Anda di halaman 1dari 13

Percobaan 02

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR INJEKSI


SIANOKOBALAMIN

LABORATORIUM ANALISIS INTRUMENTAL


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA 2022
TEORI DASAR

Spektrofotometri cahaya tampak/visible

adalah salah satu metode analisis spektrofotometri serapan dimana molekul zat uji
menyerap radiasi elektromagnetik cahaya tampak (380 nm-780 nm/ 400 – 800 nm) pada
panjang gelombang tertentu yang hampir monokromatis.

Aplikasi : Analisis kualititatif dan kuantitatif

*Analisis kualitatif:
- Spektrum serapan
- Panjang gelombang serapan maksimum (λmaks)
- serapan relatif
- titik isosbestik

Serapan relatif adalah perbandingan harga serapan pada dua panjang gelombang
tertentu. Untuk zat tertentu besarnya tertentu pula sehingga digunakan untuk identifikasi zat
tersebut.
Larutan berwarna sebenarnya masih dapat diukur dengan kolorimeter yang lebih murah
harganya. Spektrofotometer UV-VIS harganya lebih mahal tetapi kemampuannya lebih luas
yaitu mengukur langsung larutan berwarna maupun larutan tidak berwarna.

• Analisis kuantitatif
- hukum Beer (A (1%,1 cm) , a dan Є)
- kurva baku

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan A(1%, 1 cm) untuk penetapan
kadar yaitu:
1. Alat harus dikalibrasi dengan baik.
2. Harga A (1%,1 cm) yang tercantum di literatur perlu dicek dengan alat yang kita gunakan.

Harga A(1%,1 cm) yang digunakan untuk perhitungan adalah yang diperoleh dari alat yang
kita gunakan.

Kesimpulan dari cara ini yaitu cepat dan tidak perlu baku pembanding.
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN
KADAR INJEKSI SIANOKOBALAMIN
TUJUAN PERCOBAAN
1. Menggunakan spektrofotometer UV-VIS sebagai alat identifikasi
menggunakan harga serapan relatif
2. Menetapkan kadar larutan berwarna menggunakan (A 1%, 1 cm).

BAHAN

Injeksi sianokobalamin 500 µg/ml, ampul 1 mL

ALAT
1. Spektrofotometer UV-VIS 3. Pipet volumetrik 5 mL
2. Labu tentukur 100 mL 4. Gelas piala (beaker) 100 mL.
CARA KERJA

1. Identifikasi

a. Keluarkan isi dari 10 ampul injeksi sianokobalamin ke dalam gelas piala 50 ml.
b. Pipet 5 ml Injeksi sianokobalamin tersebut ke dalam labu tentukur 100-ml,
tambahkan air hingga 100 mL.
c. Ukur serapan setebal 1 cm pada panjang gelombang maksimum lebih kurang:
550 nm, 361 nm, dan 278 nm.
d. Hitung perbandingan serapan pada:
(I)361 nm : 550 nm (FI Ed III; 3,15 - 3,45)
(II)361 nm : 278 nm (FI Ed III; 1,70 - 1, 88)
2. Penetapan kadar

a. Menggunakan harga daya serap Jenis 207 [A(1 %, 1 cm)], dengan data identifikasi dengan
pada panjang gelombang serpan maksimum lebih kurang 361 nm .

b. Menggunakan Kurva kalibrasi.


1) Buat larutan baku induk sianokobalamin 500 bpj
2) Pipet masing-masing 2,4,6,8 dan 10 mL larutan induk, masukkan labu tentukur 100 mL,
encerkan dengan air hingga tanda.
3) Ukur serapan dari masing-masing larutan tersebut menggunakan sel 1 cm pada panjang
gelombang 361 nm
4) Buat kurva kalibrasi.
5) Hitung kadar C63H88CoN14O14P dalam sampel
CARA PENETAPAN
1. Identifikasi
Membandingkan perbandingan serapan/serapan relatif zat uji dengan baku
pembanding

Perbandingan serapan/serapan relatif sianokobalamin menurut


FI ed III:
(I)361 nm : 550 nm (FI Ed III; 3,15 - 3,45)
(II)361 nm : 278 nm (FI Ed III; 1,70 - 1, 88)

Contoh perhitungan:
Panjang gelombang (λ) serapan (A)
361 nm 0,450
550 nm 0,143
A361 0,450
Perbandinga serapan/serapan relaitif = = = 3,15
A550 0,143
2. Penetapan kadar injeksi sianokobalamin (pada etiket injeksi mengandung 500 mcg
sianokobalamin/ mL))

a) dengan hukum Beer

A = A(1%,1cm). b. c

Setelah diperoleh c larutan uji (cu), jadikan satuannya mcg/ ml → hitung kadar injeksi (ampul 1 mL)
dengan persamaan.

Kadar injeksi dihitung terhadap etiket = Cu / 500 mcg x 100%

b. Dengan kurva baku


satu seri larutan baku, ukur serapannya → buat kurva baku , tetapkan persamaan garis regresinya:
y = a + bx → kurva harus linear

Ukur serapan sampel → A masukkan nilai A sebagai y pada persamaan garis regresi
→ x = konsentarsi sampel (Cu)

Kadar injeksi dihitung terhadap etiket = Cu / 500 mcg x 100%


1. Data hasil pengukuran untuk Penetapan perbandingan serapan/serapan relatif
zat uji/ sampel

No Panjang gelombang Serapan


(nm)
1 550 0,136
2 361 0,452
3 278 0,245
2. Data hasil pengukuran untuk pembuatan kurva baku

No Volume larutan baku Konsentrasi Serapan


(mL) (bpj)
1 2 10 0,176
2 4 20 0,361
3 6 30 0,540
4 8 40 0,721
5 10 50 0,881
Pustaka

1. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,


1979.

2. Farmakope Indonesia Edisi VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,


2020
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA

Terima kasih
13
ZA + DS 2020

Anda mungkin juga menyukai