PERCOBAAN 5A
PEMBUATAN IODOFORM
OLEH
NAMA
: ITA NURANI AWALIYAH
KELAS
: IA D-IV
KELOMPOK : 8
PEMBUATAN IODOFORM
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini :
-Membuktikan reaktivitas hidrogen suatu senyawa karbonil dalam
reaksi haloform.
B. DASAR TEORI
Iodoform (CHI3) adalah senyawa yang dibentuk dari reaksi
antara iodin dalam suasana basa dengan senyawa organik yang
memiliki gugus metil keton (CH3-CO-) seperti aseton atau jika
dioksidasi menghasilkan senyawa yang memiliki gugus metil keton,
seperti etanol. Dalam reaksi iodoform digunakan iodin (I 2) dan
larutan Na-hipoklorit sehingga menghasilkan iodoform. Iodoform
adalah zat padat kuning dengan bau yang khas. Halogenasi alfa
merupakan dasar suatu uji kimia yang disebut uji iodoform.
Hidrogen dalam senyawa karbonil lebih asam dari pada umumnya
hydrogen yang berikatan dengan atom karbon. Akibat dari
penempatan gugus karbonil disebelah proton metil sangat luar
biasa, yaitu meningkatnya keasaman sampai lebih dari pangkat 30
dari 10. Ada dua alasannya pertama karbon karbonil membawa
muatan positif parsial elektron ikatan bergeser kearah karbon
karbonil dan menjauhi hydrogen ,sehingga basa mudah
mengambil hydrogen sebagai proton(artinya tanpa mengambil
elektron ikatannya. Kedua,anion yang dihasilkan distabilkan .Anion
ini disebut anion enolat, Muatan negatifnya terdistribusi diantara
karbon dan atom oksigen karbonil(Hart,2003:292-293)
C. ALAT dan BAHAN
Alat
1 Labu Elenmeyer
2 Gelas ukur 100 dan 10 ml
3 Labu bundar 250 ml
4 Gelas piala
5 Hot plate
6 Thermometer
7 Corong buchner
8 Kertas saring
I5
6
-T
N
o
h
D
B
3
2
y
b
g
K
t.E
0
rsel1
u
cp
n
k
am
id
zf
%
Bahan
1 Larutan kalium iodida/air
2 Larutan Na-hipoklorit 5 %
3 Etanol 95%
4 Aseton
5 Air es
D. CARA KERJA
2yuc
PT
sfptbh509%
ov.D
ikerngadlm
Rekristalisasi hasil
E. DATA PENGAMATAN
Warna KI = kuning
B. Rekristalisasi hasil
Vol etanol = 50 ml
Vol aquades = 80 ml
Berat iodoform kering = 4,369 g
Berat iod teori = 4,728 g
% Randemen = 92,40%
F. ANALISA DATA
Diket:
Volume aseton
= 2 ml
aseton
= 0,792 g/ml
Mr aseton
= 58 g/mol
Massa KI
= 6,050 gram
Mr KI
= 166 g/mol
Volume NaOCl
= 100 ml
Mr NaOCl
= 74,5 g/mol
NaOCl
= 2,5 g/ml
Massa kering CHI3
= 4,369 gram
Dit: Berat teoritis dan % randemen ..?
Massa aseton
= aseton x V aseton
= 0,792 g/ml x 2 ml
= 1,584 g
Mol aseton
= 1,548 g/ 58 g/mol
= 0,027 mol
Mol KI
Massa NaOCl
= NaOCl x V NaOCl
= 2,5 g/ml x 100 ml
= 250 g
Mol NaOCl
Persamaan reaksi
0,036
0,036
0,012
0,036
0,024
S:
0,015
0,036
0,012
0,012
0,024
massa
hasil
percobaan/massa
H. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. H alfa yang mempunyai gugus karbonil yang sangat elektronegatif
yang mampu menarik electron ikatan pada H alfa sehingga ikatan
antara H alfa dengan C semakin dekat dan lemah akibat H alfa
tersebut mudah tersubstitusi oleh adanya gugus I . Hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa satu-satunya alcohol primer
yang dapat menghasilkan iodoform adalah etanol.
I. DAFTAR PUSTAKA
Susi.
2014.
Pembuatan
Iodofom
http://susichemist.blogspot.co.id/2014/02/vbehaviorurldefaultvmlo.html diakses tanggal 28 Mei 2016.
Alex.
2013.
Pembahasan
Laporan
Praktikum
Pembuatan
Iodoformhttp://alexschemistry.blogspot.co.id/2013/12/pembah
asan-laporan-praktikum-pembuatan.html
J. ANALISA DATA
Penentuan Bilangan Iod
Bilangan iod
51 ml3,05 ml
3,168 gram x 0,1 x 12,691
47,95
3,168 gram x 1,2691
= 19,20
K. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini kami melakukan penentuan kualitas
lemak secara kuantitatif yaitu dengan menentukan bilangan iod.
Dengan mereaksikan 3,168 gram minyak jelantah dengan 10 ml
larutan kloroform dan iodin bromida, pada penambahan kloroform
berguna untuk melarutkan minyak jelantah, sebab minyak haya
dapat larut dalam pelarut oganik seperti kloroform karena memiliki
kepolaran yag sejenis yaitu non-polar. Dan pada penambahan iodin
bromida dalam minyak jelantah ini akan menyebabkan terjadinya
pengikatan iod oleh minyak pada ikatan rangkapnya. Iodin yang
tersisa kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N
menggunakan indikator pati. Dimana, pati dengan I2 membentuk
suatu kompleks berwarna coklat kehitaman. Pada titik ahkir titrasi,
iod yang terikat akan hilang bereaksi dengan Na 2S2O3 sehingga akan
hilang. Sehingga penambahan pati sekitar 4 ml ini dilakukan saat
mendekati titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna
larutan menjadi kuning muda. Penambahan pati ini bertujuan intuk
membungkus iod sehingga iod tidak terlepas dari ikatannya dengan
asam lemak tak jenuh, hal ini akan menyebabkan teradinya
perubahan warna larutan menjadi biru sehingga dilakukan titrasi lagi
sampai warna biru hilang.
Pada titrasi pertma dengan 3,160 gram minyak di dapat
hasil skala awal 0,8 saat berubah menjadi kuning pucat dan skala
akhir saat biru berubah menjadi bening kembali 1,8 berbeda saat
titrasi kedua dengan 3,176 gram minyak di dapat skala awal 2,5 dan
skala akhir sebesar 1 ketidaktepatan data ini dapat disebabkan
karena adanya perbedaan gram pada minyak. Dari hasil percobaan,
diperoleh volume Na2S2O3 yang diperlukan dalam titrasi ini sebanyak
51 ml. Sehingga diperoleh jumlah iod didalam asam lemak sebesar
19,20
pada minyak jelantah, dari angka iod yang di dapat
menandakan bahwa minyak jelnatah yang dianalisis memiliki asam
lemak jenuh dan mutunya kurang bagus. Hal ini dapat terjadi karena
berbagai faktor diantaranya, waktu penyimpanan minyak yang
L. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Bilangan iod ini menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak
yang
menyusun
minyak
tersebut
yang
menunjukkan
Annada.
2012.
Pembahasan
Praktikum
Organik.
http://annandaanna119.blogspot.co.id/2012/12/pembahas
an-prakorganik-ii.html di akses tanggal 21 Mei 2016.