Oleh :
JAKARTA
2015
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KOEFISIEN EKSTINGSI VITAMIN B12
I. PENDAHULUAN
Spektrofotometer UV-VIS sering digunakan untuk penetapan kadar dan
identifikasi suatu senyawa. Panjang gelombang yang secara maksimum diabsorpsi
ditentukan dengan mengukur absorbansi sampel pada rentang panjang gelombang yang
telah ditentukan.
Setelah cahaya melewati larutan yang diuji, energi cahaya yang melewati
phototube dinyatakan sebagai rasio transmitansi cahaya I (cahaya yang melewati sampel)
terhadap cahaya incident I0 (intensitas cahaya dari sumber sebelum melewati sampel).
Cahaya yang diterima phototube diukur sebagai persen transmitan (%T) atau sebagai log
kebalikannya, absorbansi (A). Jika I lebih kecil dari I0artinya sampel menyerap sejumlah
sinar. Dalam hal ini terdapat hubungan antara A dengan intensitas cahaya yang melewati
sampel dan intensitas cahaya sebelum melewati sampel, yaitu :
A = log I0/I
Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang
berinteraksi dengan sinar. Dengan kata lain nilai A sangat bergantung pada konsentrasi
suatu senyawa. Hubungan antara banyaknya cahaya yang diserap dengan konsentrasi
suatu senyawa dinyatakan secara kuantitatif melalui persamaan hukum Lambert-Beer :
log I0/I = ε L C
dimana :
I0 : Intensitas cahaya sebelum melewati sampel
I : Intensitas cahaya setelah melewati sampel
Ε : Koefisien ekstingsi, yaitu konstanta yang tergantung pada sifat alami dari sneyawa
substansi atau jarak cahaya yang melewati sampel
L : Panjang atau jarak cahaya yang melewati sampel
C : Konsentrasi dari larutan yang dianalisa
1
Koefisien ekstingsi sering pula dinyatakan dalam koefisien absorptivitas
molar. Nilai absorptivitas molar dapat bervariasi, contohnya vitamin B12. Vitamin B12
disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam
berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini
merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam
metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi
DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi.Vitamin B12 merupakan
kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya memiliki
aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin B12 adalah vitamin yang paling
kompleks dan mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia.
Vitamin B12 memiliki dua puncak serapan dalam spektrum UV-VIS. Dua
puncak serapan ini disebabkan oleh promosi elektron dari pasangan elektron bebas gugus
karbonil dan delokalisasi elektron ikatan rangkap terkonjugasi dari orbital pi bonding ke
orbital pi antibonding. Dalam pengukuran kemurnian suatu senyawa dapat dilakukan
dengan menentukan harga serapan relatifnya. Serapan relatifnya adalah perbandingan
harga pada dua ujung panjang gelombang tertentu. Serapan relatif vitamin B12
berdasarkan Farmakope Indonesia Ed IV hal 723-724 adalah 3,15-3,45 untuk 361/550
nm dan 1,75-1,98 untuk 361/278 nm.
II. TUJUAN
1. Memahami prinsip identifikasi vitamin B12 melalui metode spektrofotometer UV-
VIS
2. Menentukan koefisien absorptivitas molar (ε) vitamin B12 dengan spektrofotometer
UV-VIS
III. METODE
a. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah erlemeyer
100 ml, corong, kertas saring, mortar, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet, dan
tisu.
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sample
vitamin B12 dan aquades.
2
b. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sample
Ditimbang vitamin B12 yang telah dihaluskan dulu dengan mortar,
kemudian dilarutkan dalam 8 ml air aquades lalu disaring, kemudian
ditambahkan aquades hingga mencapai 10 ml.
3
Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami identifikasi vitamin B12 dengan
metode spektofotometri uv-vis dan untuk menentukan koefisien absorptivitas vitamin
B12. Sampel yang digunakan dalam praktikum adalah tablet Neurodex.
Hasil penyaringan sampel Neurodex berwarna merah muda, hal ini disebabkan
sianokobalamin (vitamin B12) pada Neurodex dalam bentuk kobalt (III) . Warna
merah muda disebabkan oleh semua senyawa kompleks kobalt (III) mengadopsi
geometri oktahedron. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut
menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunakan
untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat.
4
Gambar 2. Struktur sianokobalamin
5
V. SIMPULAN
Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
merupakan bagian dari vitamin B complex yang mengandung kobalt, sehingga
disebut sebagai sianocobalamin.
Nilai serapan sianokobalamin pada panjang gelombang 550, 361, dan 278
sebesar 0,578 ; 2,581; dan 10,00.
Nilai koefisien ekstingsi pada panjang gelombang 550, 361, dan 278 sebesar
3,302 x 10-6 ; 1,475 x 10-5 ; dan 5,714 x 10-5
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-tampak_uv-
vis_/hukum_beer_lambert/ diakses pada Kamis, 28 Maret 2015
VII. LAMPIRAN
A =εLC
0,578 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 3,302 x 10-6
A =εLC
2,581 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 1,475 x 10-5
6
Panjang gelombang 361
A =εLC
10,00 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 5,714 x 10-5