Anda di halaman 1dari 81

Definition of FTIR

FTIR merupakan singkatan dari Fourier Transform Infra Red


atau Spektrofotometri Inframerah. Spektra inframerah suatu senyawa
dapat memberikan gambaran dan struktur molekul senyawa tersebut.
Spektra inframerah dapat dihasilkan dengan mengukur absorbsi radiasi,
refleksi, atau emisi di daerah inframerah.

Spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) adalah teknik


pengukuran untuk mengumpulkan spektrum inframerah. Energi yang
diserap sampel pada berbagai frekuensi sinar inframerah direkam,
kemudian diteruskan ke interferometer.

Gambar 1. Contoh Spektrofotometer FTIR 1


Gambar 2. Contoh spektrofotometer FTIR 2

FTIR juga dikenal sebagai suatu teknik yang digunakan untuk


menganalisa komposisi kimia dari senyawa-senyawa organik, polimer,
coating atau pelapisan, material semikonduktor, sampel biologi,
senyawa-senyawa anorganik, dan mineral. Fourier Transform Infra Red
(FTIR) mampu menganalisa suatu material baik secara keseluruhan,
lapisan tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk, serat, dan bentuk yang
lainnya dari suatu material. Spektroskopi Fourier Transform Infra Red
(FTIR) tidak hanya mempunyai kemampuan untuk analisa kualitatif,
namun juga bisa untuk analisa kuantitatif.

Dalam spektroskopi inframerah, radiasi inframerah dilewatkan


melalui sampel. Beberapa radiasi inframerah diserap oleh sampel dan
sebagian dilewatkan (ditransmisikan). Spektrum yang dihasilkan
merupakan penyerapan dan transmisi molekul, menciptakan bekas
molekul dari sampel.
Pancaran infra-merah pada umumnya mengacu pada bagian
spektrum elektromagnet yang terletak di antara daerah tampak dan
daerah gelombang mikro. Daerah inframerah pada spektrum gelombang
elektromagnetik mencakup bilangan gelombang 14.000 cm-1 hingga 10
cm-1. Daerah inframerah sedang (4000 cm-1 - 400 cm-1) berkaitan
dengan transisi energi vibrasi dari molekul yang memberikan informasi
mengenai gugus-gugus fungsi dalam molekul tersebut. Daerah
inframerah jauh (400 cm-1 - 10 cm-1) bermanfaat untuk menganalisis
molekul yang mengandung atom-atom berat seperti senyawa anorganik,
namun membutuhkan teknik khusus yang lebih baik. Daerah inframerah
dekat (12500 cm-1 - 14000 cm-1) yang peka terhadap vibrasi overtone.

Sedangkan bagi kimiawan organik, sebagian besar kegunaannya


terbatas di antara 4000 cm-1 dan 666 cm-1 (2,5 μm – 15,0 μm). Akhir-
akhir ini muncul perhatian pada daerah infra-merah dekat, 14.290 cm-1 –
4000 cm-1 (0,7 μm – 2,5 μm) dan daerah infra-merah jauh, 700 cm-1 –
200 cm-1 (14,3 μm – 50 μm).

Pada dasarnya Spektrofotometri FTIR (Fourier Trasform


InfraRed) adalah sama dengan spektrofotometri inframerah dispersi,
yang membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya
sebelum berkas sinar inframerah melewati contoh.

Ada 2 jenis instrmentasi untuk absorbsi infra merah yaitu,


instrumentasi dispersi (konvensional) yang hanya digunakan untuk
analisis kualitatif dan instrumentasi yang menggunakan Fourier
Transform (FTIR) dapat digunakan untk analisis kuantitatif dan
kualitatif.

Pada alat spektrofotometri inframerah, satuan bilangan


gelombang merupakan satuan yang umum digunakan. Nilai bilangan
gelombang berbanding terbalik terhadap frekuensi atau energinya.
Bilangan gelombang dan panjang gelombang dapat dikonversi satu
sama lain menggunakan persamaan di bawah ini:

V (cm-1) = 1/λ (µm) x 104 .... (1)

Informasi absorpsi inframerah pada umumnya diberikan dalam


bentuk spektrum dengan panjang gelombang (µm) atau bilangan
gelombang (cm-1) sebagai absis x dan intensitas absorpsi atau persen
transmittan sebagai absis x dan intensitas absorpsi atau persen
transmittan sebagai ordinat y. Intensitas pita dapat dinyatakan dengan
transmittan (T) atau absorban (A). Transmittan adalah perbandingan
antara fraksi sinar yang diteruskan oleh sampel (I) dan jumlah sinar
yang diterima oleh samperl tersebut (I0). Absorban adalah –log dari
transmittan.

A = log (1/T) = - log T = - log I/ I0 .... (2)

Spektrum yang dihasilkan biasanya relatif kompleks karena


adanya overtone kombinasi dan perbedaan serapan yang lemah.
Overtone dihasilkan akibat adanya eksitasi dari tingkat energi rendah ke
tingkat energi yang lebih tinggi, yang merupakan kelipatan dari
frekuensi fundamental (v). Bila dua frekuensi vibrasi (v1 dan v2)dalam
molekul bergabung menghasilkan vibrasi frekuensi baru dalam molekul,
dan bila frekuensi tersebut aktif inframerah, maka hal tersebut disebut
serapan kombinasi. Apabila vibrasi fundamental bergabung dengan
serapan overtone atau serapan kombinasi lainnya, maka vibrasi
gabungan ini disebut resonansi Fermi yang sering teramati dalam
senyawa karbonil.

Terdapat dua macam vibrasi, yaitu vibrasi ulur dan tekuk.


Vibrasi ulur merupakan suatu gerakan berirama di sepanjang sumbu
ikatan sehingga jarak antar atom akan bertambah atau berkurang.
Vibrasi tekuk dapat terjadi karena perubahan sudut-sudut ikatan antara
ikatan-ikatan pada sebuah atom.

Teori Absorpsi Inframerah

Pada temperatur di atas temperatur nol absolut, semua atom di


dalam molekul bervibrasi antara satu dengan lainnya. Ketika frekuensi
dari vibrasi spesifik sama dengan frekuensi dari radiasi inframerah yang
mengenai langsug pada molekul, molekul tersebut akan menyerap
radiasi.

Setiap molekul mempunyai derajat kebebasan sebesar jumlah


derajat kebebasan atom-atomnya. Setiap atom di dalam koordinat
cartesius mempunyai tiga derajat kebebasan yang menyatakan
kedudukan relatifnya terhadap atom-atom lainnya di dalam molekul.

Syarat suatu gugus fungsi dalam suatu senyawa dapat terukur


pada spektra inframerah adalah adanya perbedaan momen dipol pada
gugus tersebut. Vibrasi ikatan akan menimbulkan fluktuasi momen
dipol yang menghasilkan gelombang listrik. Untuk pengukuran
menggunakan inframerah biasanya berada pada daerah bilangan
gelombang 400 cm-1 – 4500cm-1. Daerah pada bilangan gelombang ini
disebut daerah inframerah sedang, dan merupakan daerah optimum
untuk penyerapan sinar inframerah bagi ikatan-ikatan dalam senyawa
organik.

Suatu ikatan kimia dapat bervibrasi sesuai dengan level


energinya sehingga memberikan frekuensi yang spesifik. Hal inilah
yang menjadi dasar pengukuran spektroskopi inframerah. Jenis-jenis
vibrasi molekul biasanya terdiri dari enam macam, yaitu symmetrical
stretching, assymmetrical stretching, scissoring, rocking, wagging, dan
twisting. Menurut Ellis (2006), daerah inframerah dibagi menjadi tiga
sub daerah, yaitu inframerah dekat (14000 cm-1 – 4000cm-1), inframerah
sedang (4000 cm-1 – 400cm-1), dan inframerah jauh (400 cm-1 – 10cm-1).
Gambar 3. Korelasi spektrum inframerah

Pembagian Daerah Spektra Infra Merah

Daerah spektra infra merah dapat dibagi menjadi 2, yaitu


(Mudasir dan Candra, 2008): 1. Daerah frekuensi gugus fungsional
Terletak pada daerah radiasi 4000–1400 cm-1. Pita-pita absorpsi pada
daerah ini utamanya disebabkan oleh vibrasi dua atom, sedangkan
frekuensinya karakteristik terhadap massa atom yang berikatan dan
konstanta gaya ikatan. 2. Daerah sidik jari (fingerprint) Yaitu daerah
yang terletak pada 1400–400 cm-1. Pita-pita absorpsi pada daerah ini
berhubungan dengan vibrasi molekul secara keseluruhan. Setiap atom
dalam molekul akan saling mempengaruhi sehingga dihasilkan pita-pita
absorpsi yang khas untuk setiap molekul.

Bagian FTIR

Fourier Transform Infra Red (FTIR) terdiri dari 5 bagian utama, antara
lain :
a) Sumber sinar, yang terbuat ari filamen Nerst atau globar yang
dipanaskan menggunakan listrik hingga temperatur 1000 oC -
1800 oC.

b) Beam splitter, berupa material transparan dengan indeks relatif,


sehingga menghasilkan 50% radiasi akan direfleksikan dan 50%
radiasi lainnya akan diteruskan.

c) Interferometer, merupakan bagian utama dari Fourier


Transform Infra Red (FTIR) yang berfungsi untuk membentuk
interferogram yang akan diteruskan menuju detektor.

d) Daerah cuplikan, dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke


dalam daerah cuplikan dan masing-masing menembus sel acuan
dan cuplikan secara bersesuaian.

e) Detektor, merupakan piranti yang mengukur energi pancaran


yang lewat akibat panas yang dihasilkan. Detektor yang sering
digunakan adalah termokopel dan balometer.

Mengapa menggunakan FTIR?


