ke rumah
pembengkakan pada sakit
jaringan mata, pada b. Tertelan:
kontak berlanjut dapat minum air,
menyebabkan jangan
kerusakan mata dipaksa
permanen dimuntahka
d. Terkena kulit: n, dan
menyebabkan iritasi lakukan
kulit, dapat pemeriksaa
menyebabkan luka n ke rumah
bakar pada kulit sakit
c. Terkena
mata: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit
d. Terkena
kulit: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit,
lepas
pakaian
yang
terkontami
nasi

3. Natrium a. Berbentuk a. Terhirup: menyebabkan a. Terhirup:


hidroksida kristal batuk, iritasi pada organ hirup udara
(NaOH) berwarna pernapasan dan segar,
putih membran mukosa, longgarkan
b. Tidak kemungkinan edema bagian
berbau organ pernapasan, pakaian
c. Bersifat dalam jangka panjang yang ketat,
basa kuat dapat menyebabkan jika
d. Memiliki gangguan pernapasan mengalami
titik leleh dan peradangan pada gangguan
323°C organ pernapasan pernapasan,
e. Bersifat b. Tertelan: menyebabkan berikan
higroskopi sakit kerongkongan dan oksigen
s perut, mual, muntah atau napas
darah, kesulitan buatan, dan
menelan, pendarahan segera
dan luka bakar pada lakukan
mukosa lambung dan pemeriksaa
usus, dan kemungkinan n ke rumah
perforasi esofagus sakit
c. Terkena mata: b. Tertelan:
menyebabkan korosi minum air,
dan kerusakan jangan
permanen pada mata dipaksa
d. Terkena kulit: dimuntahka
menyebabkan luka n, dan
bakar pada kulit dan lakukan
dalam jangka panjang pemeriksaa
menyebabkan ruam dan n ke rumah
peradangan kulit sakit
c. Terkena
mata: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit
d. Terkena
kulit: bilas
dengan air
mengalir
selama
minimal 15
menit,
lepas
pakaian
yang
terkontami
nasi
Wujud : Cair
Warna : Tidak
berwarna
Tidak ditemukan Tidak ada
Bau : Tidak
informasi terkait persyaratan
Aquades berbau
6. bahaya dari khusus yang
(H2O) pH : 7
aquadest. diperlukan.
Titik didih :
100°C
Titik lebur :
0°C

Anda mungkin juga menyukai