Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
i
KATA PENGANTAR
ii
ABSTRAK
Biosintesis nanopartikel emas telah dicapai melalui pengurangan larutan asam
kloroaurat dengan biomassa kering alga hijau eplitik air tawar, crisp Prasiola,
yang dikumpulkan dan ekosistem sungai ketinggian tinggi di negara bagian
Arunachal Pradesh, India. Nanopartikel yang disintesisi ditandai dengan difraksi
sinar-X serbuk(UV,XRD), miskroskop elektron transmisi (FT), FT-IR dan studi
DLS. Spektrum UV-Vis dari nanopartikel emas yang disintesis menunjukkan
resonansi plasmon permukaan (SPR) sekitar 535 nm setelah 12 jam. Pola bedak
XDR melengkapi bukti pembentukkan struktur kubik berpusat muka emas yang
memiliki ukuran kristal rata – rata 9,8 nm. Gambar TEM menunjukkan
nanopartikel menjadi bentuknya hampir bulat dengan ukuran berkisar antara 5-25
nm.
Kata kunci : nanopartikel emas, alga hijau, ekstrakseluler
ABSTRACT
Biosynthesis of gold nanoparticles has been achieved via reduction
of an aqueous chloroauric acid solution with dried biomass of a
freshwater epilithic green alga, Prasiola crispa, collected from a
high altitude river ecosystem in Arunachal Pradesh state, India. The
synthesized nanoparticles were characterized by UV–visible,
powder X-ray diffraction (XRD), transmission electron microscopy
(TEM), FT-IR, and DLS studies. The UV–visible spectrum of the
synthesized gold nanoparticles showed a surface plasmon resonance
(SPR) around 535 nm after 12 h. The powder XRD pattern furnished
evidence for the formation of face-centered cubic structure of gold
having average crystallite size 9.8 nm. The TEM images showed the
nanoparticles to be nearly spherical in shape with sizes in the range
of 5–25 nm.
Key word : gold nanoparticles, green alga, ekstraceluler
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
titik persimpangan antara nanoteknolgi dan bioteknologi yang menyebabkan
pengembangan bahan baru yang memiliki banyak pengaplikasiannya. Bebepara
peneliti telah menemukan sintesis sederhana untuk nanopartikel logam yang
memanfaatkan ekstrak biomaterial sebagai sumber agen reduksi. Biosintesis
nanopartikel oleh berbagai organisme laut telah ditinjau secara komprehensi. Di
antara nanopartikel metalik, nanopartikel emas saat ini sedang dalam penyelidikan
intensif karena penerapannya yang luas pada perangkat optoelektronik,
biosensor,dan katalisis.
Alga hijau air tawar, Crispy prasiola yang berada di ekosistem beriklim
sedang. Dianggap sebagai model untuk mensintesis, menggumpulkan dan
memetabolisme berbagai zat penyerapan UV yang disebut mycosporine seperti
asam amino (MAA) sebagai bagian keseluruhan untnuk mengurangi efek merusak
radiasi ultraviolet lingkungan (UVR). Dengan demikian penelitian ini dilakukaan
untuk biosintesis nanopartikel emas menggunakan alga hijau air tawar, P cripa,
yang berfungsi sebgai reduktan dan stabilizer. Nanopartikel emas yang telah
dibentuk akan dikarakterisasi dengan Ultraviolet-Visibel (UV-Vis), X-Ray
Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared (FT-IR), Delsa Nano S (DLS)
dan Transmission Electron Microscope (TEM).
2
1.2 Batasan Masalah
1. Alga hijau yang digunakan untuk penelitian adalah alga hijau, P crispa
yang dikumpulkan dari ekosistem sungai berilkim sedang dengan
ketinggian dari kabupaten kameng barat (90130’-92140’ bujur timur dan
26154’-28101’ lintang timur) negara bagian arunachal pradesh, India
Timur Laut
2. Konsentrasi asam kloroaurat yang digunakan (10-3M)
3. Karakterisasi nanopartikel emas menggunakan Spektrofotometri UV-Vis,
XRD, DLS, TEM, FT-IR,
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka didapatkan rumusan masalah seperti
berikut :
1. Apakah ekstrakselular menggunakan biomassa kering alga hijau air tawar,
P crispa dapat mensintesis nanopartikel emas?
2. Bagaimana karakteristik dari nanopartikel emas yang di hasilkan
menggunakan biomassa kering alga hijau air tawar, P crispa ?
3. Apa yang berfungsi sebagai penstabil dan zat pereduksi dari ekstrakselular
yang menggunakan biomassa kering alga hijau air tawar, P crispa ?