Fourier Transform Infra Red (FTIR) spektrometri dikembangkan
dalam rangka mengatasi keterbatasan yang dihadapi dengan instrumen
dispersi. Kesulitan utama adalah proses scanning lambat. Sebuah
metode untuk mengukur semua frekuensi inframerah secara bersamaan,
bukan secara individual, diperlukan. Sebuah solusi yang dikembangkan
yang digunakan perangkat optik yang sangat sederhana disebut
interferometer. Interferometer menghasilkan sinyal unik yang memiliki
semua frekuensi inframerah “dikodekan” ke dalamnya. Sinyal dapat
diukur dengan sangat cepat, biasanya hanya dengan beberapa detik saja.

Gambar 4. Sinyal

Kebanyakan interferometer menggunakan beamsplitter yang


mengambil sinar inframerah yang masuk dan membagi menjadi dua
sinar. Satu sinar memantul dari cermin datar yang tetap. Sinar lain
memantul dari cermin datar yang dapat bergerak pada jarak pendek dari
beamsplitter. Dua sinar memantul dari masing-masing cermin dan
direkombinasi ketika bertemu kembali di beamsplitter itu. Karena
perjalanan satu garis dengan panjang tetap dan yang lainnya terus
berubah sebagai cermin yang bergerak, sinyal yang keluar
interferometer adalah hasil dari dua sinar “mengganggu” satu sama lain.
Sinyal yang dihasilkan disebut interferogram yang memiliki sifat unik
bahwa setiap titik data (fungsi dari posisi cermin yang bergerak) yang
membentuk sinyal memiliki informasi tentang setiap frekuensi
inframerah yang berasal dari sumber.

Ini berarti bahwa sebagai interferogram diukur, semua frekuensi


sedang diukur secara bersamaan. Dengan demikian, hasil interferometer
dalam pengukuran sangat cepat.
History of FTIR

Dasar lahirnya spektroskopi FT-IR adalah dengan


mengasumsikan semua molekul menyerap sinar infra merah, kecuali
molekul-molekul monoatom (He, Ne, Ar, dll) dan molekul-molekul
homopolar diatomik (H2, N2, O2, dll). Molekul akan menyerap sinar
infra merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi momen dipolar
atau ikatan dari suatu molekul.

Penemuan Infra Red


Gambar 5. Penemu inframerah

Teknologi infra merah dimulai tahun 1800 oleh Sir William


Herschel dengan percobaan terkenalnya yang menunjukkan keberadaan
spektrum radiasi infra merah. Astronom Inggris itu secara tak sengaja
menemukan Uranus pada tanggal 13 Maret 1793. Ketidaksengajaan ini
mengantarkannya pada penemuan sinar infra merah.

Sebenarnya, ia hendak melindungi mata pada saat melakukan


observasi pada matahari. Dia ingin tahu berapa banyak panas yang
melewati filter warna yang berbeda ia gunakan untuk mengamati sinar
matahari. Dia mencatat bahwa filter warna yang berbeda tampaknya
melewati jumlah yang berbeda dari panas. Herschel berpikir bahwa
warna itu sendiri mungkin suhu yang bervariasi, sehingga ia merancang
eksperimen pintar untuk menyelidiki hipotesis.

Sebuah prisma digunakan untuk memisahkan warna-warna


pelangi. Dengan menggunakan termometer air raksa, ia memperhatikan
bahwa tingkat suhu maksimum terjadi pada daerah di bawah warna
merah di mana radiasi menjadi tak terlihat. Gelombang radiasi tak
tampak itu kemudian diberi nama infra merah. Kata infra berasal dari
bahasa Latin yang berarti bawah. Berbeda dengan gelombang tampak
merah, gelombang infra tidak dapat terlihat. Prisma yang digunakan
Herschel ditunjukkan dalam Gambar di bawah.
Gambar 6. Prisma

Dia mengarahkan sinar matahari melalui prisma kaca untuk


menciptakan spektrum (pelangi dibuat ketika cahaya dibagi menjadi
warna) dan kemudian mengukur suhu setiap warna. Herschel
menggunakan tiga termometer dengan lampu menghitam (untuk lebih
menyerap panas) dan untuk setiap warna spektrum, ditempatkan satu
bola dalam warna terlihat saat dua lainnya ditempatkan di luar spektrum
sebagai sampel kontrol. Saat ia mengukur suhu individu violet, biru,
hijau, kuning, oranye, dan lampu merah, ia melihat bahwa semua warna
memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Selain
itu, ia menemukan bahwa suhu warna meningkat dari ungu ke bagian
merah dari spektrum. Setelah memperhatikan pola ini Herschel
memutuskan untuk mengukur suhu hanya di luar bagian merah dari
spektrum di wilayah di mana tidak ada sinar matahari terlihat. Yang
mengejutkan, ia menemukan bahwa daerah ini memiliki suhu tertinggi
dari semua.

Herschel melakukan eksperimen tambahan pada apa yang ia


sebut "sinar kalori" (berasal dari kata Latin untuk panas) luar bagian
merah spektrum. Ia menemukan bahwa mereka tercermin, dibiaskan,
diserap dan ditransmisikan dalam cara yang mirip dengan cahaya
tampak. Apa Herschel telah menemukan adalah bentuk cahaya (atau
radiasi) di luar lampu merah, sekarang dikenal sebagai radiasi infra
merah. (Awalan infra berarti di bawah ini) Eksperimen Herschel adalah
penting karena menandai pertama kalinya bahwa seseorang
menunjukkan bahwa ada jenis cahaya yang tidak bisa kita lihat dengan
mata kita.

Perkembangan terkini dalam teknologi detektor telah


menyebabkan banyak aplikasi yang berguna menggunakan radiasi
inframerah. Teknologi inframerah medis digunakan untuk analisis non-
invasif jaringan tubuh dan cairan. Kamera inframerah digunakan dalam
polisi dan keamanan kerja, serta dalam pengawasan militer. Dalam
pemadam kebakaran, kamera inframerah digunakan untuk menemukan
orang-orang dan hewan terjebak dalam asap tebal dan untuk mendeteksi
titik panas kebakaran hutan. Pencitraan inframerah digunakan untuk
mendeteksi kehilangan panas dalam bangunan, untuk menguji stres dan
kesalahan dalam sistem mekanik dan listrik, serta untuk memantau
polusi. Satelit inframerah secara rutin digunakan untuk mengukur suhu
laut, memberikan peringatan dini untuk acara El Nino yang biasanya
berdampak iklim di seluruh dunia. Satelit ini juga memantau konveksi
dalam awan, membantu untuk mengidentifikasi badai berpotensi
merusak. Kamera udara dan ruang berbasis juga menggunakan cahaya
inframerah untuk mempelajari pola vegetasi dan untuk mempelajari
distribusi batuan, mineral dan tanah. Dalam arkeologi, pencitraan
inframerah termal telah digunakan untuk menemukan ratusan mil jalan
kuno dan jalan setapak, memberikan informasi berharga tentang
peradaban menghilang.

Menarik, penemuan-penemuan baru sedang dibuat tentang alam


semesta kita dalam bidang astronomi inframerah. Alam semesta
mengandung sejumlah besar debu, dan salah satu cara untuk mengintip
ke kepompong dikaburkan pembentukan bintang dan ke dalam hati
galaksi berdebu adalah dengan mata tajam teleskop inframerah. Alam
semesta kita juga memperluas sebagai akibat dari Big Bang, dan cahaya
tampak yang dipancarkan oleh objek yang sangat jauh telah merah
bergeser ke bagian inframerah dari spektrum elektromagnetik.

Penemuan Fourier Transform Infra Red (FTIR)

Jean Baptise Joseph Fourier (1768 – 1830) merupakan


matematikawan serta fisikawan asal Perancis yang paling dikenal
karena mengawali penyelidikan deret Fourier dan penerapannya pada
masalah arus panas. Lahir di Auxerre (sekarang disebut Yonne
Departement Perancis) pada tanggal 21 maret 1768. Ayah Fourier
adalah seorang penjahit di Auxerre.

Pada saat usia delapan tahun, ibu Fourier meninggal yang


kemudian disusul ayahnya di tahun berikutnya. Sejak saat itu Fourier
menjadi yatim piatu. Fourier kemudian direkomendasikan kepada uskup
Auxerre, beliau kemudian dididik dan diasuh oleh Benvenistes dari
Biara St. Mark.

Fourier pertama kali bersekolah di sekolah Pallais’s. Di sana


Fourier belajar bahasa Latin dan Prancis. Pada tahun 1780, dia
kemudian direkomendasikan untuk melanjutkan studi di École Royale
Militaire, saat itu Fourier menunjukan bakat luar biasa di bidang
matematika. Pada usia 14 tahun, Fourier telah menyelesaikan studi dari
enam tingkatan Bézout 's Cours de mathématiques. Kemudian pada
tahun 1783 Fourier menerima hadiah sebagai peringkat pertama untuk
studi Bossut' s Mécanique.

Pada 1790 ia menjadi guru di kampus biarawan, École Royale


Militaire di Auxerre, di mana Ia pernah belajar.
Gambar 7. Jean Baptiste Joseph Fourier

Pada tahun 1793, Fourier terlibat dalam politik dan bergabung


dengan Local Revolutionary Committee. Ia mengambil bagian penting
di Kabupaten temptanya tinggal dalam mempromosikan Revolusi
Perancis, dan Fourier mendapat penghargaan untuk jasanya tersebut.
Namun, ternyata Fourier mulai merasa resah dengan teror yang
dihasilkan dari Revolusi Perancis dan ia berusaha untuk menarik diri
dari komite. Namun ini terbukti mustahil dan Fourier justru secara tegas
dijerat dengan Revolusi dan tidak dapat menarik diri. Fourier
dipertahankan oleh satu anggota fraksi sementara di Orléans. Peristiwa
ini jelas memiliki konsekuensi serius tetapi Fourier memutuskan untuk
kembali ke Auxerre dan terus mengajar di École Royale
Militaire, di Auxerre. Pada bulan Juli 1794 dia ditangkap, terkait
pungutan yang berhubungan dengan insiden Orléans, dan dia
dipenjarakan. Namun, berkat sejumlah pertimbangan Fourier
dibebaskan dari hukuman.

