Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SEDIAAN FARMASI

PENETAPAN KADAR BAHAN BAKU KMnO4 MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

DISUSUN OLEH :

NAMA : ROCHMATUL LAILI SANTA BAKTI


NIM : 10122140
KELAS :C
PRODI : S1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2023/2024
Percobaan 1

PENETAPAN KADAR BAHAN BAKU KMnO4 MENGGUNAKAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

I. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi bahan baku KMnO4menggunakan


spektrofotometri Uv-Vis.
2. Mahasiswa dapat menentukan konsentrasi sampel yang mengandung KMnO4.

II. LANDASAN TEORI


Dalam analisis spektrofotometri UV-Vis, apabila sinar polikromatis maupun monokromatis
mengenai suatu media, maka intensitasnya akan berkurang. Berkurangnya intensitas sinar
terjadi karena adanya serapan oleh media tersebut dan sebagian kecil dipantulkan atau
dihamburkan. Dalam percobaan ini, intensitas sinar diukur setelah melalui larutan. Intensitas
sinar yang diserap dapat ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar tanpa adanya
serapan dan intensitas dengan serapan. Larutan yang tidak menyerap sinar disebut dengan
larutan blanko, yaitu merupakan larutan yang tidak mengandung analit. Agar diperoleh hasil
yang sempurna, sinar yang digunakan haruslah sinar monokromatis dan dipilih yang benar-
benar diserap oleh larutan analit. Pada analisis senyawa tunggal, panjan gelombang (lamda)
yang digunakan untuk analisis adalah Panjang gelombang maksimum, yaitu panjang
gelombang yang memiliki serapan (absorbansi) maksimal. Hal ini didasari oleh beberapa
alasan, yaitu:
1. Perubahan absorbansi karena perubahan konsentrasi lebih sensitif dan lebih cepat
teramati.
2. Di sekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi linier, sehingga
memenuhi hukum Lambert-Beer.
3. Jika dilakukan pengukuran ulang, akan menghasilkan hasil yang cukup konstan.
Suatu larutan yang mempunyai warna khas dapat menyerap sinar dengan Panjang
gelombang tertentu. Intensitas sinar yang diserap adalah sedemikian rupa dan memiliki
hubungan eksak dengan konsentrasi. Jika intensitas sinar pada cuplikan (larutan analit) yang
tidak diketahui konsentrasinya dibandingkan dengan suatu larutan standar maka konsentrasi
larutan cuplikan dapat diketahui. Cuplikan yang akan ditentukan konsentrasinya harus
diperlakukan sama dengan larutan standar.
Salah satu cara penentuan konsentrasi analit dalam suatu sampel larutan adalah dengan
cara pembuatan kurva baku. Kurva baku dibuat dari beberapa konsentrasi larutan baku yang
diukur nilai absorbansinya kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara
absorbansi dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi, maka kurva baku akan
membentuk suatu garis lurus yang memiliki persamaan y = Bx + A, yang mana y mewakili
absorbansi larutan sedangkan x adalah konsentrasi larutan. Dengan adanya persamaan
kurva baku, maka konsentrasi analit dalam suatu sampel dapat dihitung apabila absorbansi
sampel sudah diukur.
III. ALAT DAN BAHAN
 ALAT
1. Beaker glass
2. Pipet volume
3. Push Ball
4. Labu ukur 100 ml
5. Spektrofotometer UV-Vis

 BAHAN
1. Larutan KMnO4
2. Aquadest

IV. CARA KERJA


A. Pembuatan larutan baku induk KMnO4 500 ppm sebanyak 100 Ml
1. Ditimbang KMnO4 sebanyak 50 mg
2. Masukkan ke Beaker glass dan tambahkan aquades
3. Aduk hingga KMnO4 larut sempurna lalu masukkan ke labu ukur 100 mL
4. Tambahkan aquades hingga garis batas labu ukur lalu kocok hingga homogen.

