Anda di halaman 1dari 39

SPEKTROSKOPI

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari materi dan atributnya


berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan
sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam
catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu di mana
"cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta
analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi
spektroskopi berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan
untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain
dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik sepertigelombang
mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang suara, sinar x dan
lain sebagainya.
Spektroskopi umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia
analisis untuk mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang
dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam spektrum
disebut spektrometer. Spektroskopi juga digunakan secara intensif
dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh. Kebanyakan teleskop-
teleskop besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur
komposisi kimia dan atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau
untuk mengukur kecepatan objek astronomi berdasarkan pergeseran
Doppler garis-garis spektral.
salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
Spektroskopi adalah ilmu yang bersangkutan dengan analisis komposisi
materi berdasarkan jenis radiasi yang dipancarkan oleh hal itu. Misalnya,
bahwa sepotong besi dipanaskan sampai mulai bersinar. Cahaya yang
dilepaskan oleh besi adalah properti karakteristik zat besi. Artinya,
cahaya berbeda dari cahaya yang dihasilkan oleh logam lainnya seperti
tembaga, timah, timbal, uranium, atau aluminium. Spektroskop Dalam
sampel dipanaskan besi, tembaga, timah, dan logam lainnya, cahaya yang
dihasilkan tidak terlihat sangat berbeda dari satu logam ke yang
berikutnya. Perbedaan yang ada dalam kasus ini dapat dideteksi hanya
dengan menggunakan alat khusus yang dikenal sebagai spektroskop a.
Struktur satu jenis spektroskop.
Seperti dijelaskan di atas, semua elemen memiliki spektrum garis khas.
Hal ini terjadi bahwa semua senyawa memiliki spektrum yang khas juga.
Kalau orang untuk memanaskan sampel besi oksida bukan logam besi
murni, percobaan yang sama seperti yang dijelaskan di atas dapat
dilakukan. Dalam hal ini, spektrum garis yang dihasilkan akan bahwa
logam besi senyawa daripada unsur besi.
Spektroskopi cahaya, teknik yang dijelaskan sejauh ini, memiliki
keterbatasan. Ketika beberapa elemen dan senyawa dipanaskan, mereka
menghasilkan spektrum yang berada di luar spektrum yang terlihat.
Dalam beberapa kasus, garis diproduksi di inframerah, ultraviolet, atau
bahkan wilayah X-ray dari spektrum elektromagnetik. Teknik khusus dan
instrumen telah dikembangkan untuk menganalisis spektrum yang
dihasilkan di seluruh rentang tersebut.
Metode spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang meliputi
teknik serapan (absorption), teknik emisi (emission), teknik [[fluoresensi]
(fluorescence). Komponen medan listrik yang banyak berperan dalam
spektroskopi umumnya hanya komponen medan listrik seperti dalam
fenomena transmisi, pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Penemuan
infra merah ditemukan pertama kali oleh William Herschel pada
tahun 1800. Penelitian selanjutnya diteruskan
oleh Young, Beer, Lambet dan Juliusmelakukan berbagai penelitian
dengan menggunakan spektroskopi inframerah. Pada tahun 1892 Julius
menemukan dan membuktikan adanya hubungan antara struktur molekul
dengan inframerah dengan ditemukannya gugus metil dalam suatu
molekul akan memberikan serapan karakteristik yang tidak dipengaruhi
oleh susunan molekulnya. Penyerapan gelombang elektromagnetik dapat
menyebabkan terjadinya eksitasi tingkat-tingkat energi dalam molekul.
Dapat berupa eksitasi elektronik, vibrasi atau rotasi. Rumus yang
digunakan untuk menghitung besarnya energi yang diserap oleh ikatan
pada gugus fungsi adalah:
 E = h.ν = h.C /λ = h.C / v
 E = energi yang diserap
 h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 Joule.det
 v = frekuensi
 C = kecepatan cahaya = 2,998 x 108 m/det
 λ = panjang gelombang
 ν = bilangan gelombang
Berdasarkan pembagian daerah panjang gelombang (Tabel 1), sinar
inframerah dibagi atas tiga daerah yaitu:

 a. Daerah infra merah dekat


 b. Daerah infra merah pertengahan
 c. Daerah infra merah jauh
Tabel 1. Daerah panjang gelombang

Panjang Bilangan
Jenis Interaksi
gelombang gelombang

Sinar gamma < 10 nm Emisi Inti

Ionisasi
sinar-X 0,01 - 100 A
Atomik

Ultra ungu (UV) Transisi


10-200 nm
jauh Elektronik

Ultra ungu (UV) Transisi


200-400 nm
dekat Elektronik
sinar tampak Transisi 25.000 - 13.000
400-750 nm
(spektrum optik) Elektronik cm-1

Interaksi 13.000 - 4.000


Inframerah dekat 0,75 - 2,5 µm
Ikatan cm-1

Inframerah Interaksi
2,5 - 50 µm 4.000 - 200 cm-1
pertengahan Ikatan

Interaksi
Inframerah jauh 50 - 1.000 µm 200 - 10 cm-1
Ikatan

Gelombang mikro 0,1 - 100 cm serapan inti 10 - 0,01 cm-1

Gelombang radio 1 - 1.000 meter Serapan Inti

Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah


panjang gelombang yang digunakan pada alat spektroskopi inframerah
adalah pada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang
gelombang 2,5 – 50 µm atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1 .
Daerah tersebut adalah cocok untuk perubahan energi vibrasi
dalam molekul. Daerah inframerah yang jauh (400-10cm-1, berguna untuk
molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa anorganik tetapi
lebih memerlukan teknik khusus percobaan.
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spectrum
yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak
digunakan karena:
 a. Cepat dan relatif murah
 b. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus
fungsional dalam molekul (Tabel 2)
 c. Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa
adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint
(sidik jari) untuk senyawa tersebut.