Kemudian pada tahun 1794 Fourier dinominasikan untuk belajar


di École Normale di Paris. Lembaga ini telah menyiapkan pelatihan
untuk guru dan dimaksudkan untuk melayani pelatihan guru sekolah.
Sekolah dibuka pada Januari 1795.

Setelah itu, Fourier mulai mengajar di College de France, dan


Dia ditunjuk untuk menempati kedudukan di École Centrale des
Travaux Publiques, sekolah yang berada di bawah arah Lazare Carnot
dan Gaspard Monge, yang akan segera diganti dengan nama École
Polytechnique. Namun, akibat dari penangkapan sebelumnya, Fourier
ditangkap lagi dan dipenjarakan. Banyak dirilis pernyataan yang
berbeda-beda terkait penangkapannya tersebut, seperti perubahan iklim
politik. Namun setelah itu, Fourier dibebaskan kembali.

Pada 1 September 1795 Fourier telah kembali mengajar di École


Polytechnique. Pada tahun 1797 ia ditunjuk untuk mengajarkan bidang
analisa dan mekanik. Dia terkenal sebagai dosen luar biasa namuan ia
tidak pernah muncul dengan penelitian yang mengagumkan. Pada 1798
Fourier bergabung dengan tentara Napoleon dalam invasi Mesir sebagai
penasihat ilmiah. Ekspedisi yang pertama adalah sebuah kesuksesan
besar. Fourier bertindak sebagai administrator Perancis di berbagai jenis
lembaga. Secara khususu ia membantu mendirikan fasilitas pendidikan
di Mesir dan melakukan eksplorasi arkeologi. Sementara di Kairo,
Fouriermembantu mendirikan Institut Kairo dan menjadi salah satu
anggota dari dua belas divisi matematika. Berkat pengabdiannya pada
Institut Kairo, Fourier pun diangkat menjadi sekretaris Institut tersebut.

Fourier kembali ke Prancis pada tahun 1801 sebagai Profesor


dari Analisis di École Polytechnique. Saat itu Fourier mulai melakukan
eksperimen tentang propagasi panas. Pada tahun 1806 Fourier
mengundurkan diri dari jabatan profesor di Ecole Polytechnique karena
Napoleon mengirimnya ke Grenobel.

Pada saat berada di Grenoble, Fourier mendalami teorinya


tentang propagasi panas. Fourier memecahkan persamaan differensial
parsial dari model difusi panas, beliau memecahkannya dengan
menggunakan deret tak hingga dari fungsi-fungsi
trigonometri. Fourier menulis riwayat selama dia melakukan
eksperimen tersebut. Riwayat hidup tersebut sampai ke Paris Institute
pada tanggal 21 Desember 1807.

Fourier pindah ke Inggris pada tahun 1816 dan kembali lagi ke


Perancis pada tahun 1822, dan pada saat itu Fourier diangkat sebagai
Sekretaris tetap di Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Kemudian
pada tahun 1830 ia terpilih sebagai anggota asing dari Royal Swedish
Academy of Sciences. Fourier meninggal pada tahun 1830 ketika
ia tersandung dan jatuh dari tangga di rumahnya. Fourier
dimakamkan di Pere Lachaise Cemetery di Paris, sebuah makam
dihiasi dengan motif Mesir untuk mencerminkan posisinya sebagai
sekretaris Institut Kairo.

Konsep yang ditemukan.

Beberapa penemuan Fourier diantaranya yaitu :

1. Analytique Théorie de la chaleur

Tahun 1822 Fourier menyajikan karyanya pada aliran


panas yangdi kenal dengan nama analytique Théorie de lachaleur (Teori
Analitik panas), dimana berdasarkan penalarannya atas hukum Newton,
yaitu bahwa aliran panas antara dua molekul berdekatan sebanding
dengan perbedaan yang sangat kecil dari temperatur keduannya. Teori
tersebut dituangkan dalam sebuah buku, yang diterjemahkan dalam
bahasa inggris 56 tahun kemudian oleh Freeman
(1878). Buku tersebut juga diedit dengan koreksi editorial
banyak oleh Darbouxdan diterbitkan di Perancis pada tahun 1888.
2. Penemuan "efek rumah kaca"

Pada tahun 1820, Fourier menghitung bahwa satu objek


ukuran bumi, dan pada jarak dari Matahari, harus jauh lebih
dingin daripada planet sebenarnya jika dipanaskan oleh efek radiasi
matahari yang masuk. Dia memeriksa sumber berbagai kemungkinan
panas yang diamati. Fourier akhirnya menyarankan bahwa radiasi
antarbintang mungkin bertanggungjawab atas sebagian besar dari
kehangatan tambahan, Fourier berpendapat bahwa atmosfer Bumi
mungkin bertindak insulator dari beberapa jenis secara luas. Pendapat
inilah yang hingga sekarang disebut dengan efek rumah kaca. Dalam
artikel-artikelnya Fourier menjelaskan tentang percobaan yang
disebut de Saussure, yang berbaris vas dengan gabus
hitam. Pada gabus, dia dimasukkan beberapa panel kaca transparan,
dipisahkan oleh interval udara. Sinar matahari tengah hari diizinkan
masuk di bagian atas vas melalui panel kaca. Suhu menjadi lebih tinggi
di pedalaman kompartemen lebih dari perangkat ini. Fourie
menyimpulkan bahwa gas diatmosfer dapat membentuk penghalang
yang stabil seperti panel kaca. Kesimpulan ini mungkin telah
berkontribusi untuk penggunaan kemudian metafora dari efek rumah
kaca yang akan merujuk pada proses menentukan suhu atmosfer.

3. Deret Fourier
Deret Fourier diperkenalkan oleh Joseph Fourier (1768-1830) untuk
memecahkan masalah persamaan panas di lempeng logam. Deret
Fourier merupakan penguraian fungsi periodik menjadi jumlahan
fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus dan kosinus, ataupun
eksponensial kompleks. Studi deret Fourier merupakan cabang analisis
Fourier.

Dalam matematika, Deret Fourier merupakan penguraian fungsi


periodik menjadi jumlahan fungsi-fungsi berosilasi, yaitu fungsi sinus
dan kosinus, ataupun eksponensial kompleks. Studi deret Fourier
merupakan cabang analisis Fourier.

Jika ω menunjukkan kecepatan sudut partikel P dalam satuan rad/s,


dan θ = 0 ketika t = 0, maka pada saat t berikutnya berlaku hubungan θ
= ωt.

Ordinat P dan Q diperoleh melalui hubungan trigonometri sin θ =


y/A atau y = A sin θ. Dengan mengingat persamaan θ = ωt, maka y
= A sin ωt

Gerak bolak-balik partikel Q disebut gerak harmonik sederhana.


Dengan demikian, gerak harmonik sederhana dapat dipandang sebagai
proyeksi gerak melingkar beraturan sepanjang garis yang sejajar dengan
diameternya. Secara matematis, sebuah partikel dikatakam melakukan
gerak harmonik sederhana jika sepanjang y dari partikel tersebut dapat
dinyatakan sebagai A sin ωt atau A cos ωt. Kadang sering kita jumpai
bentuk A sin (ωt + ϕ) atau A cos (ωt + ϕ). Dalam hal ini ϕ disebut
tetapan fase atau sudut fase awal. Fungsi-fungsi demikian sering disebut
sebagai fungsi sinusoida.

Jika kita merumuskan persamaan gelombang berjalan pada saat t,


dimana perambatan gelombang pada saat t = 0 dan saat t kemudian,
maka akan terlihat bahwa harga y pada titik x pada saat t nilainya sama
dengan harga y pada titik (x – vt) saat t = 0. Di sini v menyatakan
kelajuan rambat gelombang. Dengan demikian, persamaan gelombang
pada saat t adalah:

y = A sin (x – vt).

Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu dengan


melakukan subtitusi v = fλ atau λ = vT dimana f dan T berturut-turut
menyatakan frekuensi dan periode gelombang.

Dari persamaan y = A sin (x – vt) nampak bahwa y merupakan


fungsi periodik terhadap x (t tetap) atau terhadap t (x tetap). Fungsi f(x)
dikatakan periodik jika f(x + T) = f(x) untuk sembarang x. dalam hal
ini T disebut sebagai periode dari f(x).

Fungsi periodik juga merupakan gerak yang kondisi serupanya dapat


dijumpai pada waktu atau posisi lainnya. Selang waktu atau jarak antara
dua waktu atau posisi serupa yang terdekat adalah periode. Ini berarti
fungsi periodik tidak selalu menyangkut waktu, namun juga
menyangkut koordinat. Kalau fungsi periodik yang dimaksud
adalah f(t), kondisi serupa dapat dijumpai pada saat t + nT, di
mana T adalah periode fungsi itu dan n = 0, 1, 2, 3, … sehingga dapat
ditulis :

F(t) = f(t + nT) ; n = 0, 1, 2, 3, …

Hampir semua fungsi periodik dapat dinyatakan dalam deret


Fourier.

Fungsi periodik dapat diekspansi kedalam deret sinus dan kosinus.


Setiap fase pada sinus dan kosinus berperiode 2π, hanya saja jika fase
itu berkelipatan bulat n terhadap x, periode x semakin kecil. Sebagai
contoh, sinnx = sinn(x + 2π) = sin(nx + 2nπ), yang berarti periode
fungsi sinnx adalah . Sebuah fungsi periodik f(x) yang berperiode 2π
dapat ditulis sinx = sin(x + 2π), yang berarti sinx berperiode 2π,
sehingga:

f(x) = + a1 cos x + a2 cos 2x + a3 cos 3x + … + b1 sin x + b2sin 2x +


b3 sin 3x + …

atau

f(x) = + an cos nx + bn sin nx .... (1)

Lambang a0, a1, …, an dan b0, b1, …, bn disebut koefesien Fourier,


selanjutnya persamaan (1) disebut deret Fourier dari f(x).

