Anda di halaman 1dari 20

MODUL IV

SPEKTROFOTOMETRI

KELOMPOK II/KAMIS
Natanael Peter
NRP : 02211940000068
Hosea Amadeus Hariputra
NRP : 02211940000062

ASISTEN
Aidatu Rosyida
NRP : 02211640000054

Tanggal percobaan : 9 April 2020


Tanggal pengumpulan laporan : 16 April 2020
TUJUAN :
1. Menentukan absorbtivitas molar larutan standart permanganat dan kromat secara
spektronic 20
2. Menentukan kosentrasi permanganat dan kromat dalam campuran secara spektronic 20
dengan panjang gelombang 450 nm dan 520 nm.
3. Mencari panjang gelombang terapan maksimum dari larutan permanganat dan kromat.

DASAR TEORI
Spektrofotometri adalah merupakan metode dalam mengidentifikasi zat-zat kimia.
Metode ini menggunakan warna sebagai faktor pembantunya. Spektrofotometri
menggunakan cahaya sebagai tolak ukur yang utama. Zat kimia diukur tingkat
penyerapannnya terhadap energi cahaya yang disebut sebagai panjang gelombang radiasi.
Sehingga spektrofotometri dapat diidentikan dengan penilaian visual dalam bentuk visual
cahaya. (Underwood,2002)
Dalam spektrofotometri alat yang digunakan adalah spektrofotometer.
Spektrofotometer meruapakan alat untuk mengukur transmitran atau absorban suatu sampel
sebagai fungsi panjang gelombang. Pada spektrofotometer panjang gelombang didapat dari
bantuan alat pengurai seperti prisma. (Basset,1994)
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding. Titik berat
ditunjukan pada interaksi antara materi dengan cahaya baik yang dilihat maupun tidak
terlihat. (Eka,2007)

ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Spectronic-20 (Spektrofotometer)
2. Kuvet
3. Labu takar 100 ml
4. Pipet volume 1 ml.
Bahan :
1. Larutan KMnO4 standart 10-3M
2. Larutan K2CrO4 standart 10-3M
3. Larutan NaOH encer

IV-1
4. Aquades

IV-3
PROSEDUR
A. PENENTUAN ABSORPTIVITAS MOLAR B. PENENTUAN
KONSENTRASI
LARUTAN KMnO4 DAN K2CrO4 KMnO4 DAN K2CrO4

Mulai Mulai

Larutan KMnO4 10-3M dan


Larutan tugas, NaOH
K2CrO4 10-3M, aquadesh encer, aquadesh

Menghidupkan spektrofotometer serta


dibiarkan menyala 15 menit Memasukan larutan tugas ke dalam labu
takar 100 mL

Memasukkan kuvet yang terisi aquadest


Menambahkan NaOH encer sedikit
ke dalam spektrofotometer

Mengencerkan larutan dengan aquadest


Mengatur spektrofotometer λ =450 nm dan hingga 100 mL
kalibrasi spektrofotometer (A=0,
%T=100%)
Mengambil dengan pipet 10 mL larutan
ke dalam kuvet

Mengganti Mengganti
kuvet dengan kuvet dengan Mengatur serapan pada λ 450 nm (A=0,
larutan 1mL karutan 1mL %T=100%)
KMnO4 10-3 M K2CrO4 10-3 M
yang yang
diencerkan diencerkan Mengganti kuvet dengan kuvet larutan
tugas
menjadi 10 mL menjadi 10 mL

Mengulangi langkah diatas dengan


Mendapat Mendapat perubahan λ 520 nm (A=0, %T=100%)
nilai A dan
%T KMnO4 nilai A
Nilai A dan %T larutan tugas
dan %T

Mengulangi langkah diatas dengan Menghitung konsentrasi KMnO4 dan


perubahan λ =520 nm dan kalibrasi K2CrO4
spektrofotometer (A=0, %T=100%)
Mendapat nilai
Mendapat nilai konsentrasi KMnO4 dan
Absorptivitas molar K2CrO4
larutan KMnO4 dan
K2CrO4
Selesai

Selesai

IV-2
C. Menentukan panjang gelombang serapan maksimum dari larutan KMnO4 dan
K2CrO4

Mulai

Larutan KMnO4 10-3 M dan


K2CrO4 10-3 M

Memasukkan kuvet berisi aquades ke


dalam spektrofotometer

Mengatur λ 0= 400nm dan kalibrasi


spektrofotometer (A=0,%T=100%)

Melakukan Melakukan
pengujian terhadap pengujian terhadap
KMnO4 di dalam K2Cr2O4 di dalam
kuvet dengan λ =¿ kuvet dengan λ =¿
0+20) nm di setiap 0+20) nm di setiap
pengujian pengujian
selanjutnya hingga selanjutnya hingga
λ=¿600 nm λ=¿600 nm

