Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INSTRUMEN

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KOEFISIEN EKSTINGSI VITAMIN B12

DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Oleh :

Putri Purnama Yanti (1112096000012)

Rizky Widyastari (1112096000025)

Reza Falepi (1112096000028)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015
IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KOEFISIEN EKSTINGSI VITAMIN B12

DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Jum’at, 20 Maret 2015

I. PENDAHULUAN
Spektrofotometer UV-VIS sering digunakan untuk penetapan kadar dan
identifikasi suatu senyawa. Panjang gelombang yang secara maksimum diabsorpsi
ditentukan dengan mengukur absorbansi sampel pada rentang panjang gelombang yang
telah ditentukan.
Setelah cahaya melewati larutan yang diuji, energi cahaya yang melewati
phototube dinyatakan sebagai rasio transmitansi cahaya I (cahaya yang melewati sampel)
terhadap cahaya incident I0 (intensitas cahaya dari sumber sebelum melewati sampel).
Cahaya yang diterima phototube diukur sebagai persen transmitan (%T) atau sebagai log
kebalikannya, absorbansi (A). Jika I lebih kecil dari I0artinya sampel menyerap sejumlah
sinar. Dalam hal ini terdapat hubungan antara A dengan intensitas cahaya yang melewati
sampel dan intensitas cahaya sebelum melewati sampel, yaitu :

A = log I0/I

Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang
berinteraksi dengan sinar. Dengan kata lain nilai A sangat bergantung pada konsentrasi
suatu senyawa. Hubungan antara banyaknya cahaya yang diserap dengan konsentrasi
suatu senyawa dinyatakan secara kuantitatif melalui persamaan hukum Lambert-Beer :

log I0/I = ε L C
dimana :
I0 : Intensitas cahaya sebelum melewati sampel
I : Intensitas cahaya setelah melewati sampel
Ε : Koefisien ekstingsi, yaitu konstanta yang tergantung pada sifat alami dari sneyawa
substansi atau jarak cahaya yang melewati sampel
L : Panjang atau jarak cahaya yang melewati sampel
C : Konsentrasi dari larutan yang dianalisa

1
Koefisien ekstingsi sering pula dinyatakan dalam koefisien absorptivitas
molar. Nilai absorptivitas molar dapat bervariasi, contohnya vitamin B12. Vitamin B12
disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam
berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini
merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam
metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi
DNA serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi.Vitamin B12 merupakan
kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang semuanya memiliki
aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin B12 adalah vitamin yang paling
kompleks dan mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia.
Vitamin B12 memiliki dua puncak serapan dalam spektrum UV-VIS. Dua
puncak serapan ini disebabkan oleh promosi elektron dari pasangan elektron bebas gugus
karbonil dan delokalisasi elektron ikatan rangkap terkonjugasi dari orbital pi bonding ke
orbital pi antibonding. Dalam pengukuran kemurnian suatu senyawa dapat dilakukan
dengan menentukan harga serapan relatifnya. Serapan relatifnya adalah perbandingan
harga pada dua ujung panjang gelombang tertentu. Serapan relatif vitamin B12
berdasarkan Farmakope Indonesia Ed IV hal 723-724 adalah 3,15-3,45 untuk 361/550
nm dan 1,75-1,98 untuk 361/278 nm.

II. TUJUAN
1. Memahami prinsip identifikasi vitamin B12 melalui metode spektrofotometer UV-
VIS
2. Menentukan koefisien absorptivitas molar (ε) vitamin B12 dengan spektrofotometer
UV-VIS

III. METODE
a. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah erlemeyer
100 ml, corong, kertas saring, mortar, batang pengaduk, tabung reaksi, pipet, dan
tisu.
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sample
vitamin B12 dan aquades.

2
b. Prosedur Kerja
1. Preparasi Sample
Ditimbang vitamin B12 yang telah dihaluskan dulu dengan mortar,
kemudian dilarutkan dalam 8 ml air aquades lalu disaring, kemudian
ditambahkan aquades hingga mencapai 10 ml.

2. Pengukuran nilai serapan relatif


Dinyalakan alat spektrofotometer UV-Vis sebelum digunakan,
minimal 15 menit. Disiapkan larutan blanko yaitu aquades, dan
dimasukkan kedalam kuvet dan keringkan bagian sisi terang kuvet agar
tidak ada larutan yang menempel pada sisi kuvet. Kemudian dipilih
aplikasi wavelength program. Kemudian masukkan panjang gelombang
550nm, 361nm, dan 278nm. Lalu dipilih lampu yang akan digunakan dan
dipilih berapa kali pengulangan pembacaan. Lalu dimasukkan sampel
yang mau diukur dan diberi nama. Dilakukan autozero terlebig dahulu
hingga pembacaan atau nilai absorbansinya 0.00. setelah kalibrasi, ganti
kuvet bagian depan dengan sample atau larutan yang akan diuji dan kuvet
perlu dibilas terdahulu dengan sample yang akan diuji. Kemudian diklik
start dan diukur sample. Kemudian diperhatikan userapan yang muncul
dan diulang langkah-langkah diatas hingga seluruh sampel selesai diukur.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Massa sampel : 2,6317


Konsentrasi vitamin B12 : 175.000 ppm

Panjang gelombang (nm) Serapan Koefisien ekstingsi (ε)


550 0,578 3,302 x 10-6
361 2,581 1,475 x 10-5
278 10,00 5,714 x 10-5

Tabel 1. Data hasil pengamatan

3
Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami identifikasi vitamin B12 dengan
metode spektofotometri uv-vis dan untuk menentukan koefisien absorptivitas vitamin
B12. Sampel yang digunakan dalam praktikum adalah tablet Neurodex.