Untuk menentukan koefisien Fourier a0, a1, …, an dan b0, b1, …, bn


Pengembangan Konsep

Dari beberapa konsep yang telah ditemukan oleh Jean Baptiste


Joseph Fourier, dilakukan perkembangan-perkembangan konsep dalam
memperbaiki sekaligus menyempurnakan konsep yang telah ditemukan
tersebut.

Penemuan ‘efek rumah kaca’ melahirkan pemahaman baru


bahwa peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak
ditempati oleh manusia karena jika tidak ada efek rumah kaca maka
suhu permukaan bumi akan 33 derajat celcius lebih dingin. Para ahli
kemudian menemukan komponen-komponen penyusun dari efek rumah
kaca yang disebut dengan gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini meliputi
karbondioksida (CO2 ), metan, nitrous oksida, dan sulfur heksaflorida,
yang berada di atmosfer, dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia
terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil.
Selain itu, gas rumah kaca juga dapat dihasilkan dari pembakaran dan
penggundulan hutan serta aktifitas pertanian dan peternakan.

Selain adanya deret fourier, juga dikenal adanya transformasi


fourier (Fourier Transform-FT). Joseph Fourier mengemukakan bahwa
sebuah fungsi periodik dapat direpresentasikan dengan
mengkombinasikan penjumlahan tak hingga dari fungsi sinus dan
cosinus. Representasi fungsi inilah yang kemudian dikenal sebagai
Deret Fourier. Beberapa tahun setelah penemuan ini, deret fourier
dikembangkan menjadi bentuk yang lebih umum sehingga dapat
diterapkan pada fungsi yang non-periodik, bentuk yang lebih umum ini
yang kemudian dikenal sebagai Transformasi Fourier (FT). Sejak
penemuan ini, transformasi fourier menjadi metoda yang sangat cocok
untuk menganalisis fungsi atau sinyal, karena transformasi fourier dapat
mengubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu ke domain frekuensi.

Biasanya sebuah fungsi digambarkan dalam domain waktu.


Artinya yang diukur dari fungsi tersebut adalah waktu. Dengan kata
lain, jika kita gambarkan fungsi tersebut pada sumbu simetri, maka
sumbu x (sebagai variabel bebas) mewakili waktu, dan sumbu y
(sebagai variabel tak bebas) mewakili nilai pada waktu t tertentu, atau
nilai amplitudo-nya.

Jika kita menggambar fungsi dalam domain waktu, maka kita


akan memperoleh representasi waktu-amplitudo fungsi tersebut. Pada
aplikasinya, representasi ini tidak selalu merupakan representasi terbaik.
Pada banyak kasus, informasi khusus tersembunyi pada nilai
frekuensinya. Spektrum frekuensi dari sebuah fungsi memperlihatkan
frekuensi yang termuat pada fungsi tersebut.

Transformasi Fourier (Fourier Transform atau FT) dapat


mengubah fungsi atau sinyal dalam domain waktu ke dalam domain
frekuensi. Jika kita menerapkan FT pada sebuah fungsi dalam domain
waktu, maka kita akan mendapatkan repesentasi frekuensi-amplitudo
fungsi tersebut. Dengan transformasi fourier, sebuah fungsi dapat
digambarkan dalam sumbu x yang menunjukkan spektrum frekuensi
dan sumbu y menunjukkan amplitudo. Gambar FT menunjukkan berapa
banyak frekuensi yang termuat pada fungsi tersebut.

Seringkali, informasi yang tidak dapat dilihat pada domain


waktu, dapat dilihat pada domain frekuensi. Sebagai contoh dalam
bidang medis dikenal sinyal ECG (ElectroCardioGraphy), yaitu catatan
grafik aktivitas elektrik jantung. Bentuk khusus ECG orang yang sehat,
dikenal betul oleh seorang ahli jantung. Sebuah penyimpangan yang
berarti dari bentuk tersebut biasanya dianggap sebagai gejala adanya
penyakit. Namun gejala adanya penyakit tidak selalu terlihat jelas pada
sinyal ECG dalam domain waktu, terkadang penyakit dapat didiagnosa
lebih mudah jika sinyal dianalisis dalam domain frekuensi. Pada ECG
dapat memanfaatkan transformasi fourier tergantung yang diinginkan.
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa tidak selalu suatu gejala
kejanggalan pembacaan catatan grafik aktifitas elektrik jantung dapat
teramati dengan baik dalam domain waktu. Sehingga diperlukan domain
lain yang sesuai dan dapat memberikan informasi yang lebih akurat
kepada pembaca. Domain lain yang dapat digunakan adalah domain
frekuensi. Dan sebaliknya tidak semua gejala kejanggalan juga dapat
dibaca pada domain ini. Sehingga antara doain waktu dan domain
frekuensi akan saling melengkapi, tergantung dengan kebutuhan. Hal
tersebut merupakan contoh sederhana dari kegunaan domain frekuensi.

Transformasi fourier bersifat reversibel, yaitu suatu fungsi dapat


ditransformasi ke dalam domain frekuensi (yang memuat informasi
frekuensi amplitudo), dan di inversikan lagi ke domain waktu (yang
memuat informasi waktu-amplitudo). Namun, kedua informasi tersebut
tidak bisa didapatkan secara bersamaan. Representasi fungsi dalam
domain frekuensi tidak memuat informasi waktu, demikian pula
sebaliknya. Untuk fungsi-fungsi yang stasioner, yaitu fungsi yang nilai
frekuensinya tidak berubah-ubah secara kontinu, informasi waktu dan
frekuensi secara bersamaan tidak diperlukan, karena di seluruh interval
waktu, nilai komponen frekuensinya konstan.

Transformasi Fourier adalah sebuah transformasi integral yang


menyatakan-kembali sebuah fungsi dalam fungsi basis sinusioidal, yaitu
sebuah fungsi sinusoidal penjumlahan atau integral dikalikan oleh
beberapa koefisien ("amplitudo"). Ada banyak variasi yang
berhubungan-dekat dari transformasi ini tergantung jenis fungsi yang
ditransformasikan. Dalam bidang fisika, intensitas gelombang dapat
digambarkan sebagai daerah waktuatau daerah frekuensi. Perubahan
gambaran intensitas gelobang radiasielektromagnetik dari daerah waktu
ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi
Fourier (Fourier Transform).

Konsep Transformasi Fourier dikembangkan lagi oleh Fourier


melaluiSpektrofotometer Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR).
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansidengan cara melewatkan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya
akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet.Spektrofotometer
Fourier Transform Infra Red (disingkat FTIR) adalah sama dengan
Spektrofotometer Infra Red dispersi, yang membedakannya adalah
pengembangan pada sistem optiknya sebelum berkas sinar infra
merah melewati contoh. Selanjutnya pada sistem optik peralatan
instrumen Fourier Transform Infra Red dipakai dasar daerah
waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian
gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu
adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham
Michelson.

Aplikasi Konsep

Salah satu aplikasi dari deret fourier adalah pada pemisahan


perpaduan gelombang. Suatu gelombang yang bergerak pada suatu
medium bukan hanya gelombang yang berupa gelombang tunggal
namun merupakan perpaduan dari banyak gelombang. Dengan
menggunakan deret fourier maka perpaduan dari banyak panjang
gelombang ini dapat dipisahkan kembali menjadi gelombang-
gelombang penyusunnya. Misalkan saja pada gelombang radio.
Gelombang radio FM mempunyai frekuensi 88 Mhz sampai dengan 108
Mhz. Tapi yang menimbulkan pertanyaan adalah kenapa kita dapat
mendengarkan suara penyiar radionya padahal batas pendengaran
manusia hanya 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz saja?. Ini dapat dijawab
karena gelombang radio tersebut hanya sebagai pembawa. Yang
nantinya pada radio penerima gelombang datang tersebut akan dipecah
kembali yang salah satunya berupa gelombang suara yang dapat kita
dengarkan.

Transformasi Fourier merupakan suatu proses yang banyak


digunakan untuk memindahkan domain dari suatu fungsi atau obyek ke
dalam domain frekwensi. Di dalam pengolahan citra digital,
transformasi fourier digunakan untuk mengubah domain spasial pada
citra menjadi domain frekwensi. Analisa-analisa dalam domain
frekwensi banyak digunakan seperti filtering. Dengan menggunakan
transformasi fourier, sinyal atau citra dapat dilihat sebagai suatu obyek
dalam domain frekwensi.

Transformasi Fourier juga dapat di aplikasikan pada gambar,


dimana Transformasi Fourier pada gambar dapat dimaknai sebagai
transformasi fungsi z dengan domain x dan y.

Dalam perkembangan hingga akhir ini, smartphone sangat


digandrungi oleh banyak orang. Selain untuk berkomunikasi,
smartphone menyuguhkan aplikasi-aplikasi yang sangat bermanfaat dan
memanjakan kita. Seperti voice recognizing pada iphone maupun seri
pada android. Voice recognizing ini menggunakan analisis sinyal dan
pemrosesan sinyal. Yang intinya menggunakan Transformasi fourier.
Voice recognizing merupakan aplikasi yang digunakan untuk
melakukan suatu akses pada smartphone kita melalui perintah suara.
Seperti contoh waktu kita mau mengirim sms, kita bisa memberi
perintah ke smartphone dengan aplikasi siri atau iris tersebut. Suara-
suara dideteksi menggunakan fourier dalam voice recognizing tersebut.
Pada voice recognizing ini,Fourier digunakan untuk melakukan proses
filter. Manusia memilik frekuensi 2-5 kHz. Sehinnga dengan sistem
fourier, frekuensi selain manusia akan di filter . Memang manusia
memiliki rentan frekuensi sekitar 2 – 5kHz. Akan tetapi tidak setiap
orang frekuensi suaranya sama persis. Sehingga tanpa kita tahu siapa
yang berbicara kita sudah mengenal siapa orang yang berbicara tersebut.