Tabel 2. Serapan Khas Beberapa Gugus fungsi

Gugu
Jenis Senyawa Daerah Serapan (cm-1)
s

C-H alkana 2850-2960, 1350-1470

C-H alkena 3020-3080, 675-870

C-H aromatik 3000-3100, 675-870

C-H alkuna 3300

C=C alkena 1640-1680

C=C aromatik (cincin) 1500-1600

C-O alkohol, eter, asam karboksilat, ester 1080-1300

C=O aldehida, keton, asam karboksilat, 1690-1760


ester

O-H alkohol, fenol(monomer) 3610-3640

O-H alkohol, fenol (ikatan H) 2000-3600 (lebar)

O-H asam karboksilat 3000-3600 (lebar)

N-H amina 3310-3500

C-N amina 1180-1360

-NO2 nitro 1515-1560, 1345-1385

VIBRASI MOLEKUL
Ada dua jenis vibrasi yaitu:

 1. Vibrasi ulur (Stretching Vibration), yaitu vibrasi yang


mengakibatkan perubahan panjang ikatan suatu ikatan
 2. Vibrasi tekuk (Bending Vibrations), yaitu vibrasi yang
mengakibatkan perubahan sudut ikatan antara dua ikatan
Vibrasi Regangan (Streching)
Dalam vibrasi ini atom bergerak terus sepanjang ikatan yang
menghubungkannya sehingga akan terjadi perubahan jarak antara
keduanya, walaupun sudut ikatan tidak berubah. Vibrasi regangan ada
dua macam, yaitu:
1. Regangan Simetri, unit struktur bergerak bersamaan dan searah
dalam satu bidang datar.
2. Regangan Asimetri, unit struktur bergerak bersamaan dan tidak
searah tetapi masih dalam satu bidang datar.

Vibrasi Bengkokan (Bending)


Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi
deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul secara
keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis, yaitu :

1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun


asimetri tetapi masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun
simetri dan masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas
keluar dari bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar mengelilingi
ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk dan berada di dalam
bidang datar.

Jumlah jenis vibrasi normal, diperlukan 3 koordinat untuk menentukan


satu posisi dalam ruang. Untuk N titik (atau N atom) dihasilkan
3N derajat kebebasan. Pergerakan molekul melibatkan : translasi, rotasi,
dan vibrasi. Vibrasi untuk Molekul tak linier adalah

 1. Perlu 3 derajat kebebasan untuk translasi


 2. Perlu 3 derajat kebebasan untuk rotasi
Jadi tersisa (3N – 6) kemungkinan jenis vibrasi

Vibrasi untuk Molekul linier

 1. Perlu 3 derajat kebebasan untuk translasi


 2. Perlu 2 derajat kebebasan untuk rotasi (rotasi pada sumbu ikatan
tak mungkin)
Jadi tersisa (3N – 5) kemungkinan jenis vibrasi
Contoh : Tentukan vibrasi untuk molekul CO2 Jawab karena
CO2 termasuk molekul linier maka vibrasi molekul CO2 adalah 3 (3)- 5 =
4 jenis vibrasi

PRINSIP KERJA FTIR


Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan
materi. Misalkan dalam suatu percobaan  berupa molekul senyawa
kompleks yang ditembak dengan energi dari sumber sinar yang akan
menyebabkan molekul tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar yang
digunakan adalah keramik, yang apabila dialiri arus listrik maka keramik
ini dapat memancarkan infrared.  Vibrasi dapat terjadi karena energi yang
berasal dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk menyebabkan
terjadinya atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa
yang ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuaensi yang berbeda pula.
FTIR interferogramnya menggunakan mecrosem dan letak cerminnya
(fixed mirror dan moving mirror) paralel. Spektroskopi inframerah
berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 – 4000
cm-1  di mana cm-1 disebut sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni
suatu ukuran unit untuk frekuensi. Daerah panjang gelombang yang
digunakan pada percobaan ini adalah daerah inframerah pertengahan
(4.000 – 200 cm-1 ).
Interaksi antara materi berupa molekul senyawa kompleks dengan energi
berupa sinar infrared mengakibatkan molekul-molekul bervibrasi dimana
besarnya energi vibrasi tiap komponen molekul berbeda-beda tergantung
pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya sehingga
akan dihasilkan frekuensi yang berbeda.

Analisis menggunakan FTIR dapat digunakan untuk mengetahui sifat


termal bahan dari suatu lapisan tipis misalnya.  Dari hasil analisis
spektrum FTIR didapatkan analisa tentang disosiasi ligan suatu bahan
penumbuhan lapisan tipis secara sempurna. Misalkan disosiasi ligan
berawal pada temperatur 300o C sampai 400o C. Hasil ini menyarankan
nilai besaran temperatur substrat saat penumbuhan dimana lapisan akan
tumbuh diawali pada temperatur 300o C sampai temperatur 400o C. FTIR
digunakan untuk melakukan analisa kualitatif yaitu untuk mengetahui
ikatan kimia yang dapat ditentukan dari spektra vibrasi yang dihasilkan
oleh suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu. Selain itu
digunakan juga untuk analisa kuantitatif  yaitu melakukan perhitungan
tertentu dengan menggunakan intensitas.
Karakterisasi menggunakan FTIR dapat dilakukan dengan menganalisis
spektra yang dihasilkan sesuai dengan puncak-puncak yang dibentuk oleh
suatu gugus fungsi, karena senyawa tersebut dapat menyerap radiasi
elektromagnetik pada daerah inframerah dengan panjang gelombang
antara 0.78 – 1000 μm.
Sebagai contoh jika akan mengetahui gugus fungsional kristal kalsium
silikat yang disintering pada suhu 1000oC dengan bahan dasar oksida
(CaO) dan silika (SiO2) dengan reaksi teknik padatan. Hasil karakterisasi
gugus fungsional sampel keramik kalsium silikat menggunakan FTIR tipe
Varian/Scimitar 2000 pada rentang bilangan gelombang 1800-400 cm-1.
Hasil FTIR ditunjukkan pada gambar berikut:

