Anda di halaman 1dari 11

Percobaan 8

ANALISIS SPECTROSKOPI UV-VIS


“PENENTUAN KONSENTRASI KMnO4“

A. TUJUAN

1. Menentukan panjang gelombang maksimum

2. Membuat kurva standar kalibrasi

3. Menentukan konsentrasi larutan yang tidak diketahui

B. DASAR TEORI
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis
yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan
cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV
dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun
yang lebih berperan adalah elektron valensi(Wordpress, 2011).

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri

Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang (cahaya


polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang
tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang memegang
peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom yang ada hingga
terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki oleh suatu molekul
dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan bergetar (vibrasi) jika dikenai
suatu energi(Wordpress, 2011).

Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi perpindahan
elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi. Perpindahan
elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya yang diserap adalah
cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam atom atau elektron ikatan
pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar (vibrasi). Sedangkan gerakan
berputar elektron terjadi pada energi yang lebih rendah lagi misalnya pada
gelombang radio(Wordpress, 2011).
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur konsentrasi
suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang ada dalam sel
sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.
Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan diserap, sebagian akan
dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan(Wordpress, 2011).
(Sumber:http://wanibesak. wordpress.com/2011/07/04/pengertian-
dasarspektrofotometer-vis-uv-uv-vis/).

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya


yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum
lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:
“jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan
sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan
suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan”(Anonim.
2011).
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk menghitung
banyaknya cahaya yang hamburkan(Anonim. 2011):

�=𝐼𝑡𝐼� atau %�=𝐼𝑡𝐼��100%


dan absorbansi dinyatakan dengan rumus: �=−log�= −log𝐼𝑡𝐼�

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah intensitas


cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c

A = absorbansi
b = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam
mo molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila peralatan
yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut(Anonim. 2011):
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar
dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).

2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu
larutan.

3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang


(tebal kuvet) yang sama.

4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya


larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi
hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada
di dalam larutan.

5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan


menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam menggunakan


spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit(Tim Ekfis II,
2012):
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis
termasuk zat pembentuk warna.

2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.

3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi


sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan
konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan
(melalui pengenceran atau pemekatan).

C. ALAT DAN BAHAN

Alat :
1. Spektrofotometer + kuvet
2. Labu ukur
3. Pipet ukur 10 ml
4. Gelas piala 100 mL : 2 buah
5. Gelas piala 50 mL : 1 buah
6. Pipet tetes : 3 buah

Bahan :
1. KMnO4
2. Akuades

D. SKEMA KERJA
a. Pembuatan Larutan

KMnO4
Dibuat larutan KMnO4 2.10-5 M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M,
10.10-5 M

Disiapkan larutan blanko

Disiapkan cuplikan

Larutan
b. Pencarian gelombang maksimum

Spektrofometer
Dihidupkan dan dipanaskan 15 menit

Diatur panjang gelombang(400nm-700nm)

Diatur knop kiri 0% T

Diatur %T sampai 100 pada knop kanan

Dimasukkan KMnO4 8.10-5 M kedalam kuvet sampai batas

Diukur absorbansinya, ulangi dengan interval 5nm

Dibuat kurva

Hasil Pengamatan

c. Pembuatan kurva kalibrasi dan pengukuran cuplikan yang tidak diketahui

Spektrofotometer
Diset panjang gelombang alat sesuai dengan panjang gelombang
maksimum pada tahap B.
Diukur larutan KMnO4 2.10-5 M, 4.10-5 M, 6.10-5 M, 8.10-5 M,
10.10-5 M
Dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi terhadap konsentrasi
larutan KMnO4.
Dibuat persamaan garis liniernya.
Ditentukan konsentrasi cuplikan dengan memasukkan nilai
absorbansi yang diperoleh ke dalam persamaan yang diperoleh.

Hasil Pengamatan

E. DATA PERCOBAAN
a. Pembuatan Larutan

No Konsentrasi Warna Larutan


KMnO4
1 2 x 10-5 Ungu bening
2 4 x 10-5 Ungu mendekati bening
3 6 x 10-5 Ungu
4 8 x 10-5 Ungu mendekati pekat
5 10 x 10-5 Ungu pekat

b. Pencarian panjang gelombang maksimum

No Larutan (M) Panjang Gelombag (nm) Absorban (A)


1 KMnO4 8 x 10-5 600 1,687

c. Pembuatan kurva kalibrasi

Panjang Gelombag
No Larutan (M) Absorban (A)
(nm)
1 2 x 10-5 600 1,462
2 4 x 10-5 600 1,725
3 6 x 10-5 600 1,679
4 8 x 10-5 600 1,687
5 10 x 10-5 600 1,675

1. Kurva kalibrasi antara absorbansi terhadap konsentrasi larutan


KMnO4.