Perkembangan Konsep ke Depan

Transformasi Fourier adalah suatu model transformasi yang


memindahkan domain spasial atau domain waktu menjadi domain
frekwensi.Dengan prinsip ini, diharapkan dimasa depan dapat
dikembangkan Rumah Masa Depan yang menggunakan prinsip-prinsip
Tranformasi Fourier, seperti sistem keamanan dengan pendeteksi suara.
Gambar 8. Percobaan Fourier

Konduksi panas atau konduksi termal adalah penjalaran kalor


tanpa disertai perpindahan bagian-bagian zat perantaranya. Penjalaran
ini biasanya terjadi pada benda padat. Konduksi terjadi dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Benda suhunya tinggi
akan melepaskan kalor, sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor, hingga tercapai kesetimbangan termal.

Penjalaran panas ini diperikan oleh rumus matematika berikut:

T = C + (T0 - C) . e {kt}

T adalah suhu, T0 suhu awal, t waktu, C dan k adalah konstanta.


Persamaan panas merupakan persamaan diferensial parsial.
Sebelum Fourier, pemecahan persamaan panas ini tidak diketahui secara
umum, meskipun solusi khusus diketahui bila sumber panas berperi laku
dalam cara sederhana, terutama bila sumber banas merupakan
gelombang sinus atau kosinus. Solusi sederhana ini saat ini kadang-
kadang disebut sebagai solusi eigen. Gagasan Fourier adalah
memodelkan sumber panas ini sebagai superposisi (atau kombinasi
linear)gelombang sinus dan kosinus sederhana, dan menuliskan
pemecahannya sebagai superposisi solusi eigen terkait. Superposisi
kombinasi linear ini disebut sebagai deret Fourier.

Meskipun motivasi awal adalah untuk memecahkan persamaan


panas, kemudian terlihat jelas bahwa teknik serupa dapat diterapkan
untuk sejumlah besar permasalahan fisika dan matematika. Deret
Fourier saat ini memiliki banyak penerapan di bidang teknik elektro,
analisis vibrasi, akustika, optika, pengolahan citra, mekanika kuantum,
dan lain-lain.

Transformasi Fourier juga dinamai untuk menghormatinya.


Transformasi Fourier, dinamakan atas Joseph Fourier, adalah sebuah
transformasi integral yang menyatakan-kembali sebuah fungsi dalam
fungsi basis sinusioidal, yaitu sebuah fungsi sinusoidal penjumlahan
atau integral dikalikan oleh beberapa koefisien (“amplitudo”). Ada
banyak variasi yang berhubungan-dekat dari transformasi ini tergantung
jenis fungsi yang ditransformasikan.
Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
(disingkat FTIR) adalah sama dengan Spektrofotometer Infra Red
dispersi, yang membedakannya adalah pengembangan pada sistem
optiknya sebelum berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar
pemikiran dari Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red adalah
dari persamaan gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph
Fourier (1768-1830) seorang ahli matematika dari Perancis.

Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat


digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekuensi. Perubahan
gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu
ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier
(Fourier Transform).

Selanjutnya pada sistem optik peralatan instrumen Fourier


Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif.
Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik
yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang
dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831).
Perbedaan sistem optik Spektrofotometer Infra Red dispersif dan
Interferometer Michelson pada Spektrofotometer Fourier Transform
Infra Red tampak pada gambar disamping.
Work Process of FTIR

Gambar 9. Prinsip kerja FTIR

Mekanisme yang terjadi pada alat Fourier Transform Infra Red


(FTIR) dapat dijelaskan sebagai berikut. Sinar yang datang dari sumber
sinar akan diteruskan, dan kemudian akan dipecah oleh pemecah sinar
menjadi dua bagian sinar yang saling tegak lurus. Sinar ini kemudian
dipantulkan oleh dua cermin yaitu cermin diam dan cermin bergerak.
Sinar hasil pantulan kedua cermin akan dipantulkan kembali menuju
pemecah sinar untuk saling berinteraksi. Dari pemecah sinar, sebagian
sinar akan diarahkan menuju cuplikan dan sebagian menuju sumber.
Gerakan cermin yang maju mundur akan menyebabkan sinar yang
sampai pada detektor akan berfluktuasi. Sinar akan saling menguatkan
ketika kedua cermin memiliki jarak yang sama terhadap detektor, dan
akan saling melemahkan jika kedua cermin memiliki jarak yang
berbeda. Fluktuasi sinar yang sampai pada detektor ini akan
menghasilkan sinyal pada detektor yang disebut interferogram.
Interferogram ini akan diubah menjadi spektra inframerah dengan
bantuan computer berdasarkan operasi matematika.

Perhitungan secara matematika Fourier Transform untuk sinyal


tersebut akan menghasilkan spektrum yang identik pada spektroskopi
inframerah.

Proses Analisis Sampel

Proses instrumental normal adalah sebagai berikut:

1. Sumber : Energi inframerah dipancarkan dari


pijaran sumber benda hitam (black
body). Sinar ini melewati celah yang
mengontrol jumlah energi yang
disampaikan kepada sampel (dan
akhirnya untuk detektor).
2. Interferometer : Sinar memasuki interferometer
dimana “encoding spektral” terjadi.
Sinyal Interferogram yang dihasilkan
kemudian keluar interferometer.

3. Sampel : Sinar memasuki ruang sampel dimana


ditransmisikan melalui atau terpantul
dari permukaan sampel, tergantung
pada jenis analisis yang dicapai. Di
sinilah frekuensi energi tertentu, yang
karakter unik dari sampel, diserap.

4. Detector : Sinar akhirnya lolos ke detektor untuk


pengukuran akhir. Detektor yang
digunakan secara khusus dirancang
untuk mengukur sinyal interferogram
khusus.
5. Komputer : Sinyal yang diukur didigitalkan dan
dikirim ke komputer dimana
transformasi Fourier terjadi. Spektrum
inframerah terakhir ini kemudian
dipresentasikan kepada pengguna
untuk interpretasi dan setiap
manipulasi lebih lanjut.

Gambar 10. Proses analisis sampel


Karena harus ada skala relatif untuk intensitas penyerapan,
background spectrum juga harus diukur. Biasanya pengukuran tanpa
sampel dalam sinar. Hal ini dapat dibandingkan dengan pengukuran
dengan sampel dalam berkas untuk menentukan ”persentase transmisi”
hasil teknik ini dalam spektrum yang memiliki semua karakteristik
instrumental dihapus.

Jadi, semua fitur spektral yang hadir secara ketat karena sampel.
Sebuah pengukuran latar belakang tunggal dapat digunakan untuk
pengukuran sampel banyak karena spektrum ini adalah karakteristik dari
instrumen itu sendiri.

Layout Spektrometer Sederhana


Gambar 11. Mekanisme FTIR
Horizontal ATR (Attenuated Total Reflectance)

Peralatan ATR (Attenuated Total Reflectance) bekerja dengan


cara mengukur perubahan yang terjadi dalam proses pemantulan sinar
iframerah ketika sinar datang menuju sampel. Sinar inframerah akan
menuju kristal yang padat dengan indeks bias tinggi pada sudut tertentu.
Refleksi internal ini akan menghasilkan gelombang evanescent yang
terbentuk tipis di bawah permukaan kristal menuju sampel yang berada
di permukaan kristal. Gelombang ini hanya menonjol sedikit di bawah
permukaan kristal dan di atas sampel sehingga menghasilkan kontak
yang bagus antara sampel dengan permukaan kristal. Pada bagian
dimana sampel menyerap spektrum inframerah, gelombang evanescent
akan dilemahkan atau diubah. Energi yang diubah dari gelombang ini
akan dikembalikan pada sinar inframerah yang akan keluar dari kristal
dan kemudian diteruskan menuju detektor. Setelah itu, energi akan
diubah menjadi spektra inframerah. Proses yang terjadi pada Attenuated
Total Reflectance (ATR) dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 12. Prinsip kerja horizontal ATR

Pada pengukuran untuk sampel berbentuk cairan, sebelumnya


kristal Attenuated Total Reflectance (ATR) harus dibersihkan terlebih
dahulu. Setelah background dari inframerah diperoleh, sampel
diteteskan secara merata pada permukaan kristal. Seluruh permukaan
kristal harus tertutup dengan rata oleh sampel. Hal ini sangat penting
jika pengukuran dilakukan untuk analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif.

Teknik horizontal Attenuated Total Reflectance (ATR) sering


digunakan sebagai cara analisa kuantitatif karena proses kemudahan
dalam proses pengerjaannya.
Gambar 13. Sel horizontal ATR

How to Use FTIR

Prosedur pengoperasian alat FTIR

A. Menghidupkan Alat FTIR


1. Nyalakan sumber listrik
2. Nyalakan interferometer
3. Nyalakan komputer
B. Analisis sampel dengan FTIR
1. Klik shortcut di desktop
2. Klik menu “instrument” klik FTIR 8400
3. Untuk spectrum background isi file name
4. Klik background start dan tunggu 30 detik
5. Tempatkan cuplikan pada tempat sampel
6. Untuk spectrum sampel klik file name, kemudian klik start
sampel. Tunggu 30 detik.
7. Klik zero baseline
8. Klik abstrak
9. Untuk memunculkan angka klik peak table, OK.
10. Save file, save as pdf.
11. Print spektrum

C. Mematikan alat
1. Matikan computer
2. Matikan interferometer
3. Matikan sumber listrik

Diagram alir prosedur pengoperasian alat FTIR

Berikut merupakan diagram alir prosedur pengoperasian alat FTIR


secara lebih rinci lagi.
Nyalakan alat FTIR. Buka
software, klik measure ->
measurement -> initialize,
sampai muncul icon status
berwarna hijau.