Spektrum FTIR Keramik Kalsium


Keramik kalsium silikat yang disintering pada suhu 1000o C terlihat
adanya ikatan O-Si-O pada rentang bilangan gelombang 800-600 cm-1,
serta terdapat ikatan Ca-O lemah pada bilangan gelombang 563,43 cm-
1
 dan 432,24 cm-1. Tidak terdapatnya ikatan lain selain ikatan antara atom
Ca, Si, dan O menunjukkan bahwa bahan dasar yang digunakan tidak
mengandung kontaminan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa hasil FTIR pada suhu sintering 1000o C terdapat gugus fungsi Ca-
O dan Si-O-Si sebagai pembentuk keramik. Sehingga kegunaan dari
penggunaan metode FTIR ini antara lain adalah sebagai mendeteksi ada
atau tidaknya bahan campuran lain pada suatu bahan melalui analisa pada
gugus fungsi dari bahan tersebut.

Pada dasarnya Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR)


adalah sama dengan Spektrofotometer Infra Reddispersi, yang
membedakannya adalah pengembangan pada sistim optiknya sebelum
berkas sinar infra merah melewati contoh. Dasar pemikiran dari
Spektrofotometer Fourier Transform InfraRed adalah dari persamaan
gelombang yang dirumuskan oleh Jean Baptiste Joseph Fourier (1768-
1830) seorang ahli matematika dari Perancis. Persamaannya adalah
sebagai berikut :

Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan


sebagai daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran
intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah
frekwensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier
Transform). Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen Fourier
Transform Infra Red dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif.
Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik
yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan
oleh Albert Abraham Michelson (Jerman, 1831). Pada sistim optik
Fourier Transform Infra Red digunakan radiasi LASER (Light
Amplification byStimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi
sebagai radiasi yang di interferensikan dengan radiasi infra merah agar
sinyal radiasi infra merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan
lebih baik.
Pada proses instrumen analisis sampelnya meliputi:
1.      The source: energi  Infra Red yang dipancarkan dari sebuah benda
hitam menyala. Balok ini melewati melalui logam yang mengontrol
jumlah energi yang diberikan kepada sampel.
2.      Interoferometer: sinar memasuki interferometer “spectra encoding‟
mengambiltempat, kemudian sinyal yang dihasilkan keluar dari
interferogram.
3.      Sampel: sinar memasuki kompartemen sampel dimana diteruskan
melaluicermin dari permukaan sampel yang tergantung pada jenis
analisis.
4.      Detector: sinar akhirnya lolos ke detector untuk pengukuran akhir.
Detector ini digunakan khusus dirancang untuk mengukur sinar
interfrogram khusus. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer
Fourier Transform Infra Red adalah TetraGlycerine Sulphate (disingkat
TGS) atau Mercury Cadmium Telluride (disingkat MCT). Detektor MCT
lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang lebih baik
pada frekwensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak
dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi inframerah.
5.      Computer: sinyal diukur secara digital dan dikirim kekomputer untuk
diolaholeh Fourier Transformation berada. Spektrum disajikan untuk
interpretasi lebihlanjut.
Keunggulan Spektrofotometer Fourier Transform Infra Red
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer ini memiliki
dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
         Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara
simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada
menggunakan cara sekuensial atau pemindaian.
         Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red
lebih besar daripada cara dispersi,sebab radiasi yang masuk ke sistim
detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah

Kesimpulan
1.      Prinsip kerja dari alat FTIR adalah interaksi antara materi berupa
molekul senyawa kompleks dengan energi berupa sinar
infrared mengakibatkan molekul-molekulbervibrasi dimana besarnya
energi vibrasi tiap komponen molekul berbeda-bedatergantung pada
atom-atom dan kekuatan ikatan yang menghubungkannya
sehinggaakan dihasilkan frekuensi yang berbeda.
2.      Adanya perbedaan tingkat energi vibrasi komponen molekul, analisis
spektroskopi inframerah dapat mengidentifikasi keberadaan komponen
atau gugus fungsi dalam molekul.
3.      Massa tereduksi pada tiap-tiap atom menyebabkan adanya perbedaan
serapan antara komponen yang satu dengan komponen yang lain,
sehingga dihasilkan spektra yang memiliki puncak (peak) berbeda-beda.
4.      Adanya interaksi ligan dengan atom pusat dapat diketahui
dari pergeseran puncak-puncak yang terdapat dalam spektra pada
berbagai variasi ligan dan atom pusat.
5.      Interaksi ligan dengan atom pusatnya berbeda pada garam rangkap dan
garam kompleks, hal ini disebabkan walaupun kedua garam memiliki
kombinasi garam dengan atom pusat yang sama tetapi memiliki sisa ion
yang berbeda.

BAGIAN/ISI INSTRUMEN FTIR


Kebanyakan analisis kimia berada pada daerah IR tengah. IR jauh
digunakan untuk menganalisis zat organik,anorganik dan organologam
yang memiliki atom berat (massa atom diatas 19). Sedangkan IR dekat
menganalisis kuantitatif denagn kecepatan tinggi. Karena panjang
gelombang IR lebih pendek dari apnjang gelombang sinar tampak
ataupun sinar UV maka energi IR tidak mampu mentransisikan
elektron ,melainkan hanya menyebabkan molekul hanya bergetar.
Setiap molekul memiliki harga energi tertentu. Bila suatu senyawa
menyerap energi dari sinar IR maka tingkatrn energi didalam molekul itu
akan tereksitasi ketingkatan energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan
energi yang diserap maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah
perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi
rotasi. Interksi ini  terjadi dengan syarat adnya perubahan momen dipol
sebagai akibat dari vibrasi. Radiasi medan listrik berubah –ubah akan
berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan
amplitudo salah satu gerakan molekul. Selain itu energi yang dihasilkan
oleh sianr IR harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom
untuk bervibrasi. Senyawa seperti O2dan N2  tidak memiliki perubahn
mimen dipole dalam vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar
IR
Berikut adalah komponen alat spektrofotometri IR (Tim Kimia Analitik
Instrumen,2009):
1.      Sumber Energi : Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu
Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida zirconium dan yttrium, berupa
batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm. batang ini
dipanaskan sampai  1500-20000C  dan akan memberikan radiasi di atas
7000 cm-1. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nernst Glower,
Globar, dan Kawat Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran oksida
dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran
oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower ini berupa silinder
dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder
dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai
radiasi maksimum pada panjang gelombang 1,4 µm atau bilangan
gelombang 7100 cm-1. Globar merupakan sebatang silicon karbida (SiC)
biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. radiasi maksimum
Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0 µm atau bilangan 7100
cm-1. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr),
mempunyai radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
Prinsipnya sumber radiasi IR dipancarkan oleh padatan lembam yang
dipanaskan sampai pijar dengan aliran listrik. Ada 3 macam sumber
radiasi yaitu :