Kurva kalibrasi antara absorban terhadap konsentrasi


1,750
1,700
1,650
1,600
1,550 Absorban
1,500
1,450
1,400
1,350
1,300
200 400 600 800 1000

2. Persamaan garis liniernya :


y=bx+a

F. PEMBAHASAN

Spektrofotometer UV-VIS merupakan alat dengan teknik


spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini
digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak
oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang
dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang
terdapat dalam larutan tersebut
Dalam percobaan bertujuan untuk menetapkan kadar KMnO4
dengan menggunakan spektrofotometri uv-vis dengan panjang
gelombang 400-700 nm, namun dalam percobaan yang kami lakukan,
hanya menggunakan panjang gelombang 600 nm, dikarenakan
kesalahan praktikan yang lupa saat menjalankan praktikum.
Hal yang pertama dilakukan adalah membuat larutan KMnO 4 dari
1000N, menjadi 800N, 600N, 400N, dan 200N dengan pelarut air.
Dilakukan dengan menggunakan rumus M1V1=M2V2, dengan labu
erlenmeyer 250 mL.
Perlakuan berikutnya yaitu penentuan panjang gelombang
maksimum. Mula-mula dimasukkan larutan blanko yaitu air/aquades
ke dalam spektrofotometer uv-vis, tujuannya ialah untuk membuat
absorbannya menjadi 0. Blanko ini berguna untuk menstabilkan
absorbsi akibat perubahan voltase atau intensitas cahaya awal dari
sumber cahaya. Setelah itu dilakukan pengukuran absorban terhadap
sampel KMnO4, 200N, 400N, 600N, 800N, dan 1000N. Seharusnya
dengan panjang gelombang yang berbeda-beda, yaitu dalam rentang
400-700 nm, maka dapat meminimalisir % error dalam pengukuran
absorbansi dari sampel yang akan diukur selanjutnya.
Percobaan selanjutnya adalah membuat kurva kalibrasi. Untuk
membuat kurva kalibrasi digunakan larutan KMnO4 standar dengan
konsentrasi yang berbeda-beda yang diperoleh melalui pengenceran.
Dari kurva kalibrasi absorbansi terhadap konsentrasi larutan ini kita
dapat menentukan konsentrasi dari suatu sampel, yang telah diukur
besar absorbansinya, namun dalam praktikum kami tidak menukur
konsentrasi dari suatu sampel, karena waktu praktikum tidak
mencukupi.

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasl praktikum yang telah dilakukan yakni
sebagai berikut :

1. Prinsip kerja alat spektrofotometer yakni berdasarkan absorbsi cahaya


oleh komponen yang akan dianalisa. Sebagian dari cahaya tersebut akan
diserap oleh komponen yang akan dianalisa dan sisanya dipancarkan
kembali.

2. Kurva pada grafik naik dari kiri ke kanan dengan persamaan y=bx+a

DAFTAR PUSTAKA

Wordpress. 2011. Pengertian Dasar Spektofotometri UV-VIS.


http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-
spektrofotometer-vis-uv-uv-vis/. Diakses tanggal 8 Mei 2014
Anonim. 2011. Pengertian-Dasar-Spektrofotometer-Vis-UV. http://
wwkhusnul.blogspot.com/2012/06/spektrofotometri.html. Diakses
Pada tanggal 8 Mei 2014.

Ekfis II. 2012. Eksperimen Fisika II. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta.

Lampiran
Pertanyaan Prapraktikum

1. Bagaimana prinsip kerja alat spektrofotometer UV-VIS.


2. Apa yang dimaksud dengan panjang gelombang maksimum dan kurva
standar kalibrasi?
3. Jelaskan hukum Lamber-Beer.
4. Kenapa larutan berwarna dapat diukur absorbansinya?
Jawab!
1. Prinsip kerja alat spektrofotometer yakni berdasarkan absorbsi cahaya oleh
komponen yang akan dianalisa. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap
oleh komponen yang akan dianalisa dan sisanya dipancarkan kembali.
2. Panajang gelombang maksimum adalah panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi.
Kurva standar kalibrasi adalah alur dalam grafik antara absorbansi
terhadap konsentrasi
3. Hukum Lamber-Beer:
Absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi, karena l
harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu tetapan. Artinya
konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin tinggi,
begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang
dihasilkan makin rendah.

4. Karena Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar


tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak
berwarna, sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan
berwarna disebut juga metode kolorimetri. Jika larutan tidak berwarna
maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna dengan cara memberi
reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik karena hanya bereaksi
dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut reagen pembentuk
warna (chromogenik reagent)

Lampiran X=100000N.mL /
Perhitungan pengenceran
1000N
5. Membuat KMnO4 200 N
X=100mL
M1=KMnO4 1000 N
V1=Volume KMnO4 1000 N
7. Membuat KMnO4 600 N
M2=KMnO4 200 N
M1=KMnO4 1000 N
V2= Volume KMnO4 200 N
V1=Volume KMnO4 1000 N
M1V1=M2V2
M2=KMnO4 600 N
1000N . X= 200N . 250mL
V2= Volume KMnO4 600 N
X=50000N.mL / 1000N
M1V1=M2V2
X=50mL
1000N . X= 600N . 250mL
X=1500000N.mL /
6. Membuat KMnO4 400 N
M1=KMnO4 1000 N 1000N
V1=Volume KMnO4 1000 N
M2=KMnO4 400 N X=150mL
V2= Volume KMnO4 400 N
M1V1=M2V2 8. Membuat KMnO4 800 N
1000N . X= 400N . 250mL M1=KMnO4 1000 N
V1=Volume KMnO4 1000 N
M2=KMnO4 800 N
V2= Volume KMnO4 800 N
M1V1=M2V2
1000N . X= 800N . 250mL
X=200000N.mL /
1000N
X=200mL

9. Membuat KMnO4 1000 N


M1=KMnO4 1000 N
V1=Volume KMnO4 1000 N
M2=KMnO4 1000 N
V2= Volume KMnO4 1000 N
M1V1=M2V2
1000N . X= 1000N . 250mL
X=250000N.mL /
1000N
X=250mL

Anda mungkin juga menyukai