Masukan perangkat tambahan sesuai


dengan fasa sampel yang akan diuji.
Film menggunakan holder, cair
menggunakan sel dan padat
menggunakan DRS.

Uji BKG terlebih dahulu kedudian uji


sampel.

Mengukur BKG/sampel, dilakukan


dengan cara klik “Measure” kemudian
pilih BKG atau sampel.

Pengukuran pada umumnya sebanyak 45


kali, namun dapat disesuaikan.
Lakukan smoothing pada spektrum
sampel:

Sample -> Manipulation 1 -> Smoothing


-> drag parameter sampai spektrum
tampak jelas.

Masukan keterangan objek:

Klik kanan -> Object -> Properties ->


Isi kolom description

Masukan angka bilangan gelombang


pada peak yang diinginkan:

Calculate -> Calc -> Add Peak -> Klik


peak yang ingin diketahui bilangan
gelombangnya -> OK
Menyimpan file yang berupa spektrum
menjadi sebuah gambar dalam format
Pdf:

Print -> Print Preview -> default ->


Print -> Save as Pdf
Advantages and Disadvantages of FTIR

Kegunaan Spektrum Inframerah

Karena setiap tipe ikatan memiliki sifat frekuensi yang berbeda,


dan karena tipe ikatan yang sama dalam dua senyawa berbeda terletak
dalam lingkungan yang sedikit berbeda, maka tidak ada dua molekul
yang berbeda bentuknya akan mempunyai serapan inframerah yang
sama. Dengan membandingkan serapan dari dua senyawa yang
diperkirakan identik, baru dapat diperoleh kesimpulan apakah senyawa
itu identik atau tidak. Pelacakan ini biasa disebut/dikenal engan bentuk
sidik jari dari dua spektrum inframerah.

Manfaat lain dari spektrum inframerah adalah memberikan


keterangan tentang molekul. Kisaran serapan yang kecil dapat
digunakan untuk menentukan tipe ikatan. Untuk memperoleh
interpretasi lebih jelas dibutuhkan tabel korelasi dari inframerah. Pada
saat menentukan puncak dari gugus spesifik dalam daerah spectrum
inframerah biasanya vibrasi ulur lebih bermanfaat. Daerahnya dapat
dibagi menjadi empat daerah, yaitu:
Tabel 1. Korelasi inframerah

Rentang (cm-1) Jenis Ikatan

3700 - 2500 Ikatan tunggal ke hidrogen

2300 - 2000 Ikatan rangkap tiga

1900 – 1500 Ikatan rangkap dua

1400 – 650 Ikatan tunggal selain ke hidrogen

Berikut ini beberapa kelebihan menggunakan spektroskopi


inframerah:

a) Merupakan teknik yang cepat.

b) Dapat digunakan untuk identifikasi gugus fungsi tertentu dari


suatu molekul.

c) Spektrum inframerah yang diberikan untuk suatu senyawa


bersifat unik sehingga dapat digunakan sebagai sidk jari dari
senyawa tersebut.
Tabel 2. Korelasi inframerah

Bilangan
Jenis Ikatan Gelombang Keterangan
(cm-1)

C-H 3000 – 2850 Alkana jenuh

Alkana tak
=C-H 3100 – 3000 jenuh atau

Ikatan aromatik

Tunggal ke
Hidrogen Aldehid, dua
O=C-H 2800 – 2700
puncak lemah

Alkohol, air,
O-H 3400 – 3000
fenol

O-H bebas 3600

N-H 3450 -3100 Amina

C=O Ahidrida
Rangkap 1840 1800 dan
Dua 1780 – 1740

C=O 1750 – 1715 Ester

Asam
C=O 1740 - 1680
Karboksilat

C=O 1725 – 1665 Amida

C=O 1690 – 1630

C=C 1675 – 1600

C=N 1690 – 1630 Senyawa Nitro

1650 – 1510
N=O dan 1370 -
1330

Ikatan C-C Tak tetap


Tunggal
C-O, C-N 1400 – 1000
(bukan
hidrogen)

C rangkap tiga 2260 – 2120


Rangkap
Tiga CN rangkap
2260 – 2220
tiga

Seperti sidik jari tidak ada dua struktur molekul khas yang
menghasilkan spektrum inframerah sama. Hal ini membuat spektroskopi
inframerah berguna untuk beberapa jenis analisis. Jadi, informasi apa
yang dapat disediakan FTIR (Fourier Transform Infra Red)?

 Dapat mengidentifikasi material yang belum diketahui

 Dapat menentukan kualitas dari sampel

 Dapat menentukan jumlah komponen di dalam campuran

Transformasi Fourier inframerah spektroskopi lebih disukai


daripada metode dispersive atau filter analisis spektral inframerah
karena beberapa alasan:

o Teknik non-destruktif
o Meningkatkan kecepatan, menyecan hanya dalam
beberapa detik
o Menyediakan metode pengukuran tepat yang tidak
memerlukan kalibrasi eksternal
o Meningkatkan sensitifitas, scan pertama dan kedua dapat
ditambah untuk rasio kebisingan acak
o Mekanis sederhana dengan hanya satu bagian bergerak

Keuntungan dari FTIR

Beberapa keuntungan utama dari Fourier Transform Infra Red (FTIR)


selama teknik dispersif meliputi:

Tabel 3. Keuntungan FTIR

Kecepatan : Karena semua frekuensi diukur


secara simultan, pengukuran oleh
Fourier Transform Infra Red
(FTIR) dilakukan dalam hitungan
detik. Ini kadang-kadang disebut
sebagai Advantage Felgett.
Sensitifitas : Sensitivitas secara dramatis
ditingkatkan dengan Fourier
Transform Infra Red (FTIR)
karena berbagai alasan. Detektor
bekerja jauh lebih sensitif,
kemampuan optik jauh lebih tinggi
(disebut sebagai Advantage
Jacquinot) yang menghasilkan
tingkat kebisingan yang jauh lebih
rendah, dan proses scan cepat
memungkinkan penambahan
beberapa scan untuk mengurangi
kebisingan pengukuran acak ke
tingkat yang diinginkan (disebut
sebagai sinyal rata-rata).

Mekanikal yang Sederhana : Cermin bergerak dalam


interferometer bagian yang
terus bergerak di instrumen.
Dengan demikian, ada
kemungkinan sangat sedikit
kerusakan mekanisnya.
Kalibrasi Internal : Instrumen ini menggunakan laser
HeNe sebagai panjang gelombang
internal kalibrasi standar (disebut
sebagai Advantage Connes).
Instrumen ini mengkalibrasi
otomatis dan tidak membutuhkan
kalibrasi dari user.

Keunggulan ini, bersama dengan yang lain, membuat pengukuran


yang dilakukan oleh Fourier Transform Infra Red (FTIR) sangat akurat
dan direproduksi. Dengan demikian, teknik yang sangat handal untuk
identifikasi positif dari hampir setiap sampel. Manfaat sensitivitas
memungkinkan identifikasi bahkan dalam konten terkecil. Hal ini
membuat Fourier Transform Infra Red (FTIR) menjadi alat bantu untuk
pengendalian kualitas atau aplikasi jaminan kualitas, analisis dari
konten yang tidak diketahui. Selain itu, sensitivitas dan akurasi detektor
Fourier Transform Infra Red (FTIR), bersama dengan berbagai macam
algoritma perangkat lunak, telah secara dramatis meningkatkan
penggunaan praktis inframerah untuk analisis kuantitatif. metode
kuantitatif dapat dengan mudah dikembangkan dan dikalibrasi dan dapat
corporated ke dalam prosedur sederhana untuk analisis rutin.
Dengan demikian, teknik Fourier Transform Infrared (FTIR) telah
membawa keuntungan praktis yang signifikan untuk spektroskopi
inframerah. Ini telah memungkinkan banyak pengembangan teknik
sampling baru yang dirancang untuk mengatasi masalah yang
menantang yang tidak mungkin dengan teknologi yang lebih tua. Hal ini
membuat penggunaan analisis inframerah hampir tak terbatas.

Penggunaan interferometer Michelson tersebut memberikan


keunggulan metode FTIR dibandingkan metode spektroskopi infra
merah konvensional maupun metode spektroskopi yang lain.
Diantaranya adalah informasi struktur molekul dapat diperoleh secara
tepat dan akurat (memiliki resolusi yang tinggi). Keuntungan yang lain
dari metode ini adalah dapat digunakan untuk mengidentifikasi sampel
dalam berbagai fase (gas, padat atau cair). Kesulitan-kesulitan yang
ditemukan dalam identifikasi dengan spektroskopi FTIR dapat ditunjang
dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode spektroskopi
yang lain.

Delwiche, et al (2007) telah berhasil mengukur jumlah protein


glicinin dan β- conglicinin yang terdapat pada biji kedelai menggunakan
Near-Infrared Spectroscopy (NIR) sampai pada batas screening.
Sebelumnya protein ini biasa dipisahkan melalui metode
ultrasentrifugasi dan elektroforesis. Mossoba, et al (2007) juga telah
melakukan penelitian tentang pengukuran kuantitatif asam lemak trans
menggunakan spektroskopi infra merah. Metode yang digunakan yaitu
melalui pengukuran ketinggian pita absorbsi asam lemak trans pada 966
cm-1 menggunakan metode second derivative (2D). Metode ini berhasil
mengidentifikasi dan memisahkan adanya interferensi pita pada 962-
956 cm-1 yang dimilki lemak jenuh pada pita asam lemak trans pada
966 cm-1. Keberhasilan pemisahan pita interferensi ini dapat
meningkatkan sensitivitas dan akurasi penentuan asam lemak trans pada
konsentrasi rendah (≤ 0.5% dari lemak total).