      Globar source : tabung silica carbida dengan ukuran diameter 5mm
dan panjang 5cm.
      Nernst Glower : senyawa-senyawa oksida.
      Tungsten Filament Lamp : untuk analisis dengan nir-IR.
      Incandescent Wire : merupakan lilitan kawat nikrom.
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER (Light Amplification
by Stimulated Emmission of Radiation) yang berfungsi sebagai radiasi
yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra
merah yang diterima oleh detektor secara utuh dan lebih baik.

2.      Monokromator: digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak


diinginan, sehingga diperoleh sinar yang monokromatis, terdiri dari
sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber radiasi masuk ke
dalam sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi
akan menguraikan sinar menjadi komponen panjang gelombang.
Monokromator yang digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat
dari berbagai macam bahan, missal:prisma (umumnya dalam littrow
mounting) dan celah yang terbuat dari gelas, lelehan silika, LiF, CaF2,
BaF2, Nacl, AgCl, KBr, CsI. Tetapi pada umumnya prisma NaCl
digunaan untuk daerah 4000-6000 cm-1 dan prisma KBR untuk 400 cm-
1. Monokromator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk
mendispersikan sinar dari sinar polikromatik menjadi sinar
monokromatik. Ada dua macam tipe monokromator yaitu monokromator
prisma dan monokromator gratting (kisi difraksi).

Gambar3. Monokromator Prisma


Gambar4. Monokromator gratting

Monokromator IR terbuat dari garam NaCl, KBr, CsBr, atau LiF. Oleh
sebab itu spektrofotometer IR harus diletakkan di suatu tempat dengan
kelembaban yang rendah untuk mencegah kerusakan pada peralatan
optiknya. Monokromator celah berfungsi untuk lebih memurnikan radiasi
IR yang drai cuplikan sehingga masuk ke dalam rentang bilangan
gelombang yang dikehendaki. Monokromator prisma yang terbuat dari
bahan garam anorganik berfungsi sebagai pengurai dan pengarah radiasi
IR menuju detektor. Monokromator prisma terbuat dari hablur NaCl yang

paling banyak digunakan sebab memberikan resolusi radiasi IR terbaik


dibandingkan dengan yang lainnya. Prisma leburan garam-garam
bromida pada umumnya dipakai sebagai resolusi radiasi IR jauh
sedangkan garam fluorida untuk radiasi sinar IR dekat. Monokromator
yang umum digunakan adalah monokromtor kisi difraksi atau gratting.
Kisi difraksi terbuat dari bahan gelas atau palstik yang tertoreh dengan
halus permukaannya dan terlapisi oleh kondensasi uap aluminium. Jenis
monokrotaor kisi difraksi sudah banyak digunakan pada spektrofotometer
IR yang modern. Keunggulannya memberikan resolusi yang lebih bagus
dengan dispersi yang surambung lurus, disamping itu tetap menjaga
keutuhan radiasi IR menuju detektor. Kelemahannya adalah timbulnya
percikan radiasi IR pada monokromator kisi difraksi. Hal ini diusahakan
dengan memakai monokromator ganda yang merupakan kombinasi dari
monokromator prisma dan monokromator kisi difraksi.

3.      Wadah sampel : Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan


sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel yang digunakan disesuaikan
pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel tergantung
dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan
lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk
menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan
berkas radiasi berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel
berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang
dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua keping
senyawa yang transparan terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat
larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.Wadah sampel
untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm
(seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini dapat
dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus
sampel dan Kristal KBr (0,1 – 2,0 % berdasar berat) sehingga merata
kemudian ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull)
dibuat dengan mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga
merata kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl yang transparan
terhadap radiasi inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah
parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut
yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan
sampai menguap.

4. Detektor : alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat


pengaruh panas. Berbeda dengan detector lainnya (misalnya phototube),
pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena intensitas radiasi rendah
dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal dari detector 
infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus diperbesar dengan
menggunaan amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple
dan bolometer. Berfungsi mengubah sinyal radiasi IR menjadi sinyal
listrik. Selain itu detektor dapat mendeteksi adanya perubahan panas yang
terjadi karena adanya pergerakan molekul. Detektor spelktrofotometer
yang bersifat menggandakan elektron tidak dapat dipakai pada
spektrofotometer IR sebab radiasi IR sanngat lemah dan tidak dapat
melepaskan elektron dari katoda yang ada pada system detektor. Ada tiga
tipe detektor yang dapat digunakan pada spektrofotometer IR, yaitu :

      Thermal transducer : terdiri dari dua logam bercabang dimana suhu
tergantung pada potensialnya. Intrumen yang menggunakan detektor ini
harus disimpan pada tempat yang ber-AC atau bersuhu konstan karena
dapat dipengaruhi oleh suhu sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
mendeteksi suatu senyawa. Responnya lambat sehingga jarang
digunakan.