Vitamin BI2 yang biasanya diisolasi disebut sianokobalamin sebab molekul


ini mengandung gugus siano yang berikatan dengan kobalt (Lehninger, 1995).
Membantu dalam pemindahan atom hidrogen dari satu atom karbon ke atom
berikutnya sebagai pengganti alkil, karboksil, hidroksil, atau gugus amino. Sehingga
bentuk ini merupakan bentuk yang stabil.

Pertama, sebanyak 5 buah tablet Neurodex digerus dan ditimbang massanya.


Penggerusan berfungsi agar dampel lebih mudah dilarutkan untuk selanjutnya
diidentifikasi dengan spektrofotometer uv-vis. Kemudian sampel yang sudah halus
ditambahkan silarutkan dengan 8 ml aquades dan dihomogenkan. Setelah itu larutan
disaring dan hasil saringan ditepatkan sampai 10 ml. Aquades digunakan karena
vitamin B12 bersifat polar, jadi digunakan pelarut polar untuk melarutkannya. Setelah
itu, hasil saringan divortex agar larutan menjadi homogen dan bercampur dengan
baik.

Hasil penyaringan sampel Neurodex berwarna merah muda, hal ini disebabkan
sianokobalamin (vitamin B12) pada Neurodex dalam bentuk kobalt (III) . Warna
merah muda disebabkan oleh semua senyawa kompleks kobalt (III) mengadopsi
geometri oktahedron. Senyawa kompleks dapat berwarna karena senyawa tersebut
menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut digunakan
untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat.

Bagian molekul yang mengabsorpsi dalam daerah UV dan daerah sinar


tampak dinyatakan sebagai kromofor. Gugus kromofor adalah gugus yang
menyebabkan molekul menjadi berwarna. Hal inilah yang menyebabkan filtrat
vitamin B12 dapat diukur oleh spektrofotometer uv-vis karena vitamin B12
mengandung gugus kromofor. Gugus kromofor yang terkandung dalam vitamin B12
adalah ikatan rangkap dan cincin benzene. Berikut ini adalah struktur dari
sianokobalamin :

4
Gambar 2. Struktur sianokobalamin

Kemudian dilakukan pengukuran sampel dengan spektrofotometer uv-vis pada


panjang gelombang 550, 361, dan 278 nm. Didapat serapan sebesar 0,578 ; 2,581; dan
10,00 untuk panjang gelombang 550, 361, dan 278 nm secara beurutan. Dari hasil
serapan dapat dilihat bahwa pada panjang gelomban 278 nm didapat serapan sebesar
10,00. Serapan yang besar ini disebabkan karena sampel yang digunakan memiliki
konsentrasi yang cukup besar yaitu 175.000 ppm sehingga semakin banyak molekul
yang berinteraksi dengan sinar. Setelah didapatkan nilai serapan maka dapat dicari
nilai koefisien ekstingsinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Sehingga
didapatkan koefisien ekstingsi sampel pada panjang gelombang 550, 361, dan 278
sebesar 3,302 x 10-6 ; 1,475 x 10-5 ; dan 5,714 x 10-5 . nilai koefisien ekstingsi akan
dipengaruhi oleh jarak cahaya yang melewati sampel (tebal kuvet) dan konsentrasi
sampel yang digunakan. Dimana semakin besar jarak cahaya dan konsentrasi maka
nilai koefisien ekstingsinya akan semakin kecil.

5
V. SIMPULAN

 Vitamin B12 adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan
merupakan bagian dari vitamin B complex yang mengandung kobalt, sehingga
disebut sebagai sianocobalamin.
 Nilai serapan sianokobalamin pada panjang gelombang 550, 361, dan 278
sebesar 0,578 ; 2,581; dan 10,00.
 Nilai koefisien ekstingsi pada panjang gelombang 550, 361, dan 278 sebesar
3,302 x 10-6 ; 1,475 x 10-5 ; dan 5,714 x 10-5

VI. DAFTAR PUSTAKA

Kristianigrum, Susila. Handout instumen uv-vis

Lehninger, A. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Alih Bahasa. Meggy


Thenawijaya.Erlangga. Jakarta.

http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrum_serapan_ultraviolet-tampak_uv-
vis_/hukum_beer_lambert/ diakses pada Kamis, 28 Maret 2015

VII. LAMPIRAN

Perhitungan koefisien ekstingsi

 Panjang gelombang 550

A =εLC
0,578 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 3,302 x 10-6

 Panjang gelombang 361

A =εLC
2,581 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 1,475 x 10-5

6
 Panjang gelombang 361

A =εLC
10,00 = ε . 1 cm . 175.000 ppm
ε = 5,714 x 10-5

Anda mungkin juga menyukai