Spektroskopi infra merah mengandung banyak serapan yang


berhubungan dengan sistem vibrasi yang berinteraksi dalam suatu
molekul akan memberikan puncak-puncak yang sangat karakteristik
dalam spektra. Corak puncak ini dikenal sebagai “sidik jari” molekul
yang merupakan daerah yang mengandung sejumlah besar vibrasi yang
tidak dapat dimengerti. Dengan membandingkan spektra infra merah
dari dua senyawa yang diperkirakan identik maka dapat dinyatakan
kedua senyawa tersebut identik atau tidak. Akan jauh lebih sulit untuk
membedakan ikatan-ikatan tertentu dalam area sidik jari daripada dalam
area yang lebih ‘bersih’ yang berada dalam area dengan bilangan
gelombang yang lebih besar. Hal penting dalam area sidik jari ini adalah
setiap senyawa yang berbeda menghasilkan pola lembah yang berbeda-
beda pada spektrum bagian ini.
Original Spektrum Data

Pengertian spektrum

Spektrum adalah sebuah kata lain yang berarti “hantu” atau


bayangan hitam. Kata Spektrum pertama kali digunakan oleh Isaac
Newton pada tahun 1671. Untuk menjelaskan bayangan sinar yang
dibentuk oleh prisma menyerupai pelangi yang berwarna warni seperti
lagu anak TK “pelangi-pelangi” yang dinamakan spektrum gelombang
elektromagnetik.

Menurut pendapat lain, Spektrum adalah sebuah keadaan atau


harga yang tidak terbatas hanya pada suatu set harga saja tetapi dapat
berubah secara tak terbatas di dalam sebuah kontinum. Kata ini ber-
evolusi dari kata bahasa Latin, spectre, yang berarti hantu, tetapi arti
modern sekarang berasal dari penggunaannya dalam ilmu alam.

Bagaimana sebuah spektrum infra-merah terbentuk

Cahaya yang bisa kita lihat itu terdiri dari gelombang


elektromagnetik dengan frekwensi yang berbeda-beda, setiap frekwensi
tersebut bisa dilihat sebagai warna yang berbeda. Radiasi Infra-merah
juga merupakan gelombang dengan frekwensi yang berkesinambungan,
hanya saja mata kita tidak bisa melihat mereka.

Jika sebuah senyawa organik disinari dengan sinar infra-merah


yang mempunyai frekwensi tertentu, hasilnya akan didapatkan bahwa
beberapa frekwensi tersebut diserap oleh senyawa tersebut. Sebuah alat
pendetektor yang diletakkan di sisi lain senyawa tersebut akan
menunjukkan bahwa beberapa frekwensi melewati senyawa tesebut
tanpa diserap sama sekali, tapi frekwensi lainnya banyak diserap.

Berapa banyak frekwensi tertentu yang melewati senyawa


tersebut diukur sebagai ‘persentasi transmitasi’ (percentage
transmittance).

Persentasi transmitasi dengan nilai 100 berarti semua frekwensi


dapat melewati senyawa tersebut tanpa diserap sama sekali. Pada
kenyataannya, itu tidak pernah terjadi, selalu akan ada penyerapan,
walaupun kecil, mungkin transmitasi sebesar 95% adalah yang terbaik
yang bisa anda peroleh.

Transmitasi sebesar 5% mempunyai arti bahwa hampir semua


frekwensi tersebut diserap oleh senyawa itu. Tingginya penyerapan
seperti ini akan membuat kita mengerti tentang ikatan-ikatan yang ada
dalam senyawa tersebut.
Bagaimana bentuk sebuah spektrum Infra-merah

Besaran untuk mengukur frekwensi yang ada pada sumbu


horizontal adalah bilangan gelombang, yang didefinisikan sebagai
berikut:

Gambar 14. Bilangan gelombang 1

Hal lainnya yang perlu diperhatikan adalah pergantian skala


pada sumbu horizontal bagian tengah. Anda akan melihat bahwa ada
spektrum infra-merah yang mempunyai skala yang sama dari awal-
akhir, ada juga spektrum yang skalanya berubah pada nilai sekitar 2000
cm-1, dan walaupun jarang, ada juga yang berubah lagi pada skala
sekitar 1000 cm-1.
Gambar 15. Bilangan gelombang 2
Hal-hal diatas bukanlah masalah yang besar, karena pada waktu
kita ingin mengartikan spektrum infra-merah, anda hanya perlu hari-hati
dalam membaca skala pada sumbu horizontal.

Apa yang menyebabkan beberapa frekwensi itu terserap?

Setiap frekwensi sinar (termasuk infra-merah) mempunyai


energi tertentu. Apabila frekwensi tertentu diserap ketika melewati
sebuah senyawa tersebut diselidiki, maka pasti energi dari frekwensi
tersebut ditransfer ke senyawa tersebut.

Energi pada radiasi infra-merah sebanding dengan energi yang


timbul pada getaran-getaran ikatan.

1. Pergerakan ikatan

Pada ikatan kovalent, atom-atom tidak disatukan oleh ikatan


yang kaku, kedua atom berikatan karena kedua inti atom tersebut
terikat pada pasangan elektron yang sama. Kedua inti atom
tersebut dapat bergetar maju-mundur dan depan-belakang, atau
menjauhi masing-masing, dalam posisi yang memungkinkan.

Energi yang terlibat pada getaran ini tergantung pada hal-hal


seperti jarak ikatan tersebut, massa kedua atom. Ini berarti
bahwa setiap jenis ikatan akan bergetar dengan cara yang
berbeda pula, yang melibatkan energi dengan jumlah yang
berbeda-beda pula.

Ikatan-ikatan selalu bergetar, tapi jika anda menyinarkan energi


dengan jumlah yang tepat sama dengan yang dipunyai ikatan
tersebut, anda bisa membuat getaran-getaran itu ke tingkat yang
lebih tinggi. Jumlah energi yang diperlukan untuk melakukan ini
tergantung pada ikatan masing-masing, karenanya setiap ikatan-
ikatan yang berbeda, akan menyerap frekwensi (energi) infra-
merah yang berbeda-beda pula.

2. Pembelokan ikatan

Tidak hanya bergerak, ikatan-ikatan juga dapat berbelok.

Sekali lagi, ikatan-ikatan akan selalu bergetar seperti ini setiap


saat dan jika anda menyinari ikatan itu dengan jumlah energy
yang tepat, maka anda bisa membuat getaran itu ke tingkat yang
lebih tinggi. Karena energi yang terlibat pada pembelokan ini
juga berbeda-beda pada setiap jenis ikatan, maka setiap jenis
ikatan akan menyerap sinar infra-merah dengan frekwensi yang
berbeda-beda pula untuk membuatnya meloncat ke tingkat yang
lebih tinggi.
3. Mencoba semuanya

Lihat lagi spektrum infra-merah sebuah n-propannol,


CH3CH2CH2OH:

Gambar 16. Spektrum inframerah n-propanol

Pada diagram diatas, 3 contoh penyerapan itu dipilih untuk


menunjukkan kepada anda getaran-getaran ikatan yang membuat
penyerapan itu terjadi. Perhatikan bahwa pergerakan ikatan dan
pembelokan ikatan menghasilkan lembah yang berbeda dalam
spektrum tersebut.
4. Area Sidik Jari Spektrum Infra-merah

Arti ‘Area sidik jari’

Contoh sebuah spektrum infra-merah yang umum:

Gambar 17. Spektrum inframerah umum

Setiap lembah yang dilihat pada grafik diatas adalah karena


energy diserap dari frekwensi tertentu sebuah radiasi infra-
merah yang digunakan untuk mengaktivasikan ikatan-ikatan
dalam molekul itu kepada tingkat getaran yang lebih tinggi- baik
pergerakan maupun pembelokan.

Beberapa lembah dapat digunakan dengan mudah untuk


mengidentifikasi ikatan tertentu dalam sebuah molekul. Sebagai
contoh: lembah besar yang terdapat pada sebelah kiri dari
spektrum diatas digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan
ikatan oksigen-hidrogen dalam group -OH.

Daerah di sebelah kanan diagram (sekitar 1000-1500 cm-1)


biasanya mempunyai penyerapan yang sangat beragam dan
bermacam-macam. Ini adalah karena semua sifat pembelokan
getaran-getaran dalam molekul tersebut. Daerah ini biasanya
disebut ‘Daerah sidik jari’

Akan jauh lebih sulit untuk membedakan ikatan-ikatan tertentu


dalam area ini daripada dalam area yang lebih ‘bersih’ yang
berada dalam area dengan nomor gelombang yang lebih besar.
Hal penting dalam area sidik jari ini adalah setiap senyawa yang
berbeda menghasilkan pola lembah yang berbeda-beda pada
spektrum bagian ini.

5. Menggunakan area sidik jari

Bedakanlah spektrum infra-merah 1-propanol dan 2-propanol. Kedua


senyawa ini mempunyai jenis dan jumlah ikatan yang sama persis.
Kedua senyawa ini menghasilkan lembah yang sama pada area sekitar
3000 cm-1, tapi coba bedakan lagi pada daerah antara 1500-500 cm-1.
Gambar 18. Spektrum inframerah 1-propanol

Gambar 19. Spektrum inframerah 2- Propanol


Pola pada daerah sidik jari sangat berbeda satu dengan yang lain,
karenanya hal ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi senyawa
tersebut.

Jadi, untuk mengetahui secara jelas sebuah senyawa yang ingin


diketahui, gunakanlah spektrum infra-merah untuk mengetahui ‘jati diri’
senyawa tersebut dengan mencari penyerapan-penyerapan sinar oleh
ikatan-ikatan tertentu. Dengan begitu, anda akan tahu bahwa, untuk
contoh, bahwa senyawa tersebut adalah alkohol karena ia mempunyai
sebuah group -OH.