      Pyroelectric transducer : berupa kristal cairan dari triglisin sulfat


(TGS) dimana temperatur dipengaruhi oleh polaritas senyawa. Memiliki
respon yang cepat dalam menganalisis suatu senyawa.

      Photoconducting transducer : terbuat dari bahan semikonduktor


seperti timbal sulfida, eaksa telurida, dan cadmium telurida, indium
antimonida. Harus menggunakan pendingin gas nitrogen sehingga
responnya cepat.

Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS


(Tetra Glycerine Sulphate) atau MCT (Mercury Cadmium Telluride).
Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan detektor TGS, yaitu memberikan respon yang
lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak
dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang
diterima dari radiasi infra merah.

 5. Rekorder : alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat


pengolahan data dari detector.Recorder    
6. Sampel kompartemen : Cuplikan atau sampel yang dianalisis dapat
berupa cairan, padatan atau pun gas. Karena energi vibrasi tidak terlalu
besar sampel dapat diletakan langsung berhadapan dengan sumber radiasi
IR. Karena gelas kuarsa atau mortar yang terbuat dari porselene dapat
memberikan kontaminasi yang menyerap radiasi IR, maka pemakaian alat
tersebut harus dihindari. Preparasi cuplikan harus menggunakan mortar
yang terbuat dari batu agate dan pengempaan dilakukan dengan
menggunakan logam monel.

7. Amplifier/penguat dan read out :  Penguat dalam sistem optik


spektrofotometer IR sangat diperlukan karena sinyal radiasi IR sangat
kecil atau lemah. Penguat berhubungan erat dengan derau instrumen serta
celah monokromator, jadi keduanya harus diselaraskan dengan tujuan
mendapatkan resolusi puncak spektrum yang baik dengan derau
maksimal. Sedangkan pencatat atau read out harus mampu mengamati
spektrum IR secara keseluruhan pada setiap frekuensi dengan seimbang.
Rentang bilangan gelombang 4000cm-1 sampai 650cm- 1 dalam keadaan
normal harus dapat teramati dalam selang waktu 10 – 15 menit. Untuk
maksud pengamatan pendahuluan selang waktu tersebut dapat
dipersingkat ataupun diperlambat untuk mendapatkan hasil resolusi
puncak spektrum IR yang baik.
KELEBIHAN FTIR
1. Respon cepat.
2.     Sinar mengalami perubahan dahulu baru masuk ke
sampel.
3.   Lebih bagus dari spektrofotometer IR dispersive.
4.   Lebih sensitive.
5. Sinar radiasi infra merah tidak mengganggu atau tidak
terganggu.
6.    Menggunakan monokromator Pyroelectric transducer.

Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer


FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda
konvensional lainnya, yaitu :

1. Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber


cahaya secara simultan sehingga analisis dapat
dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara
sekuensial atau scanning.
         
2. Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih
besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang
masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa
harus melalui celah (slitless).

- Kelebihan inframerah dalam pengiriman data:


1. Pengiriman data dengan infra merah dapat dilakukan kapan saja,
karena pengiriman dengan inframerah tidak membutuhkan sinyal.
2. Pengiriman data dengan infra merah dapat dikatakan mudah
karena termasuk alat yang sederhana.
3. Pengiriman data dari ponsel tidak memakan biaya (gratis)
KEKURANGAN FTIR
1. Hanya dapat digunakan untuk larutan dengan konsentrasi rendah
2. Memerlukan jumlah larutan yang cukup relatif besar (10-15 ml)
3. Efisiensi nebulizer untuk membentuk aerosol rendah
4. Sistem atomisasi tidak mampu mengatomkan secara langsung
sampel padat

Kelemahan inframerah dalam pengiriman data:

1. Pada pengiriman data dengan inframerah, kedua lubang infra


merah harus berhadapan satu sama lain. Hal ini agak menyulitkan
kita dalam mentransfer data karena caranya yang merepotkan.
2. Inframerah sangat berbahaya bagi mata, sehingga jangan sekalipun
sorotan infra merah mengenai mata
3. Pengiriman data dengan inframerah dapat dikatakan lebih lambat
dibandingkan dengan rekannya Bluetooth.