1.4 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah didapatkan lah tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Mempelajari proses sintesis nanopartikel perak dari biomassa kering alga
hijau air tawar P crispa
2. Memperlajari karakter dan bentuk nanopartikel emas
3. Mempelajari zat yang berfungsi sebagai pereduksi dan penstabil
nanopartikel emas
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi pada pengembangan proses
pembuatan nanopartikel emas yang menggunakan bioreduktor ekstrakselular dari
biomassa kering alga hijau air tawar P crispa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Nanoteknologi
Nanoteknologi mendeskripsikan ilmu mengenai sistem serta pelaratan
yang berukuran nanometer. Nanoteknologi berkaitan dengan struktur materi yang
mempunyai dimensi permiliar (10−9 ). Nanoteknologi adalah suatu teknologi
yang dihasilkan dengan memanfaatkan sifat – sifat molukel atau suatu atom
apabila berukuran nanometer. Sebuah nanopartikel adalah suatu partikel
berukuran nanometer (nm).
2.1.1.1 Nanopartikel
Nanopartikel didefiniskan sebagai partikel yang memiliki ukuran 1-100
nm. Sifat dari suatu material akan berubah seiring dengan ukuran yang semakin
mendekati ukuran nano. Nanopartikel terkadangan memiliki sifat terlihat yang
tidak terduga karena dengan ukuran yang cukup kecil tetapi dapat
menghamburkan cahaya dibandingkan mengabsorpsinya. Nanopartikel dapat
dibuat dengan metode kimia ataupun metode fisika. Metode fisika (top down)
yaitu dengan cara memecah padatan logam menjadi partikel – partikel kecil
berukuran nano. Sedangkan metode kimia yang dilakukan dengan reaksi kimia
yang menyebabkan ukuran dari partikel atom dari prekursor yang dhasilkan bisa
berukuran nano. Ion -ion logam yang dapat dijadikan nanopartikel seperti logam
Au, Pt, Ag, Pd. Sedangkan contoh dari zat pereduksi adalah natrium sitrat (
𝑁𝑎3 𝐶6 𝐻5 𝑂7).
4
produksi nanopartikel yang ramah lingkungan mulai gencar dikembangkan.
Biosintesis dengan metode reduksi dalam preparasi nanopartikel emas merupakan
suatu metode dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen pereduksi.
Mikroorganisme yang digunakan adalah jamur, khamir, dan bakteri. Pada proses
sintesis nanopartikel dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu temperatur,
kecepatan pengadukan, zat penstabil, pH larutan dan konsentrasi. Faktor-faktor
tersebut menentukan ukuran dari partikel emas yang dihasilkan.
5
spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya pengabsorpsian energi cahaya
oleh suatu sistem kimia itu sebagai fungsi dari panjang gelombang radiasi,
demikian pula pengukuran pengabsorpsian yang menyendiri pada suatu panjang
gelombang tertentu.
Spektrofotometri adalah metode dengan alat yang terdiri dari spektrometer
dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan atau diabsorpsi, jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur
energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Pada spektrofotometri UV-Vis terjadi interaksi cahaya sinar tampak dengan
suatu larutan berwarna yang menyerap sinar tampak (yang dipancarkan), sehingga
sampel yang akan dianalisis harus dalam bentuk larutan berwarna (Hendayana,
1994). Suatu zat memiliki warna karna adanya proses penyerapan sinar tampak.
Warna yang dapat diamati oleh mata telanjang adalah warna komplementer dari
sinar tampak yang diserap oleh suatu zat. Misalnya zat/objek menyerap sinar
tampak merah maka warna kompelenternya adalah hijau, jadi warna yang dapat
diamati dengan mata telanjang adalah warna hijau. Pada tabel 2.1 dapat diamati
spektrum cahaya tampak dan warna-warna komplementernya.
2.1.3.2 XRD
6
X-Ray Difraction (XRD) merupakan suatu teknik pengujian yang
digunakan untuk menetukan unsur dan senyawa kimia, struktur kristal, parameter
kisi , voleme kisi dan lain-lainTeknik mengujian ini tidak merusak material yang a
kan diuji maupun manusia.
2.1.3.3 TEM
2.1.3.4 DLS
2.1.3.5 FT-IR
7
Sebagian dari radiasi infrared diserap oleh sampel dan sebagian lainnya
diteruskan. Frekuensi dari suatu vibrasi akan menentukan spectrum yang
dihasilkan dengan penggambarkan transmitan. Darsi spectrum inilah dilhat ikatan
– ikatan apa saja yang berubah maupun yang dihasilkan dari sampel(Krisnawan,
2009)
8
2.3 Hipotesis
9
2.4 Kerangka Berfikir
Nanopartikel Metalik
Penggunaan Nanopartikel sudah
dalam penelitian
sangat banyak dalam kehidupan.