B. Pembuatan larutan baku kerja KMnO4 50 ppm sebanyak 100 Ml

V1 x C1 = V2 x C2
Keterangan:

V1 = Volume larutan awal


V2 = Volume larutan yang akan dibuat
C1 = Konsentrasi larutan awal
C2 = Konsentrasi larutan yang akan dibuat

Cara Kerja:
 Dipipet 10 mL larutan baku induk KMnO4 500 ppm, lalu masukkan ke dalam labu ukur 100
mL
 Tambahkan aquades sampai tanda batas lalu kocok hingga homogen.

C. Pembuatan larutan baku seri KMnO4 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm sebanyak 100 mL

Pembuatan baku seri KMnO4 2 ppm

 Dipipet 2 mL larutan baku kerja KMnO4 100 ppm, lalu masukkan ke dalam labu ukur
 100 mL
 Tambahkan aquades sampai tanda batas lalu kocok hingga homogen V1 x C1 = V2 x C2
 Lakukan langkah kerja no 1 dan 2 untuk pembuatan larutan baku seri KMnO4 4,6, 8 dan 10
ppm
 ppm dengan menghitung volume yang harus dipipet terlebih dahulu.
D. Pembuatan larutan uji atau sampel mengandung KMnO4

 Dipipet 2 mL larutan baku kerja KMnO4 100 ppm, lalu masukkan ke dalam labuukur 100 mL
 Tambahkan aquades sampai tanda batas lalu kocok hingga homogen
 Lakukan langkah kerja no 1 dan 2 untuk pembuatan larutan baku seri KMnO4 4, 6, 8 dan 10
ppm dengan menghitung volume yang harus dipipet terlebih dahulu.

E. Penentuan konsentrasi sampel yang mengandung KMnO4

 Masukkan larutan blanko dan larutan sampel ke dalam kuvet. (catatan: sebelum dimasukkan
ke dalam kuvet, kuvet dibilas dengan aquades 3X dan dilanjutkan dengan larutan yang akan
dimasukkan ke dalam kuvet)
 Masukkan kuvet berisi larutan blanko pada kompartemen pertama dan larutan sampel pada
kompartemen kedua. (catatan: larutan blanko selalu diletakkan di kompartemen pertama)
 Atur panjang gelombang pada panjang gelombang maksimal KMnO4, absorbansi blanko di-
blank-kan lalu baca nilai absorbansi larutan sampel dengan cara menarik tuas pada
spektrofotometer UV-Vis.
 Tentukan konsentrasi sampel, yaitu dengan mensubstitusikan nilai absorbansi larutan
sampel ke dalam persamaan kurva baku yang diperoleh pada langkah kerja

V. HASIL
A. Data Penentuan Lamda Maksimal

No Lamda (nm) Absorbansi (A)

1 450 0,024

2 460 0,032
3 470 0,040

4 480 0,049
5 490 0,067

6 500 0,086
7 510 0,103

8 520 0,121

9 530 0,124

10 540 0,118
11 550 0,115

12 560 0,074

13 570 0,068
14 580 0,036
15 590 0,015
Data Absorbansi Larutan Baku Seri 530:

Konsentrasi larutan baku KMnO4 (ppm) Absorbansi (A)

2 0,038

4 0,051

6 0,085

8 0,115

10 0,129

Sampel 0,069
VI. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini mempelajari mengenai spektrofotometri, dengan tujuan menentukan