MENGOLAH DATA HASIL ANALISA FTIR


Analisis kualitatif dengan IR Sebagai pelengkap untuk memperoleh
informasi struktur dari senyawa melalui interpretasi. Spektrum IR dapat
dipakai tabel korelasi IR (Tabel 8) yang memuat informasi dimana gugus
fungsional menyerap. Ini umumnya berguna untuk mengklasifikasi
seluruh daerah kedalam tiga sampai empat daerah yang lebar. Salah satu
cara ialah dengan mengkategorikan sebagian daerah IR dekat (0,7-2,5 μ);
daerah fundamental (2,5-5,0 μ); dan daerah IR jauh (50-500 μ). Cara
yang lain adalah dengan mengklasifikasikannya sebagai daerah sidik jari
(6,7-14 μ). Dari kedua klasifikasi ini tampak bahwa dalam kategori kedua
semua daerahnya adalah fundamental, dan ini paling banyak digunakan.
a) Daerah ulur hidrogen (3700-2700 cm-1 ). Puncak terjadi karena vibrasi
ulur dari atom hidrogen dengan atom lainnya. Frekuensinya jauh lebih
besar sehingga interaksi dapat diabaikan . Puncak absorpsi timbul pada
daerah 3700-3100 cm-1 karena vibrasi ulur dari O-H atau N-H. ikatan
hidrogen menyebabkan puncak melebar dan terjadi pergeseran kearah
bilangan gelombang yang lebih pendek . Sedangkan vibrasi C-H alifatik
timbul pada 3000-2850 cm-1 . Perubahan struktur dari ikatan C-H akan
menyebabkan puncak bergeser kearah yang maksimum. Ikatan C=H
timbul pada 3300 cm-1 . Hidrogen pada gugus karbonil aldehid
memberikan puncak pada 2745-2710 cm-1 . Puncak vibrasi ulur CH
dapat didefinisikan dengan mengamati atom H oleh deuterium. b) Pada
daerah ikatan rangkap tiga (2700-1850 cm-1 ), gugus-gugus yang
mengabsorpsi terbatas, seperti untuk vibrasi ulur ikatan rangkap terjadi
pada daerah 2250-2225 cm-1 (Misal : untuk –C=N pada 2120 cm-1 , -C -
=N - pada 2260 cm-1 ). Puncak untuk SH adalah pada 2600-2550 cm-1
untuk pH pada 2240-2350 cm -1 dan SiH pada 2260-2090 cm-1 . c) Pada
daerah ikatan rangkap dua (1950 – 1550 cm-1 ), vibrasi ulur dari gugus
karbonil dapat dikarakteristikkan di sini, seperti aldehid, asam, aminola,
karbonat, semuanya mempunyai puncak pada 1700 cm-1 . Ester, halida-
halida asam, anhidrida-anhidida asam, mengabsorpsi pada 1770-1725
cm-1 . Konjugasi menyebabkan puncak absorpsi menjadi lebih rendah
sampai 1700 cm-1 . Puncak yang disebabkan oleh vibrasi ulur dari –C=C-
dan C=N terletak pada 1690-1600 cm-1 , berguna untuk identifikasi
olefin. Cincin aromatik menunjukkan puncak dalam daerah 1650-1450
cm-1 , yang dengan derajad substitusi rendah (low degree of substitution)
menunjukkan puncak pada 1600, 1580, 1500, dan 1450 cm-1 . d) Daerah
sidik jari berada pada 1500-1700 cm-1 , dimana sedikit saja perbedaan
dalam struktur dan susunan molekul, akan menyebabkan distribusi
puncak absorpsi berubah. Dalam daerah ini, untuk memastikan suatu
senyawa organik adalah dengan cara membandingkan dengan
perbandingannya. Pita absorpsi disebabkan karena bermacam-macam
interaksi, sehingga tidak mungkin dapat menginterpretasikan dengan
tepat.
Analisis Kuantitatif dengan IR Dalam penentuan analisis kuantitatif
dengan IR digunakan hukum Beer. Kita dapat menghitung absortivitas
molar (ε) pada panjang gelombang tertentu, dimana salah satu
komponennya mengabsorpsi dengan kuat sedang komponen lain lemah
atau tidak mengabsorpsi. Absorbansi zat yang tidak diketahui jumlahnya
ditentukan pada panjang gelombang ini secara simultan. Hukum Beer
tidak dapat digunakan pada nilai absorbansi yang tinggi. Oleh karena itu
digunakan metode empiris. Metode Base line (gambar) adalah untuk
menyeleksi pita absorpsi yang dianalisa tidak jatuh kembali pada pita
komponen yang dianalisis. Jika Po menunjukkan intensitas sinar yang
didapat denagan cara menarik garis lurus tangensial pada kurva spektrum
absorpsi pada pita absorpsi yang dianalisis. Transmitan P, diukur dari
titik absorpsi maksimum. Kurva kalibrasi didapat dengan cara
menyalurkan nilai log (Po/Pt) terhadap konsentrasi. Karena pita IR yang
sempit, menyebabkan deviasi dari hukum Beer (yang dapat menyebabkan
hubungan antara absorbansi dan konsentrasi menjadi tidak linier)
kemungkinan kecil. Analisis kuantitaifnya ditunjukkan pada Gambar
1.31dan 1.32.
Spektroskopi infra merah dapat digunakan untuk menganalisis campuran
hidrokarbon aromatik, seperti C8C10 (mengandung xylena dalam bentuk
orto, meta, para dan etil benzena), dengan sikloheksana sebagai pelarut.
Kita ambil puncak disekitar panjang gelombang 12-15 μ, kita hitung
absorptivitas molar semua senyawa pada 13,47; 13,01; 12,58; 14,36 μ
yang merupakan daerah puncak dan menulis empat persamaan simultan
untuk menghitung konsentrasi masing-masing senyawa. Kebanyakan
penggunaan spektroskopi infra merah dalam analisis kuantitatif adalah
untuk menganalisis kandungan udara, misalnya jika udara mengandung
polutan seperti CO, metil etil keton, methanol, etilen oksida dan uap
CHCl3. sampel udara yang mengandung polutan atmosfer dianalisa
dengan alat IR. Polutan lain seperti CS2, HCN, SO2, nitrobenzene, vinil
klorida, diboran, kloropena, metil merkaptan, piridin, juga dapat dianalisa
secara kuantitatif dengan spektrofotometer infra merah. Teknik infra
merah dalam analisis kuantitatif mempunyai keterbatasan yang tidak
dapat diabaikan. Pertama tidak adanya hubungan antara hukum Beer dan
kompleksitas spektrum sehingga tumpang- tindihnya puncak-puncak.
Kedua, sempitnya puncak, akibat dari sinar hamburan menyebabkan
pemakaian lebar slit menjadi lebih besar. Sel yang sempit juga tidak
banyak digunakan untuk mengerjakan pekerjaan praktis.

FTIR digunakan untuk melakukan analisa kualitatif yaitu untuk


mengetahui ikatan kimia yang dapat ditentukan dari spektra vibrasi yang
dihasilkan olehsuatu senyawa pada panjang gelombang
tertentu.  Selain itu digunakan juga untuk analisa
kuantitatif  yaitu melakukan perhitungan tertentu dengan menggunakan
intensitas. Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi
energi dengan materi. Dalam percobaan ini materi berupa molekul
senyawa kompleks yakni garam rangkap CuSO4(NH3)2SO4.6H2O dan
garam kompleks [Cu(NH3)4]SO4 yang ditembak dengan energi dari
sumber sinar yang akan menyebabkan molekul
tersebut mengalami vibrasi. Sumber sinar yang digunakan adalah
keramik, yang apabika dialiri arus listrik maka keramik ini dapat
memancarkan infrared. Vibrasi dapat terjadi karena energi yang berasal
dari sinar infrared tidak cukup kuat untuk menyebabkan terjadinya
atomisasi ataupun eksitasi elektron pada molekul senyawa yang
ditembak dimana besarnya energi vibrasi tiap atom atau molekul
berbeda tergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya sehingga dihasilkan frekuaensi yang berbeda pula.