Setelah itu anda bisa membandingkan area sidik jari dari spektrum
infra-merah senyawa itu dengan contoh spektrum yang diukur pada
kondisi yang sama persis untuk mengetahui jenis alkohol apa
sebenarnya senyawa yang anda punya.

Memahami Arti Sebuah Spektrum Infra merah.

Spektrum Infra-merah sebuah asam karbon sederhana:

1) Asam etanoat

Asam etanoat mempunyai struktur sebagai berikut:


Gambar 20. Struktur asam etanoat

Dari struktur di atas dapat diketahui bahwa senyawa tersebut terdiri dari
ikatan-ikatan sebagai berikut:

Ikatan rangkap karbon-oksigen, C=O

Ikatan tunggal karbon-oksigen, C-O

Ikatan oksigen-hidrogen, O-H

Ikatan karbon-hidrogen, C-H

Ikatan tunggal carbon-carbon, C-C

Ikatan karbon-karbon mempunyai penyerapan cahaya yang terjadi pada


gelombang dalam jangkauan yang luas didalam ‘Area sidik jari’
sehingga sangat sulit untuk membedakan spektrum infra-merahnya.

Ikatan tunggal karbon-oksigen juga mempunyai penyerapan dalam


‘Area sidik jari’, yang berkisar antara 1000 – 1300cm-1,tergantung pada
molekul yang mempunyai ikatan tersebut. Anda harus sangat hati-hati
dalam membedakan mana yang merupakan spektrum ikatan C-O.
Ikatan-ikatan lainnya dalam asam etanoat ini dapat diketahui secara
mudah dengan memperhatikan penyerapan di luar area sidik jari.

Ikatan C-H (dimana hidrogen tersebut menempel pada karbon yang


mempunyai ikatan tunggal dengan unsur-unsur lainnya) menyerap sinar
pada jangkauan sekitar 2853-2962 cm-1. Karena ikatan ini terdapat pada
sebagian besar senyawa ornganik, maka ini sangatlah tidak bisa
diandalkan. Maksud saya adalah anda bisa mengabaikan lembah pada
sekitar sedikit di bawah 3000 cm-1, karena mungkin itu hanya karena
ikatan C-H saja.

Ikatan rangkap antara karbon-oksigen, C=O, adalah salah satu


penyerapan yang sangat berguna, yang bisa anda temukan pada daerah
sekitar 1680-1750 cm-1. Posisinya sedikit terpengaruh oleh jenis
senyawa yang mempunyai ikatan tersebut.

Ikatan lainnya yang sangat berguna adalah ikatan O-H. Ikatan ini
menyerap sinar yang berbeda-beda, tergantung pada kondisi
lingkungannya. Ikatan ini akan sangat mudah dikenali dalam sebuah
asam karena akan menghasilkan lembah yang sangat luas pada daerah
sekitar 2500-3300 cm-1.

Spektrum infra-merah untuk asam etanoat adalah sebagai berikut:


Gambar 21. Spektrum inframerah asam etanoat

Kemungkinan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan tunggal C-O ini


diragukan karena terletak pada area sidik jari. Anda tidak bisa yakin
bahwa lembah ini terbentuk bukan karena ikatan yang lain.

Ada kemungkinan bahwa kesalahan-kesalahan kecil mungkin timbul


dalam proses perubahan dari data tersebut untuk digunakan dalam situs
ini, tapi itu tidak akan mempengaruhi argument ini sedikitpun.

Spektrum infra-merah golongan alkohol

1) Etanol
Gambar 22. Spektrum inframerah etanol

Ikatan O-H yang terdapat pada alkohol menyerap sinar dengan bilangan
gelombang yang lebih besar daripada ikatan O-H yang terdapat dalam
asam, yaitu sekitar 3230-3550 cm-1. Dan lagi penyerapan ini akan
terjadi pada bilangan gelombang yang lebih besar lagi jika alkohol ini
tidak terikat dengan ikatan hidrogen, seperti alkohol dalam bentuk gas.
Semua spektrum infra-merah pada halaman ini dilakukan dalam bentuk
cairan sehingga kemungkinan itu tidak akan muncul.

Perhatikan bahwa penyerapan karena ikatan C-H hanya sedikit dibawah


3000cm-1,dan juga pada lembah-lembah sekitar 1000-1100cm-11,
dimana salah satunya disebabkan oleh ikatan C-O.
Spektrum infra-merah golongan ester

1) Etil etanolat

Gambar 23. Spektrum inframerah etil etanoat

Pada grafik ini penyerapan oleh O-H hilang sama sekali. Jangan
bingung dengan lembah yang disebabkan oleh C-H yang sebagian kecil
berada pada sekitar 3000cm-1. Keberadaan ikatan rangkap C=O dapat
dilihat sekitar 1740cm-1.

Ikatan tunggal C-O menyebabkan penyerapan pada sekitar 1240cm-1.


Pertanyaan apakah anda bisa menentukan lembah tersebut adalah
tergantung pada tabel data atau detail yang diberikan pada anda waktu
ujian, karena ikatan tunggal C-O itu tersebar pada daerah 1000-1300cm-
1
, tergantung pada jenis senyawa apa yang mempunyai ikatan ini.
Beberapa tabel data ada yang memutuskan bahwa penyerapan dari
1230-1250 adalah karena ikatan C-O pada sebuah etanoat.

Spektrum infra-merah golongan keton

1) Aseton

Gambar 24. Spektrum inframerah aseton

Anda akan berpikir bahwa grafik ini sangat mirip dengan spektrum
infra-merah etil etanolat dan ester. Karena tidak ada lembah yang
disebabkan oleh ikatan O-H, dan karena adanya penyerapan tegas yang
disebabkan oleh ikatan C=O pada daerah sekitar 1700cm-1.
Hal yang juga membingungkan, terdapat juga penyerapan yang
kelihatannya merupakan penyerapan karena ikatan tunggal C-O, yang
tentunya tidak ada pada propanon. Hal ini menyebabkan harus mencoba
mengidentifikasi penyerapan-penyerapan yang ada pada daerah sidik
jari.

Golongan aldehid akan mempunyai spektrum infra-merah yang sama


dengan golongan keton.

Spektrum infra-merah golongan asam hidroksil

1) Asam 2-hidroksipropanoat (asam laktat)

Gambar 25. Spektrum inframerah asam aktat


Grafik ini sangat menarik, karena mempunyai dua macam ikatan O-H
dimana yang satu terikat pada asam dan yang satunya lagi merupakan
‘alkohol’ yang terikat pada rantai golongan -COOH.

Ikatan O-H dalam golongan asam timbul pada daerah sekitar 2500-
3300, sedangkan yang terikat pada rantai pada daerah sekitar 3230-
3550cm-1. Bila digabungkan, akan menjadi lembah dengan jangkauan
yang sangat besar meliputi daerah 2500-3550cm-1. Binggung pada
daerah lembah tersebut akan sama seperti penyerapan yang disebabkan
oleh ikatan C-H.

Perhatikan juga bahwa keberadaan ikatan C=O yang kuat pada daerah
sekitar 1730cm-1.

Spektrum infra-merah amine primer

1) 1-aminobutan
Gambar 26. Spektrum inframerah 1-aminobutan

Amine primer ini mempunyai group -NH2 yang juga termasuk ikatan N-
H. Penyerapan group ini timbul pada daerah sekitar 3100-3500cm-1.Dua
lembah tersebut (ciri khas amine primer) bisa dilihat secara jelas pada
spektrum sebelah kiri dari penyerapan oleh C-H.

Pembacaan Spektrum FTIR

Cara membaca Spektra FTIR:

1. Tentukan sumbu X dan Y-sumbu dari spektrum. X-sumbu


dari spektrum IR diberi label sebagai "bilangan gelombang"
dan jumlahnya berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000
di paling kiri. X-sumbu menyediakan nomor penyerapan.
Sumbu Y diberi label sebagai "transmitansi Persen" dan
jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah dan 100 di
atas.

2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua


spektrum inframerah mengandung banyak puncak.
Selanjutnya melihat data daerah gugus fungsi yang
diperlukan untuk membaca spektrum.

3. Tentukan daerah spektrum di mana puncak karakteristik ada.


Spektrum IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah.
Rentang wilayah pertama dari 4.000 ke 2.500. Rentang
wilayah kedua dari 2.500 sampai 2.000. Ketiga wilayah
berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah keempat
dari 1.500 ke 400.

4. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama.


Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 4.000
hingga 2.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh NH, CH dan obligasi OH tunggal.

5. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah kedua.


Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500
hingga 2.000, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh ikatan rangkap tiga.

6. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga.


Jika spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000
sampai 1.500, puncak sesuai dengan penyerapan yang
disebabkan oleh ikatan rangkap seperti C = O, C = N dan C
= C.

7. Bandingkan puncak di wilayah keempat ke puncak di


wilayah keempat spektrum IR lain. Yang keempat dikenal
sebagai daerah sidik jari dari spektrum IR dan mengandung
sejumlah besar puncak serapan yang account untuk berbagai
macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam spektrum
IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik
dengan puncak spektrum lain, maka Anda dapat yakin
bahwa dua senyawa adalah identik.
Gambar 27. Contoh spektra FTIR

Karena analis memerlukan spektrum frekuensi (plot intensitas


pada masing-masing frekuensi) untuk membuat identifikasi, sinyal
interferogram diukur tidak dapat ditafsirkan secara langsung. Sebuah
cara untuk “decoding” frekuensi individu diperlukan. Hal ini dapat
dicapai melalui teknik matematika terkenal yang disebut transformasi
Fourier. Transformasi ini dilakukan oleh komputer yang kemudian
menyajikan pengguna dengan informasi spektral yang diinginkan untuk
analisis.
Gambar 28. Transformasi Fourier dan spektrumnya

Gambar 29. Data second derivation FTIR

Anda mungkin juga menyukai