panjang gelombang maksimum dan konsentrasi pada larutan KMnO4 menggunakan metode
spektrofotometri. Spektrofotometri merupakan suatu pengukuran kuantitatif yang didasarkan pada
interaksi radiasi sinar ultra-violet (uv), sinar tampak (visual), dan inframerah (IR) dengan suatu
bahan. Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran secara spektrofotometri disebut
spektrofotometer. Spektrofotometer Uv-vis adalah instrumen analitik yang digunakan untuk
mengukur daya absorbansi suatu cairan yang memiliki gugus kromofor terhadap panjang gelombang
cahaya tertentu. Spektrofotometer Uv-Vis bekerja dengan cara mengirimkan cahaya dari sumber
cahaya melalui sampel cairan dan kemudian mendeteksi cahaya yang muncul dari sisi lain.
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum memulai praktikum adalah menyiapkan alat
dan bahan. Bahan yang diperlukan untuk melakukan praktikum ini adalah Aquadest; Larutan
KMnO4 baku induk 500 ppm; Larutan KMnO4 baku kerja 50 ppm; dan larutan KMNo4 baku seri 2
ppm; 4 ppM; 6 ppM; 8 ppm; 10 ppm arutan Tugas (Larutan KMnO4 yang konsentrasinya hanya
diketahui asisten laboratorium). Secara garis besar prosedur analisis spektrofotometri terbagi
menjadi tiga bagian, yakni kalibrasi alat, pengukuran absorban KMnO4, dan pengukuran larutan
tugas. Kalibrasi alat adalah dengan mengukur absorbansi dari larutan blanko.
Pembuatan larutan baku induk KMNo4 500 ppm sebanyak 100 ml. Ditimbang KMNo4
seberat 50 mg menggunakan neraca Analitik. Dimasukkan ke dalam beakerglass dan ditambahkan
aquadest, diaduk hingga KMNo4 larut sempurna kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml.
ditambahkan aquadest hingga garis batas labu ukur, kocok hingga homogen.
Pembuatan larutan baku kerja KMNo4 50 ppm sebanyak 100 ml. Pengenceran dilakukan dengan
menggunakan labu ukur 100 ml. Banyaknya KMNo4 yang dibutuhkan untuk menghasilkan KMNo4
500 ppm dapat dicari melalui persamaan :