Perbedaan mendasar antara IR dan FTIR adalah pada FTIR


interferogramnya menggunakan mecrosem dan letak cerminnya (fixed
mirror dan moving mirror) paralel.Spektroskopi inframerah berfokus
pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400 –4000 cm-1 di
mana cm-1 disebut sebagai wavenumber (1/wavelength) yakni
suatu ukuran unit untuk frekuensi. Daerah panjang gelombang yang
digunakan pada percobaan ini adalah daerah inframerah pertengahan
(4.000 – 200 cm-1).
Sebelum menganalisa dengan FTIR, terlebih dahulu sampel yang akan
dianalisa harus dijadikan pellet. Pellet yang dibuat harus bening agar
dapat menerima interaksi dengan sinar infrared yang
ditembakkan melalui pellet. Pembuatan pellet sampel menggunakan KBr
dengan perbandingan yang cukup besar, yaitu dengan mencampurkan 1
mg sampel garam rangkap CuSO4(NH3)2.6H2O dan garam kompleks
[Cu(NH3)4]SO4 dengan 200 mg KBr sehingga pellet yang dihasilkan
tidak terlalu gelap / tebal dan sulit ditembus infrared. Oleh karena sampel
yang digunakan berupa senyawa kompleks yang
memiliki warna tertentu maka penggunaannya sangat
sedikit. Penggunaan sampel yang sedikit ini agar dihasilkan spektra yang
dapat terbaca dengan jelas dan tidak bertumpuk. Digunakan KBr karena
KBr tidak menghasilkan serapan pada IR sehingga yang teramati secara
langsung adalah serapan dari sampel. Pada pembuatan pellet ini divakum
karena didalamnya terdapat udara, vakum akan menyedot udara sehingga
sampel menjadi padat.  Pellet
yang dihasilkan dianalisis dengan spektroskopi FTIR.

Sebelum melakukan pengujian, dilakukan pengaturan pada alat FTIR


terlebih dahulu.Setelah siap, maka dilakukan pemblankoan dengan
mengukur spektra KBr. Pengkalibrasian alat FTIR menggunakan
polistirena. Setelah itu, barulah pellet dapat dianalisa.

Dari hasil pengujian sampel pada FTIR didapatkan hasil berupa spektra
masing-masing sampel. Pada garam rangkap didapat spektra dengan
analisa sebagai berikut :

Daerah frekuensi Jenis ikatan


3600-3000 O-H
3600-3300 N-H
2400-2000 Fenol, ikatan H
1700-1500 C=C stretching
1300-1000 C-O
1000-700 C-C Vibrasi
700-500 C-H bending
<500 Dianggap finger print

Sedangkan data analisa dari garam kompleks adalah sebagai berikut :

Daerah frekuensi Jenis ikatan


3600-3300 N-H
2400-2000 Fenol, ikatan H
1700-1500 C=C stretching
1500-1250 C-H
1300-1200 C-N
1000-700 C-C Vibrasi
700-500 C-H bending
<500 Dianggap finger print

Dari data tersebut dapat dilihat perbedaan antara sepktra dari garam
rangkap dan juga garam kompleks. Salah satunya adalah gugus O-H yang
terdapat pada garam rangkap tetapi tidak terdapat pada garam
kompleks. Selain itu ditemukan serapan C-O pada 1300 – 1000 cm-1.
Sedangkan pada garam kompleks, serapan 3600-3000 cm-1 bentuknya
tidak lebar melainkan meruncing yang diperkirakan adalah N-H. Garam
kompleks memiliki harga serapan 1402,25 sedangkan pada garam
rangkap 1400,32 pada serapan 1500-1250  cm-1. Adanya beberapa
perbedaan serapan antara garam rangkap dan juga garam kompleks dapat
disebabkan oleh adanya perbedaan interaksi yang terjadi antara atom
pusat molekul ligan.
Berdasarkan spectra yang diperoleh ada serapan yang kurang sesuai yaitu
gugus C-H, karena dalam senyawa sampel yang digunakan tidak terdapat
ikatan C-H. Hal ini mungkin dapat terjadi yang disebabkan adanya
ganguan dari luar ataupun saat pembuatan sampel yang kurang sempurna,
sehingga sampel yang terbentuk telah terkontaminasi yang
mengakibatkan adanya pergeseran spektra.

Hasil analisa FTIR hanya dapat digunakan untuk mengetahui ikatan yang
terdapat dalam suatu senyawa sampel. Hasil ini tidak dapat digunakan
untuk menentukan bentuk struktur dari sampel tersebut. Jadi untuk
analisa suatu senyawa perlu didukung dengan analisa lain seperti H-
NMR, C-NMR, dan MS.

CARA MEMBACA SPEKTRA FTIR


1. Tentukan sumbu X dan Y-sumbu dari spektrum. X-sumbu dari
spektrum IR diberi label sebagai "bilangan gelombang" dan jumlahnya
berkisar dari 400 di paling kanan untuk 4.000 di paling kiri. X-sumbu
menyediakan nomor penyerapan. Sumbu Y diberi label sebagai
"transmitansi Persen" dan jumlahnya berkisar dari 0 pada bagian bawah
dan 100 di atas.

2. Tentukan karakteristik puncak dalam spektrum IR. Semua spektrum


inframerah mengandung banyak puncak. Selanjutnya melihat data daerah
gugus fungsi yang diperlukan untuk membaca spektrum.