intensif
Nanopartikel Nanopartikel
Emas Perak
Biosintesis Biosintesis
nanopartikel nanopartikel
dengan tumbuhan dengan
mikroorganisme
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan
Alga hijau, P crispa yang dikumpulkan dari ekosistem sungai berilkim sedang
dengan ketinggian dari kabupaten kameng barat (90130’-92140’ bujur timur dan
26154’-28101’ lintang timur) negara bagian arunachal pradesh, India Timur Laut,
Air tawar, Air suling, Asam Kloroaurat
3.2 Alat
Mortir kaca, spektrofotometer UV( UV Shimadzu 1601), XRD (Difraktometer
sinar-X Bruker AXS D8-Advance) , TEM, DLS menggunakan Delsa Nano
S,Beckman Coulter, AS. FT-IR( Spektrometer Shimadzu varian 4300 pada pelet
KBr).
11
Spektrum penyerapan direkam pada spektrofotometer UV Shimadzu
1601, Pengukura XDR dilakukan pada sebuah difraktometer sinar-X
bruker AXS D8-Advance dengan Cu-kɑ radiasi (𝝺 1.5481 Å) dengan
Kecepatan memindai 21/menit. Kisi – kisi TEM disiapkan
dengan menggunakan beberapa tetes partikel nano yang
diikuti pengeringan. Distribusi ukuran partikel ditentukan
oleh teknik hamburan cahaya dinamis (DLS) menggunakan
Delsa Nano S, Beckam Coulter As. Spektrum FT-IR dicatat
pada spektrometer Shimadzu Varian 4300 KBr.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
13
ditunjukan oleh referensi warna ungu dari larutan dan posisi pita
SPR stabil.
Selanjutnya karakterisasi nanopartikel Emas menggunakan XRD
didapatkan sebagai berikut :
14
Gambar 3. Gambar TEM
Dari gambar EM yang dihasilkan, menunjukkan bahawa
nanopartikel emas yang disintesis hampir berbentuk bola dengan
ukuran berkisar antara 5-25 nm. Citra HRTEM menunjukkan
garis kisi antara dua bidang yang berdekatan menjadi 0,233 nm
yang sesuai dengan pemisahan antarplanar dari bidang (111)
struktur kubik emas berpusat muka. Pola difraksi elektron (ED)
menunjukkan sifat polikristal dari bahan yang disintesis.
Karakterisasi nanopartikel emas selanjutnya dilakukan
dengan studi DLS. Didapatkan hasil sebgai berikut :
15
Intensitas diferensial yang terkait dengan distribusi ukuran partikel nanopartikel
emas diperoleh dari studi DLS. Diameter partikel rata – rata dengan diameter rata
– rata kumulatif masing – masing ditentukan 10.078,6 nm dan 30,1 nm. Ukuran
partikel yang lebih besar dan lebih banyak polydispersitas yang diamati pada studi
DLS dibandingkan TEM dikaitkan dengan fakta bahwa ukuran terukur termasuk
juga biomaterial yang mencakup permukaan nanopartikel emas.
Karakterisasi terakhir untuk nanopartikel emas ini dapat menggunakan FTIR, dan
didapatkan hasil dari FTIR sebgai berikut :
16
bioreduktsi lengkap, mengesampingkan jalur intraseluler. Bioreduksi disini
diperkirakan mengikuti jalur ekstrakseluler seperti yang ditunjukkan oleh warna
ungu larutan dan juga munculnya pita serapan sekitar 535 nm. Pemanfaatan
ekstrak tumbuhan untuk sintesis struktur nano emas cukup banyak dimana –
mana. Dalam banyak penelitian semacam itu, air bertanggung jawab untuk
pengurangan bio diperoleh pada kondisi mendidih. Bakteri anaerobik, alga
Shewanella, telah digunakan unuk mengakses nanopartiekl emas dimana gas
hidrogen bertindak sebagai donor elektron. Ekstraksi biosintesis ekstraseluler
nanopartikel emas monodispersi oleh aktinomiset, thermomonospora sp, juga
tercatat. Namun, dibutuhkan waku hampir 120 jam untuk bioreduksi secara
sempurna. Sebagai perbandingan, sintesis ini dilakukan pada suhu kamar dan
melibatkan waktu yang jauh lebih rendah tanpa butuh agen pereduksi eksternal.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Proses biosintesis Ekstrakseluler menggunakan biomassa kering alga hijau air
tawar, P cripsa, menghasilkan nanopartikel yang sangat stabil, tanpa
menggunakan zat pereda eksternal. Molekul protein yang ada di alga berfungsi
dua kali lipat sebagai zat pereduksi dan penstabil. Strategi saat ini adalah facile,
satu langkah dan ramah lingkungan untuk sintesis berskala besar nanopartikel
emas.
18
DAFTAR PUSTAKA
19