V1 x C1 = V2 x C2

Dimana V1 adalah volume awal larutan KMNo4 sebelum diencerkan, disini belum diketahui. C1
adalah Konsentrasi awal larutan KMNo4 sebelum diencerkan, yakni 500 ppm. V2 adalah Volume
larutan KMNo4 yang akan dibuat, yakni 100 ml. C2 adalah konsentrasi larutan KMNo4 yang akan
dibuat, yakni 50 ppm. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan bahwa jumlah KMNO4 500 ppm
yang dibutuhkan sebanyak 10 ml. Dipipet 10 ml larutan baku induk KMNo4 500 ppm, lalu
dimasukkan ke labu ukur 100 ml. ditambahkan aquadest sampai tanda batas lalu dikocok hingga
homogen. Perlu diperhatikan bahwa pada saat pengambilan larutan harus dipastikan tidak terdapat
gelembung udara yang terperangkap, karena hal ini akan berpengaruh terhadap akurasinya. Jika
terdapat gelembung, kocok Kembali larutan hingga gelembung menghilang atau terisi dengan
aquadest, lalu tambahkan aquadest Kembali hingga tanda batas.
Pengenceran sekanjutnya yakni Pembuatan larutan baku seri KMNo4 50 ppm menjadi 2 ppm
menggunakan labu ukur 100 ml dan didapatkan hasil perhitungan bahwa KMNo4 50 ppm yang
dibutuhkan adalah sebanyak 2 ml. Selanjutnya dari KMNo4 50 ppm menjadi 4 ppm, tetap
menggunakan labu ukur berukuran 100 ml dan berdasarkan hasil perhitungan KMNo4 50 ppm yang
dibutuhkan sebanyak 4 ml. KMNo4 50 ppm menjadi 6 ppm, tetap menggunakan labu ukur 100 ml
dan berdasarkan hasil perhitungan KMNo4 50 ppm yang dibutuhkan sebanyak 6 ml. Kemudian dari
KMNo4 50 ppm menjadi 8 ppm, tetap menggunakan labu ukur 100 ml dan berdasarkan perhitungan
KMNo4 50 ppm yang dibutuhkan sebanyak 8 ml. KMNo4 50 ppm menjadi 10 ppm, tetap
menggunakan labu ukur 100 ml dan berdasarkan hasil perhitungan KMNo4 50 ppm yang dibutuhkan
sebanyak 10 ml.
Setelah didapatkan 5 macam baku seri KMNo4 dengan berbagai konsentrasi, selanjutnya
adalah pembuatan larutan uji atau sampel yang mengandung KMNo4. Dipipet 2 ml larutan baku
kerja KMNo4 50 ppm, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. menambahkan aquadest ad tanda
batas lalu dikocok hingga homogen.
Setelah di dapatkan 5 macam baku seri KMNo4 dan larutan uji sampel KMNo4, maka
selanjutnya adalah penentuan Panjang gelombang (λ) maksimum. Menyalakan Spektrofotometer
UV-Vis, dibiarkan selama ± 20 menit untuk pemanasan. Dimasukkan larutan blanko (aquadest) dan
larutan baku kerja 10 ppm ke dalam kuvet yang berbeda dengan keadaan kuvet sudah dibilas
dengan aquadest 3x. dimasukkan kuvet berisi larutan blanko pada kompartemen pertama dan
larutan baku kerja 10 ppm pada kompartemen kedua. Kemudian mengatur Panjang gelombang dan
absorbansi larutan baku kerja 10 ppm dengan menarik tuas pada spektofotometer UV-Vis, kemudian
prosedur tersebut diulangi untuk mengukur absorbansi larutan baku kerja 10 ppm pada Panjang
gelombang yang lainnya. Kemudian ditentukan Panjang gelombang maximum atau Panjang
gelombang yang memiliki nilai absorbansi tertinggi. Pada percobaan ini, nilai absorbansi maksimum
berada pada lamda 530 yaitu dengan absorbansi 0,124
Selanjutnya adalah pembuatan kurva baku KMNo4. Menyalakan spektofotometer UV-Vis,
dibiarkan selama 20 menit untuk pemanasan. dimasukkan larutan kedalam kuvet. Setiap satu kuvet
berisi satu larutan, larutan blanko, larutan sampel dan larutan baku seri KMnO4 setiap
konsentrasi, sehingga tersedia total terdapat 7 kuvet pada percobaan kali ini, setiap kuvet diberi
keterangan berisi larutan apa dengan konsentrasi berapa. Larutan blanko pada praktikum kali ini
adalah aquades. Larutan blanko adalah pelarut yang digunakan untuk melarutkan larutan sampel
yaitu KMnO4. Aquadest dijadikan sebagai larutan blanko dikarenakan aquadest memiliki nilai
absorbansi yang bernilai 0. Dimasukkan kuvet berisi larutan blanko pada kompartemen pertama
dan larutan sampel dan baku seri KMNo4 2,4,6,8,10 ppm pada kompartemen ke-2, ke-3, dan ke-4
secra berurutan. Larutan blanko selalu berada di kompartemen pertama. Selanjutnya yang
dilakukan adalah mengatur Panjang gelombang pada Panjang gelombang maksimal KMNo4,
absorbansi blanko di blank-kan kemudian dibaca nilai abseorbansi larutan baku seri KMNo4
2,4,6,8,10 ppm dengan menarik tuas pada spektofotometer UV-Vis. Hasil praktikum menunjukkan
bahwa nilai absorbansi KMNo4 2 ppm sebesar 0,038, KMNo4 4 ppm sebesar 0,051, 6 ppm sebesar
0,085, 8 ppm sebesar 0,115, 10 ppm sebesar 0,124 dan sampel sebesar 0,069
Langkah selanjutnya setelah seluruh nilai absorbansi larutan diketahui adalah membuat
kurva hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya. Gravik yang dibuat berisikan
konsentrasi dan nilai absorbansi larutan KMNo4 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm tanpa
larutan tugas karena konsentrasinya belum diketahui. Grafik kurva ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara konsentrasi dengan nilai absorbansi suatu larutan. Langkah ini
merupakan langkah yang paling penting untuk mengetahui konsentrasi dari larutan tugas. Pada
grafik, sumbu x merupakan konsentrasi dan sumbu y merupakan absorbansi. Dari grafik yang
didapatkan terlihat bahwa konsentrasi larutan linear atau sebanding dengan absorbansi,
semakin tinggi konsentrasi dan akan semakin besar juga nilai absorbansi dari larutan tersebut. Hal
ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer. Selain itu, dari grafik juga didapatkan persamaan kurva
baku, yakni:

Y = Bx + A

Faktor penyebab dari tingginya milai absorbansi adalah dikarenakan kuvet yang digunakan
belum bersih sempurna dan larutan sampel yang digunakan terdapat zat mengganggu yang
mengakibatkan nilai absorbansi tinggi
100%
90%
80%
70%
60%
50% Column1