Nilai A dan %T Nilai A dan %T


KMnO4 dengan λ K2CrO4 dengan λ
=400-600 nm =400-600 nm

Memasukkan data ke dalam betntuk tabel

λ maksimum KMnO4 dan K2CrO4


pada λ =400-600 nm

Selesai

IV-3
PEMBAHASAN
Percobaan spektrofotometri ini memiliki tujuan untuk menentukan absorbtivitas molar
dari larutan standar permanganat dan kromat secara spektronik 20, menentukan kosentrasi
permanganat dan kromat dalam campuran secara spektronic 20 dengan panjang gelombang
450 nm dan 520 nm, serta mencari panjang gelombang terapan maksimum dari larutan
permanganat dan kromat. Pada percobaan ini dibutuhkan spektronik 20 yang merupakan alat
utama penunjuk data kuantitatif dari percobaan.
Langkah awal dari percobaan ini adalah menghidupkan alat spektrofotometri ini dan
menunggu terlebih dahulu 15 menit. Selagi menunggu 15 menit, jarum skala serapan ( A )
diatur pada ∞ atau % T pada angka 0 pada λ ± 450 nm. Tujuan dari mendiamkan spektronik
20 terlebih dahulu adalah untuk tercapainya keseimbangan termal dan elektris. (Svehla,1990)
Selanjutnya, sebelum spektronik 20 dapat dipakai harus dilakukan terlebih dahulu
pengkalibrasian alat. Spektronik 20 disetting pada λ 450 nm dan A=0 serta T=100 %. Dalam
pengkalibrasian alat, dibutuhkan kuvet yang berisi aquades sebagai pembanding standar.
Aquades yang diisikan pada kuvet hanya boleh ¾ dari volume total. Hal ini bertujuan untuk
meminimalisir tumpahnya aquades saat berada di dalam spektrofotometer. Aquades ditunjuk
karena tidak bisa mengabsorbsi sinar otomatis memiliki nilai transmisi 100% yang cocok
sebagai pembanding standar. Nantinya, kalibrasi dilakukan pada awal penggunaan
spektrofotometer dan berulang setiap perubahan larutan tingkat kepekatan larutan uji agar
memperoleh hasil yang akurat.
Setelah kalibrasi alat selesai, kuvet yang berisi aquades diganti dengan kuvet yang
sudah berisi larutan uji yang ingin diketahui absorptivitasnya. Larutan kromat dan
permanganat yang diambil adalah sebanyak 5 ml 10-3M, sampel ini diambil dari larutan telah
diencerkan dengan variasi volume 7.7 ml, 10 ml, 20 ml, serta 40 ml. Pengenceran larutan uji
bertujuan untuk memvariasi molaritas dari larutan uji sehingga didapat tingkat absorbansi
yang bervariasi dalam perhitungan.
Pada percobaan ini digunakan λ 450 nm dan 520 nm. Panjang gelombang yang
diambil dikarenakan warna komplementer dari permanganat adalah hijau yang memiliki
panjang gelombang antara 500-560 nm sedangakan kromat yang warna komplementernya
biru yang mempunyai panjang gelombang sekitar 435-480 nm. Setelah melalakukan
pengujian, akan didapat nilai dari A dan %T. (Underwood,2002)
Absorbansi setiap variasi tentunya akan berbeda tergantung tingkat kemolarannya.
Secara nalar, nilai absorbansi akan lebih tinggi seiring tingginya kemolaran larutan uji. Nilai
absorbansi dapat dihitung dengan persamaan Beer – Lambert :

IV-4
A = -log(T)....................................................................(1)
Dari data percobaan yaitu A, %T serta kemolaran dapat dihasilkan data data seperti berikut :
Tabel 1. Nilai A dan %T tiap variasi C dan λ

Panjang KMnO4 K2CrO4


Gelombang V (mL) C (M)
A T A T
(nm)
7.7 6.49.10-04 1.168 6.79% 0.076 83.95%
10 5.00.10-04 0.051 88.90% 0.066 85.90%
450
20 2.50.10-04 0.048 89.50% 0.03 93.31%
40 1.25.10-04 0.044 90.30% 0.026 94.11%
7.7 6.49.10-04 0.893 12.79% 0.08 83.18%
10 5.00.10-04 0.287 51.64% 0.06 87.10%
520
20 2.50.10-04 0.043 90.66% 0.012 97.27%
40 1.25.10-04 0.03 93.35% 0.004 99.08%