3. Tentukan daerah spektrum di mana puncak karakteristik ada. Spektrum


IR dapat dipisahkan menjadi empat wilayah. Rentang wilayah pertama
dari 4.000 ke 2.500. Rentang wilayah kedua dari 2.500 sampai 2.000.
Ketiga wilayah berkisar dari 2.000 sampai 1.500. Rentang wilayah
keempat dari 1.500 ke 400.
4. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah pertama. Jika
spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 4.000 hingga 2.500,
puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh NH, CH dan
obligasi OH tunggal.

5. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah kedua. Jika


spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.500 hingga 2.000,
puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap
tiga.

6. Tentukan kelompok fungsional diserap di wilayah ketiga. Jika


spektrum memiliki karakteristik puncak di kisaran 2.000 sampai 1.500,
puncak sesuai dengan penyerapan yang disebabkan oleh ikatan rangkap
seperti C = O, C = N dan C = C.

7. Bandingkan puncak di wilayah keempat ke puncak di wilayah keempat


spektrum IR lain. Yang keempat dikenal sebagai daerah sidik jari dari
spektrum IR dan mengandung sejumlah besar puncak serapan yang
account untuk berbagai macam ikatan tunggal. Jika semua puncak dalam
spektrum IR, termasuk yang di wilayah keempat, adalah identik dengan
puncak spektrum lain, maka Anda dapat yakin bahwa dua senyawa
adalah identik.
Tabel daerah gugus fungsi pada IR :

TABEL KARAKTERISTIK PENYERAPAN SINAR


INFRAMERAH
GRAFIK SPEKTRUM MURNI HASIL BACAAN
FTIR UNTUK JENIS POLIMER

-POLYPROPYLENE

- POLYETHYLENE

-
- POLYVINLYCHLORIDE

- LOW DENSITY POLYETHYLENE


- HIGH DENSITY POLYETHYLENE

- PET

-
JENIS-JENIS GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK DAN KEGUNAANNYA

Kegunaan Gelombang Elektromagnetik


 Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat
walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam
gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang
gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan.
Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang
adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang
melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari
kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi
elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang
dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang,
semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang
semakin tinggi frekuensinya.
Spektrum merupakan ragam dari rentangan panjang dari suatu gelombang
radiasi. Spektrum gelombang elektromagnetik adalah ragam gelombang
elektromagnetik yang dikategorikan berdasarkan rentang frekuensinya.
Spectrum gelombang elektromagnetik dipancarkan oleh transisi elektron
yaitu ketika suatu electron berpindah dari orbit satu ke orbit yang lain.

Jenis-Jenis spektrum gelombang elektromagnetik ada 7 macam. Jenis


tersebut dikategorikan berdasarkan besar frekuensi gelombangnya. Jika
diurutkan dari frekuensinya yang paling besar ke yang paling kecil
adalah:
- Gelombang Radio

Gelombang ini memiliki panjang sekitar 103 meter dengan frekuensi


sekitar 104Hertz. Sumber gelombang ini berasal dari rangkaian oscillator
elektronik yang bergetar. Rangkaian oscillator tersebut terdiri dari
komponen resistor (R), induktor (L), dan kapasitor (C). Spektrum
gelombang radio dimanfaatkan manusia untuk teknologi radio, televisi,
dan telepon.
- Gelombang Mikro

Gelombang ini memiliki panjang sekitar 10-2 meter dengan frekuensi


sekitar 108hertz. Gelombang ini dihasilkan oleh tabung klystron,
kegunaanya sebagai penghantar energy panas. Salah satu contoh
penggunaan gelombang micro yaitu pada oven microwave yang berupa
efek panas untuk memasak. Gelombang micro dapat mudah diserap oleh

suatu benda dan juga menimbulkan efek pemanasan pada benda tersebut.
Selain itu, gelombang micro juga dapat digunakan untuk mesin radar.

·         Gelombang Infra Merah

Gelombang ini memiliki panjang sekitar 10-5 meter dengan frekuensi


sekitar 1012hertz. Gelombang infra merah dihasilka ketika molekul
electron bergetar karena panas, contohnya tubuh manusia dan bara api.
Manfaat kegunaan lain yaitu untuk remote TV dan transfer data di ponsel.

·         Gelombang Cahaya Tampak

Sesuai namanya, spketrum ini berupa cahaya yang dapat ditangkap


langsung oleh mata manusia. Gelombang ini memiliki panjang 0.5x10-
6 meter dengan frekuensi 1015 hertz. Dan  gelombang cahaya tampak
sendiri terdiri dari 7 macam yang disebut warna. Jika diurutkan dari yang
paling besar frekuensinya adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu.

·       Gelombang Ultra Violet

Gelombang UV memiliki panjang 10-8 meter dengan frekuensi


1016 hertz. Gelombang ini berasal dari matahari dan juga dapat
dihasilkan oleh transisi elektron dalam orbit atom, busur karbon, dan
lampu mercury. Funsi UV dapat bermanfaat dan dapat berbahaya bagi
manusia. Salah satu contoh fungsi sinar UV adalah sebagai detector untuk
membedakan uang asli dan uang palsu.
·      

-   Gelombang Sinar X

Gelombang ini memiliki panjang 10-10 meter dan memiliki frekuensi


1018hertz. Gelombang sinar X sering disebut juga dengan sinar rontgen,
karena gelombang ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan rontgen di
rumah sakit.

  

-  Gelombang Sinar Gamma

Gelombang ini memilik panjang 10-12 meter dengan frekuensi


1020hertz. Dihasilkan dari peristiwa peluruhan radioaktif atau inti atom
yang tidak stabil.Gelombang sinar gamma merupakan gelombang yang
memiliki frekuensi paling besar dan serta panjang gelombang terkecil.
Sehingga daya tembusnya sangat besar, bahkan bisa menembus plat besi.
Salah satu fungsi dari sinar gamma yaitu dapat digunakan dalam
kedokteran sebagai pembunuh sel kanker dan sterilisasi alat – alat
kedokteran

Anda mungkin juga menyukai