40% Series 1

30%
20%
10%
0%
450 Category 2 Category 3 Category 4

VII. KESIMPULAN
Dalam praktikum ini, berhasil dilakukan penentuan kadar KMnO4 dalam larutan berwarna
dengan sukses melalui metode spektrofotometri UV-Vis. Metode ini terbukti efektif dalam
menganalisis senyawa berwarna dengan mengukur absorbansi cahaya pada panjang gelombang
tertentu. Salah satu pencapaian signifikan adalah penentuan panjang gelombang maksimum (λ)
KMnO4, yaitu pada 530 nm, di mana absorbansi mencapai puncaknya. Panjang gelombang ini
menjadi titik acuan penting dalam proses pengukuran selanjutnya.

Konsentrasi larutan baku seri KMnO4 dengan berbagai tingkat konsentrasi (2, 4, 6, 8, dan 10
ppm) berhasil dihitung berdasarkan nilai absorbansi pada panjang gelombang maksimum. Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula nilai absorbansi,
sesuai dengan hukum Beer-Lambert. Eksperimen ini memiliki implikasi penting dalam industri
farmasi, di mana penentuan kadar KMnO4 dalam bahan baku merupakan langkah kunci dalam
menjaga mutu produk dan mematuhi standar kualitas yang berlaku.

Dalam konteks industri farmasi, praktikum ini membuktikan bahwa penentuan kadar KMnO4
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis adalah suatu langkah penting dalam menjaga
standar kualitas yang ketat dan mutu produk farmasi. Pengukuran ini dapat dijadikan dasar untuk
mengendalikan dan mengawasi proses produksi guna memastikan bahwa setiap batch produk
farmasi memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Kemampuan untuk memantau kadar
bahan baku ini juga memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk farmasi yang
mereka gunakan telah melalui pengujian ketat dan aman.

Selain manfaat dalam aplikasi industri farmasi, eksperimen ini juga menyoroti pentingnya
pemahaman ilmiah yang lebih dalam dalam pengembangan metode analisis. Keterbatasan-
keterbatasan yang teridentifikasi selama eksperimen ini menjadi pendorong untuk terus berinovasi
dan mencari metode analisis yang lebih baik dan lebih sensitif. Hal ini tidak hanya berdampak pada
industri farmasi, tetapi juga pada berbagai bidang ilmu kimia dan analisis lainnya. Penggunaan
spektrofotometri UV-Vis sebagai alat yang efektif dalam menganalisis senyawa berwarna menjadi
contoh konkret tentang bagaimana ilmu kimia dapat diterapkan dalam berbagai konteks dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kesimpulan, eksperimen ini telah membuktikan kesuksesan dalam penentuan kadar
KMnO4 menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil praktikum ini memiliki implikasi praktis yang
signifikan dalam industri farmasi, yang merupakan langkah penting dalam menjaga mutu produk
farmasi dan memastikan kepatuhan terhadap standar kualitas yang berlaku. Selain itu, eksperimen
ini juga memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang aplikasi ilmu kimia dalam analisis
dan pengawasan mutu, sambil mendorong upaya terus- menerus dalam pengembangan metode
analisis yang lebih canggih dan sensitif. Kesimpulan ini menekankan pentingnya pengetahuan ilmiah
dan inovasi dalam memajukan ilmu kimia dan menerapkan konsep-konsep tersebut dalam industri
dan kehidupan sehari-hari.

VIII. LAMPIRAN

XI. Daftar Pustaka


Skoog, D. A., Holler, F. J., & Crouch, S. R. (2017). Prinsip Analisis Instrumen. Cengage Learning.

Willard, H. H., Merritt, L. L., Dean, J. A., & Settle Jr, F. A. (2018). Metode Analisis Instrumen.
Academic Press.

Miller, J. C., & Miller, J. N. (2010). Statistik dan Kimiometri untuk Kimia Analitik. Pearson Education.

Brown, S. D., & Rice, J. A. (2019). Normalitas dan Molaritas Natrium Hidroksida: Analisis Gravimetri
Karbonat. Jurnal Pendidikan Kimia, 96(2), 314-317.

Sharma, B. K. (2013). Metode Instrumen Kimia. Krishna Prakashan Media.

Anda mungkin juga menyukai