Dari hasil perhitungan menurut data yang diperoleh kita dapatkan tingkat
absorbtivitas dari kedua larutan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil perhitungan nilai tingkat absorbtivitas molar
Larutan KMnO4 Larutan K2CrO4
λ (nm)
k (M-1) ε ( L mol-1 cm-1) k (M-1) ε ( L mol-1 cm-1)
450 1070 1070 124 124
520 984 984 114 114

Untuk menentukan konsentrasi KMnO4 dan K2CrO4 dalam larutan campuran, kedua
larutan dimasukkan kedalam labu takar 100 mL. Pemilihan labu takar adalah memudahkan
proses pengenceran yang memerlukan pengocokan larutan. Labu takar memiliki leher yang
sempit serta penutup pada ujung leher yang meminimalisir tumpahnya larutan saat
diencerkan. Selanjutnya pada larutan ditambahkan 3 tetes NaOH encer. NaOH encer
ditambahkan dengan tujuan untuk menciptakan suasana basa, karena pada suasana asam hal
yang tidak kita inginkan kemungkinan besar akan terjadi yaitu MnO 4- akan mengalami
reduksi dan kromat akan membentuk dikromat. Kedua perubahan ini membuat perubahan
tingkat absorbansi keduanya karena memiliki warna yang berbeda dan tentunya sinar yang
diberikan akan memberikan hasil absorbansi yang berbeda. (Underwood.2002)

IV-5
Reaksi akibat suasana asam ditunjukan dengan :
4MnO4-(aq) + 4 H+(aq) 4MnO2(aq) + 3O2(g) + 2H2O(l)....................................(2)
2CrO 42-(aq) + 2H+(aq) Cr 2O72-(aq) + H2O(l)..................................................
(3)
Setelah pemberian NaOH encer, larutan tugas diencerkan dengan aquades hingga
volume 100 ml, larutan hasil pengenceran selanjutnya dimasukkan ke dalam kuvet dengan
pipet. Sebelum digunakan, lagi lagi harus dilakukan kalibrasi spektronic 20 dengan aquades
pada λ 450 nm. Sama seperti langkah yang tadi, kita mengukur nilai A dan %T larutan tugas
yang telah dimasukkan ke kuvet. Kali ini juga digunakan λ 450 nm dan juga 520 nm sebagai
panjang gelombangnya. Setelah mendapat hasil pengukuran selanjutnya melakukan
perhitungan. Didapatkan konsentrasi dari KMnO4 dan K2CrO4 adalah 9,39.10-3 M dan -
0.08M.

Tabel 3. Nilai A dan %T larutan tugas


Panjang Gelombang (nm) A T

450 0.071 85%


520 0.068 86%

Pada percobaan ketiga yaitu menentukan panjang gelombang serapan maksimum


pada larutan KMnO4 dan K2CrO4. Pertama dilakukan kalibrasi alat dengan standar λ pada 400
nm, dengan kuvet berisi aquades sebagai larutan pengkalibrasinya. Dalam percobaan ini
digunakan variasi λ setiap 20 nm hingga λ 600 nm. Rentang panjang gelombang yang
digunakan menyesuaikan panjang gelombang dari warna warna KMnO4 dan K2CrO4. K2CrO4
berwarna komplementer kuning serta biru. Panjang gelombang warna ini ada pada rentang
panjang gelombang 435-480 nm. K2CrO4 memiliki panjang gelombang serapan maksimum
pada 460 nm. KMnO4 berwarna komplementer ungu dan hijau. Panjang gelombang warna ini
ada pada rentang panjang gelombang 560-580 nm. KMnO4 memiliki panjang gelombang
serapan maksimum pada 525 nm. Sehingga rentang panjang gelombang ini sesuai dengan
warna dari K2CrO4 dan KmnO4. Data yang diperoleh merupakan A dan %T serta variasi
panjang gelombangnya. Untuk mengetahui panjang gelombang dengan serapan maximum
dibuat grafik dari A dan panjang gelombang. Titik dimana A paling tinggi merupakan titik
maximum serapan. Pada gelombang itulah larutan tugas dapat menyerap sinar yang berarti
memiliki titik absorbansi tertinggi.
KESIMPULAN

IV-6
Berdasarkan hasil data dan perhitungan dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa :

IV-3
1. Absorbtivitas molar larutan standar pada larutan permanganat pada λ 450 dan 520 nm
adalah 1070 L (cm. Mol)-1 dan 984 L (cm.mol)-1 , sedangakan untuk larutan kromat
pada λ 450 dan 520 nm adalah 124 L(cm.mol)-1 dan 114 L(cm.mol)-1
2. Konsentrasi dari permanganat pada larutan tugas yang digunakan adalah 9,39.10 -3 M,
serta konsentrasi dari kromat pada larutan tugas ialah -0,08 M.
3. Panjang gelombang serapan maksimum K2CrO4 adalah 460 nm dan panjang
gelombang serapan maksimum KMnO4 adalah 525 nm.

DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. EGC: Jakarta
Day, R A, dan Underwood, A L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga
Eka. 2007. Metode Analisa Kimia-Spektrofotometri. Gramedia: Jakarta.

Svehla, G . 1985. Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. London:
Longman Group.

IV-7
APPENDIKS

1. Menentukan Absorbtivitas molar larutan KMnO4 dan K2CrO4

Tabel 1. Larutan KMnO4 pada panjang gelombang 450nm


C (M) A %T C.A C2
6.49.10-4 1.168 6.79% 7.58.10-4 4.22.10-7
5.00.10-4 0.051 88.90% 2.55.10-5 2.50.10-7
2.50.10-4 0.048 89.50% 1.20.10-5 6.25.10-8
1.25.10-4 0.044 90.30% 5.50.10-6 1.56.10-8
JUMLAH 8.01.10-4 7.5.10-7

K1 =
∑ C. A ε1 =
k1
ε1 = 1070 L (mol.cm)-1
b
∑ C2
8.01. 10−4 1070 M
−1
K1 = ε1 =
7.5 .10−7 1 cm
K1 = 1070 M-1
Tabel 2. Larutan K2CrO4 pada panjang gelombang 450nm
C (M) A %T C.A C2
6.49.10-4 0.076 83.95% 4.94.10-5 4.22.10-7
5.00.10-4 0.066 85.90% 3.30.10-5 2.50.10-7
2.50.10-4 0.03 93.31% 7.50.10-6 6.25.10-8
1.25.10-4 0.026 94.11% 3.25.10-6 1.56.10-8
JUMLAH 9.31.10-5 7.50.10-7

K2 =
∑ C. A ε2 =
k1
ε2 = 124 L (mol.cm)-1
b
∑ C2
−5
9,31 .10 124 M
K2 = −7 ε2 =
7,5. 10 1 cm
K2 = 124 M-1
Tabel 3. Larutan KMnO4 pada panjang gelombang 520nm
C (M) A %T C.A C2
6.49.10-4 0.893 12.79% 5.80.10-4 4.22.10-7
5.00.10-4 0.287 51.64% 1.44.10-4 2.50.10-7
2.50.10-4 0.043 90.66% 1.08.10-5 6.25.10-8
1.25.10-4 0.03 93.35% 3.75.10-6 1.56.10-8
JUMLAH 7.38.10-4 7.50.10-7

IV-8
K3 =
∑ C. A ε3 =
k1
ε3 = 984 L (mol.cm)-1
∑ C2 b
7,38.10−4 984 M
K3 = −7 ε3 =
7.5 .10 1 cm
K3 = 984 M-1

Tabel 4. Larutan K2CrO4 pada panjang gelombang 520nm


C (M) A %T C.A C2
6.49.10-4 0.08 83.18% 5.19.10-5 4.22.10-7
5.00.10-4 0.06 87.10% 3.00.10-5 2.50.10-7
2.50.10-4 0.012 97.27% 3.00.10-6 6.25.10-8
1.25.10-4 0.004 99.08% 5.00.10-7 1.56.10-8
JUMLAH 8.54.10-5 7.50.10-7

K4 =
∑ C. A ε4 =
k1
ε4 = 114 L (mol.cm)-1
b
∑ C2
8,54 . 10−5 114 M
K4 = ε4 =
7,5 .10−7 1 cm
K4 = 114 M-1
2. Menentukan konsentrasi permanganat dan kromat dalam campuran
Panjang Gelombang(nm) A %T
450 0.071 85%
520 0.068 86%

Misal : (1) 0.071 = 1070 Cx + 124 Cy *114


Cx = [KMnO4] (2) 0.068 = 984 Cx + 114 Cy *124
Cy = [K2CrO4] 8.094 = 121980 Cx + 14136 Cy
8.432 = 122016 Cx + 14136 Cy
A1 = k1Cx + k2Cy..................(1)
A2 = k3Cx + k4Cy..................(2) -0.338 = -36 Cx
Cx = 9.39 . 10-3 M

(2) 0.068 = 984 Cx + 114 Cy


0.068 = 984 . 9,39 .10-3 + 114 Cy
114 Cy = 0.068 – 9.24
114 Cy = -9.172
Cy = -0.08 M

IV-9
IV-10
IV-11
IV-12
IV-13
IV-14
IV-15
IV-16
IV-17

Anda mungkin juga menyukai