NIM : G70117082
Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802
Wollaston menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian
diselidiki lebih lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan
pandangan bahwa garis Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi pada
atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen
untuk melakukan penelitian yang sistematis mengenai spektrum dari logam alkali
dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan hukum kuantum dari absorpsi
dan emisi suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya
dengan panjang gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan
mengambil dan melepas suatu jumlah energi tertentu, (ε = hv = hc/λ). Kelahiran SSA
sendiri pada tahun 1955, ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade &
Milatz muncul. Dalam publikasi ini SSA direkomendasikan sebagaimetode analisis
yang dapat diaplikasikan secara umum
SOAL-JAWAB
1. Sampel yang dianalisis oleh SSA adalah..
a. Senyawa nonlogam
b. Alkali
c. Senyawa logam
d. Senyawa halogen.
Jawab: c. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode analisis yang tepat untuk
analisis analit terutama logam-logam dengan konsentrasi rendah. Atomic Absorbtion
Spectroscopi (AAS) adalah spektroskopi yang berprinsip pada serapan cahaya oleh
atom. Atom–atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung
pada sifat unsurnya.
2. Yang membedakan SSA dan UV adalah …
a. Atomisasi
b. Monokromasi
c. Persamaan lambert-beer
d. Hidrolisasi
Jawab: a. kerena adalah interaksi yang terjadi antara energy yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energy
yang diserap tertentu dan menyebabkan electron tereksitasi dari ground state ke
keadaan tereksitasi yang memiliki energy lebih tinggi. Sedangkan pada SSA, sedangkan
pada spektroskopi serapan atom terjadi penyerapan energi oleh atom sehingga atom
mengalami transisi elektronik dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi. Dalam
metode ini, analisa didasarkan pada pengukuran intesitas sinar yang diserap oleh atom
sehingga terjadi eksitasi
3. Spektrofotometri serapan atom memiliki range ukur pada panjang gelombang…
a. 800-900
b. 200-300
c. 400-800
d. 200-500
Jawab: b. pada teori AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-
300 nm (Skoog et al., 2000).
4. Dua proses spesifik pada SSA adalah…
a. Emisi dan absorbs
b. Hidrolisasi dan absorbs
c. Emisi dan oksidasi
d. Dekstruksi danoksidasi
Jawab: a. karena pada FES radiasi dipancarkan oleh atom yang tereksitasi sedangkan
pada AAS atom-atom yang meresap energy ada dalam keadaan pada level energy
terendah.
5. Yang tidak termasuk dalam instrument AAS adalah…
a. Sumber sinar
b. Tempat sampel
c. Monokromator
d. Area magnetic
Jawab: d. dalam teori telah dijelaskan bagian-bagian instrument pada AAS ada sumber
sinar, tempat sampel monokromator, detector, burner, ducting dan tabung gas.
6. Alat pada spektrofotometri emisi atom yang berfungsi untuk mendispersikan
spektrum polikromatis menjadi speektrum monokromatis adalah ...
a. Convave Diffraction Grating
b. Exit Slit
c. Detektor
d. Photocell
Jawaban: a.
Exit slit adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan sinar monokromatis.
Detektor berfungsi untuk merubah energi yang dipancarkan menjadi sebuah sinyal
listrik. Photocell berfungsi untuk mengubah energi sinar menjadi arus listrik yang
sebanding dengan intensitasnya. Photomultipliers berfungsi untuk mengeluarkan
elektron bila dikenai sinar. Convave diffraction grating adalah alat yang berfungsi
untuk mendispersikan spektrum polikromatis menjadi speektrum monokromatis.
Jawab:
Dimana
(∑ x ) 3,25
x= ¿ =0,8125
n 4
( ∑ y) 0,4127
y= ¿ =0,10318
n 4
13. Suatu larutan aseton dalam air mengandung 8,60 mg aseton dalam 21,4 L larutan. Jika
kerapatan larutan 0,997g/mc3 hitung konsentrasi aseton dalam (a) ppm dan (b) ppb.
Jawab:
berat aseton x 106
(a) Ppm aseton=
berat air
Berat aseton 8,60 mg = 8,60x10-3
Berat air= 21,4 L x 1000 ml/L x0,997 g/ml
=21,4 x 104 g
8,60.10−3 gram aseton x 10 6
Ppm aseton = = 0,402
21,4 x 104 g air
14. Nilai a dari tabel dibawah
x Y x2 y2 xy
10 0,35 100 0,1225 3,5
20 0,46 400 0,2116 9,2
30 0,52 900 0,2704 15,6
40 0,65 1600 0,4225 26
50 0,85 2500 0,7225 42,5
∑ = 150 2,83 5500 1,7495 96,8
b = 0,0119
a = 0,013
∑y – b . ∑x
a=
n
2,83 – 0,0119. 150
a=
5
2,83 – 1,785
a=
5
a = 0,209
15. Jika absortivitas molar suatu sampel adalah 3,2 x 10 3 cm-1 M-1, maka absorbansi suatu
larutan dengan konsentrasi 5,2 x 10-5 M dan tebal kuvetnya 1 cm adalah
Jawab:
Diketahui :
ϵ = 3,2 x 103 cm-1 M-1
c = 5,2 x 10-5 M
b = 1 cm
Ditanya : A = .........?
Penyelesaian :
A = ϵ. b. c
= 3,2 x 103 cm-1 M-1. 5,2 x 10-5 M. 1 cm
= 16,64 x 10-2
16. Jika persen transmitan suatu sampel adalah 37,3%, maka absorbansinya adalah..
Jawab:
%T = T x 100
T = %T
100
= 37,3
100
= 0,373
A = -log T
A = -log (0,373)
